Selasa, 12 April 2016


LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH
ACARA I
KADAR LENGAS TANAH


Disusun Oleh :

GOL/KEL     : A2/3
Asisten                       : Rosyida Ismi Barroroh


LABORATORIUM TANAH UMUM
JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
ACARA I
KADAR LENGAS TANAH
ABSTRAKSI
Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah acara I ”Kadar Lengas Tanah” telah dilaksanakan pada hari Selasa, 25 Februari 2013 di Laboratorium Tanah Umum, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Kadar lengas tanah merupakan kandungan air yang terdapat dalam tanah. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui kadar lengas tanah, mengingat kandungan lengas tanah begitu beragam baik antar lapisan tanah maupun antar jenis tanah. Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah 6 buah botol timbang, timbangan dan oven. Bahan yang digunakan adalah contoh tanah ø 2mm, ø 0,5mm dan tanah bongkah dari 5 jenis tanah, yaitu Entisol, Alfisol, Ultisol, Rendzina dan Vertisol. Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode gravimetri, yaitu dengan cara menghitung selisih berat lengas antara sebelum dan setelah dikeringkan. Hasil dari pengukuran urutan kadar lengas tanah dari yang terbesar sampai yang terendah dengan diameter 0,5 mm, 2 mm dan CT bongkah adalah Rendzina (20,17 %; 20,06 %; 19,63 %) , Vertisol (15,15 %; 15,73 %; 5,84 %), Alfisol (10,67 %; 10,84 %; 11,39 %), Ultisol (9,72 %; 9,635 %; 10,15 %) dan Entisol (4,71 %; 4,715 %; 3,67 %).



I.       PENGANTAR
Tanah adalah bagian yang penting untuk kehidupan, karena tanah merupakan tempat hidup makhluk hidup seperti manusia,tumbuhan dan beberapa jenis hewan. Tanah berasal dari transformasi bahan organik dan atau mineral. Tanah dibentuk melalui proses gabungan anasir alami yaitu bahan induk, iklim, topografi dan organisme yang bekerja pada waktu tertentu.
Tanah mempunyai ciri khas dan sifat–sifat yang berbeda– beda antara tanah di suatu tempat dengan tempat yang lain. Sifat – sifat tanah itu meliputi fisika dan kimia. sifat fisika tanah meliputi kadar lengas, tekstur, struktur, nilai perbandingan disperse dan konsistensi tanah. Sedangkan sifat kimia menunjukkan sifat yang dipengaruhi oleh adanya proses reaksi kimia yang berlangsung, kandungan unsur-unsur dan senyawa dalam tanah dan mobilitas unsur/senyawa tanah.
Salah satu sifat fisik tanah yang dipelajari pada praktikum acara 1 adalah “Kadar Lengas Tanah”. Kadar lengas tanah adalah kadar kandungan air yang terdapat pada tanah.Tanah mempunyai kadar lengas yang beragam tiap lapisan dan jenisnya. Dengan mengetahui kadar lengas maka akan dapat ditentukan kemampuan tanah dalam menyerap dan menyimpan air (moisture). Pemahaman mengenai kadar lengas sangat erat kaitannya terhadap bidang pertanian karena serapan hara dan pernapasan akar-akar tanaman dikendalikan oleh proses pengaturan lengas yang akan mempengaruhi laju pertumbuhan dan produksi tanaman.
Tujuan dari Praktikum Acara I “Kadar Lengas Tanah” adalah untuk menentukan kadar lengas yang terkandung dalam beberapa jenis tanah, mengetahui faktor-faktor yang berperan dalam penentuan kadar lengas tanah serta mengetahui manfaat kadar lengas dalam bidang pertanian.
Tanah merupakan tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam (natural forces) terhadap bahan-bahan alam di permukaan bumi. Tanah yang terbentuk dari bahan-bahan berupa bahan mineral, organik, dan air serta udara tersusun di dalam ruangan yang membentuk tubuh tanah. Akibat berlangsungnya proses pembentukan tanah itu maka terjadilah perbedan morfologi, kimia, fisis dan biologi dari tanah yang berbeda-beda pula (Hakim et al., 1986).
            Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh berkembangnya perakaran, penopang tegak tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara (Hanafiah, 2009). Tanah terdiri dari berbagai jenis dan masing-masing memiliki kapasitas yang berbeda untuk menahan air. Kemampuan ini bergantung pada parameter, seperti struktur dan tekstur tanah, vegetasi di daerah itu, tingkat kelembaban tanah dan sebagainya. Beberapa teknik pengukuran adalah:Soil Moisture Meters, Tensiometer, Neutron Moisture Meter dan Soil Moisture Monitoring (Anonim, 2010).
            Tanah memiliki kualitas yang berbeda di setiap wilayah. Pada tahun 1994, Soil Science Society of America (SSSA) telah mendefinisikan kualitas tanah sebagai kemampuan tanah untuk menampilkan fungsi-fungsinya dalam penggunaan lahan atau ekosistem untuk menopang produktivitas biologis, mempertahankan kualitas lingkungan, dan meningkatkan kesehatan manusia, binatang dan tumbuhan (Agehara and Warncke, 2005).
Banyak indikator yang digunakan untuk menentukan kualitas tanah, salah satunya adalah indikator fisika tanah. Indikator ini meliputi kedalaman horizon A, kelas tekstur tanah (persentase kadar liat, debu dan pasir), berat isi tanah, kadar air tersedia/kelengasan (%) dan stabilitas agregat pada kedalaman 30 cm (Winarso, 2005). Beberapa faktor yang mempengaruhi kandungan lengas dalam tanah antara lain anasir iklim, kandungan bahan organik, fraksi lempung tanah, topografi dan adanya bahan penutup tanah baik organik maupun anorganik (Walker and Paul, 2002).
Kadar lengas tanah sering disebut sebagai kandungan air (moisture) yang terdapat dalam pori tanah. Satuan untuk menyatakan kadar lengas tanah dapat berupa persen berat atau persen volume. Berkaitan dengan istilah air dalam tanah, secara umum dikenal 3 jenis, yaitu (a) lengas tanah (soil moisture) adalah air dalam bentuk campuran antara gas (uap air) dan cairan; (b) air tanah (soil water) yaitu air dalam bentuk cair yang berada dalam tanah baik yang berada di permukaan tanah, di pori dalam tanah, sampai di lapisan kedap air; (c) air tanah dalam (ground water) yaitu lapisan air kontinu yang berada di tanah bagian dalam (Handayani, 2009).
Cara penetapan kadar air tanah dapat digolongkan ke dalam 4 cara, yaitu (Hakim et al., 1986):
1. Gravimetrik
Cara gravimetrik merupakan cara yang paling umum dipakai. Air yang hilang karena pengeringan tersebut merupakan sejumlah air yang terdapat dalam tanah basah.
2.Tensiometer tegangan atau hisapan
Prinsip tegangan: air dalam tensiometer berequilibrium dengan air tanah melalui ujung yang poros sehingga tegangan air tanah sama dengan tegangan pada potensiometer (alat pengukur tegangan pada tensiometer).
Prinsip hisapan: dengan tensioplate dan pressure plate dapat diukur daya hisap matrik pada kadar air tertentu sehingga dapat dibuat kurva hubungan / daya hisap / tegangan dengan kadar air.
3.Hambatan listrik (blok tahanan)
Tahanan blok terhadap aliran listrik tergantung dari jumlah air yang diabsorbsikan blok tersebut dengan mengalibrasikan tahanan terhadap kelembaban, dapatlah didekati beberapa jumlah air yang terdapat dalam tanah.
4.Pembauran neutron (neutron scattering)
Atom tertentu yang terdapat dalam air tanah secara efektif dapat mengurangi kecepatan neutron dan membaurkannya. Karena pembauran dan perubahan arah sebagian dari neutron kembali ke asalnya tetapi telah berubah, sehingga neutron yang mempunyai kecepatan diperlambat. Jumlah neutron diperlambat dihubungkan oleh jumlah atom H (selanjutnya dengan molekul H2O) yang terdapat dalam tanah.
Air tanah adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah dan berada di dalam ruang antar butir atau rekahan-rekahan serta celah-celah batuan pada zona jenuh air. Terdapatnya air tanah di bawah permukaan tanah dapat dibagi dalam daerah jenuh dan daerah tidak jenuh. Dalam daerah jenuh semua rongga terisi oleh air di bawah tekanan hidrostatik. Sedangkan daerah tidak jenuh terdiri atas rongga-rongga yang berisi sebagian oleh air, sebagian oleh udara. Daerah tidak jenuh terletak di atas daerah jenuh hingga ke permukaan tanah dan bagian bawah daerah jenuh dapat dibatasi oleh batas lapisan jenuh atau lapisan kedap air bisa berupa tanah liat atau batuan dasar (bedrock). Air yang berada di dalam daerah jenuh dinamakan air tanah dan air yang berada di dalam daerah tidak jenuh dinamakan air mengambang atau air dangkal. Daerah tidak jenuh dibagi menjadi daerah dangkal, daerah antara dan daerah kapiler (Wibowo, 2010).
Perbedaan struktur antara berbagai jenis tanah tropika yang luas menghasilkan perbedaan sangat besar dalam kemampuan penambatan airnya. Tanah pasiran mengosongkan pori-porinya dari alur gravitasi pada tegangan mendekati 0,1 bar sedangkan pada lempung silikat lapis yang seperti itu terjadi pada 0,5 bar. Golongan yang beragregat baik dan bersifat oksida berkelakuan seperti pasir dalam hal pergerakan air pada tegangan rendah, tetapi pada tegangan yang lebih tinggi menahan air seperti lempung. Oleh karena itu, tanah itu memiliki kisaran ketersediaan air yang lebih sempit ketimbang lempung lain. Banyak dari tanah yang beragregat baik mempunyai masalah kekeringan yang sama sekali tidak sebanding dengan kandungan lempung dan airnya. Agregat itu mungkin saja mendekati kejenuhan sementara pori-pori diantara agregat sama sekali kehabisan lengas yang tersedia basi tanaman. Ultisol dan Alfisol dengan lapisan sesquioksida nampaknya mempunyai sifat menambat kelengasan lebih baik daripada oksisol pada umumnya (Sanchez, 1992).
II.    METODOLOGI
Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah Acara I yaitu Kadar Lengas dilaksanakan pada tanggal 25 Februari 2013 di Laboratorium Tanah Umum, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Praktikum ini dilakukan oleh 5 kelompok dengan masing-masing menguji tanah yang berbeda yaitu Entisol, Ultisol, Alfisol, Rendzina dan Vertisol. Masing-masing jenis tanah terdiri dari 3 ukuran yaitu 2mm, 0,5mm dan bongkahan. Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah 6 buah botol timbang, timbangan dan oven.
Praktikum kadar lengas menggunakan metode gravimetri. Prinsip kerja dari metode ini adalah dengan membandingkan berat lengas tanah dengan berat tanah kering mutlak. Rumus untuk menghitung KL adalah sebagai berikut :  dengan a adalah massa botol kosong tertutup, b adalah massa botol timbang yang berisi tanah dan c adalah massa botol timbang beserta tanah yang telah dikeringkan.
III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Dari pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1. 1. Hasil kadar lengas tanah
No.
Tanah
Diameter
Rata-rata KL (%)
1.
Entisol
0,5 mm
4,71 %


2 mm
4,715 %


Bongkah
3,67 %
2.
Alfisol
0,5 mm
10,67 %


2 mm
10,84 %


Bongkah
11,39 %
3.
Ultisol
0,5 mm
9,72 %


2 mm
9,635 %


Bongkah
10,15 %
4.
Rendzina
0,5 mm
20,17 %


2 mm
20,06 %


Bongkah
19,63 %
5.
Vertisol
0,5 mm
15,15 %


2 mm
15,73 %


Bongkah
5,84 %


Contoh perhitungan :
Tanah Ultisol   o 2 mm
* Ulangan 1
   a = 33,124  g; b = 45,458  g; c = 44,374g
KL  =
                    =
  = 9,64 %
* Ulangan 2
a = 34,601 g    b = 46,364 g   c = 45,331 g
KL  =
        =        
        =  9, 63 %

KL rerata =  = 9,635 %
Kadar lengas tanah merupakan kandungan air (moisture) yang terdapat dalam pori tanah. Kandungan lengas tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu anasir iklim, kandungan bahan organik dan fraksi lempung tanah, topografi, dan bahan penutup tanah berupa bahan organik atau bahan anorganik. Anasir iklim berpengaruh pada lengas tanah yaitu ketika terjadi selisih antara curah hujan dan penguapan atau evaporasi, sehingga akan dapat ditentukan suatu tanah mengalami surplus atau defisit. Bahan organik dan lempung berperan sebagai penyimpan air karena ukuran keduanya berupa koloid sehingga semakin luas permukaan jenisnya maka semakin besar pula kemampuannya untuk menyimpan air. Relief atau topografi mempengaruhi kecepatan air kesempatan air terinfiltrasi lebih besar, sedangkan relief curam memacu proses kehilangan air. Bahan penutup tanah mengurangi proses evaporasi sehingga kandungan lengas lebih awet. Bahan penutup tanah berupa seresah, kanopi tanaman, mulsa organik, cover crop, plastik, kain dan kertasterinfiltrasi dan berperan dalam mempercepat kehilangan lengas melalui aliran permukaan. Relief atau topografi mempengaruhi kecepatan air terinfiltrasi dan berperan dalam mempercepat kehilangan lengas melalui aliran permukaan. Relief datar sampai cekungan memberikan fasilitas kesempatan air terinfiltrasi lebih besar sedangkan relief curam memacu proses kehilangan air. Bahan penutup tanah berupa seresah, kanopi tanaman, mulsa organik, cover crop, plastik, kain dan kertas.
Macam-macam metode untuk mengetahui kandungan lengas tanah antara lain gravimetri, volumetri, pancaran neutron, kalsium karbid dan TDR. Gravimetri yaitu menghitung selisih berat lengas antara sebelum dan setelah tanah dikeringkan. Volumetri yaitu membandingkan volume air dalam tanah dengan volume tanah. Tensiometer yaitu alat ukur tekanan atau potensial (hisapan) matriks tanah terhadap air, sehingga pengukuran kadar air dalam tanah dilakukan secara tidak langsung. Apabila menggunakan metode atau alat tensiometer maka diperlukan kurva standar hubungan antara kadar lengas tanah dengan potensial matriks tanah, sehingga dapat ditentukan kadar lengas dan potensial matriks tanahnya. Pancaran neutron atau neutron probe yaitu menghitung pancaran partikel neutron yang menabrak air tanah dan tercatat oleh detektor. Kalsium karbit digunakan untuk mengetahui tekanan yang dicatat oleh manometer akibat desakan gas hasil reaksi antara bahan karbit dengan air tanah. TDR atau Time Domain Reflektometri digunakan untuk mengukur konstanta dielektrikum air. Konstanta tersebut berkaitan dengan banyak sedikitnya lengas dalam tanah.
Dalam percobaan ini digunakan metode gravimetri dengan menghitung selisih berat lengas antara sebelum dan sesudah dikeringkan. Kelebihan metode yang digunakan yaitu metode dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan ekonomis. Kekurangan metode ini yang pertama yaitu dapat mempengaruhi keakuratan data dan hasil yang diperoleh karena metode ini sangat bergantung pada sensitivitas timbangan sehingga timbangan haruslah benar-benar sensitif agar dihasilkan data yang akurat. Yang kedua, memasukkan tanah sebanyak 2/3 botol dilakukan hanya dengan mengira-ngira akan berpengaruh terhadap ketidak seragaman data yang diperoleh. Ketiga, perbedaan lebar sempitnya tutup timbang saat dioven akan mempengaruhi keluarnya air yang terdapat dalam pori-pori tanah. Keempat, debu, serabut, atau kotoran yang masuk ke dalam sistem akan mempengaruhi akurasi data yang diperoleh.
Berat tanah yang ditimbang sebelum dikeringkan lebih besar daripada setelah dikeringkan pada suhu 105-110oC. Suhu dikondisikan dengan kisaran 105-110 ˚C agar memperoleh tanah kering mutlak. Berkurangnya berat tanah dikarenakan tanah kehilangan molekul air melelui proses pemanasan. Dengan kata lain tanah terdehidrasi. Pengovenan tanah adalah untuk mengeluarkan air yang terdapat pada pori-pori tanah agar berat kering mutlak tanah dapat diketahui sehingga perhitungan kelengasan dapat dilakukan. Tutup botol timbang dibuka sedikit selama pengovenan untuk mempermudah uap air keluar agar diperoleh tanah yang benar-benar kering. Setelah dioven, tanah di dalam botol timbang tersebut dimasukan kedalam desikator untuk mempercepat proses pendinginan tanah serta menjaga tanah agar tidak terkontaminasi dengan uap air dari lingkungan.
Hasil percobaan menunjukkan kadar lengas tanah Entisol lebih kecil dibandingkan dengan yang lain. Kadar lengas tanah Entisol ukuran 0,5mm, 2mm, dan bongkah berturut-turut adalah 4,71 % ; 4,715 % dan 3,67 % . Menurut Novrizal dan Suwarji (), tanah Entisol mempunyai kadar lengas 35,18%. Nilai ini sangat berbeda jauh dengan hasil percobaan. Entisol mayoritas terbuat dari bahan induk pasir endapan sehingga tanah Entisol memiliki struktur pasir. Butiran pasir lebih kasar dan lebih besar daripada butiran lempung dan debu sehingga pori-pori tanahnya lebih besar serta kemampuan mengikat dan menahan air lebih rendah namun permeabilitasnya lebih cepat. Pori-pori yang besar dapat langsung melewatkan air dan sangat sedikit air yang diserap.
Kadar lengas tanah Alfisol berukuran 0,5mm, 2mm dan bongkah secara berturut-turut yaitu 10,67%; 10,84%; 11,39%. Kadar lengas tanah ini lebih rendah dibandingkan dengan kadar lengas tanah Vertisol. Hal ini disebabkan tanah Alfisol bertekstur lebih kasar dari Vertisol yaitu tekstur lempung debuan. Sehingga luas permukaan porinya lebih kecil daripada tanah Vertisol dan mengakibatkan kemampuan mengikat airnya rendah. Menurut Novrizal dan Suwarji (), tanah Alfisol mempunyai kandungan KL 35,89%. Nilai dari jurnal cukup jauh berbeda dengan nilai KL pada hasil percobaan.  Bahan induk Alfisol yaitu pasir dan tingkat permeabilitas cukup lambat sehingga cukup mampu menahan air.
Kadar lengas tanah Ultisol ukuran 0,5mm, 2mm dan bongkah yaitu 9,72%; 9,65% dan 10,15%. Kadar lengas Ultisol sedikit lebih kecil dari tanah Vertisol sehingga tingkat permeabilitasnya cukup lambat namun mampu menahan air. Ciri umum tanah ini adalah tekstur lempung sampai geluh, struktur remah sampai gumpal lemah dan konsistensi gembur.
 Hasil percobaan kadar lengas tanah Rendzina ukuran 0,5mm, 2mm, dan bongkah adalah 20,17 %; 20,06 %; dan 19,63 %. Kadar lengas Rendzina lebih besar dari yang lain karena bahan induk tanahnya berupa gamping dan di bawahnya mengandung kapur sehingga daya hambat airnya besar. Selain kandungan lempungnya tinggi, kemampuan mengikat dan menahan airnya juga tinggi.
Kadar lengas tanah Vertisol ukuran 0,5mm, 2mm, dan bongkah yaitu 15,15 %; 15,73 % dan 5,84 %. Tanah ini bertekstur halus berupa lempung dengan kandungan lempung lebih dari 50 % sehingga permukaan porinya lebih luas dan kemampuan mengikat air yang tinggi. Jika bahan induk tanah Vertisol adalah gamping maka daya tempat airnya tinggi.
Beberapa manfaat kadar lengas tanah antara lain :
a.       Penjadwalan irigasi
Kadar lengas tiap lapisan tanah berbeda, sehingga perlu pengaturan kadar airnya.
b.      Mengetahui daya simpan tanah
Dengan mengetahui daya simpan tanah maka dapat diketahui air yang diserap, hilang, dan tersimpan.
c.       Berperan penting dalam pertumbuhan tanaman
Semakin rendah kadar lengas tanah, semakin diperlukan pengairan yang cukup agar kebutuhan air tanaman tercukupi.

V. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1.        Penentuan kadar lengas tanah dilakukan dengan metode gravimetri dan diperoleh urutan kadar lengas tanah dari yang tertinggi hingga terendah yaitu Rendzina > Vertisol > Alfisol > Ultisol > Entisol.
2.        Faktor yang mempengaruhi kadar lengas tanah yaitu anasir iklim, kandungan bahan organik, fraksi lempung tanah, topografi, dan bahan penutup tanah berupa bahan organik atau bahan anorganik.
3.        Manfaat kadar lengas dalam bidang pertanian yaitu untuk penjadwalan irigasi, mengetahui daya simpan tanah, dan berperan penting dalam pertumbuhan tanaman.

VI. PENGHARGAAN
Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan laporan ini, antara lain kepada:
1.      Ir. Suci Handayani, M.P. selaku koordinator praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah
2.      Para asisten praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah yang telah memberikan bimbingan sehingga praktikum dan penyelesaian laporan sementara ini dapat berjalan dengan lancar
3.      Pihak-pihak yang telah membantu, baik dalam pelaksanaan praktikum maupun dalam pembuatan laporan ini
Kami menyadari bahwa pembuatan laporan ini masih jauh dari sempurna. Kami mohon maaf apabila dalam laporan ini terdapat kesalahan. Semoga laporan yang telah kami susun ini dapat memberikan manfaat bagi yang membaca.


Yogyakarta,  Maret 2013
Penyusun        
































DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Soil Moisture Levels: Measuring and Monitoring Equipment.<http://www.buzzle.com/articles/soil-moisture-levels measuring-and-monitoring-equipment.html>. Diakses Kamis, 28 Februari 2013.
Agehara, S. and D. D. Warncke. 2005. Soil moisture and temperature effect on nitrogen release from organic nitrogen sources. Soil Science Society of America Journal (69): 1844-1855.
Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.A. Diha, G.B. Hong, dan H.H. Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.
Hanafiah, K. A. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Rajawali Putera. Jakarta.

Handayani, S. 2009. Panduan Praktikum dan Bahan Asistensi Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Sanchez, P.A. 1992. Properties and Management of Soils In The Tropics. Wiley Interscience. New York.
Walker J. P and P. R. Houser. 2002. Evaluation of the ohmmapper instrument for soil measument. Soil Science Society of America Journal (66): 728-734.
Wibowo, H. 2010. Laju infiltrasi pada lahan gambut yang dipengaruhi air tanah (study kasus sei raya dalam kecamatan sei raya kabupaten kubu raya). Jurnal Belian (9): 90-103.

Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah: Dasar Kesehatan dan KualitasTanah. Gava Media. Yogyakarta.


































LAMPIRAN

No
Jenis tanah
Diameter
KL I (%)
KL II (%)
Rata-Rata KL (%)
1
Entisol
0,5 mm
4,71 %
4,71%
4,71 %


2 mm
4,63 %
4,8 %
4,715 %


Bongkah
3,8 %
3,54 %
3,67 %
2
Alfisol
0,5 mm
10,65 %
10,68 %
10,67 %


2 mm
10,98 %
10,7 %
10,84 %


Bongkah
11,19 %
11,6 %
11,39 %
3
Ultisol
0,5 mm
9,68 %
9,76 %
9,72 %


2 mm
9,64 %
9,63 %
9,635 %


Bongkah
10,18 %
10,12 %
10,15 %
4
Rendzina
0,5 mm
20,15 %
20,20 %
20,17 %


2 mm
19,93 %
20,20 %
20,06 %


Bongkah
19,53 %
19,72 %
19,63 %
5
Vertisol
0,5 mm
14,87 %
15,44 %
15,15 %


2 mm
15,86 %
15,60 %
15,73 %


Bongkah
5,89 %
5,78 %
5,84 %













1.      Tanah Entisol
a.       Diameter 2 mm
Ulangan 1 : a = 34, 71 gram
                    b = 47, 57 gram
                    c = 47, 00 gram
                    KL   =
                            =

Ulangan 2 : a = 28, 88 gram
                    b = 42, 21 gram
                    c = 41,60 gram
                    KL   =
                            =
Rerata KL =


b.      Diameter 0,5 mm
Ulangan 1 : a =  32,22gram
                    b =  44,47 gram
                    c =  42,92 gram
                    KL   =
                            =

Ulangan 2 : a =  42,29 gram
                    b = 54,95 gram
                    c =  54,38 gram
                    KL   =
                            =
Rerata KL  =

c.       CT Bongkah
Ulangan 1 : a = 26,27 gram
                    b = 39,92 gram
                    c = 39,42 gram
                    KL   =
                            =

Ulangan 2 : a = 22,96 gram
                    b = 35,54 gram
                    c = 35,11 gram
                    KL   =
                            =
Rerata KL =

2.      Tanah Alfisol
a.       Diameter : 2 mm
Ulangan 1 : a = 29,72 gram
                    b = 44,97 gram
                    c =  42,57 gram
                    KL   =
                            =

Ulangan 2 : a = 24,20 gram
                    b = 34, 9 gram
                    c = 37,93 gram
                    KL   =
                            =
Rerata KL =


b.      Diameter : 0,5 mm
Ulangan 1 : a = 39,40  gram
                    b =  54,45 gram
                    c =  53,00 gram
                    KL   =
                            =

Ulangan 2 : a = 29,07 gram
                    b = 45,34 gram
                    c =  43,72 gram
                    KL   =
                            =
Rerata KL =


c.       CT Bongkah
Ulangan 1 : a = 37,32 gram
                    b = 47,75 gram
                    c = 46,70 gram
                    KL   =
                            =

Ulangan 2 : a = 37,05 gram
                    b = 50,30 gram
                    c = 48,93 gram
                    KL   =
                            =
Rerata KL =






3.      Tanah Ultisol
a.       Diameter 2 mm
Ulangan 1 : a = 33,124 gram
                    b = 45,458 gram
                    c =  44, 374 gram
                    KL   =
                            =

Ulangan 2 : a = 34,601 gram
                    b = 46,364 gram
                    c = 45,331 gram
                    KL   =
                            =
Rerata KL =

b.      Diameter 0,5 mm
Ulangan 1 : a = 19,068 gram
                    b = 29,077 gram
                    c = 28,194 gram
                    KL   =
                            =

Ulangan 2 : a =  39,017 gram
                    b =  49,040 gram
                    c =  48,149 gram
                    KL   =
                            =
Rerata KL =

c.       CT Bongkah
Ulangan 1 : a = 30,930 gram
                    b = 41,050 gram
                    c =  40,115 gram
                    KL   =
                            =

Ulangan 2 : a = 20,291 gram
                    b = 30,489 gram
                    c = 29,552 gram
                    KL   =
                            =
Rerata KL =

4.      Tanah Rendzina
a.       Diameter 2 mm
Ulangan 1 : a = 40,131 gram
                    b =  51,739 gram
                    c =  49,810 gram
                    KL   =
                            =

Ulangan 2 : a = 29,682 gram
                    b = 42,113 gram
                    c = 40,024 gram
                    KL   =
                            =
Rerata KL =

b.      Diameter 0,5 mm
Ulangan 1 : a = 32,28 gram
                    b =  42,52 gram
                    c = 40,80 gram
                    KL   =
                            =

Ulangan 2 : a = gram
                    b = gram
                    c = gram
                    KL   =
                            =
Rerata KL =

c.       CT Bongkah
Ulangan 1 : a = gram
                    b =  gram
                    c = gram
                    KL   =
                            =

Ulangan 2 : a = gram
                    b = gram
                    c = gram
                    KL   =
                            =
Rerata KL =

5.      Tanah Vertisol
a.       Diameter 2 mm
Ulangan 1 : a = 39,78 gram
                    b = 55,49 gram
                    c = 53,34 gram
                    KL   =
                            =

Ulangan 2 : a = 32,67 gram
                    b = 50,08 gram
                    c = 47,73 gram
                    KL   =
                            =
Rerata KL =

b.      Diameter  0,5 mm
Ulangan 1 : a = gram
                    b =  gram
                    c =  gram
                    KL   =
                            =

Ulangan 2 : a = gram
                    b = gram
                    c = gram
                    KL   =
                            =
Rerata KL  =




c.       CT Bongkah
Ulangan 1 : a =  gram
                    b =  gram
                    c = gram
                    KL   =
                            =

Ulangan 2 : a =  gram
                    b = gram
                    c = gram
                    KL   =
                            =
Rerata KL =


Tidak ada komentar:

Posting Komentar