Oleh:
Nama :
Andrew Budiherlando
Gol : C2/A
Asisten : 1. Bella Vyatrisa
2. Nurul Kumala Dewi
LABORATORIUM HORTIKULTURA
JURUSAN BUDIDAYA
PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH
MADA
2016
I.PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Komoditas hortikultura yang diutamakan adalah komoditas yang
bernilai ekonomi tinggi, mempunyai peluang pasar besar dan mempunyai potensi
produksi tinggi serta mempunyai peluang pengembangan teknologi. Adapun upaya
yang dilaksanakan untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya hortikultura
unggulan, yaitu meliputi penumbuhan sentra agribisnis hortikultura dan
pemantapan sentra hortikultura yang sudah ada.Dengan adanya hal tersebut
kualitas komoditas hortikultura akan meningkat (Soleh, 1999 cit. Nopiana
dan Balkis,2011).
Peluang pasar hortikultura dan
produk turunannya masih cukup besar, baik pasar domestik maupun internasional. Kecenderungan
angka konsumsi konsumen lokal yang terus meningkat serta permint aan pasar
internasional yang sangat terbuka membuka peluang peningkatan produksi berbagai
jenis produk hortikultura. Data menunjukkan, konsumsi buah dan sayur masyarakat
Indonesia baru sekitar 34,5 kg/kap/tahun, padahal Organisasi Pangan Dunia (FAO)
merekomendasikan antara 64–75 kg/kap/tahun. Artinya ada potensi peningkatan
permintaan konsumsi produk hortikultura. Permintaan buah dan sayuran akan
semakin pesat mengingat pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan mendorong
peningkatan jumlah golongan menengah yang memiliki daya beli tinggi serta lebih
sadar pentingnya buah dan sayuran.Namun demikian potensi besar tersebut
menuntut semua pihak yang berkepentingan dengan produksi, pemasaran dan
distribusi hortikultura untuk lebih memperhatikan ketersediaan dan kualitas
produksi. Pasokan yang secara kontinyu ada dan terdistribusi dengan baik
menjadi sangat penting agar konsumen tidak kesulitan mendapat produk
hortikultura yang dicari. Pasokan yang terjaga juga menutup peluang masuknya
produk pesaing impor yang selama ini selalu menghantui para petani
hortikultura. Potensi lahan yang luas dengan jenis produk hortikultura yang
beragam seharusnya menjadi modal untuk menguasai pasar(Anonim,2014).
Kebutuhan sayur dan buah akan
meningkat secara global. Konsumen akan semakin sadar akan kualitas sayur dan
buah yang akan dikonsumsi. Permintaan konsumen akan kepuasan dan kualitas
pemasaran sayur dan buah sangat menjadi prioritas.Sayur dan buah harus
mempunyai kualitas yang optimal dalam kematangan, organoleptik,dan varietas.
Kualitas komoditas terdiri atas ekstrinsik dan intrinsik(Jongen,2000 cit.
Sivakumar et al.,2009).Kualitas dari dalam meliputi
warna,bentuk,ukuran,dan terbebas dari kecacatan. Kualitas dari dalam meliputi
tekstur, kemanisan, keasaman, aroma, rasa, umur simpan,dan kandungan
nutrisi(Hewett,2006 Sivakumar et al.,2009).
Dalam menentukan kualitas
hortikultura, pematangan suatu buah dapat ditentukan dengan berbagai cara yaitu
mengamati warna,kekerasan buah,dan aroma.Akan tetapi cara tersebut terdapat
berbagai kelemahan yaitu subyektivitas pengamat.Buah yang telah matang
mengandung gula yang tinggi atau kandungan gula yang maksimal.Kandungan asam
pada buah yang matang sangat sedikit.Kandungan gula dapat ditentukan dengan
mengukut padatan terlarut total.Pengukuran tersebut menggunakan
refraktometer.Kandungan asam pada buah dapat ditentukan
dengan metode titrasi.Pada buah tertentu terdapat indeks pematangan
buah yang menghubungkan antara kandungan gula dan kandungan asam.Kandungan
vitamin C pada buah juga merupakan parameter untuk menentukan kualitas
buah.Ketiga parameter tersebut merupakan suatu hal yang dapat digunakan untuk
mengetahui kualitas dan tingkat kematangan pada buah
B.Tujuan
Mengukur kandungan gula terlarut,kandungan asam,dan kadar
vitamin C serta melakukan perhitungan.
II.TINJAUAN PUSTAKA
Buah-buahan yang telah
dipanen akan mengalami proses respirasi. Respirasi menyebabkan
terjadinya pematangan pada
buah dan padaakhirnya
buah tersebut akan mengalami
perubahan seperti pelayuan
danpembusukan. Respirasi sendiri merupakan perombakan bahan organik
yanglebih komplek seperti pati, asam organik dan lemak menjadi produk
yanglebih sederhana (karbondioksida dan
air) dan energi
dengan bantuanoksigen. Aktivitas
respirasi penting untuk mempertahankan sel hidup buah.Buah-buahan dengan
laju respirasi tinggi
cenderung cepat mengalamikerusakan. Percepatan respirasi ini
juga dipengaruhi oleh keberadaan etilen.Etilen adalah senyawa organik sederhana
yang berfungsi sebagai hormon pertumbuhan, perkembangan dan kelayuan.
Keberadaan etilen perlu ditekanpada
saat buah telah
mengalami kematangan agar
daya simpan buah-buahan lebih lama (Hadiguna dan Marimin,2007)
Pemanenan dapat
dilakukan ketika laju respirasi suatu buah-buahan sudah mencapai klimaterik.
Hal ini karena ketepatan pemanenan sangat mempengaruhi kualitas buah-buahan
tersebut. Buah yang
dipanen terlalu muda
akanmenyebabkan kematangan yang
tidak sempurna sehingga
kadar asamnya meningkat dan
rasa buah menjadi
asam. Pemanenan yang
terlalu tua menyebabkan kualitas
buah turun pada
saat disimpan dan
rentan terjadi pembusukan.
Buah-buahan yang tergolong klimaterik adalah pisang, tomat, pepaya,apel dan
mangga. Pola respirasi buah-buahan yang tidak menunjukkan karakteristik
seperti klimaterik disebut
non-klimaterik. Contoh buah-buahannya adalah strawberry, jeruk, cabai, dan nanas.
Dalam buah-buahan terdapat zat-zat fenolik, zat fenolik inilah yang menjadi
penentu flavor. Berkurangnya kadar fenolik pada buah-buahan menyebabkan rasa
sepat dan masamnya pun berkurang. (Hadiguna dan Marimin,2007)
Warna buah tanda
kematangan pertama pada buah adalah hilangnya warna hijau. Perubahan warna
merupakan perubahan yang paling menonjol pada waktu pemasakan buah. Di samping
terjadi perombakan klorofil, dalam proses ini terjadi sintesa dari pigmen
tertentu, seperti pigmen karotenoid yang sudah ada tetapi belum muncul menjadi
terlihat pada saat pemasakan buah dan buah menjadi berwarna kuning. Terjadinya
perubahan warna pada buah-buahan karena
hilangnya klorofil dan menyebabkan tampaknya warna pigmen lain yang terkandung
dalam buah. (Hadiguna
dan Marimin,2007).
Kebutuhan sayur dan buah akan
meningkat secara global.Konsumen akan semakin sadar akan kualitas sayur dan buah
yang akan dikonsumsi.Permintaan konsumen akan kepuasan dan kualitas pemasaran
sayur dan buah sangat menjadi prioritas.Sayur dan buah harus
mempunyai kualitas yang optimal dalam kematangan,organoleptik,dan
varietas.Kualitas komoditas terdiri atas ekstrinsik dan
intrinsik(Jongen,2000 cit. Sivakumar et al.,2009).Kualitas
dari dalam meliputi warna,bentuk,ukuran,dan terbebas dari kecacatan. Kualitas
dari dalam meliputi tekstur, kemanisan, keasaman, aroma, rasa, umur simpan,dan
kandungan nutrisi(Hewett,2006 Sivakumar et al.,2009)..Komponen
intrinsik pada komoditas merupakan hal penting yang harus diperhatikan karena
hal tersebut mempengaruhi jumlah pembelian konsumen.Selama pematangan buah,pati
pada komoditas akan berubah menjadi gula dan meningkatkan kadar gula
tersebut.Hal tersebut berhubungan dengan tingkat kemanisan buah.Pengukuran
kadar gula dapat dilakuakn dengan mengukur padatan terlarut total.Hal tersebut
mengindikasikan kematangan pada buah.Pengukuran tersebut menggunakan alat yaitu
refraktometer dengan satuan °Brix(Sivakumaret al.,2009).
Kadar asam
pada buah juga dapat dapat digunakan untuk menentukan kematangan
buah.Pematangan pada buah pada umumnya menyebabkan kandungan asam pada buah
menjadi minimal.Metode untuk mengetahui hal tersebut adalah dengan titrasi
dengan menggunakan larutan basa seperti larutan NaOH.pH pada sampel yang diuji
akan meningkat dengan penambahan zat tersebut.Larutan phenolphthalein akan
menunjukkan warna merah muda pada pH 8.3-10.Penentuan total asam tertitrasi
juga dipengaruhi oleh berat equivalen asam.Pada komoditas
apel,pir,aprikot,pisang dan ceri asam dominannya adalah asam malat yang
mempunyai berat ekuivalen 67.Pada buah jeruk,lemon,kismis,jambu
biji,nanas,strawberry,delima,dan mangga asam predominannya asam sitrat yang mempunyai
berat ekuivalen 64.Anggur mengandung asam tartarat yang mempunyai berat
ekuivalen 75(Sharma dan Nautiyal,2009).
Kualitas
produk hortikultura sangat berpengaruh pada kesehatan manusia.Salah satu
penentu kualitas produk tersebut adalah kandungan vitamin.Sayur dan buah
merupakan komoditas hortikultura yang mengandung vitamin yang bermanfaat
seperti vitamin A,C,B,dan E.Nutrisi pada komoditas hortikultura akan menurun
setelah panen.Penanganan yang tepat pada hasil panen akan meminimalisir
kehilangan pasca panen(Lee dan Kader,2000 cit Durner,2013).
III.METODE
PELAKSANAAN
Praktikum
Mengukur Padatan Terlarut Total,Asam Tertitrasi,dan Vitamin C Komoditas
Hortikultura dilaksanakan pada tanggal 05 April 2016 di Laboratorium
Hortikultura,Fakultas Pertanian,Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta pada pukul
13.30 WIB.Bahan yang digunakan adalah komoditas buah jambu matang,jambu
mentah,apel malang matang,apel malang mentah,nanas mentah,nanas matang,markisa
mentah,markisa matang,manggis mentah,manggis matang,tomat mentah,tomat
matang,naga mentah,naga matang,jeruk medan,dan jeruk nipis.Bahan yang lain
meliputi akuades,NaOH 0,1 N,phenolphtalin,amilum 1 %,dan IKI 0,001 N. Alat yang
digunakan adalah pisau,timbangan,mortar dan penumbuk,refraktometer,pipet,gelas
piala 100 ml,labu takar 250 ml,kain blacu,erlenmeyer,dan buret.
Cara kerja
terbagi menjadi 3 yaitu pengukuran padatan terlarut total,total asam
tertitrasi,dan vitamin C.Pada pengukuran padatan terlarut total,potongan buah
diperas hingga keluar sarinya.Sari buah diteteskan pada prisma
refraktometer,Lensa pada alat tersebut(refraktometer) dilihat pada cahaya dan
skala ° Brix dibaca.Pengukuran tersebut diulang sebanyak 3 kali.Pada pengukuran
total asam tertitrasi,10 gr potongan buah ditambah sedikit aquades dan ditumbuh
hingga halus dan ditambah aquades hingga 200 ml.Filtrat dipipet sebanyak 3 kali
masing-masing 20 ml.Masing-masing filtrate ditambah phenolptalin 2-3 tetes lalu
dititrasi dengan NaOH sampai warna berubah menjadi merah muda.Volume NaOH untuk
titrasi dicatat.TAT diukur dengan rumus
TAT(%)=
ml NaOH x N NaOH x total volume bahan x bobot equivalen asam x 100
Volume bahan yang dititrasi x berat bahan awal x 1000
Pada pengukuran vitamin C memiliki cara yang hamper sama
hanya saja bahan yang diambil 50 gr dan ditmbah aquades 100 ml dan dihancurkan
lalu diencerkan sampai 250 ml.Filtrat diambil 25 ml dan ditetesi 1 ml amilum 1
% dan dititrasi dengan IKI 0,001 N hingga timbul perubahan warna.Pengukuran
vitamin C dengan cara yaitu
A= ml IKI 0,001 N x 0,88 x P x 100
Bobot
Sampel
A=mg asam askorbat per 100 gr buah
P=Pengenceran
IV.HASIL
No
|
Komoditas
|
TAT(%)
|
Vit.
C (mg)
|
PTT
(0Brix)
|
Rasio
PTT/TAT
|
|
1
|
Nanas matang
|
0.03
|
66.88
|
12.67
|
422.33
|
|
2
|
Nanas mentah
|
0.02
|
58.08
|
10.37
|
518.5
|
|
3
|
Jeruk lokal
|
1.24
|
95.04
|
8.87
|
7.15
|
|
4
|
Jeruk Nipis
|
5.47
|
1.36
|
8.33
|
1.52
|
|
5
|
Markisa mentah
|
0.00
|
128.48
|
13.33
|
33325
|
|
6
|
Markisa matang
|
0.00
|
102.08
|
13.27
|
102000
|
|
7
|
Sawo mentah
|
0.02
|
1.40
|
24.33
|
1429.41
|
|
8
|
Sawo matang
|
0.01
|
0.10
|
17.57
|
2508.57
|
|
9
|
Tomat mentah
|
0.03
|
56.90
|
3.10
|
103.33
|
|
10
|
Tomat matang
|
0.02
|
75.68
|
3.50
|
175
|
|
11
|
Buah Naga Putih
|
0.02
|
0.11
|
19.43
|
970
|
|
12
|
Buah Naga Merah
|
0.02
|
0.11
|
17.43
|
870
|
V.PEMBAHASAN
Pematangan buah merupakan awal penuaan pada buah.Pigmen
sintesis dan produksi uap termasuk proses pelembutan jaringan pada buah
terjadi.Struktur dinding sel pada buah akan mengalami modifikasi.Pada buah
kilmakterik,pematangan buah dipicu oleh produksi autokatalitik etilen(C2H4)
sampai tingkat ambang batas.Hal tersebut terjadi pada buah
apel,pir,tomat,alpukat,pisang,dan mangga(Brett dan Waldron,1990).Berdasarkan
pada tipe pematangan,buah dikategorikan menjadi 2 kelompok yaitu klimakterik
dan nonklimakterik.Pada buah klimakterik,saat pematangan terjadi peningkatan
respirasi dan peningkatan produksi etilen.Etilen merupakan hormon yang
mempercepat proses kematangan.Pada buah non klimakterik,proses pematangan
relatif lambat(Nath et al.,2014).Pematangan buah mengacu pada
perubahan yang terjadi setelah pendewasaan penuh yang dicirikan dengan
melunaknya daging buah,terbentuknya karakteristik aroma,dan peningkatan cairan
buah.Pematangan dapat terjadi sebelum diperik maupun sesudah
dipetik(Zulkarnain,2009).
Proses pematangan buah sering dihubungkan
dengan rangkaian perubahan yang dapat dilihat meliputi warna, aroma,
konsistensi dan flavour (rasa dan bau). Selama pematangan buah akan mengalami perubahan nyata dalam
warna,tekstur,dan bau yang menunjukkan bahwa terjadi perubahan-perubahan dalam
susunannya.Perubahan warna dapat terjadi karena adanya proses sintetik
maupun perombakan atau keduanya.Pada jeruk terjadi perombakan klorofil dan
pembentukan zat warna karotenoid.Pada buah pisang,warna yang berubah dari hijau
menjadi kuning tanpa ada atau sedikit pembentukan zat karotenoid secara
murni.Sintesis likopen dan perombakan klorofil menyebabkan perubahan warna pada
tomat.Menjadi lunaknya buah disebabkan oleh perombakan protopektin yang larut
menjadi pektin yang larut atau hidrolisis zat pati(pada waluh) atau
lemak(pada alpukat).Sintesis zat kayu pada beberapa sayuran yang berupa buah
dapat berpengaruh pada tekstur.Pematangan biasanya meningkatkan jumlah
gula-gula sederhana yang memberi rasa manis,penurunan asam-asam organik dan
senyawa-senyawa fenolik yang mengurangi rasa sepet dan masam,dan kenaikan
zat-zat atsiri yang memberi rasa khas pada buah(Pantastico,1975).
Kandungan gula sering diukur sebagai
padatan terlarut total.Padatan terlarut total mencakup gula dan asam,tetapi
gula menempati porsi yang utama.PTT diukur dengan refraktometer dengan skala
°Brix.Kandungan asam tertitrasi diukur dengan cara titrasi.Satuan kandungan
asam yaitu %.Untuk buahan tertentu telah disusun suatu indeks pematangan buah
yang menggambarkan antara kadar gula terlarut dan kandungan asamnya.Hal
tersebut digunakan untuk evaluasi kualitas buah tersebut.
Asam sitrat merupakan asamorganiklemah yang ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini
merupakan bahanpengawet yang baik dan alami, selain
digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan dan minuman ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara dalam siklus asam sitrat yang terjadi di dalammitokondria, yang penting dalam metabolismemakhluk hidup. Zat ini juga dapat digunakan sebagai zat pembersih yang
ramah lingkungan dan sebagaiantioksidan.Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran,
namun ditemukan pada konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8% bobot kering,
pada jeruk lemon dan limau (misalnya jeruk nipis dan jeruk purut). Asam malat, golongan asam karboksilat, senyawa yang
bertanggung jawab atas rasa tajam yang terdapat pada apel yang belum matang.
Ketika buah apel matang, kadar asam malat akan turun dan sebaliknya, kadar gula
akan meningkat. Hubungan kebalikan antara asam malat dan gula dalam apel ini
sangat penting untuk pengembangbiakan apel: asam malat mencegah binatang
memakan apel selagi belum matang, pada saat benihnya sudah cukup matang untuk
berkecambah. Pada komoditas apel,pir,aprikot,pisang dan ceri asam
dominannya adalah asam malat yang mempunyai berat ekuivalen 67.Pada buah
jeruk,lemon,kismis,jambu biji,nanas,strawberry,delima,dan mangga asam predominannya
asam sitrat yang mempunyai berat ekuivalen 64.
Pada komoditas nanas
matang, nanas mentah, markisa mentah, markisa matang, sawo mentah, sawo matang,
tomat mentah, tomat matang, buah naga putih, buah naga merah memiliki tingkat
asam yang rendah.Hal tersebut tidak terjadi pada jeruk local dan jeruk nipis
yang memiliki nilai asam tinggi. Hal tersebut diduga apabila pada pematangan
tingkat asam tetap tinggi pada jeruk, sehingga jeruk tetap memiliki rasa asam
meski sudah matang sekalipun
Pada komoditas jambu
kandungan gula akan meningkat pada buah yang sudah matang.Pada komoditas
apel,nanas,markisa,dan manggis memiliki pernyataan yang sebaliknya karena buah
memiliki proses fisiologi yang berbeda dalam metabolisme gula karena tiap buah
yang berasal dari satu pohon belum tentu memiliki reaksi pembentukan gula yang
sama.Tomat matang dan tomat mentah memiliki PTT yang sama disebabkan karena
asam malat dan asam sitrat pada tomat berkurang selama pemasakan.Hal tersebut
juga dapat disebabkan bahwa tomat yang mentah dan matang sudah masak bersamaan
atau memiliki reaksi metabolisme gula yang sama.Pada buah jeruk,perbedaan PTT
disebabkan karena perbedaan jenis sehingga proses hidrolisis pati mengalami
perbedaan.
Rasio PTT terhadap TAT
merupakan nilai untuk menentukan kualitas internal pada buah. Semakin tinggi
rasio PTT terhadap TAT, maka semakin tinggi kandungan PTTnya disbanding dengan
TAT, yang menunjukkan semakin baik kualitas buah tersebut. Buah markisa (baik
mentah maupun matang), memiliki rasio PTT terhadap TAT yang tinggi. Ini
menunjukkan bahwa kualitas dari buah barkisa lebih baik daripada komoditas
lainnya. Menurut Dixon dan Aldous (2014) buah dari daerah panas memiliki rasio
yang lebih tinggi dari buah yang berasal dari daerah dingin.
Markisa mengandung vitamin C
yang lebih banyak dari komoditas lainnya. Pada umumnya setiap jenis buah
kandungan vitaminnya berbeda.Hal tersebut tergantung pada reaksi fisiologi buah
setiap spesies. Pada histogram tersebut nanas dan,tomat memiliki kandungan
vitamin C yang relatif sama.Hal tersebut dapat disebabkan pada saat tersebut
kandungan vitamin setiap buah hampir sama.
VI.KESIMPULAN
Pada Nanas matang
mempunyai TAT sebesar 0.03; kadar vit C 66.88; dan PTT 12.67, Nanas mentah
mempunyai TAT sebesar 0.02; kadar vit C 58.08; dan PTT 10.37, Jeruk lokal
mempunyai TAT sebesar 1.24; kadar vit C 95.04; dan PTT 8.87, Jeruk Nipis
mempunyai TAT sebesar 5.47; kadar vit C 1.36; dan PTT 8.33, Markisa mentah
mempunyai TAT sebesar 0.00; kadar vit C 128.48; dan PTT 13.33, Markisa matang
mempunyai TAT sebesar 0.00; kadar vit C 102.08; dan PTT 13.27, Sawo mentah
mempunyai TAT sebesar 0.02; kadar vit C 1.40; dan PTT 24.33, Sawo matang
mempunyai TAT sebesar 0.01; kadar vit C 0.10; dan PTT 17.57, Tomat mentah
mempunyai TAT sebesar 0.03; kadar vit C 56.90; dan PTT 3.10, Tomat matang
mempunyai TAT sebesar 0.02;kadar vit C 75.68; dan PTT 3.50, Buah Naga Putih
mempunyai TAT sebesar 0.02; kadar vit C 0.11; dan PTT 19.43, Buah Naga Merah
mempunyai TAT sebesar 0.02; kadar vit C 0.11; dan PTT 17.43. Nilai PTT,TAT,dan
kandungan vitamin C setiap komoditas berbeda tergantung pada jenis dan tingkat
kematangan buah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Menggarap Potensi
Pasar Hortikultura..Diakses
tanggal 21 April 2015.
Brett,C.dan
K.Waldron.1990.Physiology and Biochemistry of Plant Cell Walls.Great Britain at
The University Press,Cambridge.
Dixon,G.R.dan David E.Aldous.2014.
Horticulture: Plants for People and Places. Production
Horticulture.Springer,New York.
Durner,E.2013.Principles of
Horticultural Physiology.CABI,New Jersey.
Hadiguna,R.A.dan
Marimin.2007.Alokasi pasokan berdasarkan produk unggulan untuk rantai pasok sayuran
segar.Jurnal Teknik Industri 8: 85-101.
Nath,P.,Mondher B.,Autar K.M.,dan
Jean C.P.2014.Fruit Ripening:Physiology,Signalling and Genomics.CABI,London.
Nopiana,S.dan Siti Balkis.2011.
Analisis Pendapatan pola tanam beruntun tanaman hortikultura di Desa Bangunrejo
Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara.EPP 8: 30-40.
Pantastico,Er.B.1975.Postharvest
Physiology,Handling,and Utilization of Tropical and Sub Tropical Fruits dan
Vegetables.The AVI Publishing Company,Inc,Westport.
Sharma,S.K.dan
M.C.Nautiyal.2009.Postharvest Technology of Horticultural Crops.New India
Publishing Agency,New Delhi.
Sivakumar,D., Divine
Njie, Hester Vermulen, Lise
Korsten, Rosa
Rolle.2009.
Horticultural Chain Management for Eastern and Southern Africa A Theoretical
Manual.Food and Agriculture Organization of the United Nations and Commonwealth
Secretariat,London.
Zulkarnain,2009.Dasar-Dasar
Hortikultura.PT Bumi Aksara,Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar