Rabu, 06 April 2016

PENGENALAN ALAT-ALAT METEOROLOGI

ACARA I
PENGENALAN ALAT-ALAT METEOROLOGI
I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Stasiun meteorologi pertanian adalah suatu tempat yang mengadakan pengamatan secara terus-menerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan (atmosfer) serta pengamatan tentang keadaan biologi dari tanaman dan objek pertanian lannya. Dalam persetujuan internasional, suatu stasiun meteorologi paling sedikit mengamati keadaan iklim selama 10 tahun berturut-turut hingga didapatkan gambaran umum tentang rerata keadaan iklim, batas-batas ekstrim dan juga pola siklusnya.
Koordinasi secara luas mengenai pengumpulan dan pengelolaan data meteorologi dilakukan oleh World Meteorology Organization (WMO) yang berkedudukan di Geneva. Di Indonesia, koordinasi dilakukan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di bawah Dinas Perhubungan (Dishub) yang berkedudukan di Jakarta.
Peralatan yang digunakan dalam pengamatan cuaca sangat banyak jumlah dan jenisnya. Peralatan-peralatan tersebut terdiri atas alat pengukur curah hujan, pengukur kelembaban nisbi udara, pengukur suhu udara, pengukur suhu, dan kelembaban nisbi udara, pengukur suhu tanah, pengukur suhu air, pengukur panjang penyinaran matahari, pengukur kecepatan angin, dan pengukur evaporasi.
Data anasir cuaca dan tempat-tempat berlainan baru dapat dibandingkan melalui cara pengukuran dan tingkat ketelitian sera ketepatan yang sama. Keseragaman yang dibutuhkan untuk pertukaran data cuaca secara internasional adalah:
a.         Waktu pengamatan,
b.        Satuan anasir cuaca,
c.         Ketelitian dan ketepatan alat, dan
d.        Penentuan letak stasiun.
B. TUJUAN
     1. Mengenal stasiun meteorologi pertanian dan alat-alat pengukur anasir cuaca yang biasa   
         digunakan dalam bidang meteorologi pertanian.
     2. Mempelajari prinsip kerja, cara penggunaan alat, serta macam dan kualitas data yang  
        dihasilkan dari sesuatu alat pengukur anasir cuaca.


II. TINJAUAN PUSTAKA
Informasi kondisi iklim dan cuaca suatu daerah dibutuhkan dalam mencapai keberhasilan pertanian. Lobell dan Field (2007) cit. Licker et al. (2010) mengungkapkan bahwa kondisi iklim memberikan pengaruh yang cukup besar atas hasil panen yang diperoleh dari lahan pertanian secara global. Setiap jenis tanaman menghendaki kondisi lingkungan tertentu agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga mampu berproduksi maksimal. Jika kondisi iklim dan cuaca suatu daerah sesuai dengan lingkungan hidup yang dikehendaki tanaman, maka proses hidupnya akan berjalan dengan baik.
Selain itu, informasi kondisi iklim dan cuaca dibutuhkan dalam usaha pengkondisian lingkungan agar mendukung proses hidup jenis tanaman yang akan dikembangkan. Sebagai contoh, kondisi cuaca dan karakter tanah suatu daerah dapat digunakan untuk menentukan model penanaman dalam lahan pertanian (Reidsma et al., 2008). Kegunaan lain dari informasi kondisi iklim dan cuaca adalah untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Dalam hal ini, pengetahuan tentang curah hujan, kelembaban, dan temperatur lingkungan dapat membantu petani dalam mengenali serangan hama yang akan datang (Wahyono dan Subanar, 2012). Dengan demikian, petani dapat merencanakan dan menentukan cara pencegahan dan penanganan terhadap serangan hama sejak dini.
Informasi rekaman kondisi iklim didapat melalui analisis berbagai pengamatan yang terkait dengan anasir iklim dan cuaca (National Research Council of The National Academies, 2009). Pengamatan tersebut dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Pengamatan secara langsung dilakukan dengan alat tertentu melalui kontak langsung antara alat pengukur dengan suatu unsur iklim atau cuaca. Pada pengamatan tidak langsung, tidak ada kontak antara alat dengan anasir iklim atau cuaca, dan pengukuran dilakukan dengan alat-alat seperti satelit atau radar (Ackerman dan Knox, 2012). Setiap anasir iklim dan cuaca diukur dengan peralatan tertentu dan kebanyakan peralatan tersebut diaplikasikan secara manual.
Saat ini, dikenal suatu alat bernama Automatic Weather Station atau AWS. Sebagian besar perangkat AWS memiliki termometer, anemometer, higrometer, dan barometer. Kelebihan dari AWS adalah dapat mengukur beberapa anasir iklim atau cuaca dengan satu peralatan. Selain itu, AWS bekerja secara otomatis sehingga dapat menghemat tenaga kerja dan memperoleh data yang lebih akurat dari penggunaan alat ukur manual (Anonim, 2007).


III. METODOLOGI
Praktikum Klimatologi Dasar acara I tentang pengenalan alat – alat meteorologi dilaksanakan pada hari Senin, 15 September 2014, di Laboratorium Agroklimatologi, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Pada acara praktikum ini, diperkenalkan alat-alat meteorologi pertanian. Pertama adalah alat pengukur curah hujan yang terdiri dari dua macam alat yaitu ombrometer tipe observarium dan ombograf. Kedua adalah alat pengukur kelembapan nisbi udara yang terdiri dari empat macam alat yaitu psikometer sangkar, sling psikometer, psikometer tipe asman dan higrograf. Ketiga adalah alat pengukur suhu udara yang terdiri dari empat macam yaitu termometer biasa, termometer maksimum, termometer minimum, dan termometer maksimum-minimum Six Bellani. Keempat adalah alat pengukur suhu udara sekaligus kelembaban nisbi udara yang terdiri dari dua alat yaitu termohigrometer dan termohigrograf. Kelima adalah alat pengukur suhu air yaitu termometer maksimum-minimum permukaan air. Keenam adalah alat pengukur suhu tanah yang terdiri dari enam alat yaitu termometer permukaan tanah, termometer tanah selubung kayu, termometer tanah tipe bengkok, termometer tanah tipe symons, stick termometer dan termometer maksimum-minimum tanah. Ketujuh adalah alat pengukur panjang penyinaran yang terdiari dari dua macam alat yaitu solarimeter tipe Jordan dan solarimeter tipe Combell Stocker. Kedelapan adalah alat pengukur intensitas penyinaran matahari yaitu aktinograf dwi logam. Kesembilan adalah alat pengukur kecepatan angin yang terdiri dari tiga macam alat yaitu cup anemometer, hand anemometer, dan bisam anemometer. Kesepuluh adalah alat pengukur evaporasi yang terdiri dari dua macam alat yaitu piche evaporimeter dan panci evaporasi kelas-A. Setelah praktikan menuliskan keterangan pada borang yang disediakan.
Pada kesempatan ini diperkenalkan juga stasiun khusus untuk bidang pertanian kepada praktikan, kemudian asisten menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan stasiun pengamatan. Praktikan mengamati alat-alat pengukur anasir cuaca kemudian mencatat nama dan kegunaan alat, satuan dan ketelitian pengamatan, keterangan singkat dari prinsip kerja, cara kerja, cara pemasangan serta cara pengamatan. Dari hasil pengamatan kemudian praktikan membuat uraian singkat mengenai perbandingan kelebihan dan kekurangan antar alat yang diamati baik dari segi ketelitian pengamatan maupun kepraktisan.



IV. HASIL PENGAMATAN

A.  Alat Pengukuran Curah Hujan


1.    Ombrometer tipe Observatorium
Gambar 1.1 Ombrometer tipe Observatorium
 



Keterangan Gambar
a.    Mulut penakar seluas 100 cm².
b.    Corong sempit.
c.    Tabung penampung dengan kapasitas setara 300-500 mm CH.
d.   Kran



·      Fungsi                                 : Mengukur jumlah hujan harian
·      Satuan Alat                         : mm
·      Satuan Pengukuran             : mm
·      Ketelitian Alat                    : 0,5 mm
·      Prinsip Kerja                       : Penampung curah hujan
·      Cara Kerja
Air hujan masuk ke dalam mulut penangkar, lalu masuk ke corong sempit dan menuju ke tabung penampung yang mempunyai diameter corong, kemudian kran dibuka, hingga air mengalir ke gelas penangkar.
·      Cara Pemasangan   :
a.    Alat ditempatkan di lapangan terbuka dengan jarak terhadap pohon atau bangunan terdekat sekurang-kurangnya sama dengan tinggi pohon atau bangunan tersebut.
b.    Permukaan mulut corong harus benar-benar horizontal dan dipasang pada ketinggian 120 cm dari permukaan tanah.
·      Cara Pengamatan    :
a.    Pengamatan dilakukan setiap pukul 07.00.
b.    Data curah hujan harian didapat dengan membuka keran dan airnya di tampung dalam gelas penakar yang bersatuan mm tinggi air.
c.    Ketelitian pengamatan sampai dengan 0,2 mm.
d.   Hujan kurang dari 0,5 mm dianggap tidak ada curah hujan meskipun dicatat
e.    Jika gelas penakar pecah, pengukuran dapat dilakukan dengan mengukur volume air yang tertampung dalam gelas ukur biasa. Karena luas penampang corong pada alat pengukur curah hujan adalah 100cm2, setiap volume 100cc air hujan sama dengan 1 mm tinggi muka air.



2.    Ombrograf
Gambar 1.2 Ombrograf
 


Keterangan Gambar
a.    Mulut penakar.
b.    Corong sempit.
c.    Tabung penampung.
d.   Tabung penampung utama dengan kapasitas setara 60 mm CH.
e.    Saluran pembuangan air dengan sistem bejana berhubungan.
f.     Silinder kertas grafik.
g.    Pelampung


·      Fungsi                                 : Mengukur dan mencatat jumlah hujan
·      Satuan Alat                         : mm
·      Satuan Pengukuran             : mm
·      Ketelitian Alat                    : 2 mm
·      Prinsip kerja                        : Prinsip pelampung.
·      Cara Kerja
Air hujan ditampung dalam silinder yang di dalamnya terdapat sebuah pelampung yang dapat bergerak keatas oleh air hujan yang tertampung. Curah hujan kemudian dicatat pada pias dengan sebuah pena pencatat yang digerakan oleh pelampung tersebut. Jika pena tersebut mencapai batas atas 20 mm artinya, pelampung dalan silinder akan terbuang melalui sifon pada silinder dan pena kemudian turun kebatas bawah yaitu titik 0 mm dari pias disebabkan pelampungnya turun kembali kekedudukan semula.

·      Cara Pemasangan
a.    Syarat penempatan alat seperti ombrometer tipe observatorium- alat ditempatkan di lapangan terbuka dengan jarak terhadap pohon dan bangunan terdekat sekurang-kurangnya sama dengan tinggi pohon atau bangunan tersebut.
b.    Alat dipasang di atas permukaan tanah dengantinggi permukaan mulut corong 40 cm dari permukaan tanah
·      Cara Pengamatan
a.    Kertas grafik dipasang pada silinder yang berputar secara otomatis.
b.    Penggantian kertas grafik dilakukan seminggu sekali.
c.    Pencatatan curah hujan bersifat kumulatif, dengan kapasitas maksimum penampung 60 mm.
d.   Banyaknya curah hujan dan terjadinya hujan (waktu dan intensitasnya) dapat dibaca dari kertas grafik.

B.  Alat Pengukur Kelembaban Nisbi Udara


1.    Psikrometer Sangkar
Gambar 1.3 Psikrometer Sangkar





Keterangan Gambar
a.    Statif.
b.    Termometer bola basah.
c.    Termometer bola kering.
d.   Kain kasa yang dibasah.
e.    Bejana tempat air


·       Fungsi                                 : Mengukur kelembaban nisbi udara.
·       Satuan Alat                         : ºC
·       Satuan Pengukuran             : %
·       Ketelitian Alat                    : 0,50C
·       Prinsip Kerja                       : Prinsip termodinamika
·       Cara Kerja
Psikometer sangkar terdiri dari dua thermometer yang dipasang berdampingan, kalor atau suhu sekitar thermometer diserap reservoir pada thermometer bola kering (TBK) yang akan memisahkan air raksa yang menunjukkan skala tertentu. Sedangkan thermometer bola basah (TBB) menunjukkan kalor yang diserap reservoir digunakan untuk menguapkan zat cair yang ada di kain kasa yang dibasahi air. Sehingga dalam penggunaannya akan didapat bahwa TBK > TBB.
·       Cara Pemasangan
a.    Psikrometer dipasang dalam sangkar meteo.
b.    Kain kasa pada termometer bola basah harus tetap bersih dan selalu dibasahi secara kapilaritas.
·      Cara Pengamatan
a.    Pengamatan dilakukan tiga kali sehari, pada pukul 07.00, 13.00/14.00, dan 18.00
b.    Mula-mula dilakukan pembacaan suhu termometer bola basah (TBB) kemudian termometer bola kering (TBK).
c.    Pembacaan dilakukan sampai ketelitian 0,1ºC, kelembaban nisbi dicari dalam total, berdasarkan nilai selisih suhu pada TBK dan TBB.


2.    Sling Psikrometer
Gambar 1.4 Sling Psikrometer

Keterangan Gambar
a.    Termometer bola basah.
b.    Termometer bola kering.
c.    Pegangan.






·           Fungsi                                 : Mengukur kelembaban nisbi udara sesaat.
·           Satuan Alat                         : ºC
·           Satuan Pengukuran             : %
·           Ketelitian Alat                    : 0,2ºC
·           Prinsip Kerja                       : Prinsip termodinamika/adiabatik (beda TBB dan TBK)
·           Cara Kerja
Sama dengan sling psikometer namun dusini pemutaran digantikan oleh kipas, yaitu dengan cara kunei (skrup pemutar pegas) diputar – kipas berputar – kalor – pengeringan TBB.
·           Cara Pemasangan              : jinjing (portable)
·           Cara Pengamatan
a.    Sebelum digunakan, kain kasa di TBB ditetesi air secukupnya.
b.    Selanjutnya sling psikrometer diputar ± 33 kali dengan kecepatan 4 putaran/detik.
c.    Pengamatan selanjutnya sama seperti pada seperti pada termometer sangkar.



3.    Psikrometer Tipe Assman
Gambar 1.5 Psikrometer Tipe Assaman



Keterangan Gambar
a.    Termometer bola basah.
b.    Termometer bola kering.
c.    Kipas.
d.   Sekrup pemutar pegas.
e.    Saluran angin




·       Fungsi                                 : Mengukur kelembaban nisbi udara sesaat.
·       Satuan Alat                         : ºC
·       Satuan Pengukuran             : %
·       Ketelitian Alat                    : 0,2ºC
·       Prinsip Kerja                       : Prinsip termodinamika/adiabatik (beda TBB dan TBK)
·       Cara Kerja
Sama dengan sling psikometer namun di sini pemutaran digantikan oleh kipas, yaitu dengan cara kunci (skrup pemutar pegas) diputar – kipas berputar – kalor – pengeringan TBB.
·       Cara pemasangan                : jinjing (portable)
·       Cara Pengamatan
1.    Sebelum dipakai,  kain kasa di TBB ditetesi air secukupnya.
2.    Pegas kipas diputar, sehingga kipas akan mengalirkan udara dengan kecepatan ± 5 m/s pada bagian reservoir.
3.    Setelah suhu termometer konstan, dilaksanakan pembacaan seperti pada psikometer jangkar.


4.    Higrograf
Gambar 1.6 Higrograf


Keterangan Gambar
a.       Rambut.
b.      Sistem tuas.
c.       Pena/penera grafik.
d.      Silinder kertas grafik



·       Fungsi                                 : Mengukur kelembaban nisbi udara sesaat.
·       Satuan Alat                         : %
·       Satuan Pengukuran             : %
·       Ketelitian Alat                    : 1 %
·       Prinsip Kerja                       : Berdasarkan perubahan panjang bahan higroskopis jika menyerap atau menguap air.
·       Cara Kerja
Dengan cara menggerakan tuas sehingga terjadi peregangan pada rambut, rambut sebagai sensor dan piasnya dibuat dapat harian atau mingguan.
·       Cara Pemasangan               : Dipasang pada sangkar meteo.
·       Cara Pengamatan
a.    Dipasang kertas grafik pada silinder yang dapat diputar secara otomatis.
b.    Penggantian kertas grafik dilakukan sekali dalam seminggu.
c.    Kelembaban nisbi udara dalam satuan persen (%) dapat dibaca pada kertas grafik.
d.   Alat ini dapat digunakan untuk mengetahui ayunan kelembaban nisbi udara selama satu  minggu.







C.  Alat Pengukur Suhu Udara


1.    Termometer Biasa.
Gambar 1.7 Termometer Biasa







Keterangan Gambar
a.    reservoir
b.    pipa kapiler berisi alkohol atau raksa




·       Fungsi                                     : Mengukur suhu udara.
·       Satuan Alat                 : ºC
·       Satuan Pengukuran     : ºC
·       Ketelitian Alat                        : 0,5ºC
·       Prinsip Kerja               : Muai ruang zat cair
·       Cara Kerja
Jika suhu naik air raksa mengembang dan panjang kolom air   raksa dalam tabung bertambah, sebaliknya jika turun suhu air raksa mengerut dan kolom dalam air raksa memendek.
·       Cara Pemasangan
Dipasang sekaligus sebagai termometer bola kering pada psikrometer sangkar
·       Cara Pengamatan
a.    Suhu udara dapat dibaca pada skala termometer dengan ketelitian 0,10C
b.    Mata pengamat harus tegak lurus terhadap kolom raksa
c.    Pengamatan dilakukan 3 kali sehari (pukul 07.00,13.00,14.00 dan 18.00


2.      Termometer Maksimum Udara.
Keterangan Gambar
a.    Reservoir
b.    Celah sempit
c.    Pipa kapiler berisi air raksa



Gambar 1.8 Termometer Maksimum Udara
 

·      Fungsi                                 : Mengukur suhu udara maksimum 
·      Satuan Alat                         : ºC
·      Satuan Pengukuran             : ºC
·      Ketelitian Alat                    : 0,5ºC
·      Prinsip Kerja                       : Muai ruang zat cair.
·      Cara Kerja
Termometer dilengkapi dengan indek yang hanya dapat bergerak ke arah reservior jika raksa menyusut, jika suhu naik maka air raksa yang mengembang dapat melewati celah sempit, penurunan suhu air raksa akan menyusut tetapi penyempitan tidak tidak melewatkan air raksa di dalam tabung menuju tandon/reservoir.
·      Cara Pemasangan
Alat dipasang pada sangkar meteo (miring ± 2 terhadap suhu horizontal), dengan bagian resrvoir lebih rendah.
·      Cara Pengamatan   
a.    Suhu maksimum dapat dibaca tepat pada permukaan kolom air raksa.
b.    Setelah pengamatan, alat dipasang pada posisi bagian reservoir disebelah luar dan dikibaskan sampai tidak terdapat pemutusan kolom air raksa di celah sempit dan dipasang untuk pemasangan selanjutnya.
c.  Pengamatan dilakukan pada pukul 16.00.


3.      Termometer Minimum Udara.






Keterangan Gambar
a.    Reservoir.
b.    Indeks penunjuk suhu minimum.
c.    Pipa kapiler berisi alkohol.




Gambar 1.9 Termometer Minimum Udara
 

·      Fungsi                                 : Mengukur suhu udara minimum.
·      Satuan Alat                         : ºC
·      Satuan Pengukuran             : ºC
·      Ketelitian Alat                    : 0,5ºC
·      Prinsip Kerja                       : Muai ruang zat cair.
·      Cara Kerja
Dalam tabung terdapat indeks, kalau suhu naik alkohol yang mengembang dapat melewati celah sempit. Pada penurunan suhu alkohol akan menyusut dan tegangan permukaan pada permukaan alkohol didalam tabung dapat menggeser indeks menuju kearah tandon/reservoir. Kalau suhu naik kembali, alkohol mengembang melewati dan meninggalkan indeks tetap pada tempatnya.
·      Cara Pemasangan
Alat dipasang pada sangkar meteo. Miring 2 terhadap sumbu horizontal, dengan reservoir lebih rendah.
·      Cara Pengamatan    :
a.    Suhu udara minimum dapat diketahui dengan membaca tepat pada skala yang ditunjuk oleh ujung indeks yang berdekatan dengan ujung kolom alkohol.
b.    Ujung kolom alkohol menunjuk suhu udara sesaat.
c.    Pengamatan dilakukan pada pukul 16.00.
d.   Setelah pengamatan, indeks harus dikembalikan tepat pada ujung kolom alkohol, untuk pengamatan hari selanjutnya.


4.      Termometer Maksimum Minimum Six Bellani.








Gambar 1.10 Termometer Maksimum dan minimum      
                       Six Bellani
 



Keterangan Gambar
a.    Reservoir.
b.    Pipa kapiler berisi raksa (suhu max).
c.    Pipa kapiler berisi alkohol (suhu min).
d.   Indeks penunjuk suhu maksimum.
e.    Indeks penunjuk suhu minimum.
f.     Tombol pengembali indeks


·      Fungsi : Mengukur suhu udara maksimum dan minimum
·      Satuan Alat             : ºC
·      Satuan Pengukuran : ºC
·      Ketelitian Alat        : 1ºC
·      Prinsip Kerja           : Muai ruang zat cair                                         
·      Cara Kerja
Didasarkan pada pemuaian alkohol dan air raksa yang dimodifikasi dengan adanya indeks. Suhu maksimum ditunjukkan oleh air raksa, jika suhu mengembang. Jika suhu turun indek petunjuk suhu minimum akan bergerak turun atau ke kolom reservoir.
·      Cara Pengamatan
a.    Suhu maksimum dan minimum dibaca pada ujung bawah indeks
b.    Indeks bagian kanan menunjukkan suhu maksimum, indeks bagian kiri menunjukkan suhu minimum
c.    Pengamatan dilakukan pukul 16.00.
d.   Setelah pengamatan, pengamatan hari selanjutnya, tombol kemudian ditekan sedemikian sehingga ujung bawah indeks berhimpit dengan permukaan kolom air raksa, untuk pengamatan berikutnya.
D.  Alat Pengukur Suhu Udara Sekaligus Kelembaban Nisbi Udara


1.      Termohigrometer.





Gambar 1.11 Termohigrometer
 

Keterangan Gambar
a.    Spiral dwi logam/bimetal.
b.    Spiral benda higrokopis.
c.    Jarum penunjuk skala suhu (biru)
e
.
d.   Jarum penunjuk skala kelembaban (merah).
e.    Ventilasi



·      Fungsi
Mengukur suhu & kelembaban nisbi udara dalam 1 waktu.
·      Satuan Alat                         : ºC dan %
·      Satuan Pengukuran             : ºC dan %
·      Ketelitian Alat                    : 0,5ºCdan1%
·      Prinsip Kerja                       : (Termometer) muai dwi logam.
  (Higrometer) higroskopis rambut.
·      Cara Kerja
Alat digantung dan biarkan dengan interval tertentu, lihat jarum yang menunjuk skala kelembaban itulah kelembaban serta jarum yang menunjuk skala suhu itulah suhu.
·      Cara Pemasangan   : jinjing atau dipasang pada sangkar meteo.
·      Cara Pengamatan
a.    Saat pengamatan, alat harus terlindung dari pengaruh sinar matahari secara langsung, dan tetesan air hujan.
b.    Suhu udara (ºC) dan kelembaban (%), dibaca langsung pada alat.


2.      Termohigrograf.




Gambar 1.12 Termohigrograf
 



Keterangan Gambar
a.    Lempeng dwi logam/bimetal.
b.    Rambut.
c.    Sistem tuas higrograf.
d.   Sistem tuas termohigrograf.
e.    Pena.
f.     Silinder kertas grafik


·      Fungsi                                 : Mengukur suhu dan kelembaban udara dalam 1 waktu.
·      Satuan Alat                         : ºC dan %
·      Satuan Pengukuran             : ºC dan %
·      Ketelitian Alat                    : 1ºC dan 1%
·      Prinsip Kerja                       : Perbedaan muai logam putih dan hitam
·      Cara Kerja
a.    Termograf: kenaikan suhu udara menyebabkan keping dwi logam memuai dan menggerakkan sistem tuas sehingga pena pencatat suhu udara bergerak dan menggores pada kertas grafik.
b.     Higrograf: kenaikan kelembaban udara menyebabkan rambut menyerap uap air. Oleh karena itu, rambut mengembang dan akan menggerakan sistem tuas sehingga pena kelembaban udara bergerak dan menggoreskan pada kertas grafik.
·      Cara Pemasangan               : jinjing dan diletakkan pada sangkar meteo
·      Cara Pengamatan
a.    Dipasang kertas grafik pada silinder yang dapat berputar secara otomatis.
b.    Kertas grafik diganti tiap minggu.
c.    Kelembaban nisbi (%) dan temperatur (ºC), suatu saat dan ayunannya dapat dibaca pada kertas grafik.

E.  Alat Pengukur Suhu Air


1.      Termometer Maksimum-Minimum Permukaan Air.





Gambar 1.13 Termometer Maksimum-
                      Minimum Permukaan Tanah
 




Keterangan Gambar
a.    Reservoir.
b.    Pipa kapiler berisi raksa (suhu max).
c.    Pipa kapiler berisi alkohol (suhu min).
d.   Indeks penunjuk suhu maksimum.
e.    Indeks penunjuk suhu minimum.
f.     Pelindung reservoir.
g.    Pelampung



·      Fungsi
Mengukur suhu maksimum dan minimum permukaan air
·      Satuan Alat                         : ºC
·      Satuan Pengukuran             : ºC
·      Ketelitian Alat                    : 0,5ºC
·      Prinsip Kerja                       : Muai ruang zat cair
·      Cara Kerja
        Dapat di letakkan terapung pada permukaan air (biasanya dalam panic evaporasi klas A) dengan kedudukan horizontal.
·      Cara Pengamatan
a.    Suhu maksimum dan minimum dibaca pada ujung bawah indeks
b.    Indeks bagian kanan menunjukkan suhu maksimum, indeks bagian kiri menunjukkan suhu minimum.
c.    Pengamatan dilakukan pukul 16.00.
d.   Setelah pengamatan, pengamatan hari selanjutnya, tombol kemudian ditekan sedemikian sehingga ujung bawah indeks berhimpit dengan permukaan kolom air raksa, untuk pengamatan berikutnya.
F.   Alat pengukur suhu tanah


1.      Termometer Permukaan Tanah (Jeluk 0 cm).


Gambar 1.13 Termometer Tanah Jeluk 0 cm
·      Keterangan Gambar
a.    Termometer zat cair.
b.    Rerservoir.
c.    Statif kaki tiga.
d.   Tabung pelindung reservoir ventilasi.



·      Fungsi                                 : Mengukur suhu permukaan tanah
·      Satuan Alat                         : ºF
·      Satuan Pengukuran             : ºC
·      Ketelitian Alat                    : 1ºF
·      Prinsip Kerja                       : Muai ruang zat cair
·      Cara Kerja
Alat bersifat jinjing, diletakkan di atas permukaan tanah.
·      Cara Pengamatan
Setelah stabil suhu dibaca langsung pada skala yang ditunjukan saat pencatatan pada suhu udara harian.


2.      Termometer Tanah Selubung Kayu (jeluk 0-10 cm).


Gambar 1.14 Termometer Tanah Selubung Kayu
Keterangan Gambar
a.   Ujung sensor sampai jeluk 5 cm.
b.   Termometer zat cair.
c.   Pegangan tangan.
d.  Selubung kayu pelindung termometer.



·      Fungsi                                 : Mengukur suhu permukaan tanah dengan jeluk 5cm
·      Satuan Alat                         : F
·      Satuan Pengukuran             : ºC
·      Ketelitian Alat                    : 1 F
·      Prinsip Kerja                       : Muai ruang zat cair
·      Cara Kerja
            Alat bersifat jinjing, bagian ujung ditancapkan ke dalam tanah dengan jeluk yang akan diamati.
·      Cara Pengamatan
Setelah stabil, suhu tanah diamati dengan membaca skala yang ditunjuk.



3.      Termometer Tanah Tipe Bengkok (jeluk 20 cm).


Gambar 1.15 Termometer Tanah Tipe Bengkok
Keterangan Gambar
a.    Reservoir untuk jeluk tanah 20 cm
b.    Pipa kapiler berisi raksa



·      Fungsi                                 : Mengukur suhu permukaan tanah dengan jeluk 20 cm.
·      Satuan Alat                         : ºC
·      Satuan Pengukuran             : ºC
·      Ketelitian Alat                    : 1ºC
·      Prinsip Kerja                       : Muai ruang zat cair
·      Cara Kerja
a.    Dibuat lubang pada tanah dengan jeluk tertentu dengan bor.
b.    Bagian reservoir termometer dimasukkan lubang kemudian ditimbun kembali dengan tanah bekas galian.
·      Cara Pengamatan
Setelah stabil suhu dibaca langsung pada skala yang ditunjukan saat pencatatan pada suhu udara harian.








4.      Termometer Tipe Symons (jeluk 50 cm).


Gambar 1.16 Termometer Tipe Symons
Keterangan Gambar
a.    Pipa pelindung thermometer.
b.    Bagian sensor.
c.    Termometer zat cair.
d.   Reservoir.
e.    Rantai.





·      Fungsi                                 : Mengukur suhu tanah kedalaman 50 cm.
·      Satuan Alat                         : ºC
·      Satuan Pengukuran             : ºC
·      Ketelitian Alat                    : 0,5ºC
·      Prinsip Kerja                       : Muai ruang zat cair
·      Cara Pemasangan
a.    Dibuat lubang pada tanah dengan jeluk tertentu dengan bor.
b.    Bagian reservoir termometer dimasukkan lubang kemudian ditimbun kembali dengan tanah bekas galian.
·      Cara Pengamatan
a.    Termometer diangkat dari selubung bagian pelindung, suhu tanah dapat dibaca langsung pada skala yang ditunjuk.
b.    Pembacaan harus dilakukan dengan cepat.



