Mengenal Alat-Alat Teknologi Benih
Abstraksi
Praktikum Teknologi Benih Acara I dengan judul Mengenal Alat-Alat Teknologi Benih dilaksanakan pada 9 Maret 2015 di Laboratorium Teknologi Benih, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengenal alat-alat yang digunakan dalam sertifikasi benih (khususnya dalam pengujian kualitas benih) dan mencoba menggunakannya secara benar. Alat-alat yang diamati antara lain seed trier tipe probe, seed trier tipe nobe, seed devider, bak perkecambahan (plastik dan seng), petridish, germinator (elektrik dan non elektrik), purity desk, timbangan elektronik, magnifier (lup), sieves, moisture tester tipe Kett, moisture tester tipe Juscon, moisture tester tipe Dickey-John, oven, deksikator, grinder, mortar dan penumbuk, cawan poselen, refrigerator, termohigrometer, hand counter, scalpel, alat-alat gelas (gelas beker, gelas ukur, corong), grain counter, pinset, dan Electro Conductivity Meter. Cara kerja praktikum ini yaitu spesifikasi alat-alat yang meliputi nama, model/type, sumber, portable/ tidak, kegunaan dan cara penggunaan yang benar ditulis. Selanjutnya alat-alat tersebut dicoba digunakan dan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dicatat. Pengenalan alat-alat dalam teknologi benih penting dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam pengujian benih yang akan disertifikasi. Alat yang terdapat dalam teknologi benih dapat berupa alat pengambilan contoh benih, alat penguji daya tumbuh, alat penguji kemurnian benih, alat penguji kadar air benih, dan alat lain.
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Benih merupakan faktor penting dalam kegiatan budidaya pertanian. Benih yang berkualitas dapat menguntungkan, serta meningkatkan produktivitas. Pelaksanaan program perbenihan membutuhkan alat-alat khusus yang digunakan untuk berbagai kegiatan yang dilakukan, seperti untuk mengambil sampel benih yang akan diuji, menguji daya tumbuh benih, mengukur kadar air benih, dan sebagainya. Hal ini terutama dibutuhkan pada saat sertifikasi benih, sehingga dibutuhkan berbagai macam alat untuk kebutuhan sertifikasi benih siap tanam.
Pengetahuan mengenai benih sangat penting dalam bidang perbenihan, karena dengan pengetahuan tersebut akan memudahkan dalam memberikan perlakuan ataupun dalam penanganan pada benih, terutama dalam hal sertifikasi benih. Selain pengetahuan mengenai benih, perlu dimiliki pula kemampuan dalam menggunakan alat-alat yang digunakan untuk proses sertifikasi benih. Pengujian benih akan berhasil bila penguji memiliki pengetahuan yang cukup mengenai benih serta terampil dalam menggunakan alat-alat teknologi benih. Bila melakukan kesalahan dalam penggunaan alat akan memberikan hasil yang salah pula sehingga tidak mencerminkan kelompok benihnya yang sebenarnya. Selain itu ketika kurang pengetahuan akan benih dan alat-alat yang digunakan dapat terjadi kemungkinan kesalahan penggunaan alat yang perlu digunakan pada benih yang dapat berbeda-beda alat pengujiannya.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mengenal alat-alat yang digunakan dalam sertifikasi benih (khususnya dalam pengujian kualitas benih) dan mencoba menggunakannya dengan benar.
II. Tinjauan Pustaka
Benih merupakan biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan pengembangan usaha tani, memiliki fungsi agronomis atau merupakan komponen agronomi. Sebagai komponen agronomi masalah benih ini lebih berorientasi pada penerapan norma-norma ilmiah, jadi lebih bersifat teknologis (Kartasapoetra, 1986). Benih merupakan simbol dari suatu permulaan, yang merupakan inti dari kehidupan dari alam semesta dan paling penting adalah kegunaanya sebagai penyambung dari kehidupan tanaman. Benih disini adalah tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman, sehingga masalah teknologi benih berada dalam ruang lingkup agronomi. Faktor-faktor yang menentukan kualitas benih ialah persentase dari benih murni, benih tanaman lain, biji herba, kotoran, daya tumbuh, benih berkulit keras, adanya biji herba yang noxious, bebas dari hama dan penyakit, kadar air dan hasil pengujian berat seribu biji (Ikuma dn Thiman, 2003).
Teknologi benih yaitu produksi benih dalam rangka pengadaan benih yang terwujud dengan praktek-praktek dalam jangkauan penyelamatan benih sejak dipungut, dikelola, dipelihara sampai benih-benih tersebut ditanam kembali sesuai dengan cara-cara yang semestinya dengan mengingat unsur-unsur musim yang mendorong pertumbuhannya (Akbar et.al,2009). Pengujian untuk sertifikasi benih diperlukan alat-alat yang mempunyai kegunaan dan cara menggunakan yang berbeda-beda, sehingga perlu pengenalan tentang bentuk, fungsi dan cara penggunaannya. Dengan mengetahui fungsi dan cara penggunaannya, maka akan menekan kerugian akibat pengujian benih misalnya kesalahan dalam menggunakan alat sehingga akan diperoleh hasil yang tidak sesuai. Pengujian benih adalah suatu usaha untuk mengevaluasi kualitas benih tanaman budidaya dengan tujuan tertentu dalam pertanian dan juga digunakan untuk menentukan kualitas biji rumput, bunga maupun tanaman kayu (Copeland, 1976).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Ramdas dkk (2012), benih dapat diuji daya tahan hidupnya pada perlakuan kolkisin. Hal ini bertujuan untuk menguji daya tahan benih. Peristiwa tersebut dapat diambil kata lain bahwa dalam masa penyimpanan, benih juga dapat dimodifikasi sehingga bisa lebih lama disimpan tanpa mengurangi karakteristiknya. Benih merupakan input pertanian dasar, dan akses ke benih disukai dan diadaptasi prasyarat untuk produksi yang berkelanjutan. Sistem benih formal memproduksi dan menyebarkan varietas modern dan benih bersertifikat, tapi ada tumbuh penelitian dan kebijakan suku bunga dalam sistem benih informal, sebagai saluran informal memberikan 80-90% dari bahan petani menabur di ladang mereka di seluruh dunia (Cooper, 1993 cit. Sperling and Shawn, 2010).
Setiap laboran menggunakan bentuk catatan pengujian benih yang berbeda. Bentuk uji standar benih dibedakan menjadi dua bagian, bagian pertama berkaitan dengan berat benih, kadar air benih, dan kemurnian benih. Dan bagian kedua berkaitan dengan perkecambahan. Pegujian benih biasanya dimulai dengan uji kemurnian benih, kemudian uji kadar air, dan uji perkecambahan (Schmidt, 2007). Benih perlu diberikan perlakuan, misalnya untuk kadar air dan penyimpanannya karena benih dapat bertahan berbeda-beda tiap jenisnya. Benih kedelai cepat mengalami kemunduran didalam penyimpanan disebabkan kandungan lemak dan proteinnya relatif tinggi sehingga perlu di tangani secara serius sebelum disimpan karena kadar air benih akan meningkat jika suhu dan kelembaban ruang simpan cukup tinggi. Untuk mencegah peningkatan kadar air selama penyimpanan benih, diperlukan kemasan yang kedap udara dan uap air (Tatipata, 2004).
III. Metodologi
Praktikum Teknologi Benih Acara I yang berjudul Mengenal Alat-Alat Teknologi Benih dilaksanakan pada hari Senin tanggal 9 Maret 2015 di Laboratorium Teknologi Benih, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain alat tulis, kertas, dan kamera. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan merupakan peralatan-peralatan yang umumnya dilakukan pada pengujian kualitas benih.
Cara kerja praktikum ini adalah spesifikasi alat-alat yang meliputi nama, model/type, sumber, portable/ tidak, kegunaan dan cara penggunaan yang benar ditulis. Selanjutnya alat-alat tersebut dicoba digunakan dan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dicatat.
IV. Hasil dan Pembahasan
1. Alat Pengambilan Contoh Benih
a. Seed Trier Tipe Probe
Keterangan : (1) pegangan + penutup
(2) lubang pengambil sampel benih
Sifat Alat : Portable
Sumber Energi : Non elektrik
Fungsi : Mengambil sampel benih yang berada dalam karung
atau wadah tertutup
Prinsip Kerja : Fungsi lain dari pegangan adalah sebagai alat pembuka- penutup lubang. Alat ditusukkan ke timbunan benih (dalam karung atau wadah tertutup), kemudian ujung alat diputar sehingga didapatkan sampel benih yang masuk ke dalam lubang-lubang, lalu lubang ditutup. Selanjutnya alat dikeluarkan dari dalam karung.
Deskripsi Alat : Pegangan pada alat ini dapat diputar untuk membka dan menutup lubang. Lubang pada Seed Trier tipe Probe terdapat lebih dari satu dan berukuran lebih kecil daripada lubang-lubang pada tipe Nobe. alat ini cocok untuk pengambilan benih dari wadah (karung, kantong dan lain – lain). Berukuran panjang ± 500 mm dengan diameter bagian dalam 14 mm untuk benih cerelia dan 10 mm untuk benih clover dan sejenisnya. Contoh benih harus diambil dari bagian atas, tengah dan bawah tempat penyimpanan (Sutopo, 1993).
Kelebihan dan Kekurangan : Kelebihan dari alat ini antara lain mudah digunakan, praktis, mudah dibawa (portable), namun alat ini memiliki kekurangan yaitu dalam pengambilan sampe benih terdapat resiko benih dapat terjepit atau rusak saat penutup lubang ditutup, selain itu alat ini juga beresiko merusak karung,serta alat ini masih manual sehingga kurang cepat dan efisien.
b. Seed Trier Tipe Nobe
Keterangan :(1) pegangan
(2) lubang pengambil benih
Sifat Alat : Portable
Sumber Energi : Non elektrik
Fungsi : Mengambil sampel benih dari hamparan atau wadah
terbuka
Prinsip Kerja : Digunakan untuk mengambil sampel benih yang tidak berada di dalam karung (hamparan atau wadah terbuka). Pemakaian Seed Trier Tipe Nobbe adalah dengan cara memasukkan/ menusukkan alat kepada benih yang akan diambil tanpa perlu membuka dan menutup tutup lubang.
Deskripsi Alat : Alat ini mempunyai satu lubang ditengah yang bentuknya memanjang. Ujung nobbe runcing dan pegangannya terbuat dari kayu. Nobbe tersedia dalam dua ukuran. Ukuran lebih kecil digunakan untuk mengambil sampel benih-benih berukuran kecil. Alat ini ideal untuk mengambil benih cengkeh, timothy, brassica, rumput halus seperti bluegrassi, dan benih sayuran kecil lainnya Alat ini mempunyai satu lubang di tengah yang bentuknya memanjang. Ujung nobe runcing dan pegangannya terbuat dari kayu (Anonim, 2015a).
Kekurangan dan Kelebihan: Alat ini mudah dibawa/ potable, mudah digunakan, dan praktis, serta dapat mengambil sampel benih dalam jumlah yang lebih banyak tetapi dengan resiko bahwa benih yang terambil dapat menjadi rusak karena benih terjepit-jepit diantara padatnya benih. Selain itu alat ini masih manual sehingga kurang cepat dan efisien.
c. Seed Devider
Keterangan :(1) mulut corong
(2) klep pembuka atau penutup
(3) penampung sementara
(4) corong pemisah
(5) penyangga
(6) bak penampung benih yang telah dipisahkan
Sifat Alat : Portable
Sumber Energi : Non elektrik
Fungsi : Untuk membagi benih menjadi dua bagian yang sama
banyak.
Prinsip Kerja : Prinsip Kerja alat ini adalah membagi sampel benih menjadi dua atau sesuai jumlah cabang yang ada pada corong pemisah di bawahnya menjadi sama banyak. Klep ditutup, benih yang akan dipisahkan dimasukkan seluruhnya kedalam corong, kemudian klep dibuka dan benih-benih tersebut dengan sendirinya terbagi-bagi sama banyak dan ditampung dalam bak penampungan yang telah tersedia di bawah corong pemisah.
Deskripsi Alat : Mempunyai kaki atau penyangga yang berjumlah tiga, berukuran relatif besar, mempunyai corong yang cukup besar dan bak panampungan benih yang telah dibagi-bagi. Dengan berdasarkan gaya gravitasi maka benih akan masuk ke dalam alat yang kemudian terbagi menjadi dua dengan dikeluarkan melalui dua corong yang di bawahnya telah diletakkan tempat penampung benih (Anonim, 2015b).
Kelebihan dan Kekurangan : Kelebihan dari seed devider adalah alat ini dapat dengan cepat dan memudahkan dalam membagi sampel benih agar homogen, error yang ditimbulkan hanya sedikit, dan portabel, sehingga Kekurangannya, benih yang dapat terbagi satu kali penggunaan, jumlah benih terbatas. Jadi, jika kita ingin membagi benih dalam jumlah yang sangat banyak harus dilakukan secara berulang-ulang. Hal ini berarti ada pemborosan tenaga dan waktu. Selain itu alat ini dioperasikan secara manual sehingga memungkinkan terjadinya human error.
2. Alat Penguji Daya tumbuh
a. Bak Perkecambahan
1) Plastik
Keterangan : (1) bak perkecambahan
Sifat Alat : Portable
Sumber Energi : Non elektrik
Fungsi : Membantu menguji daya tumbuh benih (Untuk mengecambahkan benih)
Prinsip Kerja : Media perkecambahan (terutama pasir) diletakkan diatas bak perkecambahan, kemudian benih-benih diletakkan diatasnya, tutup dengan pasir tipis-tipis jangan sampai benih kehabisan udara. Kemudian ditunggu sampai benih-benih berkecambah.
Deskripsi Alat : Terbuat dari plastik, mudah dibawa, ringan.
Kelebihan dan Kekurangan : Berukuran lebih besar daripada petridish sehingga dapat menampung benih lebih banyak, akan tetapi alat ini tidak memiliki penutup serta suhu serta intensitas cahaya tidak dapat diatur. Benih yang dikecambahkan tumbuh dalam lingkungan yang normal (tidak ada rekayasa).
2) Seng
Keterangan : (1) bak perkecambahan (di dalamnya ada kaca)
(2) tutup
Sifat Alat : Portabel
Sumber Energi : Non elektrik
Fungsi : Untuk membantu menguji daya tumbuh benih
Deskripsi Alat : Terbuat dari bahan non plastik, mudah dibawa kemana-mana, agak berat, cukup besar.
Prinsip Kerja : Media perkecambahan diletakkan diatas bak perkecambahan, kemudian benih-benih diletakkan diatasnya, setelah itu ditutup dengan penutupnya. Jika media perkecambahan yang digunakan adalah air, kita hanya memenuhi bak perkecambahan dengan air kemudian pada kacanya diberi kertas saring dan benih-benih diletakkan pada kertas saring tersebut. Kemudian kita tunggu sampai benih-benih tersebut berkecambah.
Kelebihan dan Kekurangan: Alat ini memiliki kelebihan berukuran lebih besar daripada petridish sehingga dapat menampung benih lebih banyak. Selain itu dilengkapi tutup untuk melindungi benih dari kontaminasi atau hal-hal yang tidal diinginkan lainnya. Kekurangan dari bak perkecambahan seng ini adalah suhu serta intensitas cahaya tidak dapat diatur. Benih yang dikecambahkan tumbuh dalam lingkungan yang normal (tidak ada rekayasa). Selain itu tutup dapat mempersempit pertumbuhan benih ke arah vertikal.
b. Petridish ( Cawan Petri )
Keterangan : (1) wadah
(2) tutup
Sifat Alat : Portabel
Sumber Energi : Non elektrik
Fungsi : Sebagai tempat penguji daya tumbuh (perkecambahan)
Prinsip Kerja : Petridish atau cawan petri diberi alas kapas atau kasa yang sudah dibasahi agar air lebih awet dan tidak perlu membuka-menutup petridish, kemudian di atasnya diberi kertas saring atau media perkecambahan yang lain, kemudian benih-benih diletakkan dan disusun sedemikian rupa di atas media perkecambahan tersebut. Setelah disusun, tutup petridish untuk mencegah benih-benih yang sedang dikecambahkan terkontaminasi.
Deskripsi Alat : Transparan, dilengkapi dengan tutup, terbuat dari kaca atau piring plastik yang berbentuk bulat dangkal dengan penutup. Penutup mengurangi resiko cawan petri terkontaminasi. Bentuk dasar petridish memudahkan untuk penyusunan yang bervariasi (Anonim, 2015).
Kelebihan dan Kekurangan: Kelebihan dari petridish adalah mudah dibawa-bawa (portable), ringan, serta penampilannya yang transparan membantu kita dalam melakukan pengamatan perkecambahan tanpa kita harus membuka penutupnya. Kekurangan petridish yaitu karena ukurannya relatif kecil maka apabila ingin melakukan perkecambahan dalam jumlah yang banyak memerlukan petridish dalam jumlah yang banyak pula. Selain itu petridish terbuat dari kaca sehingga terdapat resiko petridish pecah. Selain itu tutup dapat mempersempit pertumbuhan benih karah vertikal.
c. Germinator
1) Germinator Non Elektrik
Keterangan : (1) rak-rak untuk perkecambahan
(2) laci penampung air
Sifat Alat : Non portable
Sumber Energi : Non elektrik
Fungsi : Untuk membantu menguji daya tumbuh benih (mengecambahkan benih)
Deskripsi Alat : Berukuran besar, terbuat dari kaca transparan, terdapat laci untuk menampung air untuk kelembaban di dalam lemari
Prinsip Kerja : Benih-benih yang akan dikecambahkan diletakkan
pada rak-rak perkecambahan yang terdapat dalam germinator. Setelah itu lemari germinator ditutup, serta laci diisi dengan air untuk kelembaban di dalam lemari. Benih yang dikecambahkan dapat terlihat karena alat ini terbuat dari kaca transparan.
Kelebihan dan Kekurangan : Kelebihan dari alat ini adalah membantu mengatur suhu lingkungan untuk perkecambahan dan pengamatan lebih mudah karena terbuat dari kaca yang transparan, sedangkan kekurangan dari alat ini yaitu suhu dalam ruangan lemari germinator non elektrik ini tidak dapat diatur dan tidak dapat menyimpan dalam waktu yang lama.
2) Germinator Elektrik
Keterangan : (1) pegangan buka-tutup
(2) pintu
(3) tombol pengontrol
(a) tombol power
(b) tombol pengatur suhu
(c) tombol pengatur cahaya
Sifat Alat : Non portable
Sumber Energi : Elektrik
Fungsi : Tempat mengecambahkan benih pada suhu dan intensitas
cahaya tertentu
Deskripsi Alat : Berukuran besar, dilengkapi dengan tombol-tombol pengatur suhu udara dan cahaya
Prinsip Kerja : Selain kita dapat mengatur suhunya kita juga dapat mengatur intensitas cahaya yang akan digunakan.
Deskripsi Alat : Benih-benih yang akan dikecambahkan diletakkan
pada rak-rak perkecambahan yang terdapat dalam germinator yang sudah dihidupkan. Setelah itu lemari germinator ditutup, kemudian suhu dan intensitas cahaya diatur.
Kelebihan dan Kekurangan: Kelebihan dari alat ini adalah bentuknya yang besar dapat menghemat waktu karena dapat memuat banyak benih yang akan dikecambahkan. Alat ini pun dilengkapi dengan alat pengatur suhu dan pengatur intensitas cahaya, sehingga dapat diatur sesuai kebutuhan. Selain itu dapat menyimpan dalam waktu yang cukup lama. Kekurangan dari germinator elektrik adalah karena bentuknya yang besar membutuhkan tempat penyimpanan yang luas dan tidak portabel. Selain itu karena membutuhkan listrik (elektrik), maka akan kesulitan apabila terjadi pemadaman listrik.
3. Alat Pengujian Kemurnian Benih
a. Purity desk
Keterangan : (1) laci (di dalam laci terdapat lampu)
(2) kaca
(3) kabel listrik
Sifat Alat : non portabel
Sumber Energi : elektrik
Fungsi : menguji kemurnian benih (untuk memudahkan visualisasi kotor-tidaknya benih)
Deskripsi Alat : berbentuk persegi panjang, terdapat laci dan kaca untuk mengamati kemurnian benih. Uji kemurnian benih yaitu kegiatan memisahkan benih murni dengan kotoran – kotoran (ranting, kulit, dan benih yang rusak serta benih lain) (Payung et al., 2012).
Prinsip Kerja : benih ditempatkan pada tempat benih, kemudian lampu dinyalakan dan akan terlihat benih yang murni, benih yang rusak maupun kotoran.
pada prinsipnya, penggunaan alat ini sama dengan purity desk tipe manual, hanya saja yang membedakan keduanya adalah Sumber Energi yang digunakan untuk menguji kemurnian benih. Purity desk tipe elektrik menggunakan lampu yang dikendalikan oleh tenaga listrik. Jadi, sinarnya tidak berasal dari cahaya matahari melainkan berasal dari lampu yang terdapat di dalam laci.
Kelebihan dan Kekurangan: kelebihannya, tidak tergantung pada sinar matahari jadi pengujian kemurnian benih dapat dilakukan dengan waktu yang tidak terbatas, tetapi pada umumnya tetap dilakukan pada siang hari. Kekurangannya hamper sama dengan tipe manual yaitu memerlukan ketelitian yang tinggi dalam pengujiannya. Oleh karena itu, alat ini tidak dapat digunakan secara sembarangan. Hanya ahli-ahli saja yang mungkin dapat menggunakannya.
b. Timbangan elektrik
Keterangan : (1) tempat meletakan benih
(2) tombol pengontrol
(3) kabel sambungan listrik
(4) layar
Sifat Alat : semiportabel
Sumber Energi : elektrik
Fungsi : menimbang berat benih
Deskripsi Alat : memiliki tombol pengontrol, mempunyai tempat meletakkan benih, data dalam bentuk angka-angka digital
Prinsip Kerja : Timbangan ini dihubungkan dengan listrik kemudian tombol power dinyalakan. Benih yang akan ditimbang ditaruh pada tempat sampel. Namun sebelumnya dilihat angka pada layar monitor dan tunggu sampai menunjuk angka nol atau tekan re-zero. Selanjutnya benih yang akan ditimbang diletakkan di tempatnya. Angka hasil timbangan benih akan tertera dengan otomatis pada layarnya.
Kelebihan dan Kekurangan: Kelebihan dari alat ini adalah karena data disajikan secara digital jadi dapat mengukur berat benih seakurat mungkin. Selain itu kita tidak perlu mengatur angka-angka yang menunjukkan berat yang kita inginkan. Namun alat ini memiliki kekurangan yaitu sangat peka terhadap getaran dan tekanan udara sehingga ukuran berat dapat menjadi tidak valid.
c. Magnifier/ Lup
Keterangan : (1) pegangan
(2) kaca pembesar
Sifat Alat : portable
Sumber Energi : non elektrik
Fungsi : untuk melihat benih yang berukuran kecil agar lebih tampak jelas atau lebih besar
Deskripsi Alat : pegangan agak panjang, bagian atas atau bagian kaca dan tempatnya berbentuk bulat, ringan, mudah dibawa, Lup memiliki lensa yang dapat menyebabkan benda yang ada di bawahnya terlihat lebih besar.
Prinsip Kerja : benih yang ingin dilihat diletakkan dibawah kaca tersebut kemudian dilakukan pengamatan, sehingga benih akan terlihat lebih besar dari yang sebenarnya.
Kelebihan dan kelemahan : kelebihan dari magnifier/ lup yaitu dapat melihat lebih jelas bentuk benih, sedangkan kelemahannya yaitu perbesaran hanya sampai pada batas tertentu
d. Sieves/ Ayakan
Keterangan : (1) Lubang penyaring
Sifat Alat : Portable
Sumber Energi : Non elektrik
Fungsi : Untuk memilah benih dari kotoran-kotoran.
Prinsip Kerja : benih yang akan diayak diletakkan pada ayakan sesuai ukuran benihnya kemudian ayakan digoyang-goyangkan. Benih akan terpisah dari kotorannya dan benih yang bersih akan keluar lewat lubang-lubang tersebut.
Deskripsi Alat : Berbentuk bulat, mempunyai bentuk yang berbeda-beda pada bagian tengahnya sesuai dengan jenis benih apa yang akan diayak. Bentuk ukuran ada dua jenis, yaitu ukuran yang besar dan kecil.
Kelebihan dan Kekurangan : Kelebihan dari sieves adalah mudah digunakan, dan mudah dibawa. Akan tetapi pemisahan dengan alat ini hanya berdasarkan ukuran benih dan volumenya sangat terbatas sehingga jumlah benih yang dapat tertampung oleh alat ini juga terbatas. Selain itu alat ini juga manual, sehingga kurang cepat dan efisien.
4. Alat Pengujian Kadar Air Benih
a. Moisture Tester Tipe Kett
Keterangan : (1) mulut tabung
(2) tabung tempat menampung benih yang akan diuji
(3) tabung pengujian
(4) tombol pengontrol (pemilih jenis benih)
(5) pegangan
(6) layar penunjuk hasil
Sifat Alat : Portable
Sumber Energi : Baterai
Fungsi : Untuk menguji kadar air yang terkandung dalam benih
Prinsip Kerja : Benih diambil dengan menggunakan tabung penampung benih dan dimasukkan ke dalam alat (tabung pengujian) lalu kita tutp dengan tabung penampungan tersebut. Setelah itu alat dinyalakan. Sebelumnya, kita memilih jenis benih yang akan kita uji. Setelah dinyalakan, ditunggu beberapa saat, kemudian muncul pada layar kadar air yang terkandung dalam benih yang kita uji tersebut.
Deskripsi Alat : Mempunyai tabung penampungan yang dapat berfungsi sebagai tutup dan berbentuk seperti teko
Kelebihan dan Kekurangan: kelebihan dari alat ini adalah dapat mengetahui kadar air secara cepat karena angka langsung tertera pada layar, mudah dibawa (portable), mudah dalam pengoperasian, praktis, dan cepat. Akan tetapi alat ini hanya dapat digunakan pada lima jenis benih (jagung, kedelai, gabah/ padi, jilai, dan kacang hijau) sehingga terbatas untuk mengukur benih-benih tersebut, tidak dapat digunakan untuk mengukur jenis benih yang lain. Hasil yang diperoleh pun terkadang berbeda dengan hasil yang didapat bila menggunakan alat yang lain. Selain itu moisture tester tipe kett ini mahal dan butuh kalibrasi.
b. Moisture Tester Tipe Juscon
Keterangan : (1) layar
(2) pemutar untuk menekan benih
(3) alat penampung benih
(4) tombol pengontrol (power, select, measurement, average)
Sifat Alat : portable
Sumber Energi : baterai
Fungsi : untuk menguji kadar air yang terkandung dalam benih
Deskripsi Alat : berbentuk persegi panjang, terdapat tombol pengontrol, terdapat alat pemutar (alat penekan)
Prinsip Kerja : benih diletakkan pada tempat penampung benih, dimasukkan dalam laci di sisi kanan alat (di bawah alat penekan). Secara perlahan kita memutar alat penekan sampai pemutarnya berhenti sudah tidak dapat diputar kembali. Tombol power ditekan, pilih jenis benih yang akan diukur dengan menekan tombol select dan dipilih jenis benihnya. Setelah itu ditekan tombol measurement sebanyak tiga kali (diambil reratanya agar lebih akurat). Setelah tombol measurement ditekan tiga kali, tombol average ditekan untuk mengetahui reratanya. Setelah ditunggu beberapa saat, nilai kadar air akan tertera pada layar.
Kelebihan dan Kekurangan: kelebihan dari alat ini yaitu sampel benih yang dibutuhkan hanya sedikit dan praktis. Selain itu dapat diketahui pula temperatur benih. Kelemahan dari alat ini sama seperti pada tipe Kett hanya dapat digunakan untuk pengujian 4 jenis benih yang tertera pada pilihan jenis benih pada layar (barley, padi, gandum, dan rye). Selain itu alat ini mahal dan perlu dikalibrasi.
c. Moisture Tester Tipe Dickey-John
Keterangan : (1) layar
(2) alat penampung benih
(3)
Sumber Energi : baterai
Fungsi : untuk menguji kadar air yang terkandung dalam benih
Deskripsi Alat : berbentuk persegi panjang, terdapat tombol pengontrol
Prinsip Kerja : benih dimasukkan dalam alat pengujian, kemudian tekan tombol power dan pilih jenis benih yang akan diukur dengan menekan tombol naik dan turun lalu dipilih jenis benihnya. Kemudian nilai kadar air akan tertera pada layar.
Kelebihan dan Kekurangan: kelebihan dari alat ini yaitu dapat mengukur jenis benih lebih banyak daripada moisture tester tipe kett dan juscon, yaitu 10 jenis benih (rice, soybean, corn, kacang-kacang an, milo, barley, oats, gandum, durum, dan sunflower). Selain itu alat ini dapat mengukur kadar air dengan cepat, yaitu kurang dari 1 menit. Kelemahan dari alat ini sama seperti pada tipe Kett dan tipe Juscon yaitu mahal dan perlu dikalibrasi.
d. Oven
Keterangan : (1) pegangan pintu
(2) tombol pengatur
(a) pengatur suhu
(b) power
(c) pengatur waktu
Sifat Alat : non portabel
Sumber Energi : elektrik
Fungsi : untuk mengetahui kadar air/ mengeringkan benih
Deskripsi Alat : besar, terdapat tombol tombol-tombol pengantur untuk mengatur suhu dan waktu.
Prinsip Kerja : mengukur kadar air yang diuapkan selama pengovenan. Sebelum digunakan, katup di atas oven ditutup. Selanjutnya tombol power dihidupkan (on), kemudian suhu diatur dengan indikator dibuat sampai suhu yang diinginkan. Selanjutnya cawan yang sudah berisi benih dimasukkan ke dalam oven dalam posisi tutup cawan dibuka. Setelah beberapa saat (misal 2 jam) cawan ditutup kembali. Selanjutnya oven dimatikan (off) terlebih dahulu kemudian katup dibuka. Benih beserta cawannya yang sudah dioven selanjutnya dimasukkan ke desikator.
Kelebihan dan Kekurangan: cepat memberikan hasil karena tidak tergantung pada sinar matahari. Selain itu, pengeringan dapat dilakukan kapan saja dan dalam waktu yang singkat, sehingga mampu menghemat waktu. Akan tetapi sifatnya yang non portabel karena ukurannya relatif besar jadi tidak dapat dibawa atau dipindahtempatkan dengan mudah..
e. Deksikator
Keterangan : (1) klep udara
(2) tutup
(3) tempat benih
(4) tempat desikan
Sifat Alat : non portable
Sumber Energi : non elektrik
Fungsi : sebagai tempat penyimpan benih dalam kuantitas kecil atau sedikit, mempertahankan kelembaban benih selama penyimpanan
Deskripsi Alat : terbuat dari kaca, berukuran besar, terdapat klep udara pada tutupnya, membesar pada bagian tengahnya kemudian agak mengecil pada bagian bawahnya, dan terdapat desikan dibagian bawah untuk menyerap kelembaban di ruang simpan.
Prinsip Kerja : desikan dimasukkan dalam wadah paling bawah kemudian benih dimasukkan di wadah bagian tengah yang berbentuk seperti saringan (ruang simpan). Kemudian desikan dapat menyerap kelembaban di ruang simpan. Udara akan keluar dari klep yang berada pada tutupnya.
Kelebihan dan Kekurangan: ukurannya relatif besar sehingga sedikit memuat lebih banyak benih yang akan disimpan, dan tidak memerlukan listrik dalam penggunaannya karena pada desikator menggunakan desikan yang terletak pada bagian bawahnya dapat menyerap uap air sehingga benih kan memiliki massa yang konstan setelah dikeluarkan dari oven. Kelemahan dari alat ini yaitu terbuat dari kaca sehingga pemakaiannya harus ekstra hati-hati agar alat tidak rusak atau pecah.
f. Mortar dan Penumbuk
Keterangan : (1) wadah (cawan)
(2) penumbuk
(3) kepala penumbuk
Sifat Alat : portable
Sumber Energi : non elektrik
Fungsi : menumbuk benih yang akan diukur kadar air benihnya
Deskripsi Alat : terbuat dari perselen, agak berat, berwarna putih, cawan sepasang dengan penumbuknya
Prinsip Kerja : Benih diletakkan dalam cawan, lalu dilumatkan dengan
penumbuk.
Kelebihan dan Kekurangan: benih dapat dihaluskan sehalus mungkin. Kekurangannya yaitu cawan berukuran tidak terlalu besar. Apabila sampel benih yang perlu dihaluskan dalam jumlah yang besar, maka penumbukkan harus dilakukan berulang-ulang, namun akan menyita waktu serta tenaga. Selain itu alat ini terbuat dari bahan yang mudah pecah, sehingga perlu ekstra hati-hati penggunaannya.
g. Cawan Porselen
Keterangan : (1) cawan
(2) tutup cawan
Sifat Alat : portable
Sumber Energi : non elektrik
Fungsi : sebagai tempat (wadah) benih ketika dioven dan disimpan pada desikator
Deskripsi Alat : terbuat dari porselen, dilengkapi dengan tutup
Prinsip Kerja : benih yang akan dikeringkan dimasukkan ke dalam cawan kemudian ditutup. Cawan dimasukkan dan diatur di dalam oven. Setelah pengovenan selesai cawan beserta benih didalamnya dimasukkan pada desikator.
Kelebihan dan Kekurangan: ukurannya kecil, bersifat portable sehingga mudah dibawa, serta dalam sekali proses pengovenan dapat langsung dioven karena tahan panas serta dapat dioven dalam jumlah yang banyak sehingga menghemat waktu. Kekurangan dari alat ini adalah terbuat dari bahan yang mudah pecah, sehingga perlu ekstra hati-hati dalam penggunaannya.
h. Grinder
Keterangan : (1) knop pemutar
(2) tempat biji
(3) Laci hasil akhir.
Sifat Alat : Portable
Sumber Energi : Elektrik
Fungsi : Untuk menghancurkan / menghaluskan benih
Prinsip Kerja : benih dimasukkan dari atas ke tempat biji kemudian knop grinder diputar. Hasilnya akan berada di dalam laci.
Deskripsi Alat : Alat dilengkapi dengan pemutar untuk menghancurkan benih.
Kelebihan dan Kekurangan : Benih dapat dihaluskan dengan mudah. Kekurangannya adalah benih yang keras susah dihaluskan
5. Alat lain
a. Refrigator
Keterangan : (1) pegangan
(2) tutup
Sifat Alat : Non portable
Sumber Energi : Elektrik
Fungsi : Sebagai alat penyimpan benih
Prinsip Kerja : Benih dimasukkan dalam refrigerator dalam keadaan yang dingin, dengan mengatur suhu dan kelembabannya.
Deskripsi Alat : Alat ini berukuran besar, seperti kulkas pada umumnya. Refrigerator hanya digunakan untuk menyimpan benih lebih dari satu musim, untuk penyimpanan jenis-jenis benih yang khusus, benih dasar, dan benih penjenis (breeder seeds). Tujuannya yaitu untuk menghilangkan panas dari ruang simpan dan dari benih yang disimpan (Sudikno, 1977).
Kelebihan dan Kekurangan: Daya tampungnya lebih banyak, suhu dapat diatur sehingga pada suhu rendah benih lebih awet atau dapat disimpan lebih lama. Akan tetapi alat ini ukurannya yang besar membutuhkan ruangan yang cukup luas untuk meletakkannya dan sifatnya yang non portable menyebabkan tidak mudah dipindahtempatkan. Selain itu karena alat ini membutuhkan listrik, apabila terjadi pemadaman listrik akan sulit.
b. Termohigrometer
Keterangan : (1) termometer
(a) skala
(b) jarum penunjuk skala
(2) hygrometer
(a) skala
(b) jarum penunjuk skala
Sifat Alat : Portable
Sumber Energi : Non elektrik
Fungsi : Untuk mengukur suhu udara (termometer) dan mengukur kelembaban udara (hygrometer)
Prinsip Kerja : Letakkan alat ini kemudian jarum penunjuk akan menunjukkan suhu dan kelembaban udara di lingkungan sekitar atau tempat yang diukur.
Deskripsi Alat : Alat ini berbentuk bulat, terdiri atas dua macam alat ukur yaitu termometer (skala berwarna hitam) dan hygrometer (skala berwarna merah). Termohigrometer adalah alat yang praktis, tidak mahal, dan akurat untuk mengukur suhu dan kelembaban. Thermohigrometer dapat digunakan untuk mengamati suhu dan kelembaban ruangan secara periodik (Agrawal, 2000).
Kelebihan dan Kekurangan: Kelebihan termohigrometer adalah dapat mengukur dua parameter sekaligus yaitu suhu udara dan kelembaban udara. Kelemahannya adalah karena tidak digital, maka angka-angka kurang stabil.
c. Hand counter
Keterangan : (1) tombol penghitung
(2) display (layar yang menunjukkan hasil)
(3) pemutar ulang (reset)
Sifat Alat : portabel
Sumber Energi : Non elektrik
Fungsi : Membantu menghitung benih dalam jumlah yang besar
Prinsip Kerja : Pastikan angka awal adalah nol. Kemudian benih dihitung dengan menekan tombol counter. Hasil perhitungan ditunjukkan oleh angka yang tertera pada display. Apabila ingin menghitung ulang atur dengan pemutar ulang (reset).
Deskripsi Alat : Alat berukuran kecil dengan bentuk bulat berwarna perak. Tombol penghitung diklik untuk meningkatkan angka hitungan (Anonim, 2015c).
Kelebihan dan Kekurangan : kelebihan dari alat ini adalah mudah digunakan, praktis, dapat menghitung benih yang sebenarnya (bukan kotorannya). Kekurangan dari alat ini adalah dapat terjadi human error.
d. Alat-Alat Gelas
1. Gelas Beker
Keterangan : (1) mulut tabung
(2) skala ukuran
(3) mulut penuang
Sifat Alat : Portable
Sumber Energi : Non elektrik
Fungsi : Untuk merendam benih yang akan diberi perlakuan
Prinsip Kerja : Benih yang akan diperlakukan dimasukkan kedalam beaker glass yang telah diisi dengan perlakuannya. Benih direndam sesuai perlakuan perendaman yang diinginkan.
Deskripsi Alat : Terbuat dari bahan kaca tahan panas, transparan, ringan
Kelebihan dan kelemahan: Transparan jadi dapat dengan mudah diamati selain itu ringan dan berukuran sedang. Kelemahannya yaitu skala ukuran volum tidak begitu tepat.
2. Gelas ukur
Keterangan : (1) penunjuk skala
Sifat Alat : Portabel
Sumber Energi : Non elektrik
Prinsip Kerja : Larutan yang akan diukur dimasukkan ke dalam tabung sesuai dengan skala yang tertulis.
Deskripsi Alat : Alat ini terbuat dari kaca, agak tipis, dan bagian bawah berukuran lebih lebar.
Kelebihan dan kekuarangan : skalanya lebih teliti dibanding gelas beaker akan tetapi tidak dapat mengukur volume larutan dalam jumlah yang banyak.
3. Corong
Keterangan : (1) mulut corong
Sifat Alat : Portable
Sumber Energi : Non elektrik
Fungsi : Untuk memudahkan dalam menuangkan cairan atau benih yang kecil.
Prinsip Kerja : Cairan atau benih kecil yang ingin dipindahkan ke wadah yang memiliki mulut wadah (misal botol) yang sempit dituangkan pada corong agar masuk ke wadah.
Deskripsi Alat : Terbuat dari kaca yang transparan, dengan mulut corong yang memudahkan dalam menuangkan agar tidak mudah tumpah.
Kelebihan dan Kekurangan : Kelebihan dari alat ini adalah dapat memudahkan menuangkan cairan atau benih yang kecil supaya tidak tumpah. Kekurangan dari alat ini adalah karena terbuat dari kaca menyebabkan mudah pecah.
e. Scalpel
Keterangan : (1) pegangan
(2) mata pisau
Sifat Alat : Portable
Sumber Energi : Non elektrik
Fungsi : Untuk memotong atau menghilangkan kulit benih
Deskripsi Alat : seperti pisau pada umumnya tetapi mata pisau berukuran lebih kecil daripada pegangan pisau
Prinsip Kerja : Benih yang akan dihilangkan kulitnya dijepit dengan pinset kemudian perlahan-lahan kulit benih dikupas dengan menggunakan scalpel.
Kelebihan dan Kekurangan : Kelebihan dari scalpel adalah dapat digunakan pada benih-benih yang relatif berukuran sedang sampai besar serta karena sifatnya yang potable maka mudah dibawa kemana-mana. Kekurangan dari scalpel adalah alat ini tidak dapat digunakan pada benih-benih yang berukuran sangat kecil.
f. Pinset
Keterangan : (1) pegangan
(2) penjepit
Sifat Alat : portable
Sumber Energi : Non elektrik
Fungsi : membantu dalam mengambil benih yang berukuran sedang sampai kecil
Prinsip Kerja : ketika kita hendak mengambil sampel benih, kita hanya mengarahkan penjepit kepada benih yang akan kita ambil. Kemudian menekan pegangannya sambil benih terambil, kita tahan sejenak, lalu benih kita letakkan pada tempat yang kita inginkan. Pusat energi terletak pada pegangannya.
Deskripsi Alat : bentuk kecil seperti penjepit
Kelebihan dan Kekurangan : kelebihannya kita dapat langsung mengambil benih-benih yang kita inginkan. Alat ini kecil sehingga dalam penggunaannya kita hanya dapat mengambil benih satu persatu, tentu saja hal ini sangat menyita waktu dan tenaga.
g. EC Meter (Electronic Conductivity Meter)
Keterangan : (1) layar
(2) sensor
(3) tombol pengatur
Sifat Alat : Portable
Sumber Energi : Elektrik
Fungsi : Untuk mengetahui masih bagus-tidaknya benih atau untuk melihat kebocoran pada benih. Apabila EC tinggi maka benih sudah rusak, sedangkan jika EC rendah maka benih masih bagus.
Deskripsi Alat : Alat ini berbentuk simple, mudah sekali di bawa ke mana-mana. Alat sensornya yang panjang mudah untuk menjangkau tempat-tempat yang sulit (Anonim, 2009).
Prinsip Kerja : Siapkan benih dan direndam dalam air pada gelas beker. Setelah beberapa saat, masukkan sensor dan kemudian nilai EC akan terlihat di layar. Apabila EC tinggi maka benih sudah rusak, sedangkan jika EC rendah maka benih masih bagus.
Kelebihan dan Kekurangan : Kelebihan dari alat ini adalah mudah digunakan dan sifatnya yang portable maka mudah untuk dibawa. Selain itu alat ini juga praktis. Kekurangan dari EC meter adalah alat ini mahal dan harus sering dikalibrasi.
h.Grain Counter
Keterangan : 1.tempat benih
2.tombol pengatur
3.Laci tempat keluarnya benih
4.layar hitung
Sifat Alat : Non portable
Sumber Energi : Elektrik
Fungsi : Untuk memilah benih sejumlah yang diinginkan dan sesuai ukuran jenis benih (biji yang kecil, gramminae, kacang-kacangan).
Prinsip Kerja : Letakkan beberapa benih di bak benih yang sudah ditentukan. Kemudian nyalakan alat dengan menekan tombol power, tentukan jumlah benih yang
diinginkan, kemudian alat akan menghitung benih secara otomatis. Hasil benih
yang telah dihitung akan jatuh ke laci.
Deskripsi : Grain counter cocok digunakan untuk varietas berbagai ukuran benih. Cara kerjanya otomatis menghitung benih. Alat ini berukuran cukup besar.
Kelebihan dan Kekurangan : Alat ini memiliki kelebihan yaitu praktis digunakan, serta dapat menghitung jumlah benih yang diinginkan dengan tepat, dan kita dapat mengetahui secara pasti jumlah kekurangan atau kelebihan biji tersebut karena data ditayangkan secara digital. Kekurangan dari alat ini yaitu prosesnya yang lamban, non portable sehingga sulit untuk dibawa, serta karena membutuhkan listrik maka akan sulit bila terjadi pemadaman listrik.
V. KESIMPULAN
1. Pengenalan alat-alat dalam teknologi benih penting dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam pengujian benih yang akan disertifikasi.
2. Alat yang terdapat dalam teknologi benih dapat berupa alat pengambilan contoh benih, alat penguji daya tumbuh, alat penguji kemurnian benih, alat penguji kadar air benih, dan alat lain.
DAFTAR PUSTAKA
Agrawal, R. L. 2000. Seed Technology. Oxford and Publishing, Oxford.
Akbar, E., Zahira Y., Siti, K.K., Manal I., dan Jumat S. 2009. Characteristic and composition of Jatropha curcas oil seed from malaysia and its potential as biodiesel feedstock feedstock. European Journal of Scientific Research 29(3) : 396-403
Anonim. 2015. Electro Conductivity Meter.
Anonim. 2015. What is a Petri Dish?.
Anonim. 2015. Seedburo Nobbe Trier.
Anonim. 2015. Seedburo Boerner Divider Heavy Duty.
Anonim. 2015. Seedburo Hand Tally.
Copeland, L.O. 1976. Principles of Seed and Technology. Burgess Publishing Company. Minnesota
Ikuma, H., dan Thiman, K. 2003. Analysis of germination processes of lettuce seed by means of temperature and anaerobiosis. The Biological Laboratories, Harvard University. 84:756-767.
Kartasapoetra, G. 1986. Teknologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. PT Bina Aksara. Jakarta
Payung, D., Prihatiningtyas, E., dan Nisa, S. H.. 2012. Uji daya kecambah benih sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) di green house. Jurnal Hutan Tropis. 2:134.
Ramdas, Dhingra, G. K., Priyanka P., and Rather, M. A. 2012.Seed germination and survival percentage of control & colchicine induced plants of zanthoxylum armatum roxb. (rutaceae).ARPN Journal of Science and Technology 2(1)
Salimin. 2006. Perencanaan alat tabur benih padi langsung. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin 3(2) : 245-250
Schmidt, L.. 2007. Tropical Forest Seed. Springer-Verlag Berlin Heidelberg. New York.
Sperling Louise andShawn McGuire. 2010. Understanding and strengthening informal seed markets. Cambridge University Press 46(2) : 119–136
Sudikno, T. S. 1977. Teknologi Benih. Yayasan Pembina Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta.
Sutopo, L. 1993. Teknologi Benih. Rajawali Pers. Jakarta.
Tatipata A., Prapto Y., Aziz P., dan Woerjono M. 2004. Kajian aspek fisiologi dan biokimia deteriorasi benih kedelai dalam penyimpanan. Ilmu Pertanian 11 (2) : 76-87.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar