Rabu, 06 April 2016

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH ACARA VII PENGUJIAN KEMURNIAN BENIH









Disusun Oleh :
Nama : Chailendriani Pradaneira A.
NIM : 13390
Golongan : C1
Prodi : Pemuliaan Tanaman
Asisten : Mahfud


LABORATORIUM TEKNOLOGI BENIH
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
PENGUJIAN KEMURNIAN BENIH
ABSTRAKSI
Praktikum Teknologi Benih Acara VII dengan judul Pengujian Kemurnian Benih dilaksanakan pada 13 April 2015 di Laboratorium Teknologi Benih, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui prinsip pengujian kemurnian benih dan menguji kemurnian beberapa jenis benih. Bahan-bahan yang digunakan meliputi benih padi (Oryza sativa) dan benih kedelai (Glycine max). Adapun alat-alat yang digunakan yaitu seed devider, meja kemurnian, pinset, cawan petri, magnifier, dan timbangan elektrik. Cara kerja praktikum ini yaitu digunakan dua metode, yaitu metode simplo untuk pengambilan contoh kerja benih padi dan metode duplo untuk pengambilan contoh kerja benih kedelai. Dalam pelaksanaannya, pengujian kemurnian benih dilakukan dengan cara memisahkan komponen-komponen benih menurut benih murni, biji tanaman lain (BTL), campuran varietas lain (CVL), dan kotoran benih (KB), serta menghitung persentase komponen-komponen tersebut. Hasil menunjukkan bahwa persentase benih padi adalah…… dan kedelai adalah …..
Kata kunci : Kemurnian Benih, Benih Murni, Biji Tanaman Lain, Campuran Varietas Lain, Kotoran Benih, Simplo, Duplo
  1. PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Benih merupakan faktor penting dalam kegiatan budidaya pertanian. Benih yang berkualitas dapat menguntungkan, serta meningkatkan produktivitas. Sehingga perlu dilakukan pengujian benih agar dapat diperoleh keterangan atau gambaran mengenai mutu suatu benih yang akan digunakan untuk keperluan penanaman. Pengujian yang dilakukan dapat membantu dalam pengisian label dalam hal sertifikasi benih hingga sampai ke tangan petani. Dalam pengujian benih dilakukan pengujian kemurnian benih yang berguna untuk mengetahui komposisi dari contoh uji yang mencerminkan komposisi kelompok benih dari mana contoh tersebut diambil dengan cara-cara yang sudah ditetapkan.
  1. Tujuan
  1. Mengetahui prinsip pengujian kemurnian benih.
  2. Menguji kemurnian beberapa jenis benih.


  1. TINJAUAN PUSTAKA
Benih bermutu fisik yang tinggi adalah benih yang bersih. Tidak hanya bersih dari campuran kotoran fisik seperti pasir, tanah, tangkai atau daun kering, tetapi juga bersih dari campuran benih-benih mati atau benih abnormal fisik dan benih kosong, atau dari perangan benih seperti kulit, endosperm, pecahan kotiledon (Sadjad, 1993). Kualitas benih sangat mempengaruhi produktivitas tanaman yang akan diperoleh, sehingga perlu ketelitian dalam menentukan benih yang akan digunakan dalam usaha budidaya tanaman. Komponen yang perlu diperhatikan pada saat melakukan analisis kemurnian fisik adalah benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih (Suharto, 2003).
Tujuan utama dari analisa kemurnian benih adalah untuk menentukan komposisi berdasarkan berat dari contoh benih yang akan diuji atau dengan kata lain komposisi dari kelompok benih dan untuk mengidentifikasi dari berbagai species benih dan partikel-partikel lain yang terdapat dalam suatu benih. Untuk analisa kemurnian benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 4 komponen yaitu benih murni, benih species lain, benih gulma dan bahan lain atau kotoran (Kartasapoetra, 1986).
Benih spesies lain, komponen ini mencakup semua benih dari tanaman pertanian yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji. Benih gulma mencakup semua benih ataupun bagian vegetatif tanaman yang termasuk dalam kategori gulma. Juga pecahan gulma yang berukuran setengah atau kurang dari setengah ukuran yang sesungguhnya tetapi masih mempunyai embrio. Bahan lain atau kotoran, termasuk semua pecahan benih yang tidak memenuhi persyaratan baik dari komponen benih murni, benih species lain maupun benih gulma, partikel-partikel tanah, pasir, sekam, jerami dan bagian-bagian tanaman seperti ranting dan daun (Sutopo, 1984).
Benih murni adalah semua varietas dari spesies yang dinyatakan oleh pengirim atau berdasarkan penemuan dengan uji laboratorium. Yang termasuk ke dalam benih murni adalah benih masak dan utuh; benih yang berukuran kecil, mengkerut, tidak masak; benih yang telah berkecambah sebelum diuji; dan pecahan benih yang ukurannya lebih besar dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan tersebut termasuk ke dalam spesies yang dimaksud (Sutopo, 2002), sedangkan kemurnian benih merupakan persentase berdasarkan berat benih murni yang terdapat dalam suatu contoh benih (Justice dan Louis, 1990).
Kontaminasi benih varietas lain dapat disebabkan oleh berbagai hal. Bisa dari cara pembudidayaannya atau pada saat prosesingnya. Dari segi pembudidayaan, pencampuran varietas lain dimungkinkan karena penanaman yang tidak hanya satu varietas saja dalam tempat yang sama dan dalam waktu yang bersamaan. Dengan kata lain dalam pembudidayaannya proses isolasi tidak berjalan dengan baik. Dari segi prosesing benih, pencampuran varietas lain dapat terjadi karena beberapa hal misalnya saat pengangkutan benih tercampur varietas lain, hal ini bisa karena karung tempat membawa tidak bersih dari varietas lain, atau pada saat pengeringan tempat yang digunakan tidak bersih. Tempat penjemuran yang berdekatan antar varietas berbeda juga dapat mengakibatkan tercampurnya varietas yang sedang dikeringkan, sehingga idealnya suatu tempat penjemuran hanya digunakan untuk mengeringkan satu varietas saja (Siregar, 2005).
Alat prosesing yang tidak bersih juga dapat menyebabkan benih menjadi tidak murni karena masih ada benih dari varietas lain yang masih tertinggal dan akhirnya tercampur dengan benih yang kita panen. Sehingga untuk mendapatkan benih dengan tingkat kemurnian tinggi diperlukan kecermatan dan ketelitian yang baik. Karena suatu benih apabila tingkat kemurniannya turun sampai batas tertentu maka kelas benih tersebut juga akan turun. Persentase benih murni akan dapat mencapai 100% jika prosesing benih, proses pengangkutan benih, dan proses penjemuran benih memenuhi standar serta alat prosesing yang digunakan bersih dan dipastikan tidak ada varietas lain (Sund dan Delouce, 2008).



  1. METODOLOGI
Praktikum Teknologi Benih Acara VII dengan judul Pengujian Kemurnian Benih dilaksanakan pada 13 April 2015 di Laboratorium Teknologi Benih, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Bahan-bahan yang digunakan meliputi benih padi (Oryza sativa) dan benih kedelai (Glycine max). Adapun alat-alat yang digunakan yaitu seed devider, meja kemurnian, pinset, cawan petri, magnifier, dan timbangan elektrik.
Cara kerja dalam pengujian kemurnian benih adalah contoh kerja dari contoh kirim diambil dengan menggunakan seed devider dengan metode simplo dan duplo. Contoh kerja diperiksa sedikit demi sedikit di atas meja kemurnian dengan teliti dan dipisahkan ke dalam komponen-komponen benih menurut benih murni, biji tanaman lain (BTL), campuran varietas lain (CVL), dan kotoran benih (KB). Berat masing-masing komponen tersebut ditimbang dan persentasenya terhadap berat contoh benih dihitung. Adapun rumus yang digunakan antara lain:
Selanjutnya persentase benih murni dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Kemudian hasil perhitungan yang diperoleh diisikan ke dalam table yang telah disiapkan.







  1. HASIL DAN PEMBAHASAN
  1. Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan padi dan kedelai
Nomor Contoh Kerja
Berat Contoh Kerja (g)
Berat Komponen (g)
Persentase Komponen (%)
CVL
BTL
KB
BM
CVL
BTL
KB
Kedelai 1
500
1,54
1,58
7,69
98,02
0,13
0,31
1,54
Kedelai 2
500
0,3
3,64
9,57
94,6
0,12
1,456
3,828
Kedelai 3
500
0,06
3,39
1,73
98,96
0,012
0,78
0,35
Kedelai 4
500
0,093
2,04
4,53
98,5
0,186
0,408
0,906
Padi 1
62,5
1,63
0,96
2,04
93,19
2,61
1,54
3,26
Padi 2
62,5
0,89
0,18
1,35
96,14
1,42
0,28
2,16
Padi 3
62,5
0,74
0,12
0,95
97,11
1,18
0,19
1,52
Padi 4
62,5
5,33
0,09
1,79
88,464
8,528
0,144
2,864


  1. Pembahasan
Benih merupakan faktor penting dalam budidaya pertanian dan seluruh kegiatan pertanian. Sehingga kualitas benih sangat penting untuk kegiatan penanaman. Untuk mengetahui kualitas benih salah satunya adalah dengan pengujian kemurnian benih. Pengujian benih bertujuan untuk mengetahui komposisi dari contoh yang diuji yang mencerminkan komposisi kelompok benih darimana contoh tersebut diambil dengan cara-cara yang sudah ditetapkan.
Pada pemurnian benih bertujuan untuk membuang benih spesies lain yang berbeda dengan spesies yang diproduksi dan bahan-bahan pengotor dan memilih benih murni dari benih-benih yang kecil, berwarna tidak normal,dan benih-benih yang tidak sehat lainnya. Pemurnian benih tidak dapat dilakukan dengan sembarangan karena masing-masing kelompok benih mempunyai masalah yang harus dianalisis dan dipecahkan dengan menggunakan perangkat mesin dengan cara yang benar.
Prinsip kerja pengambilan contoh kerja adalah dengan mengambil benih dari beberapa bagian dari suatu kelompok benih kemudian dicampur menjadi satu. Untuk mendapatkan contoh kerja dari contoh benih yang dibagi menjadi dua sama banyak dengan menggunakan alat seed devider. Prinsip kerja seed devider adalah terdapat klep yang dapat dibuka dan ditutup sehingga bila dibuka benih akan terbagi menjadi 2 dengan jumlah sampel benih yang sama banyak. Diambil contoh benih sebanyak 1000 gram lalu dimasukkan dalam seed devider, maka akan didapat dua bagian yang sama banyak. Sampel benih tersebut kemudian ditampung dalam bak penampung yang telah tersedia dibawah corong pemisah. Dalam pengambilan contoh kerja untuk kemurnian benih ada dua metode yang dapat dilakukan yaitu dengan metode simplo yang dilakukan dengan sekali pengambilan contoh kerja atau contoh kerja yang diambil dari satu aliran dan duplo yang dilakukan dengan dua kali pengambilan contoh kerja atau contoh kerja atau contoh kerja yang diambil dari satu aliran.
Metode simplo digunakan pada pengambilan contoh kerja benih padi. Dari contoh kirim sebanyak 1000 gram dihasilkan satu contoh kerja yaitu 62,5 gram. Sedangkan metode duplo digunakan pada pengambilan contoh kerja benih kedelai. Dari contoh kirim sebanyak 1000 gram dihasilkan dua contoh kerja yaitu duplo 1 dan duplo 2 dengan berat masing-masing 250 gram.
Benih padi dan benih kedelai yang digunakan harus memiliki kadar kemurnian yang standar. Standar mutu kemurnian setiap kelas benih kedelai sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 55/PERMENTAN/SR.120/12/2009 adalah kemurnian benih pada benih dasar dan benih pokok minimal 98%, benih sebar minimal 97%. Kotoran benih pada benih dasar dan benih pokok maksimal 2%, serta pada benih sebar maksimal 3%. Untuk campuran varietas lain pada benih dasar maksimal 0,1%, pada benih pokok 0,2%, dan pada benih sebar maksimal 0,5%. Standar kemurnian benih padi adalah untuk kelas benih dasar lebih dari 99%, benih pokok lebih dari 99%, dan benih sebar lebih dari 98%. Campuran varietas lain pada benih dasar 0%, benih pokok maksimal 0,2%, dan benih sebar 0,5%. Kotoran benih pada benih dasar maksimal 1%, benih pokok maksimal 1%, dan benih sebar maksimal 2%.
Berdasarkan standar mutunya kemurnian, benih dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu :
1. Benih Penjenis, BS (Breeder Seed, BS), diproduksi dan diawasi oleh pemulia tanaman atau instansi sebagai sumber perbanyakan benih dasar (BD). Benih Penjenis biasanya ditandai dengan label putih.
2. Benih Dasar, BD (Foundation Seed, FS), merupakan keturunan pertama dari benih penjenis (BS) yang diproduksi, diawasi, dan disertifikasi oleh BPSB sehingga dapat terpelihara kemurniannya. Benih dasar ditandai dengan label putih.
3. Benih Pokok, BP (Stock Seed, SS), merupakan keturunan pertama dari benih dasar (BD) atau keturunan kedua dari benih penjenis (BS) yang diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa sehingga identitas dan tingkat kemurniannya terpelihara dan memenuhi standar mutu yang ditetapkan. Benih Pokok ditandai dengan ciri label ungu.
4. Benih Sebar, BR (Extention Seed, ES), merupakan benih yang berasal dari turunan pertama benih pokok (BP), keturunan kedua benih dasar (BD) yang diproduksi dan dipelihara dengan baik sehingga identitas dan tingkat kemurniannya memenuhi standar mutu yang diterapkan. Benih sebar ditandai dengan label biru.
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada praktikum ini dapat diketahui bahwa dari Tabel 1. pada benih kedelai 1 dengan berat contoh kerja 500 gram, diperoleh berat komponen campuran varietas lain 1,54 gram, biji tanaman lain 1,58 gram, dan kotoran benih 7,69 gram. Persentase komponen pada benih kedelai 1 diperoleh benih murni sebesar 98,02%, campuran varietas lain 0,13%, biji tanaman lain 0,31%, serta kotoran benih sebesar 1,54%. Pada benih kedelai 2 dengan berat contoh kerja 500 gram, diperoleh berat komponen campuran varietas lain 0,3 gram, biji tanaman lain 3,64 gram, dan kotoran benih 9,57 gram. Persentase komponen pada benih kedelai 2 diperoleh benih murni sebesar 94,6%, campuran varietas lain 0,12%, biji tanaman lain 1,456%, serta kotoran benih sebesar 3,828%. Pada benih kedelai 3 dengan berat contoh kerja 500 gram, diperoleh berat komponen campuran varietas lain 0,06 gram, biji tanaman lain 3,39 gram, dan kotoran benih 1,73 gram. Persentase komponen pada benih kedelai 3 diperoleh benih murni sebesar 98,96%, campuran varietas lain 0,012%, biji tanaman lain 0,78%, serta kotoran benih sebesar 0,35%. Pada benih kedelai 4 dengan berat contoh kerja 500 gram, diperoleh berat komponen campuran varietas lain 0,093 gram, biji tanaman lain 2,04 gram, dan kotoran benih 4,53 gram. Persentase komponen pada benih kedelai 4 diperoleh benih murni sebesar 98,5%, campuran varietas lain 0,186%, biji tanaman lain 0,408%, serta kotoran benih sebesar 0,906%.
Dari tabel 1. dapat diketahui bahwa hasil yang diperoleh pada benih padi, yaitu pada benih padi 1 dengan berat contoh kerja 62,5 gram diperoleh berat komponen campuran varietas lain yaitu 1,63 gram, biji tanaman lain 0,96 gram, dan kotoran benih 2,04 gram. Pada benih padi 1 diperoleh persentase komponen benih murni yaitu sebesar 93,19%, campuran varietas lain 2,61%, biji tanaman lain 1,54%, serta kotoran benih sebesar 3,26%. Pada benih padi 2 dengan berat contoh kerja 62,5 gram diperoleh berat komponen campuran varietas lain yaitu 0,89 gram, biji tanaman lain 0,18 gram, dan kotoran benih 1,35 gram. Persentase komponen benih murni pada benih padi 2 yaitu sebesar 96,14%, campuran varietas lain 1,42%, biji tanaman lain 0,28%, serta kotoran benih sebesar 2,16%. Pada benih padi 3 dengan berat contoh kerja 62,5 gram diperoleh berat komponen campuran varietas lain yaitu 0,74 gram, biji tanaman lain 0,12 gram, dan kotoran benih 0,95 gram. Persentase komponen benih murni pada benih padi 3 yaitu sebesar 97,11%, campuran varietas lain 1,18%, biji tanaman lain 0,19%, serta kotoran benih sebesar 1,52%. Pada benih padi 4 dengan berat contoh kerja 62,5 gram diperoleh berat komponen campuran varietas lain yaitu 5,33 gram, biji tanaman lain 0,09 gram, dan kotoran benih 1,79 gram. Persentase komponen benih murni pada benih padi 4 yaitu sebesar 88,464%, campuran varietas lain 8,528%, biji tanaman lain 0,144%, serta kotoran benih sebesar 2,864%.
Berdasarkan persentase komponen-komponen yang diperoleh tersebut, benih padi kedelai 1, benih padi kedelai 2, benih padi kedelai 3, benih padi kedelai 4, dapat dinyatakan sebagai benih………………………
Benih-benih yang termasuk dalam kategori murni merupakan benih-benih dengan kriteria sebagai berikut:
a. biji muda, biji belah, dan biji rusak.
b. pecahan biji dengan ukuran lebih besar dari setengah ukuran biji aslinya.
c. biji-biji yang terserang penyakit.
d. biji yang mulai berkecambah.
Benih-benih yang termasuk ke dalam kategori benih varietas lain/ campuran varietas lain adalah benih-benih tanaman pertanian yang tidak termasuk jenis atau varietas yang namanya tercantum dalam label. Jika berbeda spesies, maka digolongkan ke dalam benih tanaman lain. Yang termasuk dalam kategori kotoran benih meliputi biji-biji dan bahan semacam biji dari tanaman pertanian dan rerumputan serta bahan-bahan lain yang bukan biji, seperti :
a. bahan semacam biji dari tanaman pertanian.
b. pecahan biji dengan ukuran setengah atau kurang dari ukuran asli, biji tanpa kulit, dan biji terserang penyakit sehingga berubah bentuknya.
c. bahan-bahan bagian biji, seperti biji rusak tanpa lembaga.
e. bahan lain bukan dari biji, seperti tanah, pasir, jerami, cendawan, dan lain-lain.





  1. KESIMPULAN
  1. Prinsip kerja pengambilan contoh kerja adalah dengan mengambil benih dari beberapa bagian dari suatu kelompok benih kemudian dicampur menjadi satu. Untuk mendapatkan contoh kerja dari contoh benih yang dibagi menjadi dua sama banyak dengan menggunakan alat seed devider yang menggunakan merode simplo untuk benih padi, dan metode duplo untuk benih kedelai.
  2. Pengujian kemurnian benih dilakukan untuk memisahkan contoh kerja benih ke dalam komponen-komponen benih murni, campuran varietas lain, biji tanaman lain, dan kotoran benih.


DAFTAR PUSTAKA
Justice, O. L. dan Louis N. B. 1990. Prinsip Praktikum Penyimpanan Benih. Penerbit CV. Rajawali, Jakarta.
Kartasapoetra, A. G. 1986. Tehnologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. Bina Aksara, Jakarta.
Sadjad, S. 1993. Dari Benih Kepada Benih. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Siregar, A. Z. 2005. Comparative anatomy and morphology of embryos and seedling of maize, oats, and wheat. Journal Cultura 40: 77-83.
Suharto, E. 2003. Struktur biji, sifat fisik biji, dan karakteristik benih kemiri (Aleurrites molluccana) provenan Karang Dapo. Jurnal Akta Agrosia 6: 23-29.
Sund dan Delouce. 2008. Relation of specific gravity to vigor and viability in rice seed. Proceeding of the AOSA 52 : 168.
Sutopo, L. 1984. Teknologi benih. Penerbit CV. Rajawali, Jakarta.
________. 2002. Teknologi Benih. Raja Grafindo Persada. Jakarta.


­­­



Tidak ada komentar:

Posting Komentar