5.      Stik Termometer



Gambar 1.7 Stick Termometer
 


Keterangan Gambar
a.    Tangkai Pemutar.
b.    Jarum Penunjuk Suhu.
c.    Tabung bejana berisi Spiral Logam sebagai penghantar.
d.   Ujung peka




·      Fungsi                                 : Untuk mengukur suhu tanah pada kedalaman 100 cm.
·      Satuan Alat                         :0C      
·      Satuan Pengukuran             :0C
·      Ketelitian Alat                    :1 0C
·      Prinsip Kerja                       : Muai zat cair bertekanan pada tabung bejana.
·      Cara Kerja
Alat dimasukkan dalam tanah dan ditekan menurut jeluk yang kita inginkan dengan cara memutar pegasnya.
·      Cara pemasangan
Alat dimasukkan ke dalam tanah dan ditekan menurut jeluk yang akan diamati dengan cara memutar pegangannya.
·      Cara Pengamatan
Setelah jarum penunjuk suhu konstan, suhu dapat dibaca pada skala yang ditunjuk.


6.      Termometer Maksimum-Minimum Tanah.






Gambar 1.18 Termometer Maksimum- 
                      Minimum Tanah
 



Keterangan Gambar
a.       Bagian sensor.
b.      Pipa berisi zat cair (air raksa).
c.       Jarum hitam petunjuk suhu sesatan.
d.      Jarum hijau petunjuk suhu maksimum.
e.       Jarum merah petunjuk suhu minimum


·      Fungsi                                 : Untuk mengukur suhu minimum dan maksimum tanah
·      Satuan Alat                         : 0C
·      Satuan Pengukuran             : 0C     
·      Ketelitian Alat                    : 0.5 0C
·      Cara Kerja
Alat jinjing, bagian sensor ditanamkan dalam tanah sampai kedalaman 20 cm dan dibiarkan selama periode pengamatan.
·      Prinsip Kerja                       : Pemuaian zat cair bertekanan pada tabung Bourdan.
·      Cara pemasangan
Jinjing (portable), bagian sensor dibenamkan ke dalam tanah hingga kedalaman 20 cm dan dibiarkan selama periode pengamatan.
·      Cara Pengamatan
Sebelum Pengamatan, ketiga jarum penuntuk dibuat saling berhimpit dengan cara memutar sekrup. Pada saat pembacaan, perlu diperhatikan bahwa:
a.    Jarum merah menunjukkan suhu maksimum, 
b.    Jarum hijau menunjukkan suhu minimum, dan
c.    Jarum hitam menunjukkan suhu sesatan.
G.      Alat Pengukur Panjang Penyinaran
1.      Solarimeter Tipe Jordan
Keterangan Gambar
a. Silinder setengah lingkaran dengan sudut 600
b. Celah sempit tempat masuknya sinar
c. Pelindung celah sempit
d. Sekrup pengatur kemiringan


Gambar 1.19 Solarimeter Tipe Jordan
 


·      Fungsi                                 : Mengukur panjang penyinaran.
·      Satuan Alat                         : jam
·      Satuan Pengukuran             : %
·      Ketelitian Alat                    : 0,5 jam
·      Prinsip Kerja                       : Reaksi fotokhemis
·      Cara Kerja 
a.    Alat dipasang pada tempat terbuka, alat diletakkan pada beton yang agak tinggi sedemikian rupa sehingga dalam keadaan normal, sensor dapat menangkap sinar matahari pada ketinggian 3 m diatas horizon.
b.    Solarimeter dipasang sedemikian rupa, sehingga arah U-S dari alat sesuai dengan U-S dari tempat pemasangan, tutup kotak menghadap khatulistiwa, alat dipasang dengan kemiringan kearah katulistiwa terhadap sumbu horizontal sebesar derajat lintang tempat pemasangan (Jogjakarta 7º LS).
·      Cara Pengamatan
a.    Persiapan kertas pias
o  Kertas pias dicelupkan / dilapisi dengan larutan kalium ferrosianida atau ferniamonium sitrat dengan kepekatan baku, disesuaikan dengan kepekatan kertas pias terhadap intensitas sinar matahari
o  Sebelum digunakan kertas pias harus disimpan rapat / tidak boleh bereaksi dengan sinar.
b.    Dua buah kertas pias dipasang pada masing-masing tabung dan diganti setiap sore hari pada pukul 18.00.
c.    Noda yang terjadi pada kertas pias (dicelupkan dahulu kedalam aquades segera setelah digunakan), diukur panjangnya dalam satuan jam, ini merupakan nilai PP aktual.
Panjang penyinaran           :       PP aktual          x     100 % 
                  PP potensial
PP potensial merupakan panjang penyinaran yang seharusnya dapat terjadi bila udara cerah selama 1 periode.
2.      Solarimeter Tipe Combell Stokes
Keterangan Gambar
a. Lensa bola kaca pejal dengan jari-jari   
    7,3 cm
b. Busur pemegang bola kaca pejal
c. Sekrup pengunci kedudukan lensa
d. Sekrup pengatur kemiringan
e. Mangkuk tempat kertas pias

Gambar 1.20 Solarimeter Type Compbellstokes
 


·      Fungsi                                 : Mengukur panjang penyinaran
·      Satuan Alat                         : jam
·      Satuan Pengukuran             : %
·      Ketelitian Alat                    : 0,5 jam
·      Prinsip Kerja                       : Pemfokusan sinar matahari
·      Cara Kerja
                                 a.          Alat dipasang pada tempat terbuka dan diletakkan di atas beton yang agak tinggi, sedemikian rupa sehingga sensor dapat menangkap sinar matahari dalam keadaan normal pada ketinggian 3m di atas horizon.
                                b.          Solarimeter dipasang sedemikian rupa sehingga :
o  Mangkuk tempat pemasangan kertas pias harus menunjukkan arah timur-barat.
o  Bagian bawah alat harus bener-benar datar (diatur dengan levelling)
o  Lensa bola bersama dengan tempat kertas pias dimiringkan sesuai dengan letak lintang tempat pengamatan.
·      Cara Pengamatan
a.    Kertas pias dipasang dan diganti setiap sore hari pukul 18.00
b.    Kertas pias yang digunakan ada 3 macam, yaitu bentuk lurus, bengkok panjang dan bengkok pendek
c.    Jadwal penggunan masing-masing bentuk kertas pias tergantung pada letak pengamatan dan kedudukan matahari terhadap tempat tersebut.
d.   Pengukuran PP aktual dengan ketelitian 0,1 jam dengan ketentuan sebagai berikut :
v  Noda langsung bundar, dihitung 0,5 panjang garis tengah noda
v  Noda berbentuk titik, setiap 2 titik atau 3 titik dihitung 0,1 jam
v  Noda berbentuk garis berlubang, dihitung dikurangi 0,1 jam setiap pemutusan
v  Noda berbentuk garis tidak berlubang, tidak perlu dikoreksi








H.      Alat Pengukur Intensitas Penyinaran
1.      Aktinograf Dwi Logam.
Keterangan Gambar
a. Lempeng Logam warna putih
b. Lempeng Logam warna hitam
c. Lembar kaca pyrex
d. Pena/penera grafik
e. Silinder kertas grafik


Gambar 2.21 Aktinograf Dwi Logam
 

·      Fungsi                                 : Mengukur intensitas penyinaran matahari
·      Satuan Alat                         : cm²
·      Satuan Pengukuran             : kal/cm² per hari
·      Ketelitian Alat                    : 1 cm²
·      Prinsip Kerja                       : Beda muai logam hitam dan putih
·      Cara Kerja
Alat dipasang pada tempat terbuka di atas tiang beton yang kuat dan bagian atas dibuat sedemikian rupa sehingga selain sinar berada 15º di atas horizon bumi, sinar harus bebas mencapai sensor.
·      Cara Pengamatan
a.    Kertas grafik dipasang dan diganti setiap sore hari pada pukul 18.00
b.    Dan grafik yang tergambar diukur luasan di bawah grafik tersebut dengan alat planimeter. Dan luasan terukur disetarakan terhadap satuan kalori / cm² per hari.








I.         Alat Pengukur Kecepatan Angin


1.      Cup anemometer (stasioner).
                Gambar 2.22 Cup Anemometer
Keterangan Gambar
a.    Mangkuk anemometer.
b.    Pencatat jarak.
c.    Tiang penyangga.



·      Fungsi                                 : Mengukur kecepatan angin.
·      Satuan Alat                         : km
·      Satuan Pengukuran             : km/jam
·      Ketelitian Alat                    : 0,5 km
·      Prinsip Kerja                       : Sistem mekanik (gir)
·      Cara kerja
Jika ada angin, mangkuk berputar dan menggerakkan speedometer.
·      Cara pemasangan
a.    Alat dipasang pada tiang atau menara dengan ketinggian 0,5; 2; atau 10 m sesuai dengan masing-masing penggunaan.
b.    Pemasangan harus pada tempat terbuka, dengan jarak benda yang terdekat minimal 10 kali tinggi benda tersebut.
·      Cara pemeliharaan
             Harus selalu diadakan pengecekan apakah tiangnya cukup kuat dan sungguh–sungguh vertikal. Adanya gesekan dapat menyebabkan alat ini mengukur lebih kecil daripada sebenarnya beberapa tahun. Kalibrasi perlu dilakukan dengan pengamatan pembanding.
·      Cara pengamatan   
a.    Pembacaan pada alat pencatat dilakukan setiap pagi pukul 07.00
b.    Rerata kecepatan angin dapat dihitung dari besarnya selisih pembacaan hari ke-2 dengan pembacaan hari ke-1 (jarak tempuh angin), dibagi dengan waktu antara beda pengamatan tersebut (periode 1 hari = 24 jam)
c.    Satuan pengamatan adalah km/jam.



2.         Hand anemometer.
  
   Keterangan Gambar
a.    Mangkuk anemo
b.    Speed meter
c.    Skala Beaufort
d.   Tangkai pegangan tangan





                Gambar 2.23 Hand Anemometer
 

·      Fungsi                                 : Mengukur kecepatan angin.
·      Satuan Alat                         : m/s
·      Satuan Pengukuran             : m/s
·      Ketelitian Alat                    : 0.5 m/s
·      Prinsip Kerja                       : sistem GGL induksi (seperti sistem dinamo)
·      Cara Kerja
Anemometer (motor yang terdapat dalam kumparan) digerakkan sehingga menimbulkan arus listrik yang akhirnya dapat menggerakkan jarum penunjuk skala.
·      Cara pemasangan                : jinjing (portable)
·      Cara pemeliharaan
Setelah dipakai selalu pastikan jarum penunjuk kecepatan angin menunjukkan angka nol. Dan bila baling-baling basah segera dilap dengan kain.
·      Cara pengamatan
a.       Kecepatan angin sesaat dapat diketahui dengan membaca langsung pada pencatat.
b.      Satuan alat adalah m/s atau skala Beaufort.

3.      Biram anemometer
                Gambar 2.24 Biram Anemometer
   Keterangan Gambar  
a.    Kipas anemo
b.    Jarum pencatat jarak per 100 m.
c.    Jarum pencatat jarak per 1000 m.
d.   Pengunci (ke arah kanan terbuka, ke arah kiri terkunci).

·      Fungsi                                 : Mengukur kecepatan angina.
·      Satuan Alat                         : m
·      Satuan Pengukuran             : m/s
·      Ketelitian Alat                    : 0,5 m
·      Prinsip Kerja                       : sistem mekanik
·      Cara Kerja
            Angin yang datang akan menggerakkan kipas dan menyebabkan jarum bergerak, sehingga skala dapat terbaca.
·      Cara Pemasangan               : jinjing ( portable )
·      Cara Pemeliharaan
Setelah dipakai selalu pastikan jarum penunjuk kecepatan angin menunjukkan angka nol. Dan bila baling – baling basah segera lap dengan kain
·      Cara Pengamatan
a.         Umumnya alat digunakan untuk pengukuran rerata kecepatan angin pada periode pendek, dengan satuan dalam m/s.
b.         Rerata kecepatan angin dapat dihitung dari besarnya selisih pembacaan hari ke-2 dengan pembacaan hari ke-1 (jarak tempuh angin), dibagi dengan waktu antara beda pengamatan tersebut (periode 1 hari = 24 jam).

J.        Alat Pengukur Penguapan Air


1.    Panci Evaporasi kelas A.

Keterangan Gambar
a.         Panci evaporasi dengan diameter 120,7 cm, tinggi 25 cm, dan tebal panci 0,8 cm.
b.        Rangka kayu / besi.
c.         Tabung peredam riak/ gelombang dengan diameter 10 cm.
d.        Hook (batang kail) dan skala pengukur (nonius).
e.         Sekrup pemutar batang pengukur.



·      Fungsi                                 : Mengetahui banyaknya evaporasi pada suatu daerah.
·      Satuan Alat                         : mm
·      Satuan Pengukuran             : mm
·      Ketelitian Alat                    : 0,02 mm
·      Prinsip Kerja                       : Pengukuran selisih tinggi permukaan air
·      Cara Kerja
        Kail dipasang tepat pada permukaan air, kemudian pada skala dibaca yang menunjukkan berapa ketinggian air dan dibiarkan selama 24 jam. Jika terjadi penguapan, maka permukaan air akan turun, sehingga ujung tali terletak di atas permukaan air. Setelah itu, ujung kail diturunkan dengan sekrup pemutar batang pengukur. Pada saat itu dibaca tinggi permukaan air dari skala. Besarnya penguapan adalah skala sebelum penurunan dikurangi dengan skala akhir.
·      Cara Pemasangan
a.    Panci diletakkan pada balok kayu yang disusun datar di atas permukaan tanah.
b.    Air bersih dimasukkan ke dalam panci setinggi 20 cm. Permukaan air dijaga jangan sampai kurang dari 2,5 cm dari batas tersebut. Jika tinggi air kurang dari 10 cm dari dasar, dapat berakibat kesalahan hingga 15 %.
·      Cara Pemeliharaan
        Pengecatan panci seringkali menyebabkan pencatatan evaporsi tidak konsisten. Warna panci akan menyebabkan pengaruh terhadap radiasi dan selanjutnya akan berpengaruh terhadap jumlah evaporasi. Panci yang telah di galvanisir seabuknya dibiarkan saja tanpa dicat. Panci perlu dibersihkan dengan selang waktu yang tetap untuk menghilangkan perubahan-perubahan refleksi dan sifat air. Setelah pembersihan, panci perlu diisi kembali dengan air yang temperaturnya kira-kira sama dengan temperatur air panci sebelumnya yang diambil dari tandon yang terbuka yang berdekatan dengan panci. Untuk mengurangi pertumbuhan algae pada air dalam panci, dapat ditambahkan sulfat tembaga encer dalam setiap kali penggantian air.
·      Cara Pengamatan
a.    Mula-mula ujung kail (hooke) diatur dengan sekrup pemutar, tepat menyentuh permukaan air. Tinggi air kemudian dapat dibaca pada penera (sampai ketinggian 0,02 mm).
b.    Pada sore hari berikutnya, ujung kail diatur kembali sampai menyentuh permukaan air.
c.    Selisih pembacaan ke-1 (P1) dengan pembacaan ke-2 (P2) merupakan besarnya penguapan air.
d.   Jika terdapat hujan, rumus perhitungan evaporasi adalah P1+P2+CH (dalam mm). Kapasitas maksimum terjadi bila terjadi hujan sebesar 50 mm pada periode pengamatan.






2.      Piche Evaporimeter
Keterangan Gambar
a.       Tabung kaca tempat air yang berskala dalam  
satuan mm.
b.      Kawat penjepit tempat meletakkan kertas berpori.
c.       Penggantung.


Gambar 2.26 Piche Evaporimeter
 

·      Fungsi                     : Mengetahui besarnya penguapan pada suatu daerah
·      Satuan Alat             : ml
·      Satuan Pengukuran : mm
·      Ketelitian Alat        : 0,05 mL
·      Prinsip Kerja           : Pengukuran selisih tinggi permukaan air
·      Cara Kerja
        Kertas saring yang ada dalam tabung ditekan air, sehingga merembes. Penguapan akan mengeringkan kertas saring, sehingga air di atas kertas saring tersebut akan membasahi lagi. Selisih pengamatan hari ke-1 dengan pengamatan hari ke-2 diukur sebagai besarnya penguapan pada hari itu.
·      Cara Pemasangan
Tabung diisi air dan digantung di dalam ruangan atau sangkar meteo
·      Cara Pengamatan
        Pengamatan dilakukan sehari sekali. Mula-mula diamati tinggi permukaan air (P1), dan pengamatan ke-2 dilakukan keesokan harinya (P2). Besarnya penguapan adalah selisih P1 dan P2.




K. Automatic Weather Station (AWS)
1.      Wind Speed (pengukur kecepatan angin)



Gambar 2.27 Wind Speed (pengukur kecepatan angin)
 

  • Fungsi                         : Mengukur kecepatan angin secara horizontal.
  • Kecepatan maksimum : 65 m/s
  • Resolusi                       : 0,1 m/s
  • Ketelitian Alat                        : +- 2%
  • Cara Kerja
            Mangkuk ringan dipasang di atas sebuah rotor yang bergerak atau digerakkan angin. Di dalam tubuh sensor, sebuah magnet berotasi memproduksi satu medan magnet penggerak yang membuka dan menutup sebuah reedswitch dua kali setiap putaran. Data logger menghitung perputaran buka tutup ini dan mengukur kecepatan angin melalui jumlah putaran buka tutup perdetiknya. Sensor kecepatan angin terbuat dari stainlesssteel yaitu campuran logam aluminium yang dianodakan.
2. Wind Direction (arah angin)
·         Fungsi                                      : Mengukur arah angin secara   
                                                   horisontal
  • Kecepatan Maksimum : 65 m/s
  • Resolusi                       : 10
  • Ketelitian Alat             : +- 20
  • Gambar 2.28 Wind Direction (arah angin)

     

  • Cara Kerja
Arah angin adalah arah dari mana angin berhembus, diukur dari arah utara kompas dengan gerak searah jarum jam. Rakitan baling-balingnya terdiri dari dua baling-baling diimbangi oleh penunjuk tahan kerat. Saat rakitan baling-baling bergerak sesuai arah angin, presisi potensiometer di dalam sensor mengubah muatan listriknya. Pemasok data mengukur hambatan listrik ini dan menentukan posisi baling-baling berdasarkan pembacaan tersebut. Sensor arah angin terbuat dari stainlesssteel yang merupakan campuran aluminium teranodakan.
3.       Solar Radiation (pengukur radiasi sinar matahari)
Gambar 2.29 Solar Radiation (pengukur radiasi sinar matahari)

 
Alat ini berperan sebagai sensor pengukur radiasi sinar matahari dengan satuan pengukuran watt per meter persegi. Radiasi sinar matahari menyebabkan silikon fotosel menggerakkan tegangan yang berbanding lurus dengan radiasi matahari. Pemasok data mengukur tegangan dan mencatat pembacaan dalam W/m2. Sensor radiasi cahaya matahari terbuat dari baja anti karat yaitu logam campuran aluminium yang diberi muatan anoda.

4.      Relative Humidity (Kelembaban nisbi)
Gambar 2.30 Relative Humidity (Kelembaban nisbi)


Alat ini merupakan sensor kelembaban nisbi ini mengukur muatan lembab pada udara. Kelembaban nisbi adalah kelembaban sebenarnya sebagai prosentase dari kelembaban maksimum (udara yang terlembabkan dengan air) saat suhu kamar atau sekitarnya. Kelembaban diukur dengan menggunakan sensor film dari polimer yang tipis.




5. Air Temperature (suhu udara)
Gambar 2.31 Air Temperature (suhu udara)

Alat ini berfungsi sebagai pengukur suhu udara dengan menggunakan Platinum Resistance Termometer (PRT). Sensor ini dipasang di dalam sebuah layar radiasi yang terlindungi untuk meminimalisir efek-efek hujan dan radiasi matahari. Hambatan listrik PRT berubah seiring berubahnya suhu dan pemasok data dalam mengukur hambatan ini untuk menghitung suhu.
6. Soil Temperature (pengukur suhu tanah)
Gambar 2.32 Soil Temperature (pengukur suhu tanah)


Berfungsi sebagai sensor yang mengukur temperatur suhu tanah pada posisi dalam profil tanah dimana satelit ditanam. Sensor ini bertipe termistor yang dibungkus dalam sebuah satelit stainlessstell. Resistensi elektris termistor berubah seiring berubahnya temperatur dan pemasok data mengukur resistensi ini untuk menghitung temperaturnya. Sensor temperatur tanah ini terbuat dari stainlessstell.








7. Rain Gauge (pengukur curah hujan)
Gambar 2.33 Rain Gauge (pengukur curah hujan)

.
Rain gauge merupakan suatu alat dalam automatic weather station yang berfungsi mengukur curah hujan di suatu daerah. Selain mengukur cukar hujan, rain gauge yang dilengkapi dengan jaringan juga dapat digunakan untuk mengenali variabilitas curah hujan secara mandiri atau dipadukan dengan radar. Collier (1986) dalam Looper dan Vieux (2011) menyatakan penggunaan rain gauge dengan radius 20 kilometer dapat memberikan hasil dengan tingkat akurasi yang sama dengan radar untuk setiap jenis presipitasi. Dengan demikian, rain gauge sering digunakan dalam kepentingan validasi estimasi data curah hujan kuantitatif (Looper dan Vieux, 2011).
Rain gauge dapat berfungsi tunggal maupun sebagai bagian dari perangkat alat automatic weather station (Anonim, 2007). Cara penggunaan rain gauge bergantung pada jenis rain gauge yang digunakan dalam pengukuran. Rain gauge manual berupa suatu tabung transparan yang dilengkapi corong untuk mengalirkan air hujan dan pipa berskala sebagai penanda volume air hujan yang turun dalam suatu satuan waktu. Air hujan yang masuk ke dalam rain gauge melalui corong akan melewati pipa berskala terlebih dahulu, kemudian mengalir keluar dari pipa menuju tabung. Pada saat itulah volume air hujan ditentukan dengan bantuan skala yang sudah tersedia. Sementara itu, rain gauge digital berupa suatu alat menyerupai gelas dengan antena dan monitor untuk menampilkan hasil pengukuran volume air hujan yang masuk. Air hujan yang masuk ke dalam gelas akan diukur secara langsung dan hasil pengukuran akan tertera pada monitor.







8.      Barometric Pressure (pengukur tekanan udara)
Gambar 2.34 Barometric Pressure (pengukur tekanan udara)


Barometric pressure gauge merupakan suatu alat yang berfungsi mengukur tekanan udara di suatu daerah. Satuan ukur yang biasa digunakan dalam pengukuran tekanan udara dengan alat ini adalah mmHg atau bar. Barometric pressure gauge bekerja dengan bantuan suatu sensor yang menangkap adanya perbedaan tekanan udara. Setelah itu, alat ini akan mengukur besar tekanan udara yang ditangkap oleh sensor.



















V. PEMBAHASAN
Stasiun meteorologi memiliki pengertian suatu tempat yang mengadakan pengamatan secara terus menerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan (atmosfer) dan keadaan biologi lainnya. Jika dibandingkan, stasiun meteorologi di negara-negara maju memiliki alat-alat yang canggih yang memberikan informasi tentang keadaan iklim cuaca dan keadaan langit lebih cepat dan aktual dan dapat dioperasikan selama 24 jam sedangkan stasiun meteorologi di negara-negara berkembang, dalam pengoperasian stasiun meteorologi cuaca memiliki batasan waktu yang membuat kurang informasi tentang keadaan langit sehingga masyarakat kekurangan informasi tentang cuaca dan terlambatnya dalam menanggulangi bencana alam yang terjadi. Biasanya di negara-negara maju memiliki pulau-pulau kecil yang merupakan lokasi stasiun meteorologi itu berada, dan pulau itu letaknya berada di suatu lokasi iklim dengan negara pemilik stasiun, sedangkan di negara-negara berkembang stasiun meteorologi dimiliki oleh setiap wilayah atau propinsi. Hal ini dikarenakan keterbatasan dana yang dimiliki oleh negara berkembang. Di Indonesia stasiun meteorologi kebanyakan masih menggunakan alat-alat yang bersifat analog dan bentuk informasi visualnya biasanya masih mengandalkan foto udara yang hanya menyajikan data foto-foto penampakan luar keadaan meteorologi suatu daerah dan pengukurannya dengan menggunakan tenaga manusia guna melakukan survei terhadap keadaan tanah, vegetasi, dan lain-lainya. Sedangkan di negara-negara maju mereka menggunakan foto satelit berwarna yang kemudian datanya diolah oleh komputer dan diedarkan ke stasiun meteorologi daerah-daerah lainnya yang teletak pada satu daerah iklim.
Adapun kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan yang dimiliki oleh stasiun meteorologi kedua negara tersebut antara lain ketepatan, kecermatan, dan kelengkapan data lebih jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Kekurangan yang dimiliki adalah membutuhkan waktu lama untuk mengetahui informasi tentang meteorologi cuaca. Kelebihan yang terdapat di meteorologi negara-negara maju adalah informasi bisa didapat dengan cepat dan kelengkpan data lebih lengkap namun adapun kekurangannya yaitu ketepatan, kecermatan dan kelengkapan data tidak dapat dipertanggung jawabkan karena satelit hanya melihat penampakan luar daerah sehingga keakuratan data tentang keadaan tanah dan keadaan vegetasi suatu daerah belum bisa dipertanggungjawabkan sepenuhnya.
Dalam praktikum ini, diperkenalkan berbagai macam peralatan yang dibutuhkan dalam pengukuran anasir iklim dan cuaca. Berdasarkan pengenalan dan pengamatan terhadap alat-alat tersebut, berikut kelebihan dan kekurangan dari masing-masing alat pengukur anasir iklim dan cuaca:
1.        Pengukur Curah Hujan
a.         Ombrometer tipe Observatorium
Untuk mengukur curah hujan, mula-mula alat ini menampung air hujan. Air hujan  yang telah tertampung dipindahkan ke dalam gelas ukur yang telah dilengkapi dengan skala. Dari skala tersebut dapat diketahui volume air hujan yang tertampung. Dengan mengukur ketinggian air hujan yang tertampung dalam gelas ukur, dapat diketahui curah hujan suatu daerah. Kelebihan ombrometer tipe observatorium adalah tingkat ketelitiannya cukup tinggi jika dibandingkan dengan ombrograf, satuan alat dan satuan pengukuran sama sehingga memudahkan perhitungan, jika gelas penakar pecah dapat diganti dengan mengukur volume air yang terpampang dengan jelas sebab penampang curah hujan 100 cm2 sehingga setiap volume 1000 berarti sama dengan 1 mm permukaan air. Sementara itu, kekurangan ombrometer tipe observatorium yaitu penempatan alat ini harus pada ketinggian 120 cm dari permukaan tanah sehingga memerlukan alat yang dapat menjangkau ketinggian tersebut, kurang efisien dalam waktu dan tenaga dalam pengamatan, pengukuran curah hujan kurang teliti karena kemungkinan ada curah hujan yang menguap, sistem pembuangan secara manual dapat mengganggu kelancaran pengukuran curah hujan ketika kran dibuka karena penampung penuh.
b.      Ombrograf
Kelebihan ombrograf adalah sistem pembuangan menggunakan sistem bejana berhubungan sehingga air akan dibuang secara otomatis jika penuh, penempatannya lebih mudah, yaitu pada ketinggian 40 cm. Sedangkan kekurangan ombrograf yaitu tingkat ketelitiannya lebih rendah dibandingkan ombrometer, harus mengganti kertas grafik setiap minggu, pengamatan lebih sulit karena dibutuhkan keahlian untuk membaca grafik, dan membutuhkan waktu yang lebih lama.
2.        Pengukuran Kelembaban Nisbi Udara
a.       Psikrometer Sangkar
Kelebihan psikrometer sangkar adalah ditempatkan pada alam terbuka sehingga kecepatan angin tidak terpengaruh oleh kecepatan putaran tangan, tingkat ketelitiannya sama dengan sling psikrometer. Sedangkan kekurangan psikrometer sangkar diperlukan ketelitian dalam mengamati TBB.
b.      Sling Psikometer
Kelebihan psikrometer sling yaitu memiliki ketelitian yang cukup tinggi dibanding psikometer lain, mudah dioperasikan karena relatif sederhana. Sedangkan kekurangan sling psikrometer antara lain perhitungannya agak rumit karena harus menghitung temperatur pada TBB dan TBK terlebih dahulu, serta pengukuran tidak optimal karena mendapat pengaruh dari pengamat atau pengukur ketika mengoperasikan alat.
c.       Psikrometer Assman
Kelebihan psikrometer Assman yaitu memiliki alat pemompa kecepatan angin sehingga lebih efisien dan lebih mudah dioperasikan. Sedangkan kekurangan psikrometer Assman yaitu ketelitiannya kurang dibanding psikrometer yang lain, dan TBB harus dijaga agar tetap basah sebelum pengukuran.
d.      Higrograf
Higrograf adalah alat pengukur kelembaban dengan sensor rambut. Rambut yang biasa digunakan sebagai sensor adalah rambut kuda. Kelebihan higrograf antara lain perhitungan relatif mudah, rambut sebagai sensor mudah didapat dan lebih higroskopis. Sedangkan kekurangan higrograf yaitu ketelitiannya kurang dan setiap minggu kertas grafik harus diganti sehingga kurang efisien.
3.        Alat Pengukur Suhu Udara
a.       Termometer biasa
Pada umumnya menggunakan air raksa sebagai pengisi. Termometer ini biasannya digunakan untuk mengukur suhu udara terbuka. Kelebihan alat ini adalah mudah dalam pemakaian dan pengamatannya karena air raksa yang digunakan tampak mengkilap dan skala ukurannya luas hingga di bawah nol. Kekurangannya adalah air raksa yang digunakan sebagai isian hanya memiliki tingkat pemuaian kecil (volume naik hanya 0,0182 % perK).
b.      Termometer maksimum udara
Termometer ini memiliki kelebihan adanya penyempitan pipa kapiler di dekat reservoir. Termometer maksimum dimodifikasi dengan adannya penyempitan pipa kapiler di dekat reservoir sehingga kolom air raksa yang telah masuk ke pipa kapiler (saat memuai) tidak dapat serta merta kembali ke reservoir (saat menyusut). Termometer maksimum menggunakan air raksa sebagai pengisi. Kelebihan raksa sebagai bahan pengisi termometer antara lain:
1.             Raksa dapat menyerap / mengambil panas dari suhu sesuatu yang diukur.
2.             Raksa memiliki sifat yang tidak membasahi medium kaca pada termometer.
3.             Raksa dapat dilihat dengan mudah karena warnanya yang mengkilat.
4.             Raksa memiliki sifat pemuaian / memuai yang teratur dari temperatur ke temperatur.
5.             Raksa memiliki titik beku dan titik didih yang rentangnya jauh, sehingga cocok untuk mengukur suhu tinggi.
Selain kelebihan, air raksa juga memiliki kekurangan, antara lain:
1.             Titik bekunya tinggi sehingga tidak cocok untuk mengukur suhu di daerah dingin.
2.             Raksa merupakan zat beracun yang berbahaya bagi kesehatan.
3.             Raksa harganya mahal.
c.       Termometer minimum udara
Termometer ini tidak menggunakan air raksa tetapi alkohol sebagai unsur pengukurnya. Jika suhu naik, alkohol yang memuai dapat melewati benda kecil (barbell), sedangkan pada penurunan suhu, alkohol akan menyusut. Ujung induk yang paling jauh dari tandon menunjukan suhu paling rendah yang dialami selama waktu pengamatan. Termometer minimum memiliki kelebihan yaitu menggunakan zat cair alkohol yang titik bekunya rendah sehingga dapat digunakan mengukur suhu yang sangat rendah. Kekurangannya adalah alkohol tidak semengkilap air raksa sehingga pengamatannya tidak terlalu jelas. Kelebihan alkohol sebagai bahan pengisi termometer :
1.         Alkohol dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah, mencapai
-114oC.
2.         Alkohol lebih murah jika dibandingkan dengan raksa.
3.         Alkohol lebih cepat mengalami pemuaian meskipun kenaikan suhunya kecil sehingga lebih akurat. 
Termometer alkohol juga memiliki kelemahan, antara lain:
1.         Pemuaiannya tidak teratur.
2.         Tidak berwarna sehingga sulit dilihat (harus diwarnai).
3.         Membasahi dinding kaca.
4.         Tidak bisa digunakan untuk mengukur suhu benda yang tinggi, sebab pada suhu 780 C alkohol sudah mendidih.
d.      Termometer Maksimum Minimum Six Bellani
Termometer Six Bellani ini memiliki dua termometer yaitu termometer maksimum yang diisi oleh air raksa dan termometer minimum yang diisi oleh alkohol dan semua memiliki prinsip kerja pemuaian. Alat ini memiliki kelemahan data yang didapat kurang valid karena ada beda tingkat pemuaian antara raksa dan alkohol. Sedangkan kelebihannya yaitu dapat diperoleh data suhu maksimum dan minimum secara bersamaan.
4.        Alat pengukur suhu udara sekaligus kelembaban nisbi udara
a.        Termohigrometer.
Alat ini memiliki kelebihan karena dari satu alat terdiri dua data yang didapat yaitu, suhu udara dan kelembaban nisbi udara. Kelembaban nisbi udara didasarkan pada prinsip termodinamika dan suhu udara dengan prinsip pemuaian air raksa, disamping itu alat ini sederhana dan praktis dalam pengoperasiannya. Kekurangannya adalah harus terlindungi dari sinar matahari dan tetesan hujan sehingga tidak dapat diletakkan di tempat yang terbuka.
b.             Termohigrograf.
Prinsip kerja alat ini dengan pengembangan dan pengkerutan rambut akibat kelembaban didalamnya. Alat ini memberikan kejelasan data dengan gambar yang ada dikertas grafik berupa data kelembaban nisbi udara dan suhu udara dengan goresan yang tercatat dalam kertas grafik. Kelemahannya yaitu rambut yang digunakan harus benar-benar bersih untuk menjaga sifat higroskopisnya.
5.        Alat Pengukur Suhu Air
Pengukuran suhu air ini digunakan termometer maksimum minimum permukaan air. Cara kerja alat ini adalah alat diletakkan terapung pada permukaan air (biasanya dalam panci evaporasi klas A) dengan kedudukan horisontal. Kelebihan yang dimiliki alat ini adalah dapat mengukur suhu maksimum-minimum permukaan air dan dapat membaca secara langsung besarnya suhu. Sementara kelemahanan alat ini adalah hanya dapat digunakan untuk mengukur suhu permukaan dan hanya berfungsi efektif pada suhu permukaan air yang bersih dari pengganggu.
6.        Alat Pengukur Suhu Tanah
Pengukuran suhu tanah (kecuali stick termometer) pada prinsipnya hanyalah menggunakan termometer biasa yang dimodifikasi dengan adanya pelindung termometer ataupun dengan dibuat bengkok agar mempermudah dalam pengamatannya.
a.         Termometer Permukaan Tanah.
Berfungsi untuk mengukur suhu tanah dengan kedalaman 0 cm. Kelebihan yang dimiliki alat ini adalah waktu yang dibutuhkan lebih cepat yaitu kurang dari 2 menit, sementara kelemahannya adalah lama menunggu supaya alat stabil sehingga kurang efektif dalam mengamati suhu dan alat bersifat jinjing (portable) sehingga memerlukan bantuan statif dalam pengamatan. Cara kerja alat ini adalah alat hanya diletakkan di atas permukaan tanah.
b.         Termometer Tanah Selubung Kayu
Berfungsi untuk mengukur suhu tanah pada kedalaman 5 - 10 cm. Cara kerja alat ini adalah sensor yang ditancapkan ke dalam tanah dengan jeluk yang akan diamati. Kelebihan yang dimiliki alat ini adalah mudah membaca skala karena jarak antara reservoir dengan skala terendah lebih panjang. Alat tidak mudah rusak karena sudah terlindungi oleh selubung kayu, dapat mengukur lebih dalam dibandingkan termometer permukaan tanah, dapat diterapkan langsung pada tanah (pompa menyebar terlebih dahulu). Sementara kelemahannya adalah alat ini bersifat jinjing (portable) sehingga memerlukan bantuan alat lain dalam pengamatan dan dalam pengamatan kestabilan alat sangat kurang.
c.         Termometer Tanah Tipe Bengkok
Berfungsi untuk mengukur suhu tanah dengan kedalaman 20 cm. Cara kerja alat ini adalah terlebih dahulu dibuat lubang pada tanah dengan jeluk tertentu dengan bor, kemudian bagian reservoir termometer dimasukkan lubang kemudian ditimbun kembali dengan tanah bekas galian. Kelebihan yang dimiliki alat ini adalah dapat mengukur suhu tanah lebih dalam dibandingkan dengan termometer selubung kayu dan termometer permukaan tanah dan alat dibuat bengkok sehingga mempermudah pengamatan. Sementara kelemahannya adalah tanah yang diukur harus diborter lebih dahulu sehingga kurang efisien, tidak memiliki pelindung sehingga alat mudah pecah, dan alat bersifat jinjing (portable) sehingga memerlukan bantuan alat lain dalam pengamatan.
d.        Termometer Tanah Tipe Symons.
Berfungsi untuk mengukur suhu tanah dengan kedalaman 50 cm. Cara kerja alat ini adalah terlebih dahulu dibuat lubang pada tanah dengan jeluk tertentu dengan bor, kemudian bagian reservoir termometer dimasukkan lubang kemudian ditimbun kembali dengan tanah bekas galian. Kelebihan yang dimiliki alat ini adalah dapat mengukur suhu tanah lebih dalam dibandingkan alat lain, sementara kelemahannya adalah pembacaan skala harus cermat, harus menuggu 10 menit untuk mengukur suhu dan alat bersifat jinjing (portable) sehingga memerlukan bantuan alat lain dalam pengamatan.
e.         Stick Termometer.
Termometer ini prinsip kerjanya berdasarkan pada termometer biasa yang dimodifikasi untuk pengamatan suhu tanah. Kelebihan alat ini yaitu mampu mengukur hingga kedalaman 100 cm dan skala yang berupa jarum petunjuk membuat pengamat dengan mudah mengamati suhu tanah. Kekurangan alat ini, pengguna harus mengebor tanah sampai kedalaman 100 cm terlebih dahulu untuk memasukkan stick-nya.
f.          Termometer Maksimum-Minimum Tanah.
Termometer ini kelebihannya yaitu dapat mengukur suhu maksimum-minimum tanah sekaligus karena alat ini memiliki tiga jarum penunjuk, pada masing-masing jarumnya menunjukkan suhu maksimum, minimum dan suhu sesatan. Kekurangan alat ini yaitu kurang praktis dalam penggunaannya.
7.        Alat pengukur panjang penyinaran
a.         Solarimeter Tipe Jordan.
Solarimeter Tipe Jordan merupakan alat pengukur panjang penyinaran. Kelebihan dari alat ini adalah berkas noda yang terlihat pada kertas pias dapat menunjukkan pengukuran pasang penyinaran yang actual secara jelas. Kekurangan dari alat tersebut adalah standar dari kepekaan baku terhadap sinar ditentukan oleh ketelitian penyiapan kertas pias, penyimpanannya harus rapat dan pengamatan atau pencatatan data tidak boleh ditunda sehingga kurang praktis penggunaannya. Disebabkan kurang praktis maka alat ini sering tidak digunakan.
b.         Solarimeter Tipe Combell-Stokes.
Kelebihan dari solarimeter tipe Combell-Stokes adalah alat ini dipasang di atas pilar beton yang ditanam sehingga posisinya tidak berubah dan karena alat diletakan di atas beton maka alat tidak bergetar. Kekuranganya, panjang garis pembakaran/waktu terjadinya pengukuran tergantung pada kepekaan kertas pias dan kejernihan bola kaca, dan pembakaran kertas pias ada kemungkinan melebar sehingga ada resiko hitungan terlalu besar.
8.        Alat pengukur intensitas penyinaran
Alat yang diamati adalah aktinograf dwi logam. Aktinograf dwi logam kelebihan alat ini yaitu dapat digunakan untuk keperluan pencatatan rutin, relative tidak mahal, (portable) dapat dijinjing. Kekurangan dari aktinograf dwi logam ini yaitu hanya merekam intensitas radiasi gelombang pendek matahari total, sehingga sensor yang disungkup dengan kubah kaca yang disyaratkan kedap terhadap radiasi gelombang panjang serta kelambanan pembacaan sekitar 5 menit dengan nilai kesalahan mencapai sekitar 10-15%.
9.        Alat pengukur kecepatan angin
Alat yang digunakan adalah cup anemometer, hand anemometer dan biram anmometer. Alat yang dapat mengukur kecepatan angin disebut cup amenometer dan alat yang dapat mencatat kecepatan angin sesaat yang bersigat portabel disebut hand anemometer. Semua alat ini masuk alat otomatis, kita tinggal membaca alat pada pencatat. Hand anemometer digunakan dengan cara dipegang kemudian mangkok kecil akan tertiup angin dan pencatat menunjukkan angka  meletakkannya  tegak kemudian kunci dibuka hingga baling-baling akan berputar dan pencatat akan menunjukkan skala. Sementara itu cup anemometer diletakkan di lapangan dengan menggunakan tiang. Alat ini dapat dipasang pada tiga ketinggian yaitu 0,5 m untuk mengukur/diaplikasikan tanaman semusim 2 m untuk tanaman bienal atau dua musim, dan 10 m untuk tanaman tahunan., dari ketiganya yang paling baik adalah cup anemometer, karena mempunyai tiga ketinggian yang memiliki fungsi lebih lengkap adapun kelemahannya adalah memerlukan area yang cukup luas dan biaya yang mahal.
10.    Alat pengukur evaporasi
Alat pengukur evaporasi yang digunakan adalah panci evaporasi klas A dan piche evaporimeter. Panci evaporasi klas A digunakan untuk mengukur langsung uap air di bidang terbuka. Kelemahan alat ini yaitu jika tinggi air kurang dari 10 cm dari dasar dapat berakibat kesalahan hingga 5%. Sedangkan kelebihannya yaitu penanganannya lebih mudah dan murah.
Untuk piche evaporimeter, alat ini terdiri dari unsur penguapan yang berupa cakram yang terbuat dari kertas saring dan sebuah tabung pengukur berisi air. Kertas saring dan air dihubungkan dengan pipa kapiler yang menjaga supaya kertas saring selalu basah dan jenuh. Dari pembacaan berturut-turut volume air yang tinggal ditabung pengukuran dapat diketahui banyaknya air yang hilang karena penguapan setiap saat. Kelemahan alat ini adalah tidak dapat diwakili penguapan alami secara baik, hanya bisa digunakan untuk pengamatan skala kecil. Keuntungannya adalah lebih mudah penanganannya dan murah.
11.    AWS (Automatic Weather Station)
AWS merupakan seperangkat pengukur anasir iklim yang bekerja secara otomatis dan terpadu. AWS dipasang dalam sebuah stasiun meteorologi. Stasiun meteorologi pertanian adalah suatu tempat yang mengadakan pengamatan secara terus menerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan atmosfer serta pengamatan tentang keadaan biologi dari tanaman dan obyek pertanian lainnya. Dalam hubungan yang lebih luas, keberadaan stasiun ini sangat penting mencakup hal-hal yang terkait dengan penetuan ketersediaan air baik jumlah maupun intensitasnya, penentuan misim tanam,laju pertumbuhan dan hasil panen, kebutuhan air irigasi, peramalan terhadap perkembangan populasi hama dan penyakit, prasyarat kondisi iklim bagi pertumbuhan dan produksi optimum suatu tanaman.
Seperangkat AWS memiliki beberapa alat ukur bersifat digital, dan digunakan untuk mengukur anasir iklim dan cuaca di antaranya:
a.         Wind Speed (kecepatan angin)
Wind Speed merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin. Kelebihan wind speed yaitu sudah mengunakan sistem yang lebih maju (automatic system), dan data yang diperoleh lebih akurat karena pengamatan dilakukan secara terus-menerus setiap detik. Kekurangan dari alat ini harus ada sistem kontrol untuk pencatatan data yang baik, perawatan yang mahal, memerlukan listrik sehingga jika terjadi mati listrik alat tidak dapat berfungsi dan peletakan harus ditempat yang tepat serta alat tidak mudah dipindah-pindahkan (tidak portable).
b.      Wind Direction (arah angin)
                        Wind direction merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui arah angin. Kelebihannya alat ini sudah menggunakan sistem yang lebih maju atau automatic system, sehingga data yang diperoleh lebih akurat. Kekurangan dari alat ini harus memiliki sistem kontrol panel sama seperti wind speed sehingga untuk mengirim atau menyimpan data, alat harus diletakan pada tempat yang tepat. Ini disebabkan karena penempatan alat yang tidak tepat mempengaruhi data yang diperoleh. Selain itu, alat tidak mudah dipindah-pindahkan (tidak portable).
Pengamatan dengan cara manual menggunakan alat-alat sederhana seperti yang telah dijelaskan. Sebelum adanya sistem otomatis, alat-alat meteorologi manual ini paling sering digunakan. Dari alat-alat manual, banyak kelemahan yang ditemukan seperti pada cara pengambilan data setiap hari. Hal ini bisa berpengaruh pada terjadinya kesalahan jika terdapat satu hari tidak diambil tentu saja akan mengakibatkan kesalahan fatal pada data. Namun, kelebihan alat sederhana yaitu bila salah satu alat rusak tidak akan menggangu atau mempengaruhi kinerja alat yang lainnya. Begitu pula dengan AWS yang telah diprogram untuk mempermudah pengamat mendapatkan data. Dalam AWS, data hanya perlu diamati setiap hari karena data setiap harinya telah terkumpul pada sistem komputer. Namun, kekurangannya bila salah satu alat atau komponen ada yang rusak bisa mengganggu kinerja alat yang lain.
















VI. KESIMPULAN
Dari praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa:
1.        Stasiun meteorologi pertanian adalah suatu tempat yang mengadakan pengamatan secara terus menerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan (atmosfer) serta pengamatan tentang keadaan biologi dari tanaman dan obyek pertanian lainnya.
2.        Alat–alat yang digunakan untuk mengukur cuaca atau iklim yaitu :
·                Pengukur curah hujan: ombrometer tipe observatorium, ombrograf
·                Pengukur kelembaban nisbi udara: psikrometer sangkar, sling psikrometer, psikrometer tipe Assman, higrometer, higrograf
·                Pengukur suhu udara: termometer biasa, termometer maksimum, termometer minimum, termometer maksimum minimum Six Bellani
·                Pengukur suhu dan kelembaban nisbi udara: termometer pengukur tanah, termometer selubung kayu, termometer bengkok, termometer Symons, stik termometer, termometer maaksimum minimum tanah
·                Pengukur suhu air : termometer maksimum minimum tanah
·                Pengukur intensitas penyinaran: aktinograf dwi logam
·                Pengukur panjang penyinaran: solarimeter tipe Jordan, solarimeter tipe Cambell-Stokes
·                Pengukur kecepatan angin: cup anemometer, hand anemometer, biram anemometer
·                Pengukur evaporasi: piche evaporasi, panci evaporasi kelas A
3.      Prinsip kerja alat-alat ukur anasir iklim dan cuaca secara manual didasarkan pada karakteristik setiap alat, sedangkan prinsip kerja AWS adalah sensitivitas sensor terhadap setiap perubahan yang terjadi pada anasir iklim dan cuaca yang diukur.
4.      Pengamatan data secara manual memerlukan pemantauan yang lebih rajin dan teliti, namun bila salah satu alat rusak tidak akan mengganggu kinerja alat yang lain.
5.      Pengamatan dengan AWS akan memberikan data anasir iklim dan cuaca secara otomatis dalam sistem komputer sehingga lebih mudah dalam pengamatan, tetapi kerusakan pada salah satu alat ukur akan mempengaruhi alat ukur lain.


DAFTAR PUSTAKA
Ackerman, S. A. dan J. A. Knox. 2012. Meteorology: Understanding the Atmosphere. 3rd ed. Jones & Bartlett Learning, Sudbury.
Anonim. 2009. Restructuring Federal Climate Research to Meet the Challenges of Climate Change. National Research Council of The National Academies. The National Academies Press, Washington D. C.
Anonim. 2007. What is an Automatic Weather Station?. . Diakses tanggal 19 September 2014.
Licker, R., M. Johnston, J. A. Foley, C. Barford, C. J. Kucharik, C. Monfreda, dan N. Ramankutty. 2010. Mind the gap: how do climate and agricultural management explain the ‘yield gap’ of croplands around the world?. 2010. Global Ecology and Biogeography: 1 – 14.
Looper, J. P. dan B. E. Vieux. 2011. An assessment of distributed flash flood forecasting accuracy using radar and rain gauge input for a physics-based distributed hydrologic model. Journal of Hydrology 412 – 413: 114 – 132.
Reidsma, P., F. Ewert, A. O. Lansink, dan R. Leemans. 2008. Adaptation to climate change and climate variability in European agriculture: the importance of farm level responses. European Journal of Agronomy 32: 91 – 102.
Wahyono, T. dan Subanar. 2012. Rancang bangun sistem “Permadi”: peringatan dini serangan hama tanaman padi berbasis data historis klimatologi. Jurnal Sistem Komputer 2 (1): 9 – 16.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar