Selasa, 12 April 2016

ACARA V EKOSISTEM PEKARANGAN

ACARA V
EKOSISTEM PEKARANGAN

I. TUJUAN
1.      Mempelajari macam-macam bentuk ekosistem
2.      Mengetahui struktur dan komponen pembentuk ekosistem pekarangan

II. TINJAUAN PUSTAKA

            Prinsip-prinsip ekologi yaitu hukum-hukum yang mengatur organisasi ekosistem sampai kita mengerti prinsip-prinsip tersebuut. Ekologi berasal dari penelitian-penelitian yang hati-hati tentang alam, generalisasi dari penelitian-penelitian tersebut dan pengujian-pengujian yang berasal dari hipotesis-hipotesis (McNaughton dan Larry, 1992).
            Proses-proses arus energi dan kimia menunjang organisasi ekosistem dan bertanggung jawab terhadap identitas fungsional dari ekosistem tersebut. Di dalam setiap ekosistem akan terjadi interaksi antar organisme yang akan mengubah serta mentransfer energi serta zat-zat kimia. Sumber energi yang utama adalah sinar matahari, foton-foton tertentu dari matahari akan digunakan untuk membuat energi kimia melalui proses fotosintesis (McNaughton dan Larry, 1992)
              Garis yangmenghubungkan energi dan aliran kimia organisme disebut rantai makanan. Setiap organisme berikutnya memindahkan enrgi dari suatu tingkat makanan ke tingkat makanan lain dari sumber energi awal yaitu matahari. Tingkat makanan disebut tingkat tropik, mengambil kata dari bahasa Yunani yaitu trophe yang berarti makanan. Struktur tropik dari ekosistem dapat diringkas dengan menggolongkan bermacam organisme menurut tingkat tropik dan memperkirakan kelimpahan mereka dengan bermacam cara. Angka dalam sebuah piramid menggambarkan jumlah dari organisme-organisme yang ada pada setiap tingkat tropik dalam ekosistem. Jika berlimpah diperkirakan oleh biomasa, sebuah piramid hasil biomasa (McNaughton and Larry, 1979).

Suatu ekosistem tidak pernah terisolir dari suatu sistem lainnya. Ekosistem bersifat kompleks dan dinamis. Ekosistem terintegrasi oleh arus energi dan benda-benda diantara organisme dan lingkungannya. Ekosistem dengan piramida biomas terbalik harus didukung oleh turnover time secara cepat pada tingkat trofik yang rendah. Sebuah ekosistem memperoleh energi dari suatu sumber, energi tersebut dapat disimpan atau dirubah ke dalam bentuk kerja (Nasution, 1995).
            Suatu ekosistem tersusun dari organisme hidup didalam suatu area ditambah dengan keaadaan fisik yang mana saling berinteraksi.Karena tidak ada perbedaan yang tegas ekosistem,maka obyek pengkajian harus dibatasi oleh daerah dan unsur penyusun. Kegunaan dari pemikiran dalam ekosistem adalah saling keterkaitan antara satu dengan hal yang lain saling ketergantungan,dan berhubungan sebab akibat yang kesemuanya itu membentuk suatu rantai kehudupan yang berkesinambungan (Clapham,1973).
            Dalam pekarangan,kita dapat melihat berbagai jenis spesies tanaman,dan hewan yang kadang terlihat unik untuk dicermati.Hewan yang terkadang menarik untuk diamati biasanya dari jenis serangga seperti belalang,dan kepik,hewan ini mudah terlihat di rerumputan atau dedaunan.Sedangkan tanaman yang menarik untuk diamati  adalah seperti Sinsilicra yang merupakan tanaman hias yang sering ditemui pada pekarangan rumah di Amerika Serikat (Mark Cullen,1987).  
            Penggunaan pupuk pada taman atau pekarangan sebaiknya dilakukan secara teratur ,ini dikarenakan keadaan taman yang merupakan lingkungan buatan. Lingkungan buatan memiliki keterbatasan dalam mengolah daur Nitrogen,maka dari itu penambahan pupuk yang memiliki kadar Nitrogen seperti KNO3 atau NPK mutlak diberikan secara berkala (Ina,1999).
            Dalam suatu ekosistem adanya saling ketergantungan dan keterkaitan antar komponen,perubahan suatu komponen akan saling mempengaruhi kesetabilan dan kelestarian ekosistem secara keseluruhan (Darwatiningsih et el,1992).
Taman yang baik adalah taman yang memiliki unsur penyusun biotik, dan abiotik yang lengkap agar menjadikan taman tersebut menjadi suatu lingkungan yang unsure-unsur pendukungnya saling mendukung satu sama lain (Indayani, 2000).
            Pengelolaan ekosistem bertujuan untuk mempertahankan proses-proses yang kompleks dan  saling tergantung satu sama lain membentuk ekosistem sawah yang sempurna dan berfungsi baik dalam waktu yang panjang. Menurut Supriyandono (1998), essensi dari mempertahankan ekosistem adalah menjaga kesehatan dan kelenturan sistem itu sehingga ekosistem sawah dapat mengakomodasi stress jangka pendek dan mengadaptasi perubahan jangka panjang. Elemen kuncinya meliputi pemeliharaan keragaman biologis dan kesuburan
III.  METODOLOGI
           
Praktikum acara V, yaitu pengenalan ekosistem dilaksanakan pada hari Jum’at,tanggal 13 Mei 2005,bertempat di Karang Gayam,Catur Tunggal,Depok ,Sleman.
            Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:kamera, dan net. Net digunakan untuk menangkap serangga. Bahan yang digunakan adalah semua spesies penyusun ekosistem tanaman,dan unsur-unsur abiotik
Cara kerja yang dilakukan yaitu tumbuhan dalam ekosistem dan hewan yang ada di dalamnya diamati.Sebagai bukti kunjungan praktikum dan mengabadikan momen,maka seluruh paraktikan,tumbuhan dan hewan yang diamati difoto di tempat kunjungan. Yang pertama kali diamati adalah rerumputan,dan spesies hewan dan tumbuhan yang hidup di rerumputan. Yang kedua adalah mengamati spesies yang hidup di tanah seperti cacing (Lumbricus rubellus),dan semut. Yang terakhir adalah mengamati konsumen tingkt tinggi seperti ayam dan manusia.


















V.  PEMBAHASAN

            Satuan pokok ekologi adalah ekosistem atau sistem ekologi, yaitu satuan kehidupan yang terdiri atas suatu komponen makhluk hidup dengan berbagai benda mati yang berinteraksi membentuk suatu sistem. Sistem tersebut merupakan suatu daur energi dari produsen hingga konsumen atau sampai dengan pengurai.
Ekosistem yang dicirikan dengan berlangsungnya pertukaran materi dan transformasi energi yang sepenuhnya berlangsung diantara berbagai komponen dalam sistem itu sendiri atau dengan sistem lain di luarnya. Jadi, Ekosistem sebenarnya terbentuk oleh 2 faktor, yaitu faktor abiotik ekosistem dan faktor biotik ekosistem.
  1. Faktor-faktor Abiotik Ekositem
Faktor-faktor abiotik ekosistem terdiri atas semua benda mati yang ada di sekitar organisme, yaitu :
a.       Tanah
Tanah adalah ekosistem yang berperan sebagai tempat hidup dari berbagai organisme. Tanah yang subur sangat menguntungkan bagi produsen dalam hal ini pisang dan mangga karena dengan tanah yang subur maka pertumbuhan tanaman tersebut akan semakin lancar dan subur. Tanah juga merupakan sumber zat-zat hara dan air bagi pertumbuhan tanaman.
b.      Cahaya Matahari
Cahaya matahari merupakan sumber tenaga bagi organisme di bumi. Tumbuhan hijau akan menyerap energi matahari melalui klorofil pada daun untuk fotosintesis. Energi ini digunakan dalam fotosintesis yang menghasilkan karbohidrat dari bahan CO2 dan air. Karbohidrat merupakan sumber energi bagi organisme lainnya seperti ulat, burung, dan manusia yang menjadi konsumen dari tebu baik secara langsung maupun tidak langsung.
c.       Air
Air merupakan zat yang mutlak diperlukan oleh berbagai organisme, karena air sangat penting dalam proses-proses yang terjadi di dalam tubuh organisme. Dalam suatu tubuh organisme, air digunakan dalam hal pelarutan unsur-unsur yang ada di dalam tubuh tumbuhan tersebut.
d.      Udara
Udara terdiri dari berbagai gas, antara lain oksigen, yang sangat diperlukan untuk bernafas bagi organisme, dalam hal ini ulat, burung, dan manusia. Udara sangat diperlukan organisme karena udara merupakan unsur yang penting dalam metabolisme tubuh makhluk hidup. Karbon dioksida yang terdapat di udara merupakan zat yang dibutuhkan tanaman untuk fotosintesis.
e.       Kelembaban
Umumnya sampai batas-batas tertentu bahwa tanah dan udara yang lembab berpengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman. Pada golongan hewan-hewan tertentu kelembaban udara sangat berpengaruh terhadap kehidupannya.
f.       Suhu
Suhu lingkungan sangat mempengaruhi kehidupan organisme dalam hal ini tebu, ulat, burung, dan manusia. Suhu optimum merupakan suhu yang paling baik untuk pertumbuhan dan kehidupan suatu organisme. Sedangkan suhu minimum merupakan suhu paling rendah bagi organisme untuk tetap hidup.

  1. Faktor-faktor biotik ekosistem
Faktor-faktor biotik ekosistem terdiri dari semua makhluk-makhluk hidup yang ada di dalam suatu ekosistem, seperti manusia, hewan, tumbuhan dan jasad-jasad renik. Berdasarkan fungsinya dalam ekosistem, komponen-komponen faktor biotik dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu  :
a.       Produsen
Pengertian produsen dalam biologi adalah makhluk hidup (organisme) penghasil bahan organik dari zat-zat anorganik. Produsen memegang peranan yang penting dalam kelangsungan ekosistem. Yang berperan sebagai produsen adalah tumbuhan berklorofil. Organisme ini dapat menyerap energi cahaya matahari dan mengubahnya menjadi energi kimia melalui fotosintesis. Dalam hal ini adalah  pisang, mangga serta tanaman lain.
b.      Konsumen
Pengertian konsumen dalam biologi adalah organisme yang tidak dapat mensistesis makanannya sendiri. Sehingga makanannya tergantung pada produsen baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya hewan dan manusia. Dalam ekosistem pekarangan ini konsumennya adalah ulat dan belalang sebagai konsumen I dan ayam sebagai konsumen II,serta manusia sebagai konsumen III.
c.       Pengurai
Pengurai adalah organisme yang menguraikan senyawa organik menjadi senyawa anorganik yang lebih sederhana. Hasil penguraian ini dikembalikan ke ekosistem dan dapat digunakan kembali oleh produsen. Pengurai terdiri dari mikroorganisme, misalnya bakteri, jamur dan mikroba lainnya.
            d.   Detrivor
Detrivor adalah organisme heterotrof yang memakan partikel-partikel     organik atau sisa jaringan tumbuhan serta hewan yang membusuk. Dalam ekosistem pekarangan ini yang diambil adalah  cacing tanah.

Ekosistem dapat terjadi secara alami, misalnya hutan, danau, padang rumput, gurun dan laut. Sedangkan ekosistem tegalan pekarangan ekosistem yang terjadi karena buatan manusia yang sengaja dibuat untuk keperluan pertanian dimana disesuaikan dengan iklim, tanah, topografi dan budaya, sama seperti ekosistem sawah, waduk, kolam, kebun, tegalan serta tambak
            Dalam suatu komunitas pada suatu ekosistem, setiap individu selalu dikelilingi oleh berbagai organisme dari jenisnya ataupun organisme dari jenis-jenis yang lain. Hal ini sangat jelas memungkinkan bahwa setiap organisme dalam komunitas itu selalu saling berinteraksi. Mereka melakukan interaksi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya populasi-populasi dalam suatu komunitas pada suatu ekosistem juga selalu berinteraksi. Dalam  ekosistem pekarangan misalnya terjadi interaksi secara langsung antara populasi ulat atau belalang dengan populasi ayam ataupun dengan populasi tumbuhan yang ada dalam ekosistem pekarangan itu. Ulat memakan banyak jenis tumbuhan, contohnya  pisang. Ulat selain sebagai pemakan (predator) juga merupakan mangsa (prey) bagi hewan lain seperti ayam. Belalang juga banyak memakan jenis tumbuhan misalnya pisang dan daun mangga. Jadi, antara populasi ulat dengan populasi pisang  dan   ayam terjadi interaksi yang langsung.  
            Perpindahan energi dari cahaya matahari yang dimanfaatkan tanaman pisang dan mangga, melalui serangkaian organisme dalam peristiwa memakan dan dimakan disebut rantai makanan. Rantai makanan ini berjalan sesuai dengan siklusnya yaitu dari produsen ke konsumen kemudian ke dekomposer.
Aliran energi dari suatu ekosistem baik secara langsung maupun tidak langsung berasal dari cahaya matahari. Kemudian oleh tanaman pisang dan mangga diubah menjadi energi kimia dalam bentuk senyawa organik melalui proses fotosintesis. Sebagian energi tersebut berpindah kepada ulat (herbivora) dan belalang dalam bentuk makanan dan selanjutnya berpindah lagi kepada ayam dan manusia (karnivora) kemudian ke pengurai dan seterusnya.
            Aliran energi berbeda dengan daur materi, daur materi bersifat siklus sedangkan aliran energi bersifat menuju ke satu arah. Jika makhluk hidup mati misalnya burung, tidak berarti siklus materi berhenti. Bangkai hewan dan tumbuhan masih dapat dimanfaatkan oleh mikroorganisme setelah mengalami pembusukan oleh mikroba tanah menjadi humus kemudian melalui proses mineralisasi tanah tersebut dirubah menjadi bahan mineral oleh mikroba dan sebagian lagi terurai menjadi gas atau mineral yang dimanfaatkan kembali oleh tanaman pisang dan mangga (produsen).
Tanaman pisang dan mangga  (produsen) dan belalang, ayam serta manusia (konsumen) akan menggunakan sebagian energi untuk aktivitas hidup seperti tumbuh, bergerak, respirasi dan sebagainya. Tetapi sebagian lagi hilang dalam bentuk panas. Hal itu sesuai dengan hokum termodinamika II yaitu energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan tetapi hanya berubah bentuk.


















DAFTAR PUSTAKA


Clapham,jr.,W.B.1973.Natural Ecosystem.Mac Million Publising Co.Inc.NY.


Cullen,M.1987.US Gardening Book.Webley and Son Publising.USA.


Darwatiningsih,S.,Saraswati,dan Musrikan.1982.Profil sagar alam peranjung pangandaran.Agrijurnal.I(2):19-26.


Indayani, Neny, Nasrullah, D. Priyatno.2000. Perencanaan penanaman tanaman hias dalam kebun  Agrosains XIII (2) :183-184.


Indriani.1999.Pengaruh pemberian pupuk tambahan terhadap tanah dan pekarangan.Agrivita.12(2):111-113.


McNaughton, S. J., dan Larry, Wolf. 1998. Ekologi Umum. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta:1140p..


Nasution,  A. 1995. Pengantar ke Ilmu-Ilmu Pertanian. Litera Antar Nusa.
Yogyakarta:155p.

Supriyandono. 1998. Pengelolaan Ekosistem Dan Pengelolaannya Di Indonesia.
Buletin Kehutanan. V (35) :  48-50





Tidak ada komentar:

Posting Komentar