ACARA
VI
BAHAN
ORGANIK TANAH
ABSTRAKSI
Praktikum
Dasar-Dasar Ilmu Tanah acara VI dengan judul Bahan Organik Tanah ini
dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2013 di Laboratorium Tanah Umum, Jurusan
Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
. Bahan organik merupakan bahan di dalam
atau di permukaan tanah sisa dari manusia, tumbuhan dan hewan yang telah
mengalami proses dekomposisi. Tujuan dilaksanakannya pratikum ini yaitu untuk
dapat menetapkan kadar C-organik tanah dan kadar bahan organik tanah Metode
yang digunakan pada pratikum ini adalah metode Walkey dan Black, yaitu
penentuan kandungan bahan organik yang ditentukan oleh besarnya C-organik hasil
titrasi yang dikalikan dengan konstanta tertentu. Hasil yang diperoleh yaitu
kadar bahan organik untuk setiap jenis tanah, masing-masing adalah Rendzina
(9,30%)> Alfisol (8,3%)> Vertisol (7,92%)> Ultisol (6,72%) >ntisol
(6,03%).
I.
PENGATAR
Bahan organik mencakup
semua bahan yang ada di dalam atau di permukaan tanah yang berasal dari sisa
manusia, tumbuhan dan hewan yang diuraikan oleh mikroorganisme tanah. Bahan
organik yang terkandung dalam tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor antara
lain, iklim, tipe penggunaan lahan, relief, landform dan kegiaran manusia.
Bahan organik merupakan salah satu indikator kesuburan tanah karena bahan
organik mempunyai pengaruh yang kuat terhadap agregasi tanah dan pembentukan
struktur tanah sehingga dapat memperbaiki drainase, permeabilitas, penetrasi
akar dan meningkatkan ketahanan tanah terhadap erosi.
Oleh karena itu,
pratikum ini dilakukan untuk mengetahui kadar bahan organik dari berbagai jenis
tanah (Entisol, Rendzina, Ultisol, Alfisol dan Vertisol). Dengan mengetahui
kadar bahan organik dalam suatu tanah maka dapat diketahui pula tingkat
kesuburan dari setiap jenis tanah. Bahan organik penting untuk diketahui guna
mengetahui pengaruhnya terhadap kesuburan tanah, baik jangka panjang maupun
pendek. Pengaruh kesuburan tanah dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman serta
meningkatkan produksi tanaman. Tujuan dari pratikum kali ini yaitu untuk
menetukan kadar C-organik setiap jenis
tanah yaitu tanah Entisol, Rendzina, Ultisol, Alfisol dan Vertisol.
Dalam bidang pertanian, tanah memiliki arti yang lebih
khusus dan penting sebagai media tumbuh tanaman darat. Tanah berasal dari
pelapukan batuan bercampur dengan sisa bahan organik dari organisme (vegetasi
atau hewan) yang hidup di atasnya atau di dalamnya. Selain itu di dalam tanah
terdapat pula udara dan air yang berasal dari hujan yang ditahan oleh tanah
sehingga tidak meresap ke tempat lain. Dalam proses pembentukan tanah, selain
campuran bahan mineral dan bahan organik terbentuk pula lapisan-lapisan tanah
yang disebut horizon (Jacob, 2008 ).
Bahan organik tanah tersusun atas
sisa-sisa organik yang sedang terurai, hasil sampingan mikroba tanah, dan
organisme yang menguraikan sisa organik, sel-sel mikroba sendiri dan zat humat
sendiri yang lebih resisten terhadap peruaraian. Sumber bahan organik tanah
yang berbeda demikian pula dengan pengaruh yang disumbangkan kedalam tanah. Hal
ini berkaitan degnan komposisi susunan dari masing-masing sumber bahan organik
tersebut (Edward dan Hetcher, 1988).
Bahan
organik dalam tanah secara luas di distribusikan ke permukaan bumi. Tanah
mengandung beberapa macam bahan organik mulai dari senyawa yang sederhana
hingga senyawa yang paling kompleks. Karakteristik bahan organik dalam tanah
sangatlah penting karena dapat menentukan kemampuan tanah larut dalam air atau
tidak dan berinteraksi dengan mineral tanah (Sleutel, Steven et al., 2007).
Humus merupakan salah satu bentuk bahan
organik. Jaringan asli berupa tubuh tumbuhan atau hewan baru yang belum lapuk.
Terus menerus mengalami serangan jasad-jasad mikro yang menggunakannya sebagai
sumber energinya dan bahan bangunan tubuhnya. Hasil pelapukan bahan asli yang
dilakukan oleh jasad mikro disebut humus (Wolf, 2002).
Faktor yang mempengaruhi bahan organik tanah adalah
kedalaman lapisan, dimana itu menentukan kadar bahan organik dan N. Kadar bahan
organic terbanyak ditemukan di lapisan atas, setebal 20 cm (15-20) %, makin ke
bawah makin berkurang. Faktor iklim yang mempengaruhi adalah suhu dan curah
hujan. Makin ke daerah dingin kadar bahan organik dan N makin tinggi. Drainase
buruk di mana air berlebih, oksidasi terhambat karena aerasi buruk menyebabkan kadar bahan organik
dan N tinggi daripada tanah berdainase baik (Hakim, 1986).
Dalam pembicaraan tentang tanah sebagai
ekosistem telah dijelaskan bahwa tanah bukan massa mati. Ada kehidupan di dalam
tanah berupa akar tumbuhan dan flora serta fauna tanah. Sehubungan dengan
produksi enzim, CO2 dan beraneka zat organik, kehidupan dalam tanah
bertanggungjawab atas terjadinya banyak alihragam fisik dan kimia. Sifat dan
tampakan-tampakan tanah yang mengimplikasikan kegiatan hayati ialah nisbah C/N.
Nisbah C/N berguna
sebagai penanda kemudahan perombakan bahan organik dan kegiatan jasad renik
tanah akan tetapi apabila nisbah C/N terlalu lebar, berarti ketersediaan C
sebagai sumber energi berlebihan menurut bandingannya dengan ketersediaanya N
bagi pembentukan mikroba. Kegiatan jasad renik akan terhambat (Notohadiprawiro,
1998).
Pengaruh
bahan organik terhadap sifat tanah adalah (Radjiman, 2004) :
1. Akibat pada warna menyebabkan warna
coklat sampai hitam
2. Pengaruh pada sifat fisik, dapat
meningkatkan pembutiran, mengurangi plastisitas dan kohesi, meningkatkan
kemampuan mengikat H2O
3. Kemampuan absorbs kation tinggi
o 2 sampai 3 kali koloida mineral
o 30%-90% kekuatan mengabsorbsi
mineral tanah
4. Persediaan dan tersedianya unsur
hara, yang mengandung kation yang mudah diganti, N, O, S terikat dalam bahan
organik, ekstraksi unsure oleh asam humus.
Degradasi
bahan organik dapat terjadi karena alih guna lahan hutan menjadi lahan pertanian mono kultur.
Degradasi bahan organik tanah secara drastis setelah satu tahun pembukaan
lahan. Pada kedalaman 0-20 dan 20-40 cm perbaikan bahan organik tanah secara
bertahap terus berlangsung sampai tanaman komoditas yang ditanam berumur 10
tahun. Perbaikan bahan organik setelah tanaman komuditas berumur 10 tahun masih
belum setinggi kandungan bahan organik dilahan hutan untuk tanah lapisan atas
(0-20 cm) (Suprayogo, 2001).
II.
METODOLOGI
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah acara
VI dengan judul Bahan Organik Tanah ini dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2013
di Laboratorium Tanah Umum, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta. Percobaan ini menggunakan metode Walkley and Black
dengan alat yang digunakan adalah labu takar 50 mL, pipet volume 10 ml, gelas
ukur 10 ml, labu erlenmeyer 50 ml dan buret. Adapun bahan yang digunakan pada
praktikum kali ini yaitu contoh tanah kering udara φ 0,5 mm dan aquades.
Sedangkan bahan khemikalia yang digunakan untuk membentu percobaan ini yaitu K2Cr2O7
1N, H2SO4 pekat, FeSO4 1N, dan indikator
difenilalanin.
Metode yang
digunakan dalam percobaan ini adalah metode walkley and black. Prinsip
metode Walkley dan Black ini adalah Cr2O72- yang diberikan berlebihan lalu
tereduksi ketika bereaksi dengan tanah, dianggap setara dengan C organik di
dalam contoh tanah (Page, 1982). Langkah yang dilakukan
pertama adalah disiapkan dan ditimbang contoh tanah kering udara. Tanah
dimasukkannya ke dalam labu takar 50 ml lalu ditambahkan 10 ml K2Cr2O7 1 N. Setelah itu ditambahkan 10 ml H2SO4
pekat. Kemudian labu takar tadi digojok
dengan gerakan mendatar dan memutar di atas meja. Warna larutan harus
tetap/dipertahankan merah jingga dan apabila warna berubah menjadi hijau
ditambahkan lagi 10 ml K2Cr2O7 1 N dan 10 ml H2SO4
pekat (dicatat volume penambahan ini), larutan dibiarkan
sampai larutan menjadi dingin lalu
ditambahkan 2 tetes indikator difenilamin kemudian ditambahkan air aquades
hingga volume mencapai batas. Setelah itu labu takar disumbat
dan digojok bolak-balik sampai homogen dan dibiarkan
mengendap kemudian diambil 5 ml larutan yang jernih dengan pipet volume 5 ml
lalu dimasukkan kedalam labu erlenmeyer 50 ml dan ditambahkan 15 ml air
aquades. Setelah itu dititrasi dengan FeSO4 1 N hingga warna menjadi
kehijauan dan dicatat volumenya.
C
= (100+KL)(Va-Vb) x FeSO4 x 3/(
100x1000x a ) x 50/5 x 100/77 x 100%
Kadar
bahan organik :
BO
: [C] x 100%
58
III.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
Tabel. 6.1. Kadar Bahan
Organik Tanah.
Tanah
|
Kadar
C-Organik (%)
|
Kadar BO (%)
|
Entisol
|
3,5
|
6,03
|
Alfisol
|
4,82
|
8,3
|
Ultisol
|
3,89
|
6,72
|
Rendzina
|
5,40
|
9,30
|
Vertisol
|
4,59
|
7,92
|
Contoh
:
Tanah Ultisol
Va = 4,4ml N FeSO4 = 0,2 N
Vb = 3 ml KL
= 9,72 %
a = 0,3 gr
C = Kadar
bahan organik tanah = [C] x 100% 58
= 3,89 x 100% = 6,72%
58
Dari
hasil praktikum bahan organik tanh didapatkan hasil, untuk tanah yang kandungan
bahan organic paling rendah adalah tanah Entisol sebesar 3,5%, sedangkan tanha
yang mengandung bahan organic paling tinggi yaitu tanh rendzina sebesar 9,30%.
Tanah Entisol merupakan tanah yang masih muda dan hanya mempunyai horizon
permulaan sedangkan bahan mineral yang dikandung didalamnya belum membentuk
horizon pedonik yang nyata sehingga entisol mempunyai kadar bahan organic yang
kecil atau minim. Pada tanah rendzina kadar bahan organiknya tinggi sangat
tinggi karena rendzina termasuk tanah mollisol yaitu tanah denagn bahan organic
yang sangat tinggi, sehingga menyebabkan bongkahan tanah rendzina sangat kasar
teksturnya. Menurut penelitian yang dilakukan Szreniawska kadar C organic pada
tanah rendzina adalah 2,76% dan kadar bahan organic pada tanah rendzina sebesar
6,95%. Perbedaan nilai kadar C organic dan bahan organic pada tanah rendzina
yang dilakukan pada saat praktikum dengan szreniawska disebabkan karena jenis
tanah rendzina yang digunakan berbeda baik jenisnya, lokasi pengambilannya,
iklim setiap wilayah, serta topografinya sehingga tanah rendzina antara satu
tempat dengan tempat lain belum tentu sama. Selain rendzina, ultisol dan entisol
juga memiliki kadar bahan organik dibawah 10%, kedua tanah ini mirip. Pada
tanah-tanah ini kandungan bahan organik dapat ditemukan lebih banyak pada
permukaan.
Menurut
Nugrohotomo, dkk (2009), menyatakan bahwa tanah entisol memiliki kandungan
kimia yaitu C-organik 1,11% dengan kadar bahan organik 1,91% dengan harkat
rendah, nisbah C/N tanah ini sedang (9). Berdasarkan perbandingan hasil yang
diperoleh antara praktikum dan hasil penelitian orang lain tersebut dapat
diketahui bahwa tanah entisol memiliki kemiripan dengan hasil dari praktikum
ini yaitu kandungan bahan organik dan kadar C-organiknya <5 bahan="" demikian="" dengan="" entisol="" harkat="" kandungan="" memiliki="" o:p="" organik="" rendah.="" tanah="" yang="">5>
Tabel6.2 kandungan BO (%) dari kriteria kandungan
tanah (Sutanto, 1995):
B0(%)
|
kriteria
|
<0 o:p="">0>
|
Rendah
0,5-1
Rendah sedang
1-2
Sedang
2-4
Tinggi
4-8
Berlebihan
8-15
Sangat berlebihan
.>15
Gambut
Dari
data didapatkan hasil bahwa BO dari tanah Entisol 1,509% yang termasuk dalam
kriteria sedang. Rendzina mempunyai nilai BO sebesar 6,360% yang termasuk dalam
kriteria berlebihan. Kemudian Ultisol memiliki BO sebesar 0.908% yang termasuk
dalam kriteria berlebihan. Ultisol dengan nilai BO 0,908% termasuk kriteria
sedang dan Alfisol yang memiliki nilai BO 1,917% yang masuk kriteria sedang.
Bahan organik merupakan di dalam
atau di permukaan tanah yang berasal dari sisa tumbuhan, hewan dan manusia baik
yang mengalami dekomposisi lanjut maupun yang sedang mengalami proses
dekomposisi. Faktor-faktor yang mempengaruhi bahan organic tanah antara lain :
iklim, tipe penggunaan lahan, relief, bentuk lahan, tekstur tanah, drainase,
dan kegiatan manusia. Iklim berkaitan dengan memacu atau menghambat laju dekomposisi.
Curah hujan yang tinggi mempercepat proses tercucinya mineral serta humus atau
bahan organik tanah. Tipe penggunaan lahan berpengaruh dalam penyediaan sumber
bahan organik, misalnya daerah persawahan yang memiliki bahan organik lebih
rendah daripada daerah hujan. Faktor relief dan bentuk lahan mempengaruhi
proses pengumpulan atau pencucian bahan organik. Sebagai contoh kandungan bahan
organik pada relief bergunung landform
karst jauh lebih rendah daripada kadar BO. Relief datar dengan landform rawa belong. Sementara itu kegiatan manusia seperti
pemupukan juga berpengaruh terhadap bertambah atau berkurangnya bahan organik
tanah.
Pada tekstur tanah, makin tinggi jumlah liat maka akan
makin tinggi pula kadar bahan organik dan N tanah. Pada tanah berpasir maka
memungkinkan oksidasi yang baik sehingga bahan organik cepat habis. Apabila
tanah dengan drainase buruk dan air berlebih, oksidasi akan terhambat dan hal
ini bisa menyebabkan aerasi buruk pula. Sehingga kadar bahan organik dan N
tinggi daripada tanah dengan drainase yang baik. Selain itu, vegetasi penutup
tanah dan adanya kapur juga mempengaruhi kadar bahan organik tanah.
Dari data diperoleh
hasil bahwa urutan tanah dengan kandungan BO tertinggi ke terendah adalah
sebagai berikut : Rendzina (9,30%)> Alfisol (8,3%)> Vertisol (7,92%)>
Ultisol (6,72%) >Entisol (6,03%).
Namun tidak semua dari hasil percobaan
sesuai. Seharusnya urutan kandungan BO yang benar adalah sebagai berikut
(Primastanti,2010) :
Rendzina > Vertisol > Alfisol >
Ultisol > Entisol
Yang berarti bahwa terdapat penyimpangan
nilai BO antara jenis tanah Alfisol, Ultisol dan Entisol. Terlebih lagi untuk
BO Alfisol yang kecil berbeda dari teori yang berada pada urutan ketiga.
Penyimpangan-penyimpangan itu dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu
kurang telitinya praktikan dalam mengukur berat tanah maupun saat titrasi dan
sampel tanah yang diambil adalah sampel tanah yang telah tercuci bahan
organiknya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kandungan bahan organik
dalam tanah antara lain :
1.
Kedalaman tanah
Dikarenakan karakterisitk bahan-bahan organik yang
terkonsentrasi dipermukaan dari sumber bahan organik yang melimpah. Maka
kandungan bahan organik terbesar ada pada lapisan tanah atas (horizon A)
setebal kira-kira 20 cm (15-20%) dan akan berkurang dalam bertambahnya
kedalaman tanah.
2.
Iklim
Semakin
dingin suatu tempat maka kandungan bahan organik dalam tanahnya semakin banyak.
3.
Tekstur tanah
BO akan lebih
tinggi pada tanah dengan tekstur liat. Pada tanah pasir karena oksigen dalam
tanah banyak (dikarenakan pori makro) maka oksidasi terhadap bahan organik akan
berjalan lebih cepat.
4.
Drainase
Drainase yang buruk dan air berlebih akan menjadikan
bahan-bahan organik tersapu dan hilang sehingga biasanya pada tanah dengan
drainase buruk kandungan BO meningkat. Sedangkan pada tanah/lahan dengan
drainase yang baik akan memiliki BO yang rendah.
5.
Vegetasi penutup dan kapur
Fungsi vegetasi penutup adalah dalam melindungi lapisan
atas tanah (lapisan yang paling banyak mengandung BO) dari tekanan air hujan.
Sehingga BO tidak tersapu oleh air. Sedangkan kapur sangat mempengaruhi PH
tanah padahal organisme pengoksidasi hanya dapat bekerja pada PH tertentu.
Bahan organik mempunyai peranan
dalam menyuburkan tanah. Bahan organik dapat menggemburkan tanah sehingga pertukaran udara dalam tanah menjadi
lancar. Hal tersebut dapat membantu tanaman khususnya pada bagian akar untuk
mendapatkan unsure yang dibutuhkan tanaman yang hanya tersedia di udara,
misalkan unsure N. tanah yang mengandung bahan organik sangat baik untuk
dujadikan lahan pertanian. Ditinjau dari 3 sifat tanah, fisika, biologi dan
kimia :
Ditinjau dari segi fisika tanah, bahan organik dalam
tanah akan membuat granulasi agregat tanah menjadi lebih mantap. Hal tersebut
pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan tanah dalam menahan air. Selain itu,
warna coklat kehitaman yang ditimbulkan bahan organik dapat menyerap radiasi
yang dihasilkan sinar matahari yang akan mempertahankan suhu tanah pada suhu
yang potensial untuk kerja bakteri. Dalam kata lain, bahan organik meningkatkan
populasi mikroorganisme tanah, seperti cendawan dan jamur. Selain itu BO juga
dapat menurunkan plastisitas tanah dan kohesi.
Dintinjau dari segi kimia tanah, adanya bahan organik
dalam tanah akan meningkatkan daya serap dan KPK dari tanah. Dengan
meningkatnya KPK tanah maka tanah akan dapat menahan unsur hara tetap berada di
tanah. Selain itu, bahan organik juga menambah unsur N, P, K dari hara yang
merupakan hasil mineralisasi dan mikroorganisme. Bahan organik juga dapat
mempengaruhi PH tanah.
Ditinjau dari segi biologis tanah, adanya bahan organik
dalam tanah dapat meningkatkan aktifitas metabolik mikroorganisme. Hal tersebut
terjadi karena bahan organik menyediakan unsur karbon yang merupakan makanan
dari mikroorganisme. Selain itu dengan adanya banyak mikroorganisme maka hasil
dekomposisi senyawa dalam tanah lebih stabil (humus) sehingga dapat langsung
dipergunakan oleh tanaman. Dalam kata lain, semakin banyak bahan organik maka
jasad mikro dalam tanah meningkat.
Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode Walkey and Black karena selain mudah
untuk dilakukan dan murah, Metode Walkey
and Black (metode basah)ini memiliki ketelitian yang lebih tinggi yaitu 100/77 daripada metode Dennstedt (metode kering)yang hanya
memiliki ketelitian sebesar 77%.
Dengan metode ini FeSO4 1N dititrasi dengan 5 ml larutan jernih yang
merupakan campuran tanah dan khemikalia. Sedangkan khemikalia yang digunakan
dalam percobaan kali ini adalah K2Cr2O7 1N
, H2SO4 pekat, FeSO4 1N dan indikator
difenilamin. Dalam percobaan K2Cr2O7 berfungsi
sebagai pemecah C-organik tanah, H2SO4
sebagai oksidator serta fungsi dari penggojokan untuk mempercepat reaksi.
Berdasarkan sifat-sifat baik sifat fisika, kimia, maupun
biologi di atas. Bahan organik sangat bermanfaat dalam bidang pertanian karena
bahan organik mengandung zat-zat yang dibutuhkan tanaman. Maka bahan organik
harus tersedia dalam lahan pertanian karena zat tumbuh dan vitamin dalam bahan
organik dapat diserap langsung oleh tanaman. Maka fungsi dari BO adalah
merangsang pertumbuhan tanaman.
Manfaat bahan organik dalam pertanian
mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung. Pengaruh langsung yaitu
beberapa zat tumbuh dan vitamin dapat diserap secara langsung dari bahan
organik dan dapat merangsang pertumbuhan tanaman dan menyuplai nutrient bagi
tanaman. Sedangkan pengaruh tidak langsungnya meningkatkan ketersediaan air
bagi tanaman, meningkatkan kapasitas tukar kation tanah, memperbaiki struktur
tanah, mengurangi erosi, memperbaiki agregasi tanah. Bahan
organik juga melindungi permukaan tanah sehingga efisiensi nutrisi pada tanaman
meningkta. pengetahuan mengenai bahan organik tanah
sangat bermanfaat bagi manusia terutama kaitanya dengan pertanian. Kandungan
bahan organik tanah berhubungan dengan kesuburan fisik kimia dan biologi. Pendek kata bahan organik membantu pertumbuhan tanaman
dari berbagai aspek.
IV.
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum,
diperolah data kandungan c-organik dan kandungan bahan organik, yaitu Rendzina
(9,30%)> Alfisol (8,3%)> Vertisol (7,92%)> Ultisol (6,72%) >ntisol
(6,03%). Kandungan c-organik dari yang
paling besar Rendzina (5,40%)> Alfisol (4,82%)> Vertisol (4,59%)>
Ultisol (3,89) >Entisol (3,50%).
V.
PENGHARGAAN
Puji syukur kami
panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga
laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini kami ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
kelancaran pembuatan laporan ini, antara lain kepada:
1. Ir.
Suci Handayani, M.P. selaku koordinator praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah
2. Para
asisten praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah yang telah memberikan bimbingan
sehingga praktikum dan penyelesaian laporan sementara ini dapat berjalan dengan
lancar
3. Pihak-pihak
yang telah membantu, baik dalam pelaksanaan praktikum maupun dalam pembuatan
laporan ini
Kami menyadari bahwa pembuatan laporan
ini masih jauh dari sempurna. Kami mohon maaf apabila dalam laporan ini
terdapat kesalahan. Semoga laporan yang telah kami susun ini dapat memberikan
manfaat bagi yang membaca.
Yogyakarta, Maret 2013
Penyusun
DAFTAR PUSTAKA
Edward,C.A
and K.E Fletcher.1998. Interaction Between Earth Warns and Microorganism in
Organization Matter Breakdown in Biointeraction in Soil. Elsener Science
Publisher, Amsterdam.
Hakim,N.1986.Dasar-dasar
Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung, Lampung.
Jacob, A. 2008.Metode
dan teknik pengambilan contoh tanah dan tanaman dalam mengevaluasi status
kesuburan tanah. Jurnal Kesuburan Tanah.13:2.
Nugrohotomo,
P. Yudosono, dan A. Syukur. 2009. Upaya peningkatan hasil benih padi pada
berbagi taraf genangan air dan takaran vermikompos di lahan sawah irigasi
entisol. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. Vol (5): 135-149.
Notohadiprawiro,
T. 1998. Tanah dan Lingkungan. Dir Jend Pendidikan Tinggi Departemen Republik Indonesia,
Jakarta.
Page, A. L. 1982. Methods of Soil
Analysis Part 2 American Society of Agronomy, Inc. and Soil Science Society of
America, Inc. Madison.
Primastanti, .2010.Pembibitan jarak pagar (Jatropha curcas) pada jenis tanah dan
penambahan kompos berbeda. Buletin Anatomi Fisiologi 18 : 5
Radjiman.
2004. Aplikasi Tanah Lapangan.: //www.soiltech.com/
>. Diakses
tanggal
29 Maret 2013.
Sleutel,
Steven et al., 2007. Communication in Soil Science and Plant Analyst. Soil
Science Journal 38:2647-2657.
Suprayoga.
2001. Degradasi Sifat Fisik Tanah sebagai Akibat Alih GunaLahan. <www.worldagroforestry.org>.
Diakses tanggal 29 Maret 2013.
Szreniawska,dqbek,
A. Wyczotkowski, B. Jozefaciuk, A.
Ksiezopolska, J. Symona,
J.Stawiski.1996.Relations between oil structure, number of selected groups of soil microorganisms, organic matter content and cultivation system. Int. Agrophysics Journal,10:31-35
Wolf, L. L. And Aspinall, D. 2002. A
Role of Soil Organic Material for Plant. Soil Tropical Journal 47(3) : 156-172.
LAMPIRAN
Tabel
6.3 Kadar Bahan Organik
Jenis tanah
|
Entisol
|
alfisol
|
ultisol
|
vertisol
|
rendzina
|
Va (ml)
|
4,4
|
4,4
|
4,4
|
4,4
|
4,4
|
Vb (ml)
|
3,1
|
3
|
3
|
3,1
|
2,9
|
N FeSO4 (N)
|
0,2
|
0,2
|
0,2
|
O,2
|
0,2
|
KL (%)
|
4,7
|
10,66
|
9,72
|
15,16
|
20,178
|
A (gram)
|
0,3
|
0,25
|
0,3
|
0,254
|
0,258
|
Konsentrasi%
|
3,5
|
4,82
|
3,897
|
4,59
|
5,40
|
Kadar BO %
|
6,03
|
8,30
|
6,72
|
7,92
|
9,31
|
1.
Entisol
C = (100+KL) (Va-Vb) NFeSO4 .3 x
50 x 100 x 100%
100 x 1000 x 0,3 5 77
= (100+4,7) (4,4-3,1) 0,2 .3 x
50 x 100 x 100%
100 x 1000 x0,3 5 77
= 102,1 x 1,1 x 0,6 12,987 x
100%
30.000
= 0,035 x 100% = 3,5%
Kadar
Bahan Organik (BO)
BO = [C] x 100
%
58
= 3,5 x 100
%
58
= 6,03 %
2.
Alfisol
C = (100+KL) (Va-Vb) NFeSO4 .3 x
50 x 100 x 100%
100 x 1000 x 0,25 5 77
= (100+10,66) (4,4-3) 0,2 .3 x
50 x 100 x 100%
100 x 1000 x0,25 5 77
= 110,66 x 1,4 x 0,6 10 x 1,299 x
100%
30.000
= 4,83%
Kadar
Bahan Organik (BO)
BO = [C] x 100
%
58
= 4,83 x 100 %
58
= 8,30 %
3.
Ultisol
C
= (100+KL)(Va-Vb)x N FeSO4 x3 x 50 x 100 x 100%
100x1000xa 5
77
C = (100+9,72)(4,4-3)x
0,2 x3 x 50 x 100
x 100%
100x1000x0,3 5
77
= (109,72)(1,4)x 0,2 x0,6 x 50 x 100 x 100%
30.000 5
77
=
3,897%
Kadar
bahan organik tanah = [C] x 100%
58
= 3,897 x 100%
58
= 6,72%
4.
Vertisol
C = (100+KL) (Va-Vb) NFeSO4 .3 x
50 x 100 x 100%
100 x 1000 x 0,25 4 5 77
= (100+15,16) (4,4-3,1) 0,2 .3 x
50 x 100 x 100%
100 x 1000 x0,254 5 77
= 4,59%
Kadar
Bahan Organik (BO)
BO = [C] x 100
%
58
= 4,59 x 100 %
58
= 7,92 %
5.
Alfisol
C = (100+KL) (Va-Vb) NFeSO4 .3 x
50 x 100 x 100%
100 x 1000 x 0,258 5 77
= (100+20,178) (4,4-2,9) x0,2 x.3 x
50 x 100 x 100%
100 x 1000 x0,258 5
77
= 5,40%
Kadar
Bahan Organik (BO)
BO = [C] x 100
%
58
= 5,40 x 100 %
58
= 9,310 %
Daftar tabel
6.1
6.2
6.3
6.1
6.2
6.3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar