ACARA V
EKOSISTEM PEKARANGAN
I. TUJUAN
1. Mempelajari macam-macam bentuk ekosistem
2. Mengetahui struktur dan komponen pembentuk
ekosistem pekarangan
II. TINJAUAN PUSTAKA
Prinsip-prinsip
ekologi yaitu hukum-hukum yang mengatur organisasi ekosistem sampai kita
mengerti prinsip-prinsip tersebuut. Ekologi berasal dari penelitian-penelitian
yang hati-hati tentang alam, generalisasi dari penelitian-penelitian tersebut
dan pengujian-pengujian yang berasal dari hipotesis-hipotesis (McNaughton dan
Larry, 1992).
Proses-proses
arus energi dan kimia menunjang organisasi ekosistem dan bertanggung jawab
terhadap identitas fungsional dari ekosistem tersebut. Di dalam setiap
ekosistem akan terjadi interaksi antar organisme yang akan mengubah serta
mentransfer energi serta zat-zat kimia. Sumber energi yang utama adalah sinar
matahari, foton-foton tertentu dari matahari akan digunakan untuk membuat
energi kimia melalui proses fotosintesis (McNaughton dan Larry, 1992)
Garis
yangmenghubungkan energi dan aliran kimia organisme disebut rantai makanan.
Setiap organisme berikutnya memindahkan enrgi dari suatu tingkat makanan ke
tingkat makanan lain dari sumber energi awal yaitu matahari. Tingkat makanan
disebut tingkat tropik, mengambil kata dari bahasa Yunani yaitu trophe yang berarti
makanan. Struktur tropik dari ekosistem dapat diringkas dengan menggolongkan
bermacam organisme menurut tingkat tropik dan memperkirakan kelimpahan mereka
dengan bermacam cara. Angka dalam sebuah piramid menggambarkan jumlah dari
organisme-organisme yang ada pada setiap tingkat tropik dalam ekosistem. Jika
berlimpah diperkirakan oleh biomasa, sebuah piramid hasil biomasa (McNaughton
and Larry, 1979).
Suatu ekosistem tidak pernah terisolir
dari suatu sistem lainnya. Ekosistem bersifat kompleks dan dinamis. Ekosistem
terintegrasi oleh arus energi dan benda-benda diantara organisme dan
lingkungannya. Ekosistem dengan piramida biomas terbalik harus didukung oleh
turnover time secara cepat pada tingkat trofik yang rendah. Sebuah ekosistem
memperoleh energi dari suatu sumber, energi tersebut dapat disimpan atau
dirubah ke dalam bentuk kerja (Nasution, 1995).
Suatu
ekosistem tersusun dari organisme hidup didalam suatu area ditambah dengan
keaadaan fisik yang mana saling berinteraksi.Karena tidak ada perbedaan yang
tegas ekosistem,maka obyek pengkajian harus dibatasi oleh daerah dan unsur
penyusun. Kegunaan dari pemikiran dalam ekosistem adalah saling keterkaitan
antara satu dengan hal yang lain saling ketergantungan,dan berhubungan sebab
akibat yang kesemuanya itu membentuk suatu rantai kehudupan yang
berkesinambungan (Clapham,1973).
Dalam
pekarangan,kita dapat melihat berbagai jenis spesies tanaman,dan hewan yang
kadang terlihat unik untuk dicermati.Hewan yang terkadang menarik untuk diamati
biasanya dari jenis serangga seperti belalang,dan kepik,hewan ini mudah
terlihat di rerumputan atau dedaunan.Sedangkan tanaman yang menarik untuk
diamati adalah seperti Sinsilicra yang merupakan tanaman hias
yang sering ditemui pada pekarangan rumah di Amerika Serikat (Mark
Cullen,1987).
Penggunaan
pupuk pada taman atau pekarangan sebaiknya dilakukan secara teratur ,ini
dikarenakan keadaan taman yang merupakan lingkungan buatan. Lingkungan buatan
memiliki keterbatasan dalam mengolah daur Nitrogen,maka dari itu penambahan
pupuk yang memiliki kadar Nitrogen seperti KNO3 atau NPK mutlak
diberikan secara berkala (Ina,1999).
Dalam
suatu ekosistem adanya saling ketergantungan dan keterkaitan antar
komponen,perubahan suatu komponen akan saling mempengaruhi kesetabilan dan kelestarian
ekosistem secara keseluruhan (Darwatiningsih et el,1992).
Pengelolaan ekosistem bertujuan
untuk mempertahankan proses-proses yang kompleks dan saling tergantung satu sama lain membentuk
ekosistem sawah yang sempurna dan berfungsi baik dalam waktu yang panjang.
Menurut Supriyandono (1998), essensi dari mempertahankan ekosistem adalah
menjaga kesehatan dan kelenturan sistem itu sehingga ekosistem sawah dapat
mengakomodasi stress jangka pendek dan mengadaptasi perubahan jangka panjang.
Elemen kuncinya meliputi pemeliharaan keragaman biologis dan kesuburan
III.
METODOLOGI
Praktikum acara V, yaitu pengenalan
ekosistem dilaksanakan pada hari Jum’at,tanggal 13 Mei 2005,bertempat di Karang
Gayam,Catur Tunggal,Depok ,Sleman.
Peralatan
yang digunakan dalam percobaan ini adalah:kamera, dan net. Net digunakan untuk
menangkap serangga. Bahan yang digunakan adalah semua spesies penyusun
ekosistem tanaman,dan unsur-unsur abiotik
Cara kerja yang dilakukan yaitu tumbuhan
dalam ekosistem dan hewan yang ada di dalamnya diamati.Sebagai bukti kunjungan
praktikum dan mengabadikan momen,maka seluruh paraktikan,tumbuhan dan hewan
yang diamati difoto di tempat kunjungan. Yang pertama kali diamati adalah
rerumputan,dan spesies hewan dan tumbuhan yang hidup di rerumputan. Yang kedua
adalah mengamati spesies yang hidup di tanah seperti cacing (Lumbricus
rubellus),dan semut. Yang terakhir adalah mengamati konsumen tingkt tinggi
seperti ayam dan manusia.
V.
PEMBAHASAN
Satuan pokok ekologi adalah
ekosistem atau sistem ekologi, yaitu satuan kehidupan yang terdiri atas suatu
komponen makhluk hidup dengan berbagai benda mati yang berinteraksi membentuk
suatu sistem. Sistem tersebut merupakan suatu daur energi dari produsen hingga
konsumen atau sampai dengan pengurai.
Ekosistem yang dicirikan dengan berlangsungnya
pertukaran materi dan transformasi energi yang sepenuhnya berlangsung diantara
berbagai komponen dalam sistem itu sendiri atau dengan sistem lain di luarnya.
Jadi, Ekosistem sebenarnya terbentuk oleh 2 faktor, yaitu faktor abiotik
ekosistem dan faktor biotik ekosistem.
- Faktor-faktor Abiotik Ekositem
Faktor-faktor abiotik ekosistem terdiri atas semua benda mati
yang ada di sekitar organisme, yaitu :
a.
Tanah
Tanah adalah ekosistem yang berperan sebagai tempat hidup dari berbagai
organisme. Tanah yang subur sangat menguntungkan bagi produsen dalam hal ini
pisang dan mangga karena dengan tanah yang subur maka pertumbuhan tanaman
tersebut akan semakin lancar dan subur. Tanah juga merupakan sumber zat-zat
hara dan air bagi pertumbuhan tanaman.
b.
Cahaya Matahari
Cahaya matahari merupakan sumber tenaga bagi organisme di bumi. Tumbuhan
hijau akan menyerap energi matahari melalui klorofil pada daun untuk
fotosintesis. Energi ini digunakan dalam fotosintesis yang menghasilkan
karbohidrat dari bahan CO2 dan air. Karbohidrat merupakan sumber
energi bagi organisme lainnya seperti ulat, burung, dan manusia yang menjadi
konsumen dari tebu baik secara langsung maupun tidak langsung.
c.
Air
Air merupakan zat yang mutlak diperlukan oleh berbagai organisme, karena
air sangat penting dalam proses-proses yang terjadi di dalam tubuh organisme.
Dalam suatu tubuh organisme, air digunakan dalam hal pelarutan unsur-unsur yang
ada di dalam tubuh tumbuhan tersebut.
d.
Udara
Udara terdiri dari berbagai gas, antara lain oksigen, yang sangat
diperlukan untuk bernafas bagi organisme, dalam hal ini ulat, burung, dan
manusia. Udara sangat diperlukan organisme karena udara merupakan unsur yang
penting dalam metabolisme tubuh makhluk hidup. Karbon dioksida yang terdapat di
udara merupakan zat yang dibutuhkan tanaman untuk fotosintesis.
e.
Kelembaban
Umumnya sampai batas-batas tertentu bahwa tanah dan udara yang lembab
berpengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman. Pada golongan hewan-hewan
tertentu kelembaban udara sangat berpengaruh terhadap kehidupannya.
f.
Suhu
Suhu lingkungan sangat mempengaruhi kehidupan organisme dalam hal ini
tebu, ulat, burung, dan manusia. Suhu optimum merupakan suhu yang paling baik
untuk pertumbuhan dan kehidupan suatu organisme. Sedangkan suhu minimum
merupakan suhu paling rendah bagi organisme untuk tetap hidup.
- Faktor-faktor biotik ekosistem
Faktor-faktor biotik ekosistem terdiri dari semua
makhluk-makhluk hidup yang ada di dalam suatu ekosistem, seperti manusia,
hewan, tumbuhan dan jasad-jasad renik. Berdasarkan fungsinya dalam ekosistem,
komponen-komponen faktor biotik dapat dikelompokkan menjadi empat macam,
yaitu :
a.
Produsen
Pengertian produsen dalam biologi adalah makhluk hidup (organisme)
penghasil bahan organik dari zat-zat anorganik. Produsen memegang peranan yang
penting dalam kelangsungan ekosistem. Yang berperan sebagai produsen adalah
tumbuhan berklorofil. Organisme ini dapat menyerap energi cahaya matahari dan
mengubahnya menjadi energi kimia melalui fotosintesis. Dalam hal ini adalah pisang, mangga serta tanaman lain.
b.
Konsumen
Pengertian konsumen dalam biologi adalah organisme yang tidak dapat
mensistesis makanannya sendiri. Sehingga makanannya tergantung pada produsen
baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya hewan dan manusia. Dalam ekosistem
pekarangan ini konsumennya adalah ulat dan belalang sebagai konsumen I dan ayam
sebagai konsumen II,serta manusia sebagai konsumen III.
c.
Pengurai
Pengurai adalah organisme yang menguraikan senyawa organik menjadi
senyawa anorganik yang lebih sederhana. Hasil penguraian ini dikembalikan ke
ekosistem dan dapat digunakan kembali oleh produsen. Pengurai terdiri dari
mikroorganisme, misalnya bakteri, jamur dan mikroba lainnya.
d.
Detrivor
Detrivor adalah organisme heterotrof yang memakan partikel-partikel organik atau sisa jaringan tumbuhan serta
hewan yang membusuk. Dalam ekosistem pekarangan ini yang diambil adalah cacing tanah.
Ekosistem dapat terjadi secara alami, misalnya
hutan, danau, padang
rumput, gurun dan laut. Sedangkan ekosistem tegalan pekarangan ekosistem yang
terjadi karena buatan manusia yang sengaja dibuat untuk keperluan pertanian
dimana disesuaikan dengan iklim, tanah, topografi dan budaya, sama seperti
ekosistem sawah, waduk, kolam, kebun, tegalan serta tambak
Dalam suatu komunitas pada suatu
ekosistem, setiap individu selalu dikelilingi oleh berbagai organisme dari
jenisnya ataupun organisme dari jenis-jenis yang lain. Hal ini sangat jelas
memungkinkan bahwa setiap organisme dalam komunitas itu selalu saling
berinteraksi. Mereka melakukan interaksi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Seperti halnya populasi-populasi dalam suatu komunitas pada suatu
ekosistem juga selalu berinteraksi. Dalam
ekosistem pekarangan misalnya terjadi interaksi secara langsung antara
populasi ulat atau belalang dengan populasi ayam ataupun dengan populasi
tumbuhan yang ada dalam ekosistem pekarangan itu. Ulat memakan banyak jenis
tumbuhan, contohnya pisang. Ulat selain
sebagai pemakan (predator) juga merupakan mangsa (prey) bagi hewan lain seperti
ayam. Belalang juga banyak memakan jenis tumbuhan misalnya pisang dan daun
mangga. Jadi, antara populasi ulat dengan populasi pisang dan ayam terjadi interaksi yang langsung.
Perpindahan energi dari cahaya
matahari yang dimanfaatkan tanaman pisang dan mangga, melalui serangkaian
organisme dalam peristiwa memakan dan dimakan disebut rantai makanan. Rantai
makanan ini berjalan sesuai dengan siklusnya yaitu dari produsen ke konsumen
kemudian ke dekomposer.
Aliran
energi dari suatu ekosistem baik secara langsung maupun tidak langsung berasal
dari cahaya matahari. Kemudian oleh tanaman pisang dan mangga diubah menjadi
energi kimia dalam bentuk senyawa organik melalui proses fotosintesis. Sebagian
energi tersebut berpindah kepada ulat (herbivora) dan belalang dalam bentuk
makanan dan selanjutnya berpindah lagi kepada ayam dan manusia (karnivora)
kemudian ke pengurai dan seterusnya.
Aliran energi berbeda dengan daur
materi, daur materi bersifat siklus sedangkan aliran energi bersifat menuju ke
satu arah. Jika makhluk hidup mati misalnya burung, tidak berarti siklus materi
berhenti. Bangkai hewan dan tumbuhan masih dapat dimanfaatkan oleh
mikroorganisme setelah mengalami pembusukan oleh mikroba tanah menjadi humus
kemudian melalui proses mineralisasi tanah tersebut dirubah menjadi bahan
mineral oleh mikroba dan sebagian lagi terurai menjadi gas atau mineral yang
dimanfaatkan kembali oleh tanaman pisang dan mangga (produsen).
Tanaman
pisang dan mangga (produsen) dan
belalang, ayam serta manusia (konsumen) akan menggunakan sebagian energi untuk
aktivitas hidup seperti tumbuh, bergerak, respirasi dan sebagainya. Tetapi
sebagian lagi hilang dalam bentuk panas. Hal itu sesuai dengan hokum
termodinamika II yaitu energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan tetapi
hanya berubah bentuk.
DAFTAR PUSTAKA
Clapham,jr.,W.B.1973.Natural
Ecosystem.Mac Million Publising Co.Inc.NY.
Cullen,M.1987.US Gardening
Book.Webley and Son Publising.USA.
Darwatiningsih,S.,Saraswati,dan
Musrikan.1982.Profil sagar alam peranjung pangandaran.Agrijurnal.I(2):19-26.
Indayani,
Neny, Nasrullah, D. Priyatno.2000. Perencanaan penanaman tanaman hias dalam
kebun Agrosains XIII
(2) :183-184.
Indriani.1999.Pengaruh
pemberian pupuk tambahan terhadap tanah dan pekarangan.Agrivita.12(2):111-113.
McNaughton, S. J., dan Larry,
Wolf. 1998. Ekologi Umum. Gadjah Mada
University
Press. Yogyakarta :1140p..
Nasution, A. 1995. Pengantar
ke Ilmu-Ilmu Pertanian. Litera
Antar Nusa.
Yogyakarta:155p.
Supriyandono. 1998. Pengelolaan Ekosistem Dan Pengelolaannya
Di Indonesia .
Buletin
Kehutanan. V (35) : 48-50
Tidak ada komentar:
Posting Komentar