ACARA VIII
REAKSI TANAH (pH TANAH)
ABSTRAK
Praktikum
Dasar-Dasar Ilmu Tanah acara VIII tentang reaksi tanah (pH tanah) dilaksanakan
pada hari selasa, 19 maret 2013 di Laboratorium Tanah Umum, Jurusan Tanah,
Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Praktikum ini
bertujuan untuk menetapkan pH H2O tanah dan pH KCl tanah. Reaksi
tanah merupakan sifat tanah yang penting untuk diamati karena berpengaruh
terhadap serangkaian proses-proses kimiawi dalam tanah, antara lain proses
pembentukan mineral lempung, reaksi kimia, dan biokimia tanah serta status hara
dalam tanah. Berdasarkan banyaknya ion H+ yang terdapat dalam
larutan tanah, dikenal dua macam pH yaitu pH aktual dengan bahan pendesak H2O
dan pH potensial dengan bahan pendesak KCl. Alat-alat yang digunakan dalam
praktikum ini aadalah pH meter, cepuk pH, gelas ukur, timbangan danpengaduk.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah contoh tanah kering yang terdiri atas
lima jenis yaitu entisol, alfisol, ultisol, rendzina dan vertisol dengan diameter
2 mm, aquadest dan larutan KCN 1 N. Pada percobaan ini digunakan metode gelas
(elektrometri) yaitu dengan menggunakan pH meter (glass electrode) yang langsung mengkonversi ion H+
menjadi nilai pH tanah. Dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa pH aktual
tanah entisol 6,125; alfisol 6,6; ultisol 5,575; rendzina 7,075; dan vertisol
6,11. Sedangkan untuk pH potensial tanah entisol 5,05; alfisol 5,65; ultisol
4,735; rendzina 5,755 dan vertisol 7,32.
I. PENGANTAR
pH tanah atau yang sering disebut
dengan keasaman tanah merupakan sifat-sifat kimia tanah yang merupakan
keseimbangan asam-basa dalam larutan tanah. Nilai pH tanah sangat beragam,
tergantung pada jenis tanah yang ada. Faktor-faktor yang mempengaruhi keragaman
pH tanah adalah bahan induk, iklim, bahan organik dan perlakuan manusia.
Masalah yang melatarbelakangi acara ini adalah apabila tanah ditanami terus
menerus akan menyebabkan merosotnya kadar bahn organik tanah. Penurunan kadar
bahan organik tanah ini lebuh dari 40% sehingga sudah berbahaya karena
menyebabkan produksi menurun. Mengingat peran bahan organik tanah, tanah tidak
saja di pertahankan tapi juga harus ditingkatkan kesuburannya. Salah satunya
adalah dengan menjaga reaksi tanah (pH tanah) agar tetap netral, karena pabila
netral maka semua unsur hara akan tersedia cukup untuk tanah. Untuk mengetahui
pH tanah ada dua cara yakni dengan metode kalorimetri dan elektrometri.kolorimetri
merupakan metode penetapan pH tanah dengan menggunakan indikator warna kertas
pH, pH stick dan pH universal. Sedangkan cara elektrometri yaitu dengan
menggunakan pH meter (glass electrode).
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan pH H2O tanah dan
pH KCl tanah.
pH tanah adalah satu dari ukuran
sifat tanah yang paling sering dan umum digunakan dan kemungkinan dapat juga
mengetahui karakteristik kimiawi tanah. pH tanah akan mempengaruhi pertumbuhan
tanaman memalui dua cara, yaitu melalui pengaruh langsung ion hidrogen dan
pengaruh tidak langsung, yakni ketersediaan unsur hara tertentu dan adanya
unsur hara beracun (United Nations Development Programme, 2004).
Keberadaan pH tanah dipengaruhi oleh
sifat tanah dan ciri tanah yang komplit tetapi yang paling menonjol diantaranya
adalah kejenuhan basa, sifat misel (koloid) dan macam kation yang terjerap.
Sifat misel yang berbeda dalam mendisosiasikan ion H terjerap menyebabkan pH
tanah berbeda dan koloid yang berbeda meskipun kejenuhan basanya sama. pH tanah
dapat diubah diantaranya dengan penambahan bahan organik sehingga nilai pH
dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanah. Perubahan ini mungkin menaikan atau
menurunkan pH. Namun pada kenyatannya pH
tidak dapat diubah dengan mudah. Hambatannya adalah buffer yang merupakan
campuran dari asam-basa dengan garamnya (Jima, 2000).
Faktor-faktor yang mempengaruhi
keragaman pH tanah yaitu
1. Bahan induk
Bahan induk umumnya mendorong terbentukny
tanah bereaksi masam, sebaliknya bahan
induk basis mendorong terbentuknya tanah
basis.
2. Iklim
Iklim basah umumnya mendorong tanah
menjadi asam, sedangkan tanah kering
Mendorong tanah menjadi basa.
3. Bahan organik
Tanah organik mempunyai pH rendah,
akibatnya banyak asam-asam organik hail proses
Humifikasi.
4. Perlakuan manusia
Pengaruh nyata akibat perlakuan manusia
umumnya berupa penggunaan pupuk ataupun
Bahan amelioran lainnya.
Kemasaman dan kebebasan tanah di
dayai oleh macam kation yang terserap pada muka zaraah-zarah koloid. Kation-kation
utama yang terserap ialah Al3, H, Na, K, Ca dan Mg. Ketika lebih
banyak ion Al3+ dan H+ yang terserap maka pH tanah
menurun. Ketika ion basa lebih banyak terserap maka pH tanah meningkat (Coleman
and Thomas, 1967).
Reaksi akar dan jasad penghuni tanah
serta perombakan bahan organik menghasilka CO2. Penggabungan CO2
(termasuk yang berasal dari udara) dengan air menghasilkan asam karbinat.
Perombakan bahan organik juga menghasilkan asam-asam organik. Hidrolis Al
membentuk ion Al3+ terhidrat yang merupakan donor proton (ion H+
) daan dengan demikian dapat vmemasamkan tanah. Peran seperti juga dijalankan
oleh ion-ion logam lain bermuatan tiga atau lebih yang terhidrat (Tan, 1994).
Penentuan pH tanah dapat dikerjakan
secara elektrometrik dan kalorimetrik, baik di dalam laboratorium maupun di
lapangan. Prinsip penentuan secara elektometrik adalah menggunakan glass
electrode yang langsung mengkonversi konsentrasi ion H+ menjadi
nilai pH tanah. Sedangkan prinsip penentuan secara kolorimetik adalah mengukur
warna larutan tanah di bandingkan dengan warna standart yang telah diketahui
nilai pH nya. Elektrometrik reaksi tanah ditentukan dengan pH meter Beckman,
sedangkan kolorimetrik dapat dikerjakan dengan kertas pH, pasta pH dan larutan
pH universal (Anonim, 2008).
pH
tanah merupakan indikator pelapukan tanah, kandungan mineral dalam batuan
induk, lama waktu dan intensitas pelapukan terutama pelindihan kation-kation
basa dari tanah. Faktor yang membepnagruhi pH tanah adalah tipe vegetasi,
jumlah curah hujan, drainase, tanah internal, dan aktivitas manusia (Anonim,
2007). PH larutan sangat penting karena larutan tanah mengandung unsar hara
seperti N, P dn K. Jika pH larutan tanah meningkat hingga diatas 5,5 maka
Nitrogen (dalam bentuk nitrat) menjadi tersedia bagi tanaman. Di sisi lain, fosfor
akan tersedia bagi tanaman pada PH antara 6,0-7,0 (Siradz, 2006).
III.
METODOLOGI
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah
acara VIII yang berjudul ‘Reaksi Tanah
(pH Tanah)’ dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 19 Maret 2013 di Laboratorium
Ilmu Tanah Umum, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta. Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah contoh
tanah kering udara halus Ø 2 mm, aquadest, larutan KCl 1 N, alat pH meter untuk
mengukur besarnya pH , cepuk pH, gelas ukur dan timbangan.
Metode yang digunakan dalam
percobaan ini adalah metode elektrode. Metode ini menggunakan pH meter. Prinsip
cara uji derajat keasaman (pH) dengan menggunakan alat pH meter adalah sebuah
Metode pengukuran pH berdasarkan pengukuran aktifitas ion hidrogen secara
potensiometri/elektrometri dengan menggunakan pH meter.(Anonim, 2010).
III. HASIL
DAN PEMBAHASAN
Tabel 8.1 pH
aktual dan pH potensial
TANAH
|
KCl (potensial)
|
H2O (aktual)
|
Entisol
Alfisol
Ultisol
Rendzina
Vertisol
|
6,055
5,63
4,735
5,755
7,32
|
6,125
6,6
5,575
7,075
6,11
|
Salah satu sifat kimia tanah yang
penting diamati adalah pH tanah (reaksi tanah) karena berpengaruh pada proses
pembentukan lempung, reaksi kimia dan status hara dalam tanah. Dalam tanah masa
ion H lebih banyak daripada ion OH dan dalam tanah basa ion OH lebih banyak
dibandingkan ion H. Rekasi tanah adalah parameter tanah yang dikendalikan kuat
oleh sifat-sifat eleektrokimia koloid-koloid tanah.
Nilai pH tanah dipengaruhi oleh
bahan induk, iklim, bahan organik dan perllakuan manusia. Bahan induk masam
umumnya mendorong terbentuknya tanah bereaksi masam dan sebaliknya bahan induk
basis akan membentuk tanah agak netral sampai basis. Pengaruh iklim basah
umunya akan mendorong berkembangnya tanah masam, sedangkan di daerah iklim
kering banyak dijumpai tanah bereaksi basis. Bahan organik mempunyai nilai pH
yang rendah akibat banyaknya asam-asam organik hasil proses humifikasi.
Sedangkan pengaruh manusia dapat mendorong perubahan pH tanah, namun
pengaruhnya tidak setajam pengaruh
faktor lainnya. Pengaruh nyata akibat perlakuan manusia umumnya berupa
penggunaan pupuk ataupun bahan amelioran
lainnya. Bila pupuk yang digunakan dalam kurun waktu yang lama mempunyai
sifat fisiologis masam maka akan cenderung menurunkan pH tanah, dan sebaliknya
bila sering menggunakan bahan amelioran yang bersifat basis (kapur) maka
terjadi proses peningkatan pH tanah.
Pada
praktikum yang dilakukan, diperoleh hasil pH untuk masing-masing jenis tanah,
yaitu: Entisol, pada tanah ini diperoleh hasil pH aktual 6,125 dan pH potensial
6,055. Ini menunjukkan bahwa pH aktual dan pH potensial bersifat agak masam
karena tanah ini merupakan tanah muda karena tahan terhadap pelapukan. Tanah
ini terbentuk dari endapan bahan tanah
yang mengalami ‘banjir’ sehingga terbawa air dan terendapkan sehingga menyebabkan
sifat-sifat bahannya tergantung asal bahan yang diangkut, maka tanah entisol
memiliki kadar pH rendah karena hujan
yang membawa tanah ini dapat mempengaruhi keasaman tanah. kemudian untuk tanah
alfisol diperoleh hasil pH aktual 6,6 dan pH potensial 5,63 yang salah satunya
yaitu untuk pH aktual termasuk netral dan pH potensialnya termasuk agak asam.
Alfisol merupakan tanah minerla ynag pH nya relatif tinggi. Tanah ini memiliki
tekstur halus karenma memiliki fraksi lempung pasiran dan mengandung aair dan
basa. Penyimpangan yang terjadi dimungkinkan karena kesalahan praktikan maupun
bahan yang diambil dari tempat tingkat pencucian lahan tinggi. Ultisol
diperoleh nilai pH aktual 5,575 dan pH potensial 4,375. Nilai pH aktual lebih
besar daripada pH potensial, maka pH ini di dominasi oleh muatan positif. Tanah
ultisol merupakan tanah mineral yang mengalami pelapukan dan perkembangan tanah
lanjut sehingga terjadi pelindian unsur basa dan bahan organik. pH potensial
tanah ultisol termasuk pH terendah pada praktikum ini. Selanjutnya tanah
rendzina yang memiliki pH aktual 7,075 dan pH potensial 5,755. pH aktual tanah
ini termasuk netral dan pH potensial termasuk agak masam menurut tabel harkat
pH tanah. tanah rendzina berbahan induk berupa kapur sehingga seharusnya tanah
ini bersifat basa. Namun berdasarkan hasil pengamatan, tanah ini bersifat agak
masam, hal ini disebabkan adanya pencucuian tingkat lanjut yang disebabkan
pengaruh air hujan. Dan yang terakhir adalah untuk tanah vertisol didapat nilai
pH aktual 6,11 dan pH potensial 7,32. pH aktual termasuk netral dan pH
potensial termasuk netral juga menurut tabel harkat pH tanah. Menurut ilmu
kimia tanah, pH netral adalah pH yang menciptakan kondisi optimum ketersediaan
unsur hara tanah. tanah vertisol termasuk jenis tanah mineral.
Jenis
tanah Entisol, jika ditambahkan air aquadest didapatkan hasil pH 6,125.
Sedangkan jika ditambahkan larutan KCl,
disapatkan hasil pH 5,055. Tanah yang termasuk ordo Entisol merupakan
tanah-tanah yang masih sangat muda yaitu baru dalam tingkat permulaan dalam
perkembangan. Tanah Entisol berasal dari bahan induk aluvium, tekstur beraneka
ragam, kesuburan sedang hingga tinggi dan mempunyai pH bermacam-macam
(Hardjawiguna, 2008). Dari hasil pengamatan, maka dapat diketahui bahwa tanah
Entisol mempunyai pH asam.
Jenis
tanah Alfisol, jika ditambahkan larutan KCl, maka didapatkan pH 5,63 sedangkan
jika ditambahkan Aquadest, maka mempunyai pH yang lebih tinggi yaitu 6 ,6.
Tanah ini terbentuk dari batuan kapur keras (limestone) dan tuff Vulkanis bersifat basa dengan kandungan bahan organik
rendah. Tanah ini mempunyai kecenderungan basa sampai netral. Tanah Alfisol
mempunyai kejenuhan basa kurang dari 35% (Coleman, 1976).
Tanah
Ultisol memiliki pH 4,735 pada larutan KCl dan memiliki pH yang sedikit naik
jika dalam larutan aquadest, yaitu sebesar 5,755. Tanah Ultisol bersifat masam.
Tanah ini telah berkembang lanjut. Tanah Ultisol telah terfeolindir sehingga kandungan bahan organiknya kecil (Prasetyo,
2009).
Pada
jenis tanah Rendzina, jika di tambahkan larutan KCl, maka di dapatkan pH
sebesar 5,755. Sedangkan penambahan aquadest menyebabkan pH tanah Rendzina
menjadi naik sebesar 7,075. Tanah Rendzina merupakan tanah dengan epipedon
mollik (warna gelap, kandungan bahan organik lebih dari 1% dan kejenuhan basa
50%) (Prihastanti, 2010).
Tanah
Vertisol memiliki pH 7,32 jika di tambahkan ke dalam larutan KCl dan sebesar
6,11 jika di tambahkan ke dalam larutan aquadest. Vertisol memiliki kandungan
lempung montmorilonit yang tinggi. Lempung mempunyai tingkat kejenuhan basa,
sehingga Vertisol cenderung basa. Tanah Vertisol terbentuk dari bahan induk
batuan napal yang banyak mengandung kapur (Ca2+) sehingga bersifat
besar (Prihastanti, 2010).
pH
berhubungan erat dengan kesuburan tanah dan unsur hara yang ada pada tanah. unsur-unsur hara tersebut
mempengaruhi tingkat kesuburan tanah. tanah yang kaya bahan organik cenderung
netral dan sedikit basa. Tanaman akan optimal menyerap unsur hara pada pH
netral tanah (6,5). Tanaman yang berbeda pada kondisi yang tidak sesuai dengan
sifat tanah tanaman akan tumbuh secara tidak optimal. Kesesuaian pH tanah dan
jenis tanaman dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena tanah sebagai
tempat penyedia bahan atau unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Metode
yang digunakan untuk mencari nilai pH adalah kolorimetri dan elektrometri.
Kolorimetri merupakan cara penentuan nilai pH
dengan menggunakan indikator warna (lakmus,kertas pH dan pH stick).
Penentuan ini dibandingkan dengan warna larutan tanah dengan warna standart yang
telah diketahui pH nya. Sedangkan dengan elektrometri yaitu dengan menggunakan
pH meter yang langsung mengkonversi konsentrasi ion H menjadi nilai pH tanah.
Pada praktikum kali ini menggunakan metode elektrometri karena lebih akurat dan
cepat . pH yang ditentukan pada praktikum ini adalah pH potensial dan pH
aktual. pH potensialadalah ion H+ yang terkandung di dalam larutan
tanah dan pada kompleks jerapan. Bahan pendesaknya adalah KCl. pH aktual adalah
ion H+ yang terdapat didalam larutan tanah. bahan pendesak adalah H2O.
Kondisi pH tanah terlalu masam untuk
menaikkan dapat ditambah bahan amelioran yang dapat berupa bahan organik
seperti abu vulkan, kapur tanah, mineral dan pupuk kandang. Pada tanaman yang
pH nya basa dapat diturunkan dengan menambahkan belerang yang bersifat asam. pH
atanah bermanfaat dalam pertanian. Laju dekomposisi mineral tanah dan bahan
organik dipengaruhi oleh reaksi asam basa dalam tanah. Terdapat pengaruh
langsung dan tidak langsung. Pengaruh tidak langsungnya terhadap tanaman adalah
melalui pengeruhnya terhadap kelarutan dan ketersediaan hara. Kemudian pengaruh
langsungnya adalah ion H+ mempunyai pengaruh meracun terhadap
tanaman jika terdapat dalam konsentrasi tinggi.
IV.
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa pH KCl atau pH potensial tanah entisol 6,055; alfisol 5,63;
ultisol 4,735; rendzina 5,755 dan vertisol 7,32. Sedangkan pH HO atau pH aktual
tanah entisol 6,125; alfisol 6,6; ultisol 5,575; rendzina 7,075 dan vertisol
6,11.
V.
PENGHARGAAN
Puji
syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga laporan sementara ini dapat terselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terimakasih pada pihak-pihak
yang telah membantu kelancaran pembuatan laporan sementara ini, antara lain
kepada:
1.
Ir. Suci Handayani, M.P. selaku koordinator Praktikum Dasar-Dasar Ilmu
Tanah
2.
Para asisten Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah yang telah memberikan
bimbingan
sehingga praktikum dapat berjalan dengan lancar
3.
Pihak-pihak yang telah membantu kami, baik dalam pelaksanaan praktikum
maupun dalam pembuatan laporan sementara ini
Kami menyadari
bahwa penyusunan laporan sementara ini masih jauh dari sempurna. Kami mohon
maaf apabila dalam laporan sementara ini terdapat kesalahan. Semoga laporan
sementara yang telah kami susun ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Yogyakarta,
6 April 2013
Penyusun,
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Uji pH tanah dengan pH meter. <http://inspeksisanitasi.blogspot.com/2010/07/uji-ph-dengan-ph-meter.html>.
Diakses pada 5 April 2013.
Coleman, N.T., and G.W. Thomas. 1976. Basic
chemistry of soil activity. Jurnal Agronomi 12: 1-11.
Hardjawigena. 2008. Kajian sifat fisik dan kimia
tanah dan hubungannya dengan produksi kelapa sawit (Elaesis guinensis) di kebun kelapa
sawit PTPN II. Jurnal Litbang Pertanian 20: 17-24.
Jima, J.W. 2000. Penggunaan batas-batas atterberg
sebagai dasar untuk memperbaiki kualitas Tanah. Jurnal Online 2: 93-95.
Prasetyo, B. H, dan D.A Suriadikata. 2006.
Karakteristik, potensi dan teknologi pengelolaan tanah Ultisol untuk
pengembangan pertanian lahan kering di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian 25:
39-47.
Prihastanti, E. 2010. Pembibitan jarak pagar (Jatropha cuncias L.) pada jenis tanah
dan penambahan kompos yang berbeda. Buletin Anatomi dan Fisiologi 18: 1-7.
Siradz, S. A. 2006. Degradasi lahan persawahan
akibat produksi biomassa di DI-Jogjakarta. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
6:47-51
Ton,K.H. 1994. Environmental Soil Science. Marcel
Dekker, Inc. New York. United Nations Development Programme. 2004. Sharing
Innovations Experience. One United
Plaza. New York.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar