ACARA 2
KOMPETISI
INTER DAN INTRA SPESIFIK SEBAGAI FAKTOR PEMBATAS BIOTIK
I. TUJUAN
1.
Mengetahui pengaruh faktor biotik terhadap pertumbuhan tanaman.
2.
Mengetahui tanggapan tanaman terhadap tekanan kompetisi
inter dan intra spesifik.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak individu apabila suplai
sumber yang diperlukan terbatas dalam hubungannya dengan permintaan organisme
atau kualitas sumber bervariasi dan permintaan terhadap sumber yang berkualitas
tinggi lebih banyak. Organisme mungkin bersaing jika masing-masing berusaha
untuk mencapai sumber yang paling baik di sepanjang gradient kualitas atau apabila
dua individu mencoba menempati tempat yang sama secara simultan. Sumber yang
dipersaingkan oleh individu adalah tempat untuk hidup dan bereproduksi,
contohnya makanan, oksigen, dan cahaya (Mc Noughton dan Wolf, 1990).
Kompetisi adalah interaksi antara dua organisme
yang berusaha untuk hal sama. Interaksi kompetisi biasanya interspesifik
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan proses bertahan hidup oleh dua atau lebih
spesies populasi. Interaksi kompetisi biasanya melibatkan ruang lingkup,
makanan, nutrisi, cahaya matahari, dan tipe-tipe lain dari interaksi. Kompetisi
interspesifik dapat menghasilkan penyesuaian keseimbangan oleh dua spesies atau
dari satu populasi menggantikan yang lain (Odum,1994).
Kompetisi terjadi apabila tanaman mencapai tingkat pertumbuhan
tertentu dan akan semakin keras dengan pertambahan ukuran tanaman dengan umur.
Kemampuan suatu tanaman dipengaruhi oleh kemampuan suatu organ yang melakukan
kompetisi. Daun dan akar merupakan bagian yang berperan aktif dalam kompetisi.
Akar yang memiliki luas permukaan lebar, daun yang banyak,lebar, dan tersebar
diseluruh tubuh tanaman akan meningkatkan kompetisi, akibatnya kompetisi
tanaman pun tinggi.(Fuller et al. ,1964)
Dalam
kompetisi gulma dapat menjadi kompetitor dan merupakan faktor pembatas penting
bagi produktivitas kedelai. Besarnya tingkat kerugian akibat persaingan dengan
gulma sangat bervariasi bergantung pada populasi dan macam spesies gulma yang
ada. Gulma yang sering dijumpai termasuk kategori noxious weed (gulma berbahaya dan sangat merugikan) serta sulit
dikendalikan oleh herbisida maupun penyiangan, yaitu alang-alang dan teki
(Budi, 2009).
Penyebab utama kompetisi adalah diantara tanaman
dari spesies yang sama. Akibat dari kompetisi ini terlihat pada perbedaan
tinggi batang, jumlah daun, dan diameter lateral akar. Akibat dari kompetisi
ini akan berpengaruh terhadap pembentukan karakter maupun dalam kemampuan untuk
memproduksi buah. Tidak seperti tanaman yang berbeda spesies, tanaman yang sama
spesiesnya memiliki kebutuhan yang sama antara yang satu dengan yang lain.
Mereka tidak dapat dengan mudah mengatur kebutuhan mereka sendiri dari kebutuhan
tanaman yang lain sesama spesies (Weafer
& Cements, 1938).
Secara garis besar interaksi
intraspesies dan interspesies dapat dikelompokkan menjadi beberapa bentuk dasar
hubungan. Dasar hubungan tersebut
antara lain netralisme; mutualisme; parasitisme; predatorisme; kooperasi;
komensalisme; antagonis; kompetisi. Kompetisi adalah bentuk hubungan yang
terjadi akibat adanya keterbatasan sumber daya alam pada suatu tempat (Elfidasari,
2007).
Kompetisi yang terjadi dapat dilihat pada
tanaman tumpang sari. Kompetisi yang terjadi selain persaingan yang berlokasi
di bawah tanah (unsur hara), juga terjadi di atas tanah seperti ruang tumbuh
dan cahaya. Dengan bentuk kompetisi demikian tanaman akan mempertahankan
hidupnya berusaha mencari cahaya yang lebih banyak secara vertikal yakni dengan
mempertinggi batangnya. Akibatnya ada tanaman menjadi tinggi dengan kondisi
penampakan agak lemah (sukulen). Kompetisi di bawah lapisan tanah juga terjadi
seperti bentuk tajuk, banyaknya akar dan luas daerah penyerapan akar. Pertambahan
jumlah daun pada tanaman sangat menguntungkan, karena dengan semakin banyak
daun yang melakukan proses fotosintesis, dengan demikian akan semakin banyak
karbohidrat yang dihasilkan sejauhpermukaan daun yang ada mampu menangkap
cahaya matahari (Prasetyo,2007).
Competere adalah mencari atau mengejar
sesuatu secara bersamaan oleh lebih dari satu jenis pencari. Salah satu bentuk
interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang
tersedia terbatas pada lahan dan waktu yang sama yang menimbulkan dampak
negative terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih
misal: air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh (Kastono, 2008).
III.
METODOLOGI
Praktikum Dasar-dasar Ekologi Acara II, yaitu Kompetisi Inter
dan Intra Spesifik sebagai Faktor Pembatas Biotik dilaksanakan pada hari Jumat
tanggal 25 Maret 2011 di rumah kaca, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Alat yang digunakan, yaitu: timbangan
analitik, penggaris, peralatan tanam, dan oven. Bahan yang digunakan, yaitu:
kacang panjang (Vigna sinensis), jagung (Zea mays), kacang tanah (Arachis
hypogaea); polybag; pupuk kandang; kantong kert$as; kertas label.
Cara kerjanya, pertama-tama polybag disiapkan kemudian diisi dengan tanah
sebanyak kurang lebih 3 kg. Bila ada kerikil, sisa-sisa akar tanaman lain, dan
kotoran harus dihilangkan supaya tidak mengganggu perumbuhan tanaman. Lalu,
dipilih biji yang sehat dari jenis tanaman yang diperlakukan. Selanjutnya,
ditanam sejumlah biji ke dalam masing-masing polybag sesuai perlakuan:
monokultur kacang tanah sebanyak 2, 4, dan 6 tanaman; polikultur kacang
tanah-jagung sejumlah (1+1,
2+2, 3+3) tanaman; polikultur
kacang tanah-kacang tunggak sejumlah (1+1, 2+2, 3+3) tanaman; masing-masing perlakuan diulang 3 kali. Kemudian,
tiap polybag harus diberi label sesuai perlakuan dan ulangannya. Label harus
mudah dibaca, untuk mencegah tertukarnya dengan perlakuan lain saat pengamatan.
Penyiraman dilakukan setiap hari sampai tanaman berumur 21 hari. Selanjutnya,
dilakukan pemanenan. Setelah diamati, tanaman dikeringanginkan, dimasukkan ke
kantong kertas dan dioven selama 80°C 2 hari sampai berat konstan. Pengamatan
dilakukan setiap hari samapi hari ke-21 meliputi tinggi tanaman setiap 2 hari
sekali (cm), berat segar tanaman untuk tiap polybag pada akhir pengamatan (gram),
berat tiap polybag setelah dioven (gram). Pada akhir percobaan, dari seluruh
data yang terkumpul dihitung rerata tiga ulangan pada tiap perlakuan.
Selanjutnya, digambar grafik garis tinggi tanaman masing-masing perlakuan vs
hari pengamatan, grafik berat segar dan berat kering tanaman masing-masing
perlakuan vs hari pengamatan.
IV.
HASIL PENGAMATAN
A.
Monokultur
kacang tanah
Tabel 2.1. tinggi tanaman monokultur kacang tanah
Perlakuan
|
Tinggi tanaman kacang tanah cm hari ke-
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
mono 2
|
1,675
|
5,95833
|
8,14167
|
10,4583
|
12,4583
|
14,23
|
17,7583
|
mono 4
|
1,299167
|
3,75
|
6,148617
|
8,8
|
11,825
|
13,25833
|
16,42333
|
mono 6
|
2,288389
|
4,485389
|
6,296661
|
8,041667
|
11,4655
|
12,2355
|
14,985
|
Tabel2.2.jumlahdauntanamanmonokulturkacangtanah
Perlakuan
|
Jumlah daun tanaman kacang tanah
hari ke-
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
mono 2
|
1,75
|
3,416667
|
4,416667
|
4,75
|
5,583333
|
6,03333
|
6,933333
|
mono 4
|
0,958333
|
1,916667
|
2,9
|
3,791667
|
4,875
|
5,208333
|
6,1
|
mono 6
|
1,572222
|
2,627222
|
3,374439
|
4,026661
|
4,665605
|
5,441606
|
5,781111
|
Tabel2.3.beratsegar
(BS), berat kering (BK) dan panjang akar (PA) tanaman monokultur kacang tanah
Perlakuan
|
BS
|
BK
|
PA
|
mono2
|
4,534167
|
0,96
|
15,45483
|
mono 4
|
4,290417
|
0,872917
|
15,84283
|
mono 6
|
3,300611
|
0,932489
|
15,47606
|
B.
Polikultur
kacang tanah vs kacang panjang
Tabel2.4. tinggi tanaman polikultur
kacang tanah
Perlakuan
|
Tinggi Tanaman kacang tanah hari
ke- (cm)
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
poli 1+1
|
0,916667
|
2
|
3,166667
|
4,5
|
6,85
|
9,98
|
11,65
|
poli 2+2
|
2,475
|
3,7
|
7,291667
|
9,2
|
11,29167
|
13,25
|
15,98
|
poli 3+3
|
2,6
|
4,416661
|
6,527222
|
8,61
|
10,33833
|
11,5345
|
13,84028
|
Tabel2.5.jumlah
daun tanaman polikultur kacang tanah
Perlakuan
|
Jumlah Daun kacang tanah hari ke-
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
poli 1+1
|
0,666667
|
1,333333
|
1,833333
|
2,5
|
3,666667
|
4,791667
|
5,466667
|
poli 2+2
|
0,833333
|
2,455556
|
3,833333
|
4,583333
|
4,916667
|
5,083333
|
5,741667
|
poli 3+3
|
1,611106
|
2,432778
|
3,109994
|
3,499444
|
3,832783
|
4,383339
|
6,165
|
Tabel2.6.beratsegar
(BS), berat kering (BK) dan panjang akar (PA) tanaman polikultur kacang tanah
Perlakuan
|
BS
|
BK
|
PA
|
Poli 1
(1+1)
|
3,831667
|
0,863333
|
11,65
|
Poli 1
(2+2)
|
2,924167
|
0,786667
|
15,98
|
Poli 1 (
3+3)
|
2,668389
|
0,733333
|
13,84028
|
C.
Polikultur
kacang tanah vs jagung
Tabel2.7.tinggitanamanpolikulturkacang
tanah
Perlakuan
|
Tinggi tanaman kacang tanah cm hari ke-
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
poli 1+1
|
3,705
|
5,183333
|
8,875
|
11,00833
|
14,675
|
17,05833
|
21,14167
|
poli 2+2
|
1,933333
|
2,775
|
6,666667
|
8,733333
|
11,58333
|
13,91667
|
17,57167
|
poli 3+3
|
2,911111
|
4,515556
|
8,315556
|
11,055
|
14,98111
|
16,54667
|
19,71556
|
Tabel 2.8. jumlah
daun tanaman polikultur kacang tanah
Perlakuan
|
Jumlah daun tanaman kacang tanah
hari ke-
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
poli 1+1
|
2
|
2,916667
|
4,5
|
5,166667
|
6,25
|
6,445
|
7,448333
|
poli 2+2
|
1,083333
|
1,75
|
3
|
3,583333
|
4,5
|
5,308333
|
5,583333
|
poli 3+3
|
1,333333
|
2,46
|
3,555556
|
4,488889
|
5,333334
|
5,725
|
6,25
|
2.9.Tabel
berat segar (BS), berat kering (BK) dan panjang akar (PA) tanaman polikultur
kacang tanah
Perlakuan
|
BS
|
BK
|
PA
|
Poli 2 (1+1)
|
4,74
|
1,09
|
21,14167
|
poli 2 (2+2)
|
3,779167
|
1,151667
|
17,57167
|
poli 2 (3+3)
|
2,913333
|
0,906667
|
19,71556
|
V.
PEMBAHASAN
Dalam suatu ekosistem, komponen biotik,
berupa komunitas makhluk hidup yang beragam yang saling berinteraksi satu sama
lain. Keberadaan makhluk hidup yang berinteraksi satu sama lain, terutama dalam
hal kebutuhan akan sesuatu inilah yang kemudian memunculkan sebuah istilah
kompetisi. Kompetisi terjadi ketika dua atau lebih makhluk hidup bersaing untuk
memperebutkan suatu hal yang sama yang jumlahnya terbatas, misalnya makanan,
air, tempat tinggal, cahaya, dan lain-lain. Dampak dalam persaingan ini dapat
menjadi hambatan organisme dalam hal pertumbuhan dan reproduksi. Misalnya,
dalam suatu kebun, tanaman yang ditanam dengan tidak beraturan dapat terhambat
pertumbuhannya karena cahaya matahari tidak mengenainya. Hal tersebut terjadi
karena tanaman tersebut tumbuh terhalang oleh tanaman lain. Hal inilah yang
kemudian menjadi hambatan bagi organisme untuk tumbuh dan berkembang. Kompetisi
antar tanaman yang terjadi dalam dunia pertanian, dapat diantisipasi dengan
beberapa cara, di antaranya adalah dengan penanaman menggunakan jarak tanam
tertentu, atau polikultur dengan jenis tanaman tertentu, atau dengan cara
pemangkasan daun dan ranting yang tidak produktif untuk mengurangi transpirasi.
Praktikum
ini dilakukan untuk menunjukkan berbagai tanggapan tanaman terhadap tekanan
kompetisi inter dan intra spesifik yang diujikan dengan cara penanaman secara
monokultur, yaitu pada tanaman kacang tanah, dan polikultur, yaitu dengan
penanaman secara polikultur pada tanaman kacang tanah dengan kacang tunggak dan
kacang tanah dengan jagung.
A.
Tinggi
Tanaman
1. Monokultur Kacang Tanah
Berdasarkan
grafik tinggi tanaman, dapat dilihat bahwa pertumbuhan tinggi tanaman yang
paling baik adalah pada monokultur dua tanaman. Hal ini terjadi karena dalam
satu polybag hanya terdapat dua tanaman yang saling berkompetisi, sehingga
dibandingkan dengan monokultur lainnya, persaingan yang terjadi pada monokultur
dua tanaman lebih sedikit. Air, unsur hara, oksigen, serta cahaya matahari
dapat diperoleh tanaman dalam jumlah yang cukup optimal karena kompetitor tidak
terlalu banyak. Pada monokultur empat dan enam tanaman, dengan jarak tanam yang
tidak teratur dan suplai air yang sama banyaknya dengan kedua monokultur,
menyebabkan pertumbuhan kurang optimal. Hal ini dikarenakan tanaman yang tumbuh
semakin tinggi akan berpengaruh menghalangi asupan cahaya untuk tanaman lain
sehingga fotosintesis terhalang dan pertumbuhan terhambat.
2. Polikultur (Kacang
Tanah dan Kacang Panjang)
Grafik tersebut menunjukkan tinggi
tanaman rata-rata tanaman kacang tanah dengan kacang tunggak dengan pola
penanaman polikultur dengan jumlah 1+1, 2+2, dan 3+3. Grafik menunjukkan, pola
penanaman polikultur dengan jumlah 2+2 tumbuh lebih baik dibandingkan dengan
1+1, atau 3+3. Ruang yang terbatas menjadi faktor utama yang menghambat
pertumbuhan, hal ini menyebabkan tanaman yang tumbuh tinggi menjadi penghalang
bagi tanaman yang tumbuh lebih rendah, dalam hal memperoleh sinar matahari.
Selain itu, asupan nutrisi yang diperoleh tanaman akan semakin sedikit apabila
jumlah tanaman semakin banyak. Kemungkinan juga terjadi simbiosis mutualisme
yang saling menguntungkan satu sama lain. Dari grafik diatas dapat dilihat
bahwa polikultur 2+2 lebih optimal karena simbiosis yang terjadi lebih optimum
dibarengi jarak tanam yang cukup.
3. Polikultur 2 (Kacang Tanah dengan Jagung)
Pada percobaan ini, terjadi kompetsi
interspesifik, yaitu kompetisi yang terjadi pada dua individu atau lebih dalam
spesies yang berbeda. Grafik di atas menunjukkan bahwa tanaman polikultur
jagung dengan kacang tanah yang dapat tumbuh paling baik adalah pada polikultur
dua tanaman jagung dengan satu tanaman kacang tanah (1+1), sedangkan polikultur
2+2 tumbuh paling pendek. Polikultur dengan jumlah 1+1 dapat tumbuh lebih baik
dikarenakan kompetisi yang terjadi lebih sedikit dibandingkan dengan 2+2 maupun
3+3. Seharusnya, polikultur 2+2 dapat lebih baik tumbuh daripada perlakuan
plikultur 3+3 sehingga dari grafik diatas terjadi penyimpangan. Kompetisi yang
terjadi adalah untuk memperebutkan unsur hara, air, cahaya, serta hal lain yang
dibutuhkan tanaman untuk hidup, tumbuh dan berkembang. Selain itu, pada
monokultur 1+1 juga terdapat tempat yang lebih luas sehingga cahaya dapat
diperoleh dengan lebih optimal karena ruang tumbuh tanaman luas. Namun pada
pola polikultur jagung dengan kacang tanah, terdapat beberapa kelebihan yang
menjadikannya sebagai sebuah mutual
cooperaion. Kacang tanah merupakan tanaman yang bersimbiosis dengan bakteri
penambat nirogen. Hal ini terlihat dari adanya bintil pada akar kacang tanah
yang merupakan tempat tinggal bakteri N. Tanaman jagung merupakan tanaman yang
membutuhkan N dalam jumlah banyak. Oleh karenanya keberadaan kacang tanah dapat
berpengaruh baik untuk pertumbuhan jagung. Sehingga, jagung dapat tumbuh lebih
baik dan berpengaruh dalam pertumbuhan rata-rata tinggi tanaman.
1. Histogram Gabungan Tinggi Tanaman pada Hari Terakhir
Histogram di atas menunjukkan tinggi
tanaman pada hari terakhir dengan berbagai perlakuan. Dalam histogram, dapat
dilihat bahwa pertumbuhan paling baik ditunjukkan pada monokultur dua tanaman,
polikultur kacang tanah dan kacang panjang 2+2, serta polikultur kacang tanah
1+1.
Secara
keseluruhan, seharusnya tanaman polikultur jauh lebih tinggi dari pada tanaman
monokultur. Hal ini disebabkan karena tanaman polikultur berkompetisi dengan
caranya masing-masing (cara kompetisi antar tanaman berbeda, sehingga daya
saing antar tanaman untuk memperoleh air, intensitas cahaya, hara dan nutrisi dalam tanah menjadi semakin kecil. Sedangkan pada tanaman
monokultur, tanaman berkompetisi dengan cara yang sama, sehingga antar tanaman
terjadi kompetisi yang besar dalam memperebutkan air, hara, dan intensitas
cahaya. Namun pada polikultur dengan 3+3, ruang yang tidak mencukupi menyebabkan
pertumbuhan kurang maksimal. Oleh karena itu, pengaturan jarak tanam dan
pemilihan tanaman menjadi hal yang sangat diperlukan dalam pola penanaman
polikultur.
B.
JUMLAH
DAUN
1. Monokultur
Grafik Jumlah Daun Monokultur Kacang
Tanah menegaskan bagaimana efek terjadinya kompetisi. Dalam suatu polybag yang
sempit, tanaman akan tumbuh semakin optimal apabila semakin sedikit kompetitor.
Jumlah daun tanaman kacang panjang semakin banyak pada jumlah monokultur yang
semakin sedikit, perbedaan jumlahnya cukup signifikan apabila dibandingkan
dengan kedua monokultur lainnya. Hal ini dikarenakan suplai unsur hara yang
tidak cukup memenuhi untuk jumlah tanaman yang semakin banyak menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan daun. Akibat kurangnya daun, maka fotosintesis akan
terhambat sehingga pertumbuhannya menjadi lebih lambat dibanding dengan tanaman
yang berfotosintesis dengan baik.
2.
Polikultur
1 (Kacang Tanah dan Kacang Panjang)
Berdasarkan
grafik diatas jumlah daun yang paling banyak tumbuh dari beberapa perlakuan
adalah pada perlakuan polikultur 3+3, sedangkan daun yang sedikit tumbuh adalah
perlakuan 1+1. Seharusnya semakin banyak individu yang berkompetisi maka
pertumbuhannya semakin lambat tetapi dari hasil percobaan semakin banyak
individu yang berkompetisi pertumbuhan daunnya semakin banyak. Hal ini
dikarenakan adanya faktor dari luar, misal tanah dalam polibag mengandung unsur
hara yang cukup sehingga dapat mempercepat pertumbuhan daunnya.
3.
Polikultur
2 (Kacang Tanah dan Jagung)
Berdasarkan grafik di atas, terlihat
bahwa jumlah daun pada monokultur kacang tanah dengan kacang tunggak 1+1 jauh
lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan 2+2 dan 3+3.
Tetapi terjadi
penyimpangan yaitu pada polikultur 2+2 yang jumlah daunnya lebih sedikit
daripada perlakuan polikultur 3+3 seharusnya dengan adanya persaingan justru
akan menghambat pertumbuhan. Ditinjau dari perlakuan polikultur 1+1 menegaskan
bahwa pertumbuhan akan semakin baik apabila kompetisi yang terjadi semakin
sedikit. Dalam hal kaitannya dengan jumlah daun, unsur hara berperan penting
dalam pembentukan klorofil dan pertumbuhan daun. Sehingga kekurangan unsur hara
akibat kompetisi yang semakin banyak menyebabkan kurangnya asupan unsur hara
yang diperoleh tanaman. Oleh karenanya, semakin banyak tanaman yang tumbuh
dalam suatu tempat dengan luas yang sama, jumlah daunnya akan semakin sedikit
karena unsur hara yang menjadi kebutuhan utamanya dalam perkembangan dan
pertumbuhan kurang tersedia.
4.
Histogram
Gabungan Jumlah Daun pada Hari Terakhir
Berdasarkan histogram di atas,
jumlah daun terbanyak adalah pada polikultur kacang anah dengan kacang panjang
pada perlakuan 3+3. Perlakuan dengan pola 1+1 pada polikultur 2, serta pada
perlakuan monokultur 2 memperlihatkan jumlah daun tertinggi. Hal ini kemudian
membuktikan bahwa semakin banyak jumlah tanaman dalam media yang sama, semakin
sedikit perkembangan daunnya. Hal tersebut dapat terjadi karena semakin banyak
kompetitor, kompetisi akan berakibat pada
menurunnya kemampuan tanaman dalam hal tumbuh dan berkembang, dikarenakan air,
unsur hara, cahaya matahari, serta kebutuhan lain yang diperlukan tanaman
diperoleh dalam jumlah yang lebih sedikit karena adanya kompetisi.
C.
BERAT
SEGAR DAN BERAT KERING
1.
Monokultur
Kacang Tanah
Tersirat dalam grafik bahwa
penyerapan air yang baik terjadi pada tanaman kacang tanah pada perlakuan
monokultur dua tanaman. Hal tersebut dibuktikan dengan berat kering yang nyaris
sama pada ketiga perlakuan apabila dibandingkan dengan berat segarnya. Berat
segar merupakan berat tanaman sebelum dioven, atau sebelum kehilangan kandungan
airnya, sehingga berat segar tanaman sangat ditentukan oleh kemampuan
penyerapan air tanaman. Dalam penanaman monokultur, keberadaan kompetitor yang
semakin banyak akan menyebabkan semakin besar pula persaingan yang terjadi,
termasuk dalam perebutan air.
2.
Polikultur
2 (Kacang Tanah dan Kacang Panjang)
Histogram di atas memunjukan
histogram berat segar dan berat kering polikultur kacang tanah dan kacang
panjang. polikultur kacang tanah dengan kacang panjang merupakan salah satu
polikultur yang cukup baik untuk dilakukan. Hal ini terlihat pada perbandingan
berat segar antara polikultur dengan perlakuan 1+1 dengan lainnya polikultur
1+1 adalah yang paling baik dimana polikultur 1+1 dapat dikatakan mampu
menyerap lebih baik jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pada perlakuan
2+2 dan 3+3 berat segarnya hampir setara. Dari ketiga perlakuan berat kering
yang di dapatkan hampir setara dengan berat kering paling baik adalah perakuan
1+1 kemudian 2+2 lalu 3+3. Dari grafik diatas ditunjukan bahwa persaingan
mempengaruhi pertumbuhan.
3.
Polikultur
2 (Kacang Tanah dengan Jagung)
Berdasarkan histogram di atas, dapat
terlihat bahwa penyerapan air yang baik adalah pada pola penanaman polikultur
kacang tanah dengan kacang tunggak pada perlakuan 1+1. Pada perlakuan ini,
tanaman dapat tumbuh secara optimal dan tercukupi kebutuhannya karena kompetisi
yang terjadi sedikit dan kebutuhan yang terbagi-pun semakin sedikit. Akibatnya,
pada polikultur kacang tanah dengan kacang tunggak dengan perlakuan 1+1,
tanaman mampu tumbuh dengan baik ditinjau dari beberapa aspek yang telah
disebutkan, yaitu tinggi tanaman dan jumlah daun, sedangkan pada panjang akar
menunjukkan bagaimana adaptasi akar dalam menekan terjadinya kompetisi.
Perlakuan lain terbilang buruk karena apabila ditinjau dari segi volume bersih
(berdasarkan berat kering) yang nyaris sama, perbedaan signifikan justru
terlihat pada berat bersihnya. Sehingga dalam kaitannya dengan penyerapan air,
terbilang sangat buruk.
D. HISTOGRAM PANJANG AKAR PADA HARI KE-7
Dari histogram panjang akar diatas
maka dapat dilihat bahwa polikultur 2 kacang tanah dengan jagung memiliki akar
paling panjang. Akar paling pendek dimiliki oleh polikultur kacang tanah dan
kacang panjang pada perlakuan 2+2. Terjadinga persaingan intraspesies dan
keterbatasan media tanaman dalam memyediakan unsur hara dan air juga
mempengaruhi pertumbuhan akar tanaman.
E.
HISTOGRAM TINGGI TANAMAN DAN JUMLAH DAUN
PADA HARI KE-7
Dari data tinggi
tanaman yang terkumpul dikumpulkan dan dibuat grafik gabungan. Terlihat tanaman
yang paling tinggi adalah pada perlakuan
polikultur dengan jagung dan yang paling
rendah adalah tanaman polikultur kacang tanah dengan kacang panjang pada perlakuan 1+1. Sedangkan jumlah
daun paling banyak dimiliki oleh tanaman dengan perlakuan polikultur kacang
tanah dengan jagung 1+1, paling rendah adalah tanaman polikultur kacang tanah dengan kacang panjang pada perlakuan 1+1. Terjadinya persaingan dengan famili yang sama berarti
memperebutkan kebutuhan yang sama dimana kebutuhan tersebut bersifat terbatas
dalam media tanam. Karena persaingan tersebut maka akan menurunkan laju
pertumbuhan. Seperti terjadi pada kcang tanah dan kacang panjang yang memiliki
hasil yang lebih rendah daripada perlakuan monokultur ataupun polikultur kacang
tanah dengan jagung.
VI. KESIMPULAN
1.
Faktor biotik berpengaruh dalam pertumbuhan serta
perkembangan tanaman hal karena makhluk hidup satu dapat menjadi kompetitor
bagi makhluk lain, dalam persaingan intra maupun inter spesifik, sehinga faktor
biotik dalam menjadi faktor pembatas.
2.
Kompetisi intra spesifik merupakan persaingan antara dua
atau lebih individu satu spesies, dalam hal ini ditunjukkan pada persaingan
antar kacang tanah yang ditanam baik secara monokultur maupun polikultur.
3.
Kompetisi inter spesifik merupakan persaingan antara dua
atau lebih individu yang berbeda jenis, dalam hal ini ditunjukkan pada
percobaan polikultur kacang tanah dengan jagung dan kacang tanah dengan kacang
tunggak.
4.
Semakin sedikit jumlah individu yang ditanam pada pola
monokultur, pertumbuhan akan semakin baik, hal ini dikarenakan semakin
sedikitnya kompetisi yang terjadi.
5.
Semakin banyak jumlah tanaman, tingkat kompetisi akan
semakin tinggi.
6.
Polikultur yang baik untuk dilakukan, salah satunya
adalah dengan memadukan kacang tanah dengan jagung.
DAFTAR PUSTAKA
Budi, G.P. dan O.D. Hajoenitijas. 2009. Kemampuan kompetisi beberapa
varietas kedelai (Glicyne max)
terhadap gulma alang-alang (Imperata
cylindrica) dan teki (Cyperus
rotundus). Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah 7: 127-129.
Elfidasari, D. 2007. Jenis interaksi
intraspesifik dan interspesifik pada tiga jenis kuntul saat mencari makan di
sekitar cagar alam pulau dua serang, propinsi banten. Biodiversitas 8:
266-269
Kastono. 2008. Kompetisi Antar Tanaman.
<http://elisa.ugm.ac.id/files/AT.Soejono>.
Diakses 26 April
2013.
Naughtan, S. J., and F. Wolf. 1992. General
Ecology (Ekologi Umum. Alih Bahasa: Sunarjo dan Sri Gandomo). Gadjah Mada University Press, Yogyakarta .
Odum, E.P. 1994. Basic Ecology 3rd ed. Holt-Saunders International
Education. Tokiyo
Prasetyo.2007. Growth and yield Jatropha at some cropping
system of marginal land. Jurnal ilmu-ilmu pertanian 4:409-417
Weafer,
J.E and Frederic E. Clements. 1938. Plant Ecology. 2nd Editio. New
York . Mc.Grow-hill Book Company, Inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar