Selasa, 12 April 2016

ACARA VI
BAHAN ORGANIK TANAH

ABSTRAKSI

Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah acara VI dengan judul Bahan Organik Tanah ini dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2013 di Laboratorium Tanah Umum, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. . Bahan organik merupakan bahan di dalam atau di permukaan tanah sisa dari manusia, tumbuhan dan hewan yang telah mengalami proses dekomposisi. Tujuan dilaksanakannya pratikum ini yaitu untuk dapat menetapkan kadar C-organik tanah dan kadar bahan organik tanah Metode yang digunakan pada pratikum ini adalah metode Walkey dan Black, yaitu penentuan kandungan bahan organik yang ditentukan oleh besarnya C-organik hasil titrasi yang dikalikan dengan konstanta tertentu. Hasil yang diperoleh yaitu kadar bahan organik untuk setiap jenis tanah, masing-masing adalah Rendzina (9,30%)> Alfisol (8,3%)> Vertisol (7,92%)> Ultisol (6,72%) >ntisol (6,03%).





I.     PENGATAR
Bahan organik mencakup semua bahan yang ada di dalam atau di permukaan tanah yang berasal dari sisa manusia, tumbuhan dan hewan yang diuraikan oleh mikroorganisme tanah. Bahan organik yang terkandung dalam tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain, iklim, tipe penggunaan lahan, relief, landform dan kegiaran manusia. Bahan organik merupakan salah satu indikator kesuburan tanah karena bahan organik mempunyai pengaruh yang kuat terhadap agregasi tanah dan pembentukan struktur tanah sehingga dapat memperbaiki drainase, permeabilitas, penetrasi akar dan meningkatkan ketahanan tanah terhadap erosi.
Oleh karena itu, pratikum ini dilakukan untuk mengetahui kadar bahan organik dari berbagai jenis tanah (Entisol, Rendzina, Ultisol, Alfisol dan Vertisol). Dengan mengetahui kadar bahan organik dalam suatu tanah maka dapat diketahui pula tingkat kesuburan dari setiap jenis tanah. Bahan organik penting untuk diketahui guna mengetahui pengaruhnya terhadap kesuburan tanah, baik jangka panjang maupun pendek. Pengaruh kesuburan tanah dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman serta meningkatkan produksi tanaman. Tujuan dari pratikum kali ini yaitu untuk menetukan kadar C-organik  setiap jenis tanah yaitu tanah Entisol, Rendzina, Ultisol, Alfisol dan Vertisol.
Dalam bidang pertanian, tanah memiliki arti yang lebih khusus dan penting sebagai media tumbuh tanaman darat. Tanah berasal dari pelapukan batuan bercampur dengan sisa bahan organik dari organisme (vegetasi atau hewan) yang hidup di atasnya atau di dalamnya. Selain itu di dalam tanah terdapat pula udara dan air yang berasal dari hujan yang ditahan oleh tanah sehingga tidak meresap ke tempat lain. Dalam proses pembentukan tanah, selain campuran bahan mineral dan bahan organik terbentuk pula lapisan-lapisan tanah yang disebut horizon (Jacob, 2008 ).
Bahan organik tanah tersusun atas sisa-sisa organik yang sedang terurai, hasil sampingan mikroba tanah, dan organisme yang menguraikan sisa organik, sel-sel mikroba sendiri dan zat humat sendiri yang lebih resisten terhadap peruaraian. Sumber bahan organik tanah yang berbeda demikian pula dengan pengaruh yang disumbangkan kedalam tanah. Hal ini berkaitan degnan komposisi susunan dari masing-masing sumber bahan organik tersebut (Edward dan Hetcher, 1988).
Bahan organik dalam tanah secara luas di distribusikan ke permukaan bumi. Tanah mengandung beberapa macam bahan organik mulai dari senyawa yang sederhana hingga senyawa yang paling kompleks. Karakteristik bahan organik dalam tanah sangatlah penting karena dapat menentukan kemampuan tanah larut dalam air atau tidak dan berinteraksi dengan mineral tanah (Sleutel, Steven et al., 2007).
Humus merupakan salah satu bentuk bahan organik. Jaringan asli berupa tubuh tumbuhan atau hewan baru yang belum lapuk. Terus menerus mengalami serangan jasad-jasad mikro yang menggunakannya sebagai sumber energinya dan bahan bangunan tubuhnya. Hasil pelapukan bahan asli yang dilakukan oleh jasad mikro disebut humus (Wolf, 2002).
Faktor yang mempengaruhi bahan organik tanah adalah kedalaman lapisan, dimana itu menentukan kadar bahan organik dan N. Kadar bahan organic terbanyak ditemukan di lapisan atas, setebal 20 cm (15-20) %, makin ke bawah makin berkurang. Faktor iklim yang mempengaruhi adalah suhu dan curah hujan. Makin ke daerah dingin kadar bahan organik dan N makin tinggi. Drainase buruk di mana air berlebih, oksidasi terhambat karena  aerasi buruk menyebabkan kadar bahan organik dan N tinggi daripada tanah berdainase baik (Hakim, 1986).
Dalam pembicaraan tentang tanah sebagai ekosistem telah dijelaskan bahwa tanah bukan massa mati. Ada kehidupan di dalam tanah berupa akar tumbuhan dan flora serta fauna tanah. Sehubungan dengan produksi enzim, CO2 dan beraneka zat organik, kehidupan dalam tanah bertanggungjawab atas terjadinya banyak alihragam fisik dan kimia. Sifat dan tampakan-tampakan tanah yang mengimplikasikan kegiatan hayati ialah nisbah C/N. Nisbah C/N berguna sebagai penanda kemudahan perombakan bahan organik dan kegiatan jasad renik tanah akan tetapi apabila nisbah C/N terlalu lebar, berarti ketersediaan C sebagai sumber energi berlebihan menurut bandingannya dengan ketersediaanya N bagi pembentukan mikroba. Kegiatan jasad renik akan terhambat (Notohadiprawiro, 1998).
Pengaruh bahan organik terhadap sifat tanah adalah (Radjiman, 2004) :
1.      Akibat pada warna menyebabkan warna coklat sampai hitam
2.      Pengaruh pada sifat fisik, dapat meningkatkan pembutiran, mengurangi plastisitas dan kohesi, meningkatkan kemampuan mengikat H2O
3.      Kemampuan absorbs kation tinggi
o   2 sampai 3 kali koloida mineral
o   30%-90% kekuatan mengabsorbsi mineral tanah
4.      Persediaan dan tersedianya unsur hara, yang mengandung kation yang mudah diganti, N, O, S terikat dalam bahan organik, ekstraksi unsure oleh asam humus.
Degradasi bahan organik dapat terjadi karena alih guna lahan  hutan menjadi lahan pertanian mono kultur. Degradasi bahan organik tanah secara drastis setelah satu tahun pembukaan lahan. Pada kedalaman 0-20 dan 20-40 cm perbaikan bahan organik tanah secara bertahap terus berlangsung sampai tanaman komoditas yang ditanam berumur 10 tahun. Perbaikan bahan organik setelah tanaman komuditas berumur 10 tahun masih belum setinggi kandungan bahan organik dilahan hutan untuk tanah lapisan atas (0-20 cm) (Suprayogo, 2001).

II.           METODOLOGI
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah acara VI dengan judul Bahan Organik Tanah ini dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2013 di Laboratorium Tanah Umum, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Percobaan ini menggunakan metode Walkley and Black dengan alat yang digunakan adalah labu takar 50 mL, pipet volume 10 ml, gelas ukur 10 ml, labu erlenmeyer 50 ml dan buret. Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu contoh tanah kering udara φ 0,5 mm dan aquades. Sedangkan bahan khemikalia yang digunakan untuk membentu percobaan ini yaitu K2Cr2O7 1N, H2SO4 pekat, FeSO4 1N, dan indikator difenilalanin.
Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode walkley and black. Prinsip metode Walkley dan Black ini adalah Cr2O72- yang diberikan berlebihan lalu tereduksi ketika bereaksi dengan tanah, dianggap setara dengan C organik di dalam contoh tanah (Page, 1982). Langkah yang dilakukan pertama adalah disiapkan dan ditimbang contoh tanah kering udara. Tanah dimasukkannya ke dalam labu takar 50 ml lalu ditambahkan 10 ml K2Cr2O7  1 N. Setelah itu ditambahkan 10 ml H2SO4 pekat. Kemudian labu takar tadi digojok dengan gerakan mendatar dan memutar di atas meja. Warna larutan harus tetap/dipertahankan merah jingga dan apabila warna berubah menjadi hijau ditambahkan lagi 10 ml K2Cr2O7 1 N dan 10 ml H2SO4 pekat (dicatat volume penambahan ini), larutan dibiarkan sampai larutan menjadi dingin lalu ditambahkan 2 tetes indikator difenilamin kemudian ditambahkan air aquades hingga volume mencapai batas. Setelah itu labu takar disumbat dan digojok bolak-balik sampai homogen dan dibiarkan mengendap kemudian diambil 5 ml larutan yang jernih dengan pipet volume 5 ml lalu dimasukkan kedalam labu erlenmeyer 50 ml dan ditambahkan 15 ml air aquades. Setelah itu dititrasi dengan FeSO4 1 N hingga warna menjadi kehijauan dan dicatat volumenya.
C = (100+KL)(Va-Vb) x FeSO4 x 3/(  100x1000x a ) x 50/5 x 100/77 x 100%
Kadar bahan organik :              
BO : [C] x 100%
            58

III.   HASIL DAN PEMBAHASAN
A.                Hasil Pengamatan
Tabel. 6.1. Kadar Bahan Organik Tanah.
Tanah
Kadar C-Organik (%)
Kadar BO (%)
Entisol
3,5
6,03
Alfisol
4,82
8,3
Ultisol
3,89
6,72
Rendzina
5,40
9,30
Vertisol
4,59
7,92

Contoh :
  Tanah Ultisol
 Va = 4,4ml N FeSO4 = 0,2 N
 Vb = 3 ml         KL = 9,72 %
  a = 0,3 gr
C =   Kadar bahan organik tanah = [C] x 100%                                  58
 = 3,89 x 100% = 6,72%
                     58
                                  
Dari hasil praktikum bahan organik tanh didapatkan hasil, untuk tanah yang kandungan bahan organic paling rendah adalah tanah Entisol sebesar 3,5%, sedangkan tanha yang mengandung bahan organic paling tinggi yaitu tanh rendzina sebesar 9,30%. Tanah Entisol merupakan tanah yang masih muda dan hanya mempunyai horizon permulaan sedangkan bahan mineral yang dikandung didalamnya belum membentuk horizon pedonik yang nyata sehingga entisol mempunyai kadar bahan organic yang kecil atau minim. Pada tanah rendzina kadar bahan organiknya tinggi sangat tinggi karena rendzina termasuk tanah mollisol yaitu tanah denagn bahan organic yang sangat tinggi, sehingga menyebabkan bongkahan tanah rendzina sangat kasar teksturnya. Menurut penelitian yang dilakukan Szreniawska kadar C organic pada tanah rendzina adalah 2,76% dan kadar bahan organic pada tanah rendzina sebesar 6,95%. Perbedaan nilai kadar C organic dan bahan organic pada tanah rendzina yang dilakukan pada saat praktikum dengan szreniawska disebabkan karena jenis tanah rendzina yang digunakan berbeda baik jenisnya, lokasi pengambilannya, iklim setiap wilayah, serta topografinya sehingga tanah rendzina antara satu tempat dengan tempat lain belum tentu sama. Selain rendzina, ultisol dan entisol juga memiliki kadar bahan organik dibawah 10%, kedua tanah ini mirip. Pada tanah-tanah ini kandungan bahan organik dapat ditemukan lebih banyak pada permukaan.
Menurut Nugrohotomo, dkk (2009), menyatakan bahwa tanah entisol memiliki kandungan kimia yaitu C-organik 1,11% dengan kadar bahan organik 1,91% dengan harkat rendah, nisbah C/N tanah ini sedang (9). Berdasarkan perbandingan hasil yang diperoleh antara praktikum dan hasil penelitian orang lain tersebut dapat diketahui bahwa tanah entisol memiliki kemiripan dengan hasil dari praktikum ini yaitu kandungan bahan organik dan kadar C-organiknya <5 bahan="" demikian="" dengan="" entisol="" harkat="" kandungan="" memiliki="" o:p="" organik="" rendah.="" tanah="" yang="">




Tabel6.2  kandungan BO (%) dari kriteria kandungan tanah (Sutanto, 1995):
            B0(%)
kriteria
<0 o:p="">
Rendah
0,5-1
Rendah sedang
1-2
Sedang
2-4
Tinggi
4-8
Berlebihan
8-15
Sangat berlebihan
.>15
Gambut

Dari data didapatkan hasil bahwa BO dari tanah Entisol 1,509% yang termasuk dalam kriteria sedang. Rendzina mempunyai nilai BO sebesar 6,360% yang termasuk dalam kriteria berlebihan. Kemudian Ultisol memiliki BO sebesar 0.908% yang termasuk dalam kriteria berlebihan. Ultisol dengan nilai BO 0,908% termasuk kriteria sedang dan Alfisol yang memiliki nilai BO 1,917% yang masuk kriteria sedang.
Bahan organik merupakan di dalam atau di permukaan tanah yang berasal dari sisa tumbuhan, hewan dan manusia baik yang mengalami dekomposisi lanjut maupun yang sedang mengalami proses dekomposisi. Faktor-faktor yang mempengaruhi bahan organic tanah antara lain : iklim, tipe penggunaan lahan, relief, bentuk lahan, tekstur tanah, drainase, dan kegiatan manusia. Iklim berkaitan dengan memacu atau menghambat laju dekomposisi. Curah hujan yang tinggi mempercepat proses tercucinya mineral serta humus atau bahan organik tanah. Tipe penggunaan lahan berpengaruh dalam penyediaan sumber bahan organik, misalnya daerah persawahan yang memiliki bahan organik lebih rendah daripada daerah hujan. Faktor relief dan bentuk lahan mempengaruhi proses pengumpulan atau pencucian bahan organik. Sebagai contoh kandungan bahan organik pada relief bergunung landform karst jauh lebih rendah daripada kadar BO. Relief datar dengan landform rawa belong.  Sementara itu kegiatan manusia seperti pemupukan juga berpengaruh terhadap bertambah atau berkurangnya bahan organik tanah. Pada tekstur tanah, makin tinggi jumlah liat maka akan makin tinggi pula kadar bahan organik dan N tanah. Pada tanah berpasir maka memungkinkan oksidasi yang baik sehingga bahan organik cepat habis. Apabila tanah dengan drainase buruk dan air berlebih, oksidasi akan terhambat dan hal ini bisa menyebabkan aerasi buruk pula. Sehingga kadar bahan organik dan N tinggi daripada tanah dengan drainase yang baik. Selain itu, vegetasi penutup tanah dan adanya kapur juga mempengaruhi kadar bahan organik tanah.
Dari data diperoleh hasil bahwa urutan tanah dengan kandungan BO tertinggi ke terendah adalah sebagai berikut : Rendzina (9,30%)> Alfisol (8,3%)> Vertisol (7,92%)> Ultisol (6,72%) >Entisol (6,03%).
Namun tidak semua dari hasil percobaan sesuai. Seharusnya urutan kandungan BO yang benar adalah sebagai berikut (Primastanti,2010) :
Rendzina > Vertisol > Alfisol > Ultisol > Entisol
Yang berarti bahwa terdapat penyimpangan nilai BO antara jenis tanah Alfisol, Ultisol dan Entisol. Terlebih lagi untuk BO Alfisol yang kecil berbeda dari teori yang berada pada urutan ketiga. Penyimpangan-penyimpangan itu dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu kurang telitinya praktikan dalam mengukur berat tanah maupun saat titrasi dan sampel tanah yang diambil adalah sampel tanah yang telah tercuci bahan organiknya.
            Faktor-faktor yang mempengaruhi kandungan bahan organik dalam tanah antara lain :
1. Kedalaman tanah
            Dikarenakan karakterisitk bahan-bahan organik yang terkonsentrasi dipermukaan dari sumber bahan organik yang melimpah. Maka kandungan bahan organik terbesar ada pada lapisan tanah atas (horizon A) setebal kira-kira 20 cm (15-20%) dan akan berkurang dalam bertambahnya kedalaman tanah.
2. Iklim
Semakin dingin suatu tempat maka kandungan bahan organik dalam tanahnya semakin banyak.
3. Tekstur tanah
             BO akan lebih tinggi pada tanah dengan tekstur liat. Pada tanah pasir karena oksigen dalam tanah banyak (dikarenakan pori makro) maka oksidasi terhadap bahan organik akan berjalan lebih cepat.
4. Drainase
            Drainase yang buruk dan air berlebih akan menjadikan bahan-bahan organik tersapu dan hilang sehingga biasanya pada tanah dengan drainase buruk kandungan BO meningkat. Sedangkan pada tanah/lahan dengan drainase yang baik akan memiliki BO yang rendah.
5. Vegetasi penutup dan kapur
            Fungsi vegetasi penutup adalah dalam melindungi lapisan atas tanah (lapisan yang paling banyak mengandung BO) dari tekanan air hujan. Sehingga BO tidak tersapu oleh air. Sedangkan kapur sangat mempengaruhi PH tanah padahal organisme pengoksidasi hanya dapat bekerja pada PH tertentu.
Bahan organik mempunyai peranan dalam menyuburkan tanah. Bahan organik dapat menggemburkan tanah  sehingga pertukaran udara dalam tanah menjadi lancar. Hal tersebut dapat membantu tanaman khususnya pada bagian akar untuk mendapatkan unsure yang dibutuhkan tanaman yang hanya tersedia di udara, misalkan unsure N. tanah yang mengandung bahan organik sangat baik untuk dujadikan lahan pertanian. Ditinjau dari 3 sifat tanah, fisika, biologi dan kimia :
            Ditinjau dari segi fisika tanah, bahan organik dalam tanah akan membuat granulasi agregat tanah menjadi lebih mantap. Hal tersebut pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan tanah dalam menahan air. Selain itu, warna coklat kehitaman yang ditimbulkan bahan organik dapat menyerap radiasi yang dihasilkan sinar matahari yang akan mempertahankan suhu tanah pada suhu yang potensial untuk kerja bakteri. Dalam kata lain, bahan organik meningkatkan populasi mikroorganisme tanah, seperti cendawan dan jamur. Selain itu BO juga dapat menurunkan plastisitas tanah dan kohesi.
            Dintinjau dari segi kimia tanah, adanya bahan organik dalam tanah akan meningkatkan daya serap dan KPK dari tanah. Dengan meningkatnya KPK tanah maka tanah akan dapat menahan unsur hara tetap berada di tanah. Selain itu, bahan organik juga menambah unsur N, P, K dari hara yang merupakan hasil mineralisasi dan mikroorganisme. Bahan organik juga dapat mempengaruhi PH tanah.
            Ditinjau dari segi biologis tanah, adanya bahan organik dalam tanah dapat meningkatkan aktifitas metabolik mikroorganisme. Hal tersebut terjadi karena bahan organik menyediakan unsur karbon yang merupakan makanan dari mikroorganisme. Selain itu dengan adanya banyak mikroorganisme maka hasil dekomposisi senyawa dalam tanah lebih stabil (humus) sehingga dapat langsung dipergunakan oleh tanaman. Dalam kata lain, semakin banyak bahan organik maka jasad mikro dalam tanah meningkat.
            Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode Walkey and Black karena selain mudah untuk dilakukan dan murah, Metode Walkey and Black (metode basah)ini memiliki ketelitian yang lebih tinggi yaitu 100/77 daripada metode Dennstedt (metode kering)yang hanya memiliki ketelitian sebesar 77%. Dengan metode ini FeSO4 1N dititrasi dengan 5 ml larutan jernih yang merupakan campuran tanah dan khemikalia. Sedangkan khemikalia yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah K2Cr2O7 1N , H2SO4 pekat, FeSO4 1N dan indikator difenilamin. Dalam percobaan K2Cr2O7 berfungsi sebagai pemecah C-organik tanah,  H2SO4 sebagai oksidator serta fungsi dari penggojokan untuk mempercepat reaksi.
            Berdasarkan sifat-sifat baik sifat fisika, kimia, maupun biologi di atas. Bahan organik sangat bermanfaat dalam bidang pertanian karena bahan organik mengandung zat-zat yang dibutuhkan tanaman. Maka bahan organik harus tersedia dalam lahan pertanian karena zat tumbuh dan vitamin dalam bahan organik dapat diserap langsung oleh tanaman. Maka fungsi dari BO adalah merangsang pertumbuhan tanaman.
Manfaat bahan organik dalam pertanian mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung. Pengaruh langsung yaitu beberapa zat tumbuh dan vitamin dapat diserap secara langsung dari bahan organik dan dapat merangsang pertumbuhan tanaman dan menyuplai nutrient bagi tanaman. Sedangkan pengaruh tidak langsungnya meningkatkan ketersediaan air bagi tanaman, meningkatkan kapasitas tukar kation tanah, memperbaiki struktur tanah, mengurangi erosi, memperbaiki agregasi tanah.  Bahan organik juga melindungi permukaan tanah sehingga efisiensi nutrisi pada tanaman meningkta. pengetahuan mengenai bahan organik tanah sangat bermanfaat bagi manusia terutama kaitanya dengan pertanian. Kandungan bahan organik tanah berhubungan dengan kesuburan fisik kimia dan biologi. Pendek kata bahan organik membantu pertumbuhan tanaman dari berbagai aspek.


IV.             KESIMPULAN
Dari hasil praktikum, diperolah data kandungan c-organik dan kandungan bahan organik, yaitu Rendzina (9,30%)> Alfisol (8,3%)> Vertisol (7,92%)> Ultisol (6,72%) >ntisol (6,03%).  Kandungan c-organik dari yang paling besar Rendzina (5,40%)> Alfisol (4,82%)> Vertisol (4,59%)> Ultisol (3,89) >Entisol (3,50%). 

V.      PENGHARGAAN
Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan laporan ini, antara lain kepada:
1.      Ir. Suci Handayani, M.P. selaku koordinator praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah
2.      Para asisten praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah yang telah memberikan bimbingan sehingga praktikum dan penyelesaian laporan sementara ini dapat berjalan dengan lancar
3.      Pihak-pihak yang telah membantu, baik dalam pelaksanaan praktikum maupun dalam pembuatan laporan ini
Kami menyadari bahwa pembuatan laporan ini masih jauh dari sempurna. Kami mohon maaf apabila dalam laporan ini terdapat kesalahan. Semoga laporan yang telah kami susun ini dapat memberikan manfaat bagi yang membaca.

Yogyakarta, Maret 2013        
Penyusun




DAFTAR PUSTAKA
Edward,C.A and K.E Fletcher.1998. Interaction Between Earth Warns and Microorganism in Organization Matter Breakdown in Biointeraction in Soil. Elsener Science Publisher, Amsterdam.

Hakim,N.1986.Dasar-dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung, Lampung.

Jacob, A. 2008.Metode dan teknik pengambilan contoh tanah dan tanaman dalam mengevaluasi status kesuburan tanah. Jurnal Kesuburan Tanah.13:2.

Nugrohotomo, P. Yudosono, dan A. Syukur. 2009. Upaya peningkatan hasil benih padi pada berbagi taraf genangan air dan takaran vermikompos di lahan sawah irigasi entisol. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. Vol (5): 135-149.

Notohadiprawiro, T. 1998. Tanah dan Lingkungan. Dir Jend Pendidikan Tinggi Departemen Republik Indonesia, Jakarta.

Page, A. L. 1982. Methods of Soil Analysis Part 2 American Society of Agronomy, Inc. and Soil Science Society of America, Inc. Madison.

Primastanti,  .2010.Pembibitan jarak pagar (Jatropha curcas) pada jenis tanah dan penambahan kompos berbeda. Buletin Anatomi Fisiologi 18 : 5

Radjiman. 2004. Aplikasi Tanah Lapangan.: //www.soiltech.com/
>. Diakses
tanggal 29 Maret 2013.

Sleutel, Steven et al., 2007. Communication in Soil Science and Plant Analyst. Soil Science Journal 38:2647-2657.

Suprayoga. 2001. Degradasi Sifat Fisik Tanah sebagai Akibat Alih GunaLahan. <www.worldagroforestry.org>. Diakses tanggal 29 Maret 2013.

Szreniawska,dqbek, A. Wyczotkowski, B.    Jozefaciuk, A. Ksiezopolska, J.          Symona, J.Stawiski.1996.Relations between oil structure, number of  selected groups of soil            microorganisms, organic matter          content and cultivation system. Int.   Agrophysics Journal,10:31-35

Wolf, L. L. And Aspinall, D. 2002. A Role of Soil Organic Material for Plant. Soil Tropical Journal 47(3) : 156-172.








LAMPIRAN


Tabel 6.3 Kadar Bahan Organik
Jenis tanah
Entisol
alfisol
ultisol
vertisol
rendzina
Va (ml)
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
Vb (ml)
3,1
3
3
3,1
2,9
N FeSO4 (N)

0,2
0,2
0,2
O,2
0,2
KL (%)
4,7
10,66
9,72
15,16
20,178
A (gram)
0,3
0,25
0,3
0,254
0,258
Konsentrasi%
3,5
4,82
3,897
4,59
5,40
Kadar BO %
6,03
8,30
6,72
7,92
9,31


1.                  Entisol
     C = (100+KL) (Va-Vb) NFeSO4 .  x 50 x 100 x 100%
         100 x 1000 x 0,3                5      77
         = (100+4,7) (4,4-3,1) 0,2 .  x 50 x 100 x 100%
         100 x 1000 x0,3             5      77
         = 102,1 x 1,1 x 0,6     12,987 x  100%
              30.000
         = 0,035 x 100% =  3,5%

            Kadar Bahan Organik (BO)
     BO = [C] x 100 %
                        58
           = 3,5  x  100 %
                            58
           = 6,03 %
2.                  Alfisol
     C = (100+KL) (Va-Vb) NFeSO4 .  x 50 x 100 x 100%
         100 x 1000 x 0,25                5      77

         = (100+10,66) (4,4-3) 0,2 .  x 50 x 100 x 100%
         100 x 1000 x0,25             5      77
         = 110,66 x 1,4 x 0,6     10 x 1,299 x  100%
              30.000
         = 4,83%
            Kadar Bahan Organik (BO)
     BO = [C] x 100 %
                        58
           = 4,83 x 100 %
                            58
           = 8,30 %
3.                      Ultisol

C = (100+KL)(Va-Vb)x N FeSO4 x3   x 50 x 100 x 100%
                          100x1000xa                        5      77         
  
C   =  (100+9,72)(4,4-3)x 0,2 x3   x 50 x 100 x 100%
                 100x1000x0,3                    5      77         
      = (109,72)(1,4)x 0,2 x0,6   x 50 x 100 x 100%
                  30.000                          5      77         
          =   3,897%
Kadar bahan organik tanah = [C] x 100%
                                                           58
                                   = 3,897 x 100%
                                                    58
                                   = 6,72%

4.                  Vertisol
     C = (100+KL) (Va-Vb) NFeSO4 .  x 50 x 100 x 100%
         100 x 1000 x 0,25 4           5      77
         = (100+15,16) (4,4-3,1) 0,2 .  x 50 x 100 x 100%
         100 x 1000 x0,254            5      77
         = 4,59%

            Kadar Bahan Organik (BO)
     BO = [C] x 100 %
                        58
           = 4,59 x 100 %
                            58
           = 7,92 %

5.                  Alfisol
    C = (100+KL) (Va-Vb) NFeSO4 .  x 50 x 100 x 100%
         100 x 1000 x 0,258                5      77
         = (100+20,178) (4,4-2,9) x0,2 x.  x 50 x 100 x 100%
         100 x 1000 x0,258                    5      77
         = 5,40%

            Kadar Bahan Organik (BO)
     BO = [C] x 100 %
                        58
           = 5,40 x 100 %
                            58
           = 9,310 %








Daftar tabel
6.1
6.2
6.3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar