Rabu, 06 April 2016

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH ACARA II IDENTIFIKASI BENIH DAN KECAMBAH










Disusun Oleh :
Nama : 
NIM : 13390
Golongan : C1
Prodi : Pemuliaan Tanaman
Asisten : Mahfud


LABORATORIUM TEKNOLOGI BENIH
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
Identifikasi Benih dan Kecambah
Abstraksi
Praktikum teknologi Benih Acara II dengan judul Identifikasi Benih dan Kecambah dilaksanakan pada Senin, 16 Maret 2015 di Laboratorium Teknologi Benih, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi benih berdasarkan sifat-sifat fisik, bentuk, warna, ukuran, permukaan kulit, embrio, endosperm, serta warna dan bentuk kecambahnya. Bahan-bahan yang digunakan meliputi benih mentimun, gambas, semangka, caisim, bayam, wortel, pare, selada keriting, jagung kuning, gandum, sorgum, kacang tanah, kedelai kaba, padi (varietas Fatmawati, Ciherang, IR 64), buncis, kacang panjang, kacang panjang, kacang hijau, bengkoang, terong, kecipir, tomat, cabai besar. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain scalpel, pinset, magnifier, bak perkecambahan, dan pasir. Cara kerja praktikum ini dibagi menjadi 3, yaitu identifikasi benih, identifikasi embrio, dan identifikasi kecambah. Pada identifikasi benih, cara kerja yang dilakukan adalah contoh benih diambil secukupnya lalu ciri-ciri fisik benih meliputi bentuk, warna, ukuran,kondisi permukaan kulit, dan bobot 100 butirnya diamati. Pada identifikasi embrio cara kerja yang dilakukan adalah benih dilembabkan secukupnya, lalu embrio dibelah dan diamati bentuknya kemudian bagian-bagian benih tersebut digambar. Pada identifikasi kecambah dilakukan dengan cara yaitu benih dikecambahkan di media pasir selama 2 minggu dan perkembangan perkecambahan benih setiap 2 hari sekali diamati. Identifikasi benih dilakukan untuk mengetahui kondisi fisologis benih beserta kualitasnya untuk tumbuh di lapangan. Bagian dari benih terdiri dari embrio, endosperm, dan kulit benih. Benih mempunyai sifat fisik yaitu warna, sifat permukaan, tipe perkecambahan, berat, ukuran, embrio, endosperm yang berbeda-beda. Terdapat dua tipe perkecambahan yaitu epigeal (kedelai, kacang hijau, kacang tanah, kacang panjang, buncis, kecipir, cabai, tomat, terong, semangka, wortel, bayam, caisim, dan selada keriting) dan hipogeal (padi, gandum, jagung, sorgum, timun, gambas, pare, dan bengkoang).
Kata kunci : Identifikasi Benih, Identifikasi Kecambah, Embrio, Benih.
  1. Pendahuluan
  1. Latar Belakang
Benih merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan suatu budidaya pertanian. Benih yang berkualitas tinggi akan meningkatkan produktivitas hasil, sedangkan benih yang buruk dapat mengurangi produktivitas. Adanya identifikasi benih sangat berperan penting dalam pengujian kualitas benih yang akan digunakan dalam budidaya pertanian tersebut. Identifikasi benih dapat dilihat dari kenampakkan ata morfologi dari bagian-bagian pada benih yang diidentifikasi. Kualitas benih tersebut nantinya akan menunjukkan kemampuan benih untuk tumbuh di lapangan atau tempat tumbuh yang akan digunakan. Selain dengan identifikasi benih, identifikasi embrio dan identifikasi kecambah juga turut bermanfaat dalam menentukkan kualitas benih dan kondisi sisiologisnya. Oleh karena itu perlu dilakukan indentifikasi benih agar hasil produksi meningkat.
  1. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi benih berdasar atas sifat-sifat fisik, bentuk, warna, ukuran, permukaan kulit, embrio, endosperm, serta warna dan bentuk kecambahannya.
  1. Tinjauan Pustaka
Definisi benih secara botani adalah biji yang berasal dari ovula yang masak atau matang. Setiap benih yang masak atau matang terdiri dari embrio dan kulit biji. Kulit biji terbentuk dari integumen yang ada pada ovula. Setiap biji yang masih sangat muda dan sedang tumbuh, terdiri dari tiga bagian yaitu embrio, kulit biji, dan endosperm (Kamil, 1982). Menurut Copeland (1976), biji merupakan ovule yang dewasa. Terbentuk satu atau lebih di dalam satu ovari pada legume, tapi tidak pernah lebih dari satu biji terbentuk dalam ovari pada monokotil. Setiap biji matang selalu terdiri paling tidak dua bagian,yaitu: (1) Embrio, (2) Kulit biji (Seed coat atau testa). Embrio terbentuk atau berasal dari telur yang dibuahi (zygote) dengan mengalami pembelahan sel di dalam embryo sac. Kulit biji terbentuk dari integumen (satu atau lebih) dari ovule. Pada legume umumnya terdapat dua lapis kulit biji. Lapisan sebelah dalam tipis dan lunak, sedangkan lapisan sebelah luar tebal dan keras fungsinya sebagai lapisan proteksi terhadap suhu, penyakit dan sentuhan mekanis. Setiap biji yang sanmgat muda dan sedang tumbuh, selalu terdri atas tiga bagian yaitu: (1) Embrio, (2) Kulit biji (seed coat), (3) Endosperm.
Benih mengandung karbohidrat, lemak, protein dan mineral yang akan mempengaruhi dan dibutuhkan dalam proses perkecambahan sehingga biji yang memiliki ukuran besar maka embrionya juga besar. Begitu pula mempengaruhi tingkat kemasakan benih. Hal ini dapat dikarenakan benih bila dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai maka tidak mempunyai viabilitas tinggi, ini akan mengakibatkan benih tidak dapat berkecambah (Worker and Ruckman, 1968). Faktor - faktor yang menentukan kualitas benih adalah persentase dari benih murni, benih tanaman lain, biji herba, kotoran, benih berkulit keras, adanya biji herba yang noxious, bebas dari hama dan penyakit, kadar air dan hasil dari berat pengujian 1000 butir biji (Sudarti, 1984).
Secara fisiologis, perkecambahan benih adalah dimulainya lagi proses metabolisme yang tertunda serta berlangsungnya transkripsi genom. Secara biokimia, perkecambahan merupakan diferensiasi lanjutan dari lintasan oksidatif dan lintasan sintetik serta perbaikan lintasan biokimia khusus dari pertumbuhan dan perkembangan vegetatif. Proses perkecambahan benih dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik yang berpengaruh adalah susunan kimiawi benih yang berhubungan dengan daya hidup benih. Sifat ketahanan ini meliputi masalah kadar air benih, kegiatan enzim dalam benih dan kegiatan-kegiatan fisik atau biokimiawi dari kulit benih, sedangkan faktor lingkungan yang sangat berpengaruh adalah air, gas, suhu dan oksigen (Ayu, 2002). Perkecambahan menurut Marthen, dkk (2013) adalah muncul dan berkembangnya radikula dan plumula dari benih/biji. Secara visual dan morfologis suatu benih yang berkecambah ditandai dengan terlihatnya radikula dan plumula dari biji. Perkecambahan benih dibagi menjadi 2 tipe, yaitu tipe epigeal dan hipogeal. Tipe perkecambahan epigeal merupakan perkecambahan yang menghasilkan kecambah dengan kotiledon muncul dipermukaan tanah (jika ditanam pada media tanah), atau hipokotil memanjang sehingga daun kotil atau kotiledonnya terangkat. Sebaliknya pada tipe perkecambahan hipogeal, hipokotil tidak memanjang sehingga kotiledon tetap berada di dalam tanah (jika ditanam pada media tanah).
Pada saat proses perkecambahan terjadi proses inbibisi, aktivasi enzim, insiasi pertumbuhan embrio, retaknya kulit biji dan munculnya kecambah. Faktor genetik yang berpengaruh adalah komposisi kimia, enzim dalam benih dan susunan fisik/kimia dari kulit biji. Adapun faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap proses perkecambahan adalah air, gas, suhu dan cahaya (Copeland, 1980 cit. Marthen, dkk., 2013). Banyak biji yang tidak berkecambah ketika diletakkan pada tempat dengan kondisi yang tidak baik (tidak mendukung). Beberapa biji memerlukan perlakuan khusus untuk dapat berkecambah. Biji-biji tersebut biasanya disebut dalam keadaan dorman. Dormansi biji dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain karena tidak sempurnanya perkembangan embrio, suhu maupun cahaya yang tidak sesuai, ataupun adanya zat-zat yang menghambat perkecambahan (Mayer and Mayber, 2000).

  1. Metodologi
Praktikum Teknologi Benih acara II yang berjudul Identifikasi Benih dan Kecambah dilaksanakan pada Senin, 16 Maret 2015 di Laboratorium Teknologi Benih, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain scalpel, pinset, magnifier, bak perkecambahan, dan pasir. Adapun bahan-bahan yang digunakan meliputi benih mentimun, gambas, semangka, caisim, bayam, wortel, pare, selada keriting, jagung kuning, gandum, sorgum, kacang tanah, kedelai kaba, padi (varietas Fatmawati, Ciherang, IR 64), buncis, kacang panjang, kacang panjang, kacang hijau, bengkoang, terong, kecipir, tomat, cabai besar.
Cara kerja praktikum ini dibagi menjadi 3, yaitu identifikasi benih, identifikasi embrio, dan identifikasi kecambah. Pada identifikasi benih, cara kerja yang dilakukan adalah contoh benih diambil secukupnya lalu ciri-ciri fisik benih meliputi bentuk, warna, ukuran,kondisi permukaan kulit, dan bobot 100 butirnya diamati. Pada identifikasi embrio cara kerja yang dilakukan adalah benih dilembabkan secukupnya, lalu embrio dibelah dan diamati bentuknya kemudian bagian-bagian benih tersebut digambar. Pada identifikasi kecambah dilakukan dengan cara yaitu benih dikecambahkan di media pasir selama 2 minggu dan perkembangan perkecambahan benih setiap 2 hari sekali diamati.

  1. Hasil dan Pembahasan
  1. Hasil
  1. Identifikasi embrio
Jenis Benih
Warna Embrio
Warna Endosperm
Gambar
Jagung
(Zea mays)

Putih kehijauan

Putih terang
Kacang hijau (Vigna radiata)



Coklat tua
Coklat
Kacang panjang (Vigna sinensis)



Putih kekuningan
Putih kehijauan
Kedelai
(Glycine max)

Coklat
Coklat
Gambas
(Luffa acutangula)



coklat
Putih kekuningan
Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus)



coklat
Krem
Mentimun
(Cucumis sativus)



Coklat muda
Putih kekuningan
Bengkoang (Pachyrrhizus erosus)



Coklat
Coklat
Buncis
(Phaseolus vulgaris)



Coklat

Coklat





  1. Identifikasi kecambah
Hari ke-
kedelai
mentimun
Jagung
2
4
6
8
10
12
14

  1. Pembahasan
  1. Identifikasi Benih
  1. Padi Varietas Ciherang (Oryza sativa)
Deskripsi benih : Padi Ciherang dikenal tahan terhadap hama dan penyakit terutama hama wereng coklat biotipe 2 dan 3 serta penyakit hawar daun bakteri strain III dan IV. Dengan teknik budidaya yang baik yaitu dengan mengaplikasikan pemupukan yang lengkap dan berimbang, varietas Ciherang mampu menghasilkan produksi 11,8 ton GKP/hektar. Padi Ciherang memeliki bentuk gabah panjang ramping dengan warna gabah kuning bersih (Margana, 2012). Padi termasuk pada famili Poaceae dan satu spesies dengan padi varietas Fatmawati dan IR64. Benih ini termasuk benih monokotil sehingga memiliki tipe perkecambahan hipogeal.
Bentuk : lonjong
Warna : kuning emas
Ukuran (cm) : p= 0,9 ; l=0,2 ; t= 0,2
Permukaan : kasar berbulu
berat 100 butir (gr) : 2, 6
  1. Padi Varietas Fatmawati (Oryza sativa)
Deskripsi benih: Padi varietas Fatmawati memiliki bentuk gabah yang ramping dan memiliki warna gabah yang kuning bersih (Anonim, 2007). Benih ini termasuk benih monokotil sehingga memiliki tipe perkecambahan hipogeal, serta termasuk pada famili Poaceae dan satu spesies dengan padi varietas Ciherang dan IR64.
Bentuk : lonjong
Warna : kuning emas
Ukuran (cm) : p= 1; l= 0,3; t= 0,3
Permukaan : kasar berbulu
berat 100 butir (gr) : 2, 24
  1. Padi Varietas IR64 (Oryza sativa)
Deskripsi benih: Padi varietas IR64 memiliki bentuk gabah yang ramping, panjang dan memiliki warna gabah yang kuning bersih (Anonim, 2007). Benih ini termasuk benih monokotil sehingga memiliki tipe perkecambahan hipogeal, serta termasuk pada famili Poaceae dan satu spesies dengan padi varietas Fatmawati dan Ciherang.
Bentuk : lonjong
Warna : kuning emas
Ukuran (cm) : p= 1 ; l= 0,3; t= 0,3
Permukaan : kasar berbulu
berat 100 butir (gr) : 2, 78
  1. Timun (Cucumis spp)
Deskripsi benih : Biji timun berbentuk pipih, kulitnya berwarna putih atau putih kekuning - kuningan sampai coklat. Biji ini dapat digunakan sebagai alat perbanyakan tanaman (Cahyono, 2006). Di dalam buah terdapat banyak biji yang bentuknya lonjong meruncing pipih dan warnanya putih kotor (Laksamana, 2013). Benih timun merupakan benih monokotil sehingga memiliki tipe perkecambahan hipogeal. Timun termasuk dalam famili Cucubirtae.
Bentuk : lonjong, pipih
Warna : krem
Ukuran (cm) : p= 1; l=0,3; t=0,16
Permukaan : halus
berat 100 butir (gr) : 2,76
  1. Gambas (Luffa acutangula)
Deskripsi benih : Kulit biji pada gambas sangat keras. Gambas memiliki buah berbentuk silinder atau bulat memanjang. Permukaannya halus dengan garis-garis tegas memanjang. Daging buahnya lunak berwarna putih dengan biji tersebar di dalamnya (Ashari, 1995). Gambas termasuk tanaman monokotil sehingga memiliki tipe perkecambahan hipogeal. Gambas termasuk dalam famili Cucubirtae.
Bentuk : oval, pipih
Warna : hitam
Ukuran (cm) : p= 1,4 ; l= 0,6; t= 0,3
Permukaan : kasar
berat 100 butir (gr) : 14,09
  1. Semangka (Citrullus lanatus)
Deskripsi benih : Biji semangka berbentuk pipih lonjong dengan ukuran panjang sekitar 1 cm dan lebar sekitar 0,5 cm dengn bentuk memanjang, pipih, warnanya hitam, putih, kuning, atau cokelat kemerahan. Semangka dapat berbiji panjang, pendek, ringan, sedang, berat tergantung varietas (Kalie, 2008). Semangka termasuk tanaman dikotil sehingga memiliki tipe perkecambahan epigeal dan termasuk dalam famili Cucubirtae.
Bentuk : oval, pipih
Warna : coklat muda
Ukuran (cm) : p= 0,7; l= 0,5; t= 0,21
Permukaan : licin
berat 100 butir (gr) : 3,26
  1. Caisim (Brassica juncea)
Deskripsi benih : Benih caisim berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman (Laksamana, 2013). Caisim termasuk tanaman dikotil sehingga tipe perkecambahannya yaitu epigeal.
Bentuk : bulat
Warna : hitam kecoklatan
Ukuran (cm) : p= 0,1 ; l= 0,1; t= 0,1
Permukaan : halus
berat 100 butir (gr) : 0,21
  1. Bayam (Amaranthus spp)
Deskripsi benih : Bayam termasuk tanaman dikotil sehingga memiliki tipe perkecambahan epigeal. Tanaman bayam mampu bertahan hidup pada berbagai cekaman dan mampu menghasilkan biji dalam jumlah yang banyak.Biji bayam relatif mudah rontok. Bijinya berbelah-belah. Warna kulit biji hitam atau coklat tua, ukuran kecil bervariasi sekitar 1200-3000 biji per gram (Sastrapradja, 1977).
Bentuk : bulat
Warna : hitam
Ukuran (cm) : p= 0,1; l= 0,1; t= 0,1
Permukaan : licin
berat 100 butir (gr) : 0,08
  1. Wortel (Petroselinum crispum)
Deskripsi benih : Biji wortel merupakan biji tertutup dan berkeping dua,dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman.Biji berbentuk bulat pipih dan berwarna kecokelat-kecokelatan serta berukuran sangat kecil dengan panjang 3 mm dan lebar 1,5 mm. Setiap gram berisi ± 200 biji (Cahyono, 2002).Wortel termasuk tanaman dikotil sehingga tipe perkecambahannya adalah epigeal.
Bentuk : oval
Warna : coklat muda
Ukuran (cm) : p= 0,4; l= 0,2; t= 0,07
Permukaan : kasar, ada rambut
berat 100 butir (gr) : 0,11
  1. Pare (Momordica charantia)
Deskripsi benih : Pare termasuk dalam famili Cucubirtae. Tanaman ini merupakan tanaman monokotil sehingga memiliki tipe perkecambahan hipogeal. Kulit biji pare sangat keras. Biji pare tebal, pipih, panjangnya 1 cm, berwarna kecoklatan, perbanyakannya dilakukan dengan biji yang langsung disebar di lapangan yang tanahnya cukup subur (Sastrapradja, 1977).
Bentuk : kotak bergerigi
Warna : coklat muda
Ukuran (cm) : p= 1,4; l= 0,7 ; t=0,3
Permukaan : kasar bergerigi
berat 100 butir (gr) : 16,04
  1. Selada Keriting (Lactuca sativa)
Deskripsi benih : Biji selada berbentuk pipih, kecil serta berbulu tajam (Rukmana, 1994). Selada termasuk tanaman dikotil sehingga tipe perkecambahannya adalah epigeal. Benih selada keriting memiliki warna hitam kecoklatan dengan permukaan benih yang kasar.
Bentuk : lonjong pipih
Warna : hitam kecoklatan
Ukuran (cm) : p= 0,4; l= 0,1; t=
Permukaan : kasar
berat 100 butir (gr) : 0,08

  1. Jagung Kuning (Zea mays)
Deskripsi benih : Biji jagung disebut kariopsis, dinding ovari atau perikarp menyatu dengan kulit biji atau testa, membentuk dinding buah. Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama, yaitu (a) pericarp, berupa lapisan luar yang tipis, berfungsi mencegah embrio dari organisme pengganggu dan kehilangan air; (b) endosperm, sebagai cadangan makanan, mencapai 75% dari bobot biji yang mengandung 90% pati dan 10% protein, mineral, minyak, dan lainnya; dan (c) embrio (lembaga), sebagai miniatur tanaman yang terdiri atas plamule, akar radikal, scutelum, dan koleoptil (Hardman and Gunsolus 1998 cit. Subekti, et al., 2011). Tanaman Jagung termasuk pada famili Poaceae, tanaman ini juga termasuk tanaman monokotil sehingga tipe perkecambahannya adalah hipokotil. Benih dari jagung memiliki bentuk gigi dengan permukaan yang licin.
Bentuk : gigi
Warna : kuning
Ukuran (cm) : p= 1,34 ; l= 0,93; t= 0,43
Permukaan : licin
berat 100 butir (gr) : 25,18
  1. Gandum (Triticum aestivum)
Deskripsi benih : Gandum termasuk pada famili Poaceae dan termasuk tanaman monokotil sehingga tipe perkecambahannya yaitu hipogeal. Seperti jenis serealia lainnya, gandum memiliki tekstur yang keras. Biji gandum terdiri dari tiga bagian yaitu bagian kulit (bran), bagian endosperma, dan bagian lembaga (germ). Bagian kulit dari biji gandum sebenarnya tidak mudah dipisahkan karena merupakan satu kesatuan dari biji gandum tetapi bagian kulit ini biasanya dapat dipisahkan melalui proses penggilingan (Anonim, 2010).
Bentuk : bulat lonjong
Warna : coklat keputihan
Ukuran (cm) : p= 0,9 ; l= 0,3; t= 0,7
Permukaan : halus
berat 100 butir (gr) : 41,43
  1. Sorgum (Sorghum bicolor)
Deskripsi benih : Sorgum termasuk pada famili Poaceae dan termasuk tanaman monokotil sehingga tipe perkecambahannya yaitu hipogeal. Pada umumnya biji sorgum berbentuk bulat dengan ukuran biji kira -kira 4 x 2,5 x 3,5 mm. Berat biji bervariasi antara 8 mg - 50 mg, rata-rata berat 28 mg. Kulit biji ada yang berwarna putih, merah atau cokelat. Sorgum putih disebut sorgum kafir dan yang ber-warna merah/cokelat biasanya termasuk varietas Feterita (Laimeheriwa, 1990).
Bentuk : setengah lingkaran
Warna : putih
Ukuran (cm) : p= 0,4; l= 0,4; t= 0,3
Permukaan : halus
berat 100 butir (gr) : 2, 24

  1. Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
Deskripsi benih : Kacang tanah termasuk famili Leguminoceae dan termasuk tanaman dikotil sehingga memiliki tipe perkecambahan epigeal. Biji kacang tanah berbentuk agak bulat sampai lonjong, terbungkus kulit biji tipis berwarna putih, merah, atau ungu. Inti biji terdiri dari lembaga (embrio), dan putih telur (albumen). Biji kacang tanah berkeping dua (dikotil). Ukuran biji kacang tanah bervariasi, mulai dari kecil sampai besar (Sumarno, 2003).
Bentuk : bulat persegi
Warna : coklat
Ukuran (cm) : p= 1,4; l= 0,8; t=0,5
Permukaan : halus
berat 100 butir (gr) : 2,24
  1. Kedelai Kaba (Glycine max)
Deskripsi benih : Benih kedelai kaba termasuk memiliki permukaan mengkilat. Benih kedelai yang biasa digunakan sebagai bahan tanam adalah yang merupakan benih unggul. Ada berbagai varietas kedelai lokal dengan ukuran yang berbeda-beda misalnya kedelai varietas wilis, malabar, kerinci, dan sebagainya. Sedangkan kedelai varietas Edamame merupakan kedelai yang berasal dari Jepang, keunggulannya yaitu ukurannya lebih besar dari kedelai biasa, rasanya manis dan lebih enak (Zukhri, et al., 2002). Kedelai termasuk famili Leguminoceae dan termasuk tanaman dikotil sehingga memiliki tipe perkecambahan epigeal.
Bentuk : lonjong
Warna : coklat
Ukuran (cm) : p= ; l=; t=
Permukaan : licin
berat 100 butir (gr) : 11,27
  1. Buncis (Paseolus vulgaris)
Deskripsi benih : Biji buncis berbentuk bulat tegak agak panjang atau pipih, berwarna putih, hitam, ungu, coklat atau merah berbintik-bintik putih. Biji ini digunakan untuk benih dalam perbanyakan secara generative (Rukmana, 1994). Biji buncis terdapat di dalam polong. Polong yang pendek berisi 2-6 butir biji, panjang >12 butir. Biji yang tua beragam warnanya seperti putih,cokelat atau hitam tergantung varietasnya. Bila biji telah masak maka kulit polong mongering dan biji mengeras (Pitojo, 2004). Buncis yang tua agak berbiji keras. Biji buncis berukuran agak besar,berbentuk bulat lonjong dengan bagian tengah (mata biji) agak melengkung (cekung), berat 100 biji berkisar 16-40,6 gr tergantung jenis varietas (Cahyono, 2003). Biji buncis berbentuk bulat tegak agak panjang atau pipih, berwarna putih, hitam, ungu, coklat atau merah berbintik-bintik putih. Biji ini digunakan untuk benih dalam perbanyakan secara generative (Rukmana, 1994). Buncis termasuk famili Leguminoceae dan termasuk tanaman dikotil sehingga memiliki tipe perkecambahan epigeal.
Bentuk : lonjong
Warna : hitam
Ukuran (cm) : p= 0,87; l= 0,08; t= 0,11
Permukaan : licin
berat 100 butir (gr) : 20,24
  1. Kacang Panjang (Vigna sesquipedalis)
Deskripsi benih : Biji kacang panjang berbentuk bulat agak memanjang, namun ada juga yang agak pipih.Pada bagian tengah biji terdapat bekas tangkai yang menghubungkan antara biji dan kulit buah.Kulit biji ada yang berwarna putih,merah keputih-putihan,cokelat,hitam (Pitojo, 2006). Kacang panjang termasuk famili Leguminoceae dan termasuk tanaman dikotil sehingga memiliki tipe perkecambahan epigeal.
Bentuk : lonjong
Warna : hitam
Ukuran (cm) : p= 0,42; l= 1,6 ; t= 0,25
Permukaan : halus
berat 100 butir (gr) : 17,41
  1. Kacang Hijau (Vigna radiata)
Deskripsi benih: Biji kacang hijau berbentuk bulat,lebih kecil dibandingkan dengan kacang tanah dan kedelai.Kulit biji berwarna hijau dan berbiji putih Purwono dan Hartono, 2005). Berat 1000 butir antara 36 gr-78 gr berwarna hijau sampai hijau mengkilap. Bobot tiap butir 0,5mg - 0,8 mg bulat kecil (Rukmana, 1997). Kacang hijau termasuk famili Leguminoceae dan termasuk tanaman dikotil sehingga memiliki tipe perkecambahan epigeal.
Bentuk : oval
Warna : hijau
Ukuran (cm) : p= 0,82; l= 0,2 ; t= 0,5
Permukaan : halus
berat 100 butir (gr) : 5,84

  1. Bengkoang (Pochyrrhizus erosus)
Deskripsi benih : Benih bengkoang berbentuk persegi, berwarna coklat dengan permukaan yang halus. Bengkoang termasuk tanaman monokotil sehingga memiliki tipe perkecambahan hipogeal. Bengkoang termasuk dalam famili Fabaceae. Benih bengkoang memiliki berat 100 butir yaitu sekitar 16, 32 gram.
Bentuk : persegi
Warna : coklat
Ukuran (cm) : p= 0,08; l= 0,57; t= 0,28
Permukaan : halus
berat 100 butir (gr) : 16,32
  1. Terong (Solanum melongena)
Deskripsi benih : Biji berukuran kecil-kecil berbentuk pipih dan berwarna coklat muda.Biji merupakan alat perbanyakan secara vegetatif (Rukmana, 1994). Terong termasuk tanaman famili Solanaceae dan termasuk tanaman dikotil sehingga memiliki tipe perkecambahan epigeal.
Bentuk : bulat pipih
Warna : coklat kekuningan
Ukuran (cm) : p= 0,078 ; l= 0,168 ; t= 0,07
Permukaan : halus
berat 100 butir (gr) : 0,40





  1. Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus)
Deskripsi benih : Benih kecipir memiliki bentuk bulat, berwarna coklat kehitaman dengan permukaan yang halus. Kecipir termasuk tanaman famili Leguminoceae dan termasuk tanaman berkeping satu atau monokotil sehingga memiliki tipe perkecambahan hipogeal.
Bentuk : bulat
Warna : coklat kehitaman
Ukuran (cm) : p= 0,66 ; l= 0,83; t= 0,57
Permukaan : halus
berat 100 butir (gr) : 40,43
  1. Tomat (Solanum lycopersicum)
Deskripsi benih : Tomat termasuk tanaman famili Solanaceae dan termasuk tanaman dikotil atau berkeping dua sehingga memiliki tipe perkecambahan epigeal. Benih tomat memiliki bentuk oval, berwarna putih dengan permukaan yang berbulu.
Bentuk : oval
Warna : putih
Ukuran (cm) : p= 0,236; l= 0,003; t= 0,006
Permukaan : berbulu
berat 100 butir (gr) : 0,29





  1. Cabai Besar (Capsicum spp)
Deskripsi benih : Biji berukuran kecil (3 mm-5 mm), bulat, pipih, kuning, dan ada bagian yang sedikit runcing (Pitojo, 2003). Cabai termasuk tanaman famili Solanaceae dan termasuk tanaman dikotil sehingga memiliki tipe perkecambahan epigeal.
Bentuk : lingkaran
Warna : kuning terang
Ukuran (cm) : p= 0,01 ; l= 0,15 ; t=0,0098
Permukaan : halus
berat 100 butir (gr) : 0,57
Benih merupakan faktor penting dalam bididaya pertanian dan seluruh kegiatan pertanian. Dalam penentuan benih yang akan digunakan dan kualitasnya maka perlu adanya identifikasi benih. Identifikasi benih bermanfaat dalam kegiatan pertanian karena dengan melakukan identifikasi benih maka akan dapat diketahui pula fisiologi dari benih seperti warna benih, bentuk benih, ukuran benih, permukaan benih, embrio, endosperm, serta tipe perkecambahannya. Dilakukannya identifikasi benih pun dapat bermanfaat dalam pemilihan benih yang akan digunakan atau dipakai sesuai dengan kebutuhan serta kondisi lapangannya. Sehingga dilakukannya identifikasi benih dapat mempengaruhi keberhasilan dalam kegiatan produksi, pengolahan, penyimpanan, dan pemasaran untuk mendapatkan benih yang berkualitas dan bermutu tinggi.
Berbagai macam benih memiliki warna yang berbeda-beda, ada yang berwarna hitam, coklat, putih, kuning, dan lain-lain. Begitu juga bentuk benih berbeda-beda, ada yang lonjong, pipih, bulat, bergerigi, dan sebagainya. Selain itu ukuran benih pun berbeda-beda, ada yang berukuran besar seperti pada benih jagung dan ada yang berukuran kecil seperti yang dimiliki oleh benih caisim dan bayam. Benih-benih ini juga mempunyai permukaan yang bermacam-macam. Ada yang permukaannya kasar, halus sampai yang permukaannya ada rambut, bakan berbulu. Selain bentuk, warna, ukuran dan permukaan, berat 100 bijinya pun bervariasi. Setiap benih mempunyai berat yang berbeda-beda. Fungsi dari kita mengetahui berat 100 biji adalah agar kita mengetahui/menentukan benih yang dibutuhkan untuk 1 hektarnya.
Tipe perkecambahan benih dibagi menjadi dua, yaitu tipe epigeal dan tipe hipogeal. Tipe perkecambahan epigeal ditandai hipokotil tumbuh memanjang, sehingga kotiledon dan plumula muncul ke permukaan tanah, sehingga kotiledon berada di atas tanah. Organ pertama yang muncul dari biji yang berkecambah pada tipe epigeal adalah radikula, berikutnya ujung radikula harus menembus permukaan tanah. Tumbuhan dikotil dengan rangsangan oleh cahaya, ruas batang dibawah daun lembaga (hipokotil) akan tumbuh lurus mengangkat kotiledon dan epikotil. Epikotil memunculkan helai daun pertamanya mengembang dan menjadi hijau, serta mulai membuat makanan melalui fotosintesis, kotiledon akan layu dan rontok dari bibit karena cadangan makanannya telah habis oleh embrio yang berkecambah. Contoh benih dengan tipe perkecambahan epigeal adalah pada tanaman dikotil seperti pada tanaman kacang-kacangan, sedangkan pada praktikum ini benih-benih yang termasuk perkecambahan epigeal adalah benih kedelai, kacang hijau, kacang tanah, kacang panjang, buncis, kecipir, cabai, tomat, terong, semangka, wortel, bayam, caisim, dan selada keriting. Namun pada uji identifikasi kecambah yang diuji hanya pada benih timun, kedelai, dan benih jagung yang hasilnya dapat diketahui bahwa tipe perkecambahan epigeal dimiliki oleh benih kedelai, sedangkan tipe perkecambahan hipogeal terjadi pada benih jagung.
Pada tipe hipogeal ditandai dengan pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah, sehingga kotiledon tetap berada di dalam tanah. Biasanya yang termasuk dalam tipe ini yaitu tanaman dengan tipe biji monokotil. Karena pada tipe hipogeal, yang pertama kali muncul ke permukaan ialah plumule maka koleoptil berfungsi sebagai organ proteksi bagi plumule terhadap gesekan tanah. Pada waktu koleoptil muncul di permukaan tanah maka akan langsung terkena cahaya matahari. Karena koleoptil peka terhadap cahaya matahari maka terjadi rekasi biokimia yang dipengaruhi oleh hormon auksin yang terdapat di dalamnya sehingga pertumbuhan terhenti dan saat itu ditembus oleh plumule yang sedang memanjang dan diikuti dengan keluarnya daun pertama. Contoh benih hipogeal pada praktikum ini adalah padi, gandum, jagung, sorgum, timun, gambas, pare, dan bengkoang. Makanan untuk pertumbuhan embrio diperoleh dari cadangan makanan karena belum terbentuknya klorofil yang diperlukan dalam fotosintesis. Pada tumbuhan dikotil makana diperoleh dari kotiledon, sedangkan pada tumbuhan monokotil diperoleh dari endosperm.
Benih memiliki 3 bagian utama, yaitu kulit biji, cadangan makanan, dan embrio. Kulit biji berfungsi sebagai pelindung dari benturan, gesekan, sentuhan mekanis, dan kondisi lingkungan, serta melindungi isi biji terutama embrio yang terdapat di dalamnya, selain itu berfungsi sebagai membran semipermeabel untuk transportasi air dan oksigen dari dan ke dalam benih mendukung metabolisme benih seperti respirasi dan reaksi-reaksi kimia lainnya yang terjadi di dalam benih. Cadangan makanan berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan yang digunakan pada saat perkecambahan dan pertumbuhan benih pada masa belum mampu membuat makanannya sendiri dengan fotosintesis. Pada umumnya terdapat 2 macam organ dalam benih yang dapat digunakan sebagai tempat penyimpanan yaitu kotiledon dan endosperm. Embrio merupakan bakal tanaman baru yang terbentuk dari peleburan gamet jantan dan gamet betina. Pada embrio terdapat epikotil, hipokotil, plumula, dan radikula. Plumula adalah bagian biji tumbuhan yang merupakan poros embrio yang tumbuh ke atas yang selanjutnya akan tumbuh menjadi daun pertama. Radikula adalah poros embrio yang tumbuh ke bawah dan akan menjadi akar primer.
Berdasarkan hasil pengamatan identifikasi embrio dapat diketahui bahwa pada setiap benih mempunyai kombinasi warna embrio, warna endosperm dan bentuk embrio yang berbeda-beda. Benih yang digunakan pada identifikasi embrio praktikum ini adalah benih jagung, kacang hijau, kacang panjang, kedelai, gambas, kecipir, timun, bengkoang, dan buncis. Pada benih jagung diketahui bahwa warna embrio berwarna putih kehijauan dengan endosperm putih terang; benih kacang hijau memiliki warna embrio coklat tua dan warna endosperm coklat; benih kacang panjang memiliki warna embrio putih kekuningan dan warna endosperm putih kehijauan; benih kedelai memiliki warna embrio coklat dan warna endosperm coklat; benih gambas memiliki warna embrio coklat dan warna endosperm putih kekuningan; benih kecipir memiliki warna embrio coklat dan warna endosperm krem; benih timun memiliki warna embrio coklat dan warna endosperm putih kekuningan; benih bengkoang memiliki warna embrio coklat dan warna endosperm coklat; dan pada benih buncis memiliki warna embrio coklat tua dan warna endosperm coklat.








  1. Kesimpulan
  1. Identifikasi benih dilakukan untuk mengetahui kondisi fisologis benih beserta kualitasnya untuk tumbuh di lapangan.
  2. Bagian dari benih yaitu, embrio, endosperm, dan kulit benih.
  3. Biji mempunyai sifat fisik yaitu warna, sifat permukaan, tipe perkecambahan, berat, ukuran, embrio, endosperm yang berbeda-beda
  4. Ada dua tipe perkecambahan yaitu epigeal (kedelai, kacang hijau, kacang tanah, kacang panjang, buncis, kecipir, cabai, tomat, terong, semangka, wortel, bayam, caisim, dan selada keriting) dan hipogeal (padi, gandum, jagung, sorgum, timun, gambas, pare, dan bengkoang).
























Daftar Pustaka
Anonim. 2007. Deskripsi Padi Varietas Fatmawati. <http://www. puslittan.bogor.net /index.php?bawaan=varietas/varietas_detail&komoditas=05021&id=Fatmawati&pg=4&varietas=1>. Diakses pada Minggu, 5 April 2015 pukul 08. 42.
Anonim. 2007. Deskripsi Padi Varietas IR64. <http://www.puslittan.bogor.net /index.php? bawaan=varietas/varietas_detail&komoditas=05021&id=IR64&pg=5&varietas=1>. Diakses pada Minggu, 5 April 2015 pukul 08. 38.
Anonim. 2010. Sogum. . Diakses pada Minggu, 5 April 2015 20 pukul 10. 45.
Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Ayu, G. 2002. Peningkatan performansi benih cabai (Capsicum annuum L.) dengan perlakuan invigorasi benih. Keluarga Benih 6: 70-79.
Cahyono, B. 2006. Timun. Aneka Ilmu. Semarang.
Cahyono, Bambang. 2002. Wortel, Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Kanisius, Yogyakarta.
Cahyono,Bambang.2003.Kacang Buncis.Kanisius,Yogyakarta.
Copeland, L.O. 1976. Principles of Seed and Technology. Burgess Publishing Company. Minnesota.
Kalie, M. B. 2008. Bertanam Semangka. Penebar Swadaya, Jakarta.
Kamil, J. 1982. Teknologi Benih. Angkasa, Bandung.
Laimeheriwa, Jantje. 1990. Teknologi Budidaya Sorgum.Departemen Pertanian Balai Informasi Pertanian Provinsi Irian Jaya, Jayapura.
Laksamana, Dedek. 2013. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Semangka (Citrullus lanatus Tunb). < http://www.petanihebat.com/ 2013 / 05 / klasifikasi - dan - morfologi- tanaman_28.html >. Diakses pada 4 April 2015 pukul 07.57.
Laksamana, Dedek.2013. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Sawi/ Caisim. < http://www.petanihebat.com/2013/04/teknis-budidaya-tanaman-sawicaisim.html>. Diakses pada sabtu, 4 april 2015 pukul 07.50.
Laksamana, Dedek.2013. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Timun. <http://www.petanihebat.com/2013/10/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman- timun.html>. Diakses pada sabtu, 4 april 2015 pukul 07. 34.
Margana, D. M. 2012. Ciherang Varietas Fenomenal. <http://diperta.jabarprov.go.id/ index.php/subMenu/informasi/artikel/detailartikel/128>. Diakses pada Minggu, 5 April 2015 pukul 08. 35.
Marthen, E. Kaya, dan H. Rehatta. 2013. Pengaruh perlakuan pencelupan dan perendaman terhadap perkecambahan benih sengon (Paraserianthes falcataria L.). Agrologia 2(1): 10-16.
Mayer, A.M. dan A.P. Mayber. 2000. The Germination of Seeds. Pergamon Press, NewYork.
Pitojo, Setijo. 2003. Benih Cabai. Kanisius. Yogyakarta.
__________. 2004. Benih Buncis. Kanisius, Yogyakarta.
__________. 2006. Benih Kacang Panjang. Kanisius, Yogyakarta.
Rukmana, Rahmat. 1994. Bertanam Selada dan Andewi. Kanisius, Yogyakarta.
_______________. 1994. Bertanam Terung.Kanisius, Yogyakarta.
_______________. 1994. Buncis. Kanisius, Yogyakarta.
_______________. 1997. Kacang Hijau, Budidaya dan Pascapanen. Kanisius, Yogyakarta.
Sastrapradja, S. 1977. Sayur-Sayuran. Lembaga Biologi Nasional – LIPI, Bogor.
Subekti, N. A., Syafruddin, R. Efendi, dan S. Sunarti. 2011. Morfologi Tanaman Jagung. . Diakses pada 7 April 2014 pukul 08.00.
Sudarti, T. 1984. Teknologi Benih. Yayasan Pembina Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta.
Sumarno. 2003. Teknik Budidaya Kacang Tanah. Sinar Baru Algensindo, Jakarta.
Worker Jr. G. F. and Ruckman.1968. Variation in protein levels in grain sorghum in the southwest desert. Agronomy Journal 60: 486-487.
Zukhri, M., L. Utari, B. I. Isnawan. 2002. Penampilan sifat agronomi kedelai introduksi varietas edamame dengan inokulasi legin pada tanah steril dan non steril. Agr UMY 10 : 1-13.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar