LAPORAN
RESMI
PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH
ACARA
I
KADAR
LENGAS TANAH
Disusun Oleh :
GOL/KEL : A2/3
Asisten : Rosyida Ismi Barroroh
LABORATORIUM
TANAH UMUM
JURUSAN
ILMU TANAH
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
ACARA
I
KADAR LENGAS TANAH
ABSTRAKSI
Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah acara I ”Kadar
Lengas Tanah” telah dilaksanakan pada hari Selasa, 25 Februari 2013 di
Laboratorium Tanah Umum, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah
Mada. Kadar lengas tanah merupakan kandungan air yang terdapat dalam tanah.
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui kadar lengas tanah, mengingat
kandungan lengas tanah begitu beragam baik antar lapisan tanah maupun antar
jenis tanah. Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah 6 buah botol
timbang, timbangan dan oven. Bahan yang digunakan adalah contoh tanah ø 2mm, ø
0,5mm dan tanah bongkah dari 5 jenis tanah, yaitu Entisol, Alfisol, Ultisol,
Rendzina dan Vertisol. Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode
gravimetri, yaitu dengan cara menghitung selisih berat lengas antara sebelum
dan setelah dikeringkan. Hasil dari pengukuran urutan kadar lengas tanah dari
yang terbesar sampai yang terendah dengan diameter 0,5 mm, 2 mm dan CT bongkah
adalah Rendzina (20,17 %; 20,06 %; 19,63 %) , Vertisol (15,15 %; 15,73 %; 5,84
%), Alfisol (10,67 %; 10,84 %; 11,39 %), Ultisol (9,72 %; 9,635 %; 10,15 %) dan
Entisol (4,71 %; 4,715 %; 3,67 %).
I.
PENGANTAR
Tanah
adalah bagian yang penting untuk kehidupan, karena tanah merupakan tempat hidup
makhluk hidup seperti manusia,tumbuhan dan beberapa jenis hewan. Tanah berasal
dari transformasi bahan organik dan atau mineral. Tanah dibentuk melalui proses
gabungan anasir alami yaitu bahan induk, iklim, topografi dan organisme yang
bekerja pada waktu tertentu.
Tanah
mempunyai ciri khas dan sifat–sifat yang berbeda– beda antara tanah di suatu
tempat dengan tempat yang lain. Sifat – sifat tanah itu meliputi fisika dan
kimia. sifat fisika tanah meliputi kadar lengas, tekstur, struktur, nilai
perbandingan disperse dan konsistensi tanah. Sedangkan sifat kimia menunjukkan
sifat yang dipengaruhi oleh adanya proses reaksi kimia yang berlangsung,
kandungan unsur-unsur dan senyawa dalam tanah dan mobilitas unsur/senyawa
tanah.
Salah
satu sifat fisik tanah yang dipelajari pada praktikum acara 1 adalah “Kadar
Lengas Tanah”. Kadar lengas tanah adalah kadar kandungan air yang terdapat pada
tanah.Tanah mempunyai kadar lengas yang beragam tiap lapisan dan jenisnya.
Dengan mengetahui kadar lengas maka akan dapat ditentukan kemampuan tanah dalam
menyerap dan menyimpan air (moisture).
Pemahaman mengenai kadar lengas sangat erat kaitannya terhadap bidang pertanian
karena serapan hara dan pernapasan akar-akar tanaman dikendalikan oleh proses
pengaturan lengas yang akan mempengaruhi laju pertumbuhan dan produksi tanaman.
Tujuan
dari Praktikum Acara I “Kadar Lengas Tanah” adalah untuk menentukan kadar
lengas yang terkandung dalam beberapa jenis tanah, mengetahui faktor-faktor
yang berperan dalam penentuan kadar lengas tanah serta mengetahui manfaat kadar
lengas dalam bidang pertanian.
Tanah
merupakan tubuh alam (natural body)
yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam (natural forces) terhadap bahan-bahan
alam di permukaan bumi. Tanah yang terbentuk dari bahan-bahan berupa bahan
mineral, organik, dan air serta udara tersusun di dalam ruangan yang membentuk
tubuh tanah. Akibat berlangsungnya proses pembentukan tanah itu maka terjadilah
perbedan morfologi, kimia, fisis dan biologi dari tanah yang berbeda-beda pula
(Hakim et al., 1986).
Tanah merupakan lapisan permukaan
bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh berkembangnya perakaran,
penopang tegak tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara
(Hanafiah, 2009). Tanah terdiri dari berbagai jenis dan masing-masing memiliki
kapasitas yang berbeda untuk menahan air. Kemampuan ini bergantung pada
parameter, seperti struktur dan tekstur tanah, vegetasi di daerah itu, tingkat
kelembaban tanah dan sebagainya. Beberapa teknik pengukuran adalah:Soil
Moisture Meters, Tensiometer, Neutron Moisture Meter dan Soil Moisture
Monitoring (Anonim, 2010).
Tanah memiliki kualitas yang berbeda
di setiap wilayah. Pada tahun 1994, Soil Science Society of America (SSSA)
telah mendefinisikan kualitas tanah sebagai kemampuan tanah untuk menampilkan
fungsi-fungsinya dalam penggunaan lahan atau ekosistem untuk menopang
produktivitas biologis, mempertahankan kualitas lingkungan, dan meningkatkan
kesehatan manusia, binatang dan tumbuhan (Agehara and Warncke, 2005).
Banyak
indikator yang digunakan untuk menentukan kualitas tanah, salah satunya adalah
indikator fisika tanah. Indikator ini meliputi kedalaman horizon A, kelas
tekstur tanah (persentase kadar liat, debu dan pasir), berat isi tanah, kadar
air tersedia/kelengasan (%) dan stabilitas agregat pada kedalaman 30 cm
(Winarso, 2005). Beberapa faktor yang mempengaruhi kandungan lengas dalam tanah
antara lain anasir iklim, kandungan bahan organik, fraksi lempung tanah,
topografi dan adanya bahan penutup tanah baik organik maupun anorganik (Walker
and Paul, 2002).
Kadar
lengas tanah sering disebut sebagai kandungan air (moisture) yang terdapat dalam pori tanah. Satuan untuk menyatakan
kadar lengas tanah dapat berupa persen berat atau persen volume. Berkaitan
dengan istilah air dalam tanah, secara umum dikenal 3 jenis, yaitu (a) lengas
tanah (soil moisture) adalah air
dalam bentuk campuran antara gas (uap air) dan cairan; (b) air tanah (soil water) yaitu air dalam bentuk cair
yang berada dalam tanah baik yang berada di permukaan tanah, di pori dalam
tanah, sampai di lapisan kedap air; (c) air tanah dalam (ground water) yaitu
lapisan air kontinu yang berada di tanah bagian dalam (Handayani, 2009).
Cara
penetapan kadar air tanah dapat digolongkan ke dalam 4 cara, yaitu (Hakim et al., 1986):
1.
Gravimetrik
Cara gravimetrik merupakan cara
yang paling umum dipakai. Air yang hilang karena pengeringan tersebut merupakan
sejumlah air yang terdapat dalam tanah basah.
2.Tensiometer
tegangan atau hisapan
Prinsip
tegangan: air dalam tensiometer berequilibrium dengan air tanah melalui ujung
yang poros sehingga tegangan air tanah sama dengan tegangan pada potensiometer
(alat pengukur tegangan pada tensiometer).
Prinsip
hisapan: dengan tensioplate dan pressure plate dapat diukur daya hisap matrik
pada kadar air tertentu sehingga dapat dibuat kurva hubungan / daya hisap /
tegangan dengan kadar air.
3.Hambatan
listrik (blok tahanan)
Tahanan blok terhadap aliran
listrik tergantung dari jumlah air yang diabsorbsikan blok tersebut dengan
mengalibrasikan tahanan terhadap kelembaban, dapatlah didekati beberapa jumlah
air yang terdapat dalam tanah.
4.Pembauran
neutron (neutron scattering)
Atom tertentu yang terdapat dalam
air tanah secara efektif dapat mengurangi kecepatan neutron dan membaurkannya.
Karena pembauran dan perubahan arah sebagian dari neutron kembali ke asalnya
tetapi telah berubah, sehingga neutron yang mempunyai kecepatan diperlambat.
Jumlah neutron diperlambat dihubungkan oleh jumlah atom H (selanjutnya dengan
molekul H2O) yang terdapat dalam tanah.
Air tanah adalah semua air yang terdapat di bawah
permukaan tanah dan berada di dalam ruang antar butir atau rekahan-rekahan
serta celah-celah batuan pada zona jenuh air. Terdapatnya air tanah di bawah
permukaan tanah dapat dibagi dalam daerah jenuh dan daerah tidak jenuh. Dalam
daerah jenuh semua rongga terisi oleh air di bawah tekanan hidrostatik.
Sedangkan daerah tidak jenuh terdiri atas rongga-rongga yang berisi sebagian
oleh air, sebagian oleh udara. Daerah tidak jenuh terletak di atas daerah jenuh
hingga ke permukaan tanah dan bagian bawah daerah jenuh dapat dibatasi oleh
batas lapisan jenuh atau lapisan kedap air bisa berupa tanah liat atau batuan
dasar (bedrock). Air yang berada di dalam daerah jenuh dinamakan air
tanah dan air yang berada di dalam daerah tidak jenuh dinamakan air mengambang
atau air dangkal. Daerah tidak jenuh dibagi menjadi daerah dangkal, daerah
antara dan daerah kapiler (Wibowo, 2010).
Perbedaan
struktur antara berbagai jenis tanah tropika yang luas menghasilkan perbedaan
sangat besar dalam kemampuan penambatan airnya. Tanah pasiran mengosongkan
pori-porinya dari alur gravitasi pada tegangan mendekati 0,1 bar sedangkan pada
lempung silikat lapis yang seperti itu terjadi pada 0,5 bar. Golongan yang
beragregat baik dan bersifat oksida berkelakuan seperti pasir dalam hal
pergerakan air pada tegangan rendah, tetapi pada tegangan yang lebih tinggi
menahan air seperti lempung. Oleh karena itu, tanah itu memiliki kisaran
ketersediaan air yang lebih sempit ketimbang lempung lain. Banyak dari tanah
yang beragregat baik mempunyai masalah kekeringan yang sama sekali tidak
sebanding dengan kandungan lempung dan airnya. Agregat itu mungkin saja
mendekati kejenuhan sementara pori-pori diantara agregat sama sekali kehabisan
lengas yang tersedia basi tanaman. Ultisol dan Alfisol dengan lapisan
sesquioksida nampaknya mempunyai sifat menambat kelengasan lebih baik daripada
oksisol pada umumnya (Sanchez, 1992).
II.
METODOLOGI
Praktikum
Dasar-dasar Ilmu Tanah Acara I yaitu Kadar Lengas dilaksanakan pada tanggal 25
Februari 2013 di Laboratorium Tanah Umum, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Praktikum ini dilakukan oleh 5 kelompok
dengan masing-masing menguji tanah yang berbeda yaitu Entisol, Ultisol,
Alfisol, Rendzina dan Vertisol. Masing-masing jenis tanah terdiri dari 3 ukuran
yaitu 2mm, 0,5mm dan bongkahan. Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah 6
buah botol timbang, timbangan dan oven.
Praktikum
kadar lengas menggunakan metode gravimetri. Prinsip kerja dari metode ini
adalah dengan membandingkan berat lengas tanah dengan berat tanah kering
mutlak. Rumus untuk menghitung KL adalah sebagai berikut :
dengan a adalah massa botol kosong tertutup, b
adalah massa botol timbang yang berisi tanah dan c adalah massa botol timbang
beserta tanah yang telah dikeringkan.
III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Dari pengamatan yang telah dilakukan,
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1. 1. Hasil kadar lengas tanah
No.
|
Tanah
|
Diameter
|
Rata-rata
KL (%)
|
1.
|
Entisol
|
0,5 mm
|
4,71
%
|
|
|
2 mm
|
4,715
%
|
|
|
Bongkah
|
3,67
%
|
2.
|
Alfisol
|
0,5 mm
|
10,67
%
|
|
|
2 mm
|
10,84
%
|
|
|
Bongkah
|
11,39
%
|
3.
|
Ultisol
|
0,5 mm
|
9,72
%
|
|
|
2 mm
|
9,635
%
|
|
|
Bongkah
|
10,15
%
|
4.
|
Rendzina
|
0,5 mm
|
20,17
%
|
|
|
2 mm
|
20,06
%
|
|
|
Bongkah
|
19,63
%
|
5.
|
Vertisol
|
0,5 mm
|
15,15
%
|
|
|
2 mm
|
15,73
%
|
|
|
Bongkah
|
5,84
%
|
Contoh perhitungan :
Tanah Ultisol o 2 mm
* Ulangan 1
a = 33,124 g; b = 45,458 g; c = 44,374g
KL =
=
= 9,64 %
* Ulangan 2
a = 34,601 g b = 46,364 g c = 45,331 g
KL
=
=
= 9, 63 %
KL rerata =
= 9,635 %
Kadar
lengas tanah merupakan kandungan air (moisture)
yang terdapat dalam pori tanah. Kandungan lengas tanah dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu anasir iklim, kandungan bahan organik dan fraksi lempung
tanah, topografi, dan bahan penutup tanah berupa bahan organik atau bahan
anorganik. Anasir iklim berpengaruh pada lengas tanah yaitu ketika terjadi
selisih antara curah hujan dan penguapan atau evaporasi, sehingga akan dapat
ditentukan suatu tanah mengalami surplus atau defisit. Bahan organik dan
lempung berperan sebagai penyimpan air karena ukuran keduanya berupa koloid
sehingga semakin luas permukaan jenisnya maka semakin besar pula kemampuannya
untuk menyimpan air. Relief atau topografi mempengaruhi kecepatan air
kesempatan air terinfiltrasi lebih besar, sedangkan relief curam memacu proses kehilangan air. Bahan
penutup tanah mengurangi proses
evaporasi sehingga kandungan lengas lebih awet. Bahan penutup tanah
berupa seresah, kanopi tanaman, mulsa organik, cover crop, plastik, kain dan
kertasterinfiltrasi dan berperan dalam mempercepat kehilangan lengas melalui
aliran permukaan. Relief atau topografi mempengaruhi kecepatan air
terinfiltrasi dan berperan dalam mempercepat kehilangan lengas melalui aliran
permukaan. Relief datar sampai cekungan memberikan fasilitas kesempatan air
terinfiltrasi lebih besar sedangkan relief curam memacu proses kehilangan air.
Bahan penutup tanah berupa seresah, kanopi tanaman, mulsa organik, cover crop,
plastik, kain dan kertas.
Macam-macam
metode untuk mengetahui kandungan lengas tanah antara lain gravimetri,
volumetri, pancaran neutron, kalsium karbid dan TDR. Gravimetri yaitu
menghitung selisih berat lengas antara sebelum dan setelah tanah dikeringkan. Volumetri
yaitu membandingkan volume air dalam tanah dengan volume tanah. Tensiometer
yaitu alat ukur tekanan atau potensial (hisapan) matriks tanah terhadap air,
sehingga pengukuran kadar air dalam tanah dilakukan secara tidak langsung.
Apabila menggunakan metode atau alat tensiometer maka diperlukan kurva standar
hubungan antara kadar lengas tanah dengan potensial matriks tanah, sehingga
dapat ditentukan kadar lengas dan potensial matriks tanahnya. Pancaran neutron
atau neutron probe yaitu menghitung pancaran partikel neutron yang menabrak air
tanah dan tercatat oleh detektor. Kalsium karbit digunakan untuk mengetahui
tekanan yang dicatat oleh manometer akibat desakan gas hasil reaksi antara
bahan karbit dengan air tanah. TDR atau Time Domain Reflektometri digunakan
untuk mengukur konstanta dielektrikum air. Konstanta tersebut berkaitan dengan
banyak sedikitnya lengas dalam tanah.
Dalam percobaan ini
digunakan metode gravimetri dengan menghitung selisih berat lengas antara
sebelum dan sesudah dikeringkan. Kelebihan metode yang digunakan yaitu metode
dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan ekonomis. Kekurangan metode ini yang
pertama yaitu dapat mempengaruhi keakuratan data dan hasil yang diperoleh
karena metode ini sangat bergantung pada sensitivitas timbangan sehingga
timbangan haruslah benar-benar sensitif agar dihasilkan data yang akurat. Yang
kedua, memasukkan tanah sebanyak 2/3 botol dilakukan hanya dengan mengira-ngira
akan berpengaruh terhadap ketidak seragaman data yang diperoleh. Ketiga,
perbedaan lebar sempitnya tutup timbang saat dioven akan mempengaruhi keluarnya
air yang terdapat dalam pori-pori tanah. Keempat, debu, serabut, atau kotoran
yang masuk ke dalam sistem akan mempengaruhi akurasi data yang diperoleh.
Berat tanah yang
ditimbang sebelum dikeringkan lebih besar daripada setelah dikeringkan pada
suhu 105-110oC. Suhu dikondisikan dengan kisaran 105-110 ˚C agar
memperoleh tanah kering mutlak. Berkurangnya berat tanah dikarenakan tanah
kehilangan molekul air melelui proses pemanasan. Dengan kata lain tanah
terdehidrasi. Pengovenan tanah adalah untuk mengeluarkan air yang terdapat pada
pori-pori tanah agar berat kering mutlak tanah dapat diketahui sehingga
perhitungan kelengasan dapat dilakukan. Tutup botol timbang dibuka sedikit
selama pengovenan untuk mempermudah uap air keluar agar diperoleh tanah yang
benar-benar kering. Setelah dioven, tanah di dalam botol timbang tersebut
dimasukan kedalam desikator untuk mempercepat proses pendinginan tanah serta
menjaga tanah agar tidak terkontaminasi dengan uap air dari lingkungan.
Hasil
percobaan menunjukkan kadar lengas tanah Entisol lebih kecil dibandingkan
dengan yang lain. Kadar lengas tanah Entisol ukuran 0,5mm, 2mm, dan bongkah
berturut-turut adalah 4,71 % ; 4,715 % dan 3,67 % . Menurut Novrizal dan
Suwarji (), tanah Entisol mempunyai kadar lengas 35,18%. Nilai ini sangat
berbeda jauh dengan hasil percobaan. Entisol mayoritas terbuat dari bahan induk
pasir endapan sehingga tanah Entisol memiliki struktur pasir. Butiran pasir
lebih kasar dan lebih besar daripada butiran lempung dan debu sehingga
pori-pori tanahnya lebih besar serta kemampuan mengikat dan menahan air lebih
rendah namun permeabilitasnya lebih cepat. Pori-pori yang besar dapat langsung
melewatkan air dan sangat sedikit air yang diserap.
Kadar
lengas tanah Alfisol berukuran 0,5mm, 2mm dan bongkah secara berturut-turut
yaitu 10,67%; 10,84%; 11,39%. Kadar lengas tanah ini lebih rendah dibandingkan
dengan kadar lengas tanah Vertisol. Hal ini disebabkan tanah Alfisol bertekstur
lebih kasar dari Vertisol yaitu tekstur lempung debuan. Sehingga luas permukaan
porinya lebih kecil daripada tanah Vertisol dan mengakibatkan kemampuan
mengikat airnya rendah. Menurut Novrizal dan Suwarji (), tanah Alfisol
mempunyai kandungan KL 35,89%. Nilai dari jurnal cukup jauh berbeda dengan
nilai KL pada hasil percobaan. Bahan
induk Alfisol yaitu pasir dan tingkat permeabilitas cukup lambat sehingga cukup
mampu menahan air.
Kadar
lengas tanah Ultisol ukuran 0,5mm, 2mm dan bongkah yaitu 9,72%; 9,65% dan
10,15%. Kadar lengas Ultisol sedikit lebih kecil dari tanah Vertisol sehingga
tingkat permeabilitasnya cukup lambat namun mampu menahan air. Ciri umum tanah
ini adalah tekstur lempung sampai geluh, struktur remah sampai gumpal lemah dan
konsistensi gembur.
Hasil percobaan kadar lengas tanah Rendzina
ukuran 0,5mm, 2mm, dan bongkah adalah 20,17 %; 20,06 %; dan 19,63 %. Kadar
lengas Rendzina lebih besar dari yang lain karena bahan induk tanahnya berupa
gamping dan di bawahnya mengandung kapur sehingga daya hambat airnya besar.
Selain kandungan lempungnya tinggi, kemampuan mengikat dan menahan airnya juga
tinggi.
Kadar
lengas tanah Vertisol ukuran 0,5mm, 2mm, dan bongkah yaitu 15,15 %; 15,73 % dan
5,84 %. Tanah ini bertekstur halus berupa lempung dengan kandungan lempung
lebih dari 50 % sehingga permukaan porinya lebih luas dan kemampuan mengikat
air yang tinggi. Jika bahan induk tanah Vertisol adalah gamping maka daya
tempat airnya tinggi.
Beberapa
manfaat kadar lengas tanah antara lain :
a. Penjadwalan
irigasi
Kadar lengas tiap lapisan tanah
berbeda, sehingga perlu pengaturan kadar airnya.
b.
Mengetahui daya simpan tanah
Dengan mengetahui daya simpan tanah
maka dapat diketahui air yang diserap, hilang, dan tersimpan.
c. Berperan
penting dalam pertumbuhan tanaman
Semakin rendah kadar lengas tanah,
semakin diperlukan pengairan yang cukup agar kebutuhan air tanaman tercukupi.
V.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
Penentuan kadar lengas tanah dilakukan
dengan metode gravimetri dan diperoleh urutan kadar lengas tanah dari yang
tertinggi hingga terendah yaitu Rendzina > Vertisol > Alfisol >
Ultisol > Entisol.
2.
Faktor yang mempengaruhi kadar lengas
tanah yaitu anasir iklim, kandungan bahan organik, fraksi lempung tanah,
topografi, dan bahan penutup tanah berupa bahan organik atau bahan anorganik.
3.
Manfaat kadar lengas dalam bidang
pertanian yaitu untuk penjadwalan irigasi, mengetahui daya simpan tanah, dan
berperan penting dalam pertumbuhan tanaman.
VI.
PENGHARGAAN
Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa
atas limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga laporan ini dapat terselesaikan
dengan baik. Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan laporan ini, antara
lain kepada:
1. Ir.
Suci Handayani, M.P. selaku koordinator praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah
2. Para
asisten praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah yang telah memberikan bimbingan
sehingga praktikum dan penyelesaian laporan sementara ini dapat berjalan dengan
lancar
3. Pihak-pihak
yang telah membantu, baik dalam pelaksanaan praktikum maupun dalam pembuatan
laporan ini
Kami menyadari bahwa pembuatan laporan ini masih
jauh dari sempurna. Kami mohon maaf apabila dalam laporan ini terdapat
kesalahan. Semoga laporan yang telah kami susun ini dapat memberikan manfaat
bagi yang membaca.
Yogyakarta,
Maret 2013
Penyusun
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Soil Moisture
Levels: Measuring and Monitoring Equipment.<http://www.buzzle.com/articles/soil-moisture-levels
measuring-and-monitoring-equipment.html>. Diakses Kamis, 28 Februari 2013.
Agehara,
S. and D. D. Warncke. 2005. Soil moisture and temperature effect on nitrogen
release from organic nitrogen sources. Soil Science Society of America Journal
(69): 1844-1855.
Hakim,
N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.A. Diha, G.B. Hong, dan H.H.
Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.
Hanafiah,
K. A. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Rajawali Putera. Jakarta.
Handayani,
S. 2009. Panduan Praktikum dan Bahan Asistensi Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jurusan
Tanah Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Sanchez,
P.A. 1992. Properties and Management of Soils In The Tropics. Wiley
Interscience. New York.
Walker
J. P and P. R. Houser. 2002. Evaluation of the ohmmapper instrument for soil measument.
Soil Science Society of America Journal (66): 728-734.
Wibowo, H. 2010.
Laju infiltrasi pada lahan gambut yang
dipengaruhi air tanah (study kasus sei raya dalam kecamatan sei raya kabupaten
kubu raya). Jurnal Belian (9): 90-103.
Winarso,
S. 2005. Kesuburan Tanah: Dasar Kesehatan dan KualitasTanah. Gava Media.
Yogyakarta.
LAMPIRAN
No
|
Jenis tanah
|
Diameter
|
KL
I (%)
|
KL
II (%)
|
Rata-Rata
KL (%)
|
1
|
Entisol
|
0,5 mm
|
4,71 %
|
4,71%
|
4,71 %
|
|
|
2 mm
|
4,63 %
|
4,8 %
|
4,715 %
|
|
|
Bongkah
|
3,8 %
|
3,54 %
|
3,67 %
|
2
|
Alfisol
|
0,5 mm
|
10,65 %
|
10,68 %
|
10,67 %
|
|
|
2 mm
|
10,98 %
|
10,7 %
|
10,84 %
|
|
|
Bongkah
|
11,19 %
|
11,6 %
|
11,39 %
|
3
|
Ultisol
|
0,5 mm
|
9,68 %
|
9,76 %
|
9,72 %
|
|
|
2 mm
|
9,64 %
|
9,63 %
|
9,635 %
|
|
|
Bongkah
|
10,18 %
|
10,12 %
|
10,15 %
|
4
|
Rendzina
|
0,5 mm
|
20,15 %
|
20,20 %
|
20,17 %
|
|
|
2 mm
|
19,93 %
|
20,20 %
|
20,06 %
|
|
|
Bongkah
|
19,53 %
|
19,72 %
|
19,63 %
|
5
|
Vertisol
|
0,5 mm
|
14,87 %
|
15,44 %
|
15,15 %
|
|
|
2 mm
|
15,86 %
|
15,60 %
|
15,73 %
|
|
|
Bongkah
|
5,89 %
|
5,78 %
|
5,84 %
|
1.
Tanah
Entisol
a. Diameter
2 mm
Ulangan 1 : a = 34,
71 gram
b = 47, 57 gram
c = 47,
00 gram
KL
=
=
|
Ulangan 2 : a = 28, 88 gram
b = 42,
21 gram
c = 41,60
gram
KL
=
=
|
Rerata KL =
|
b. Diameter
0,5 mm
Ulangan 1 : a
= 32,22gram
b = 44,47 gram
c = 42,92 gram
KL
=
=
|
Ulangan 2 : a = 42,29
gram
b = 54,95
gram
c = 54,38 gram
KL
=
=
|
Rerata KL =
|
c. CT
Bongkah
Ulangan 1 : a = 26,27 gram
b = 39,92 gram
c = 39,42 gram
KL
=
=
|
Ulangan 2 : a = 22,96 gram
b = 35,54
gram
c = 35,11
gram
KL
=
=
|
Rerata KL =
|
2.
Tanah
Alfisol
a. Diameter
: 2 mm
Ulangan 1 : a =
29,72 gram
b =
44,97 gram
c = 42,57 gram
KL
=
=
|
Ulangan 2 : a = 24,20 gram
b = 34,
9 gram
c = 37,93
gram
KL
=
=
|
Rerata KL =
|
b. Diameter
: 0,5 mm
Ulangan 1 : a =
39,40 gram
b = 54,45 gram
c = 53,00 gram
KL
=
=
|
Ulangan 2 : a = 29,07 gram
b =
45,34 gram
c = 43,72 gram
KL
=
=
|
Rerata KL =
|
c. CT
Bongkah
Ulangan 1 : a = 37,32
gram
b = 47,75
gram
c = 46,70
gram
KL
=
=
|
Ulangan 2 : a = 37,05 gram
b = 50,30
gram
c = 48,93
gram
KL
=
=
|
Rerata KL =
|
3.
Tanah
Ultisol
a. Diameter
2 mm
Ulangan 1 : a = 33,124 gram
b = 45,458
gram
c = 44, 374 gram
KL
=
=
|
Ulangan 2 : a = 34,601 gram
b = 46,364 gram
c = 45,331 gram
KL =
=
|
Rerata KL =
|
b. Diameter
0,5 mm
Ulangan 1 : a = 19,068 gram
b = 29,077 gram
c = 28,194 gram
KL
=
=
|
Ulangan 2 : a = 39,017
gram
b = 49,040 gram
c = 48,149 gram
KL
=
=
|
Rerata KL =
|
c. CT
Bongkah
Ulangan 1 : a = 30,930 gram
b = 41,050 gram
c = 40,115 gram
KL
=
=
|
Ulangan 2 : a = 20,291 gram
b = 30,489 gram
c = 29,552 gram
KL
=
=
|
Rerata KL =
|
4.
Tanah
Rendzina
a. Diameter
2 mm
Ulangan 1 : a = 40,131
gram
b = 51,739 gram
c = 49,810 gram
KL
=
=
|
Ulangan 2 : a = 29,682 gram
b = 42,113
gram
c = 40,024
gram
KL
=
=
|
Rerata KL =
|
b. Diameter
0,5 mm
Ulangan 1 : a = 32,28
gram
b = 42,52 gram
c = 40,80 gram
KL =
=
|
Ulangan 2 : a = gram
b = gram
c = gram
KL
=
=
|
Rerata KL =
|
c. CT
Bongkah
Ulangan 1 : a = gram
b = gram
c = gram
KL
=
=
|
Ulangan 2 : a = gram
b = gram
c = gram
KL
=
=
|
Rerata KL =
|
5.
Tanah
Vertisol
a. Diameter
2 mm
Ulangan 1 : a = 39,78 gram
b = 55,49 gram
c = 53,34 gram
KL
=
=
|
Ulangan 2 : a = 32,67 gram
b = 50,08 gram
c = 47,73 gram
KL
=
=
|
Rerata KL =
|
b. Diameter 0,5 mm
Ulangan 1 : a =
gram
b = gram
c = gram
KL
=
=
|
Ulangan 2 : a = gram
b = gram
c = gram
KL
=
=
|
Rerata KL =
|
c. CT
Bongkah
Ulangan 1 : a = gram
b = gram
c = gram
KL
=
=
|
Ulangan 2 : a = gram
b = gram
c = gram
KL
=
=
|
Rerata KL =
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar