Disusun Oleh :
Nama :
Chailendriani Pradaneira A.
NIM : 13390
Golongan : C1
Prodi : Pemuliaan
Tanaman
Asisten : Mahfud
LABORATORIUM
TEKNOLOGI BENIH
JURUSAN
BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
PENGUJIAN
KEMURNIAN BENIH
ABSTRAKSI
Praktikum
Teknologi Benih Acara VII dengan judul Pengujian Kemurnian Benih
dilaksanakan pada 13 April 2015 di Laboratorium Teknologi Benih,
Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui
prinsip pengujian kemurnian benih dan menguji kemurnian beberapa
jenis benih. Bahan-bahan yang digunakan meliputi benih padi (Oryza
sativa)
dan benih kedelai (Glycine
max).
Adapun alat-alat yang digunakan yaitu seed
devider,
meja kemurnian, pinset, cawan petri, magnifier, dan timbangan
elektrik. Cara kerja praktikum ini yaitu digunakan dua metode, yaitu
metode simplo untuk pengambilan contoh kerja benih padi dan metode
duplo untuk pengambilan contoh kerja benih kedelai. Dalam
pelaksanaannya, pengujian kemurnian benih dilakukan dengan cara
memisahkan komponen-komponen benih menurut benih murni, biji tanaman
lain (BTL), campuran varietas lain (CVL), dan kotoran benih (KB),
serta menghitung persentase komponen-komponen tersebut. Hasil
menunjukkan bahwa persentase benih padi adalah…… dan kedelai
adalah …..
Kata kunci :
Kemurnian Benih, Benih Murni, Biji Tanaman Lain, Campuran Varietas
Lain, Kotoran Benih, Simplo, Duplo
- PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Benih
merupakan faktor penting dalam kegiatan budidaya pertanian. Benih
yang berkualitas dapat menguntungkan, serta meningkatkan
produktivitas. Sehingga perlu dilakukan pengujian benih agar dapat
diperoleh keterangan atau gambaran mengenai mutu suatu benih yang
akan digunakan untuk keperluan penanaman. Pengujian yang dilakukan
dapat membantu dalam pengisian label dalam hal sertifikasi benih
hingga sampai ke tangan petani. Dalam pengujian benih dilakukan
pengujian kemurnian benih yang berguna untuk mengetahui komposisi
dari contoh uji yang mencerminkan komposisi kelompok benih dari mana
contoh tersebut diambil dengan cara-cara yang sudah ditetapkan.
- Tujuan
- Mengetahui prinsip pengujian kemurnian benih.
- Menguji kemurnian beberapa jenis benih.
- TINJAUAN PUSTAKA
Benih
bermutu fisik yang tinggi adalah benih yang bersih. Tidak hanya
bersih dari campuran kotoran fisik seperti pasir, tanah, tangkai atau
daun kering, tetapi juga bersih dari campuran benih-benih mati atau
benih abnormal fisik dan benih kosong, atau dari perangan benih
seperti kulit, endosperm, pecahan kotiledon (Sadjad, 1993). Kualitas
benih sangat mempengaruhi produktivitas tanaman yang akan diperoleh,
sehingga perlu ketelitian dalam menentukan benih yang akan digunakan
dalam usaha budidaya tanaman. Komponen yang perlu diperhatikan pada
saat melakukan analisis kemurnian fisik adalah benih murni, benih
tanaman lain, dan kotoran benih (Suharto, 2003).
Tujuan
utama dari analisa kemurnian benih adalah untuk menentukan komposisi
berdasarkan berat dari contoh benih yang akan diuji atau dengan kata
lain komposisi dari kelompok benih dan untuk mengidentifikasi dari
berbagai species benih dan partikel-partikel lain yang terdapat dalam
suatu benih. Untuk analisa kemurnian benih, maka contoh uji
dipisahkan menjadi 4 komponen yaitu benih murni, benih species lain,
benih gulma dan bahan lain atau kotoran (Kartasapoetra, 1986).
Benih
spesies lain, komponen ini mencakup semua benih dari tanaman
pertanian yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan
untuk diuji. Benih gulma mencakup semua benih ataupun bagian
vegetatif tanaman yang termasuk dalam kategori gulma. Juga pecahan
gulma yang berukuran setengah atau kurang dari setengah ukuran yang
sesungguhnya tetapi masih mempunyai embrio. Bahan lain atau kotoran,
termasuk semua pecahan benih yang tidak memenuhi persyaratan baik
dari komponen benih murni, benih species lain maupun benih gulma,
partikel-partikel tanah, pasir, sekam, jerami dan bagian-bagian
tanaman seperti ranting dan daun (Sutopo, 1984).
Benih
murni adalah semua varietas dari spesies yang dinyatakan oleh
pengirim atau berdasarkan penemuan dengan uji laboratorium. Yang
termasuk ke dalam benih murni adalah benih masak dan utuh; benih yang
berukuran kecil, mengkerut, tidak masak; benih yang telah berkecambah
sebelum diuji; dan pecahan benih yang ukurannya lebih besar dari
separuh benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa
pecahan tersebut termasuk ke dalam spesies yang dimaksud (Sutopo,
2002), sedangkan kemurnian benih merupakan persentase berdasarkan
berat benih murni yang terdapat dalam suatu contoh benih (Justice dan
Louis, 1990).
Kontaminasi
benih varietas lain dapat disebabkan oleh berbagai hal. Bisa dari
cara pembudidayaannya atau pada saat prosesingnya. Dari segi
pembudidayaan, pencampuran varietas lain dimungkinkan karena
penanaman yang tidak hanya satu varietas saja dalam tempat yang sama
dan dalam waktu yang bersamaan. Dengan kata lain dalam
pembudidayaannya proses isolasi tidak berjalan dengan baik. Dari segi
prosesing benih, pencampuran varietas lain dapat terjadi karena
beberapa hal misalnya saat pengangkutan benih tercampur varietas
lain, hal ini bisa karena karung tempat membawa tidak bersih dari
varietas lain, atau pada saat pengeringan tempat yang digunakan tidak
bersih. Tempat penjemuran yang berdekatan antar varietas berbeda juga
dapat mengakibatkan tercampurnya varietas yang sedang dikeringkan,
sehingga idealnya suatu tempat penjemuran hanya digunakan untuk
mengeringkan satu varietas saja (Siregar, 2005).
Alat
prosesing yang tidak bersih juga dapat menyebabkan benih menjadi
tidak murni karena masih ada benih dari varietas lain yang masih
tertinggal dan akhirnya tercampur dengan benih yang kita panen.
Sehingga untuk mendapatkan benih dengan tingkat kemurnian tinggi
diperlukan kecermatan dan ketelitian yang baik. Karena suatu benih
apabila tingkat kemurniannya turun sampai batas tertentu maka kelas
benih tersebut juga akan turun. Persentase benih murni akan dapat
mencapai 100% jika prosesing benih, proses pengangkutan benih, dan
proses penjemuran benih memenuhi standar serta alat prosesing yang
digunakan bersih dan dipastikan tidak ada varietas lain (Sund dan
Delouce, 2008).
- METODOLOGI
Praktikum
Teknologi Benih Acara VII dengan judul Pengujian Kemurnian Benih
dilaksanakan pada 13 April 2015 di Laboratorium Teknologi Benih,
Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta. Bahan-bahan yang digunakan meliputi benih padi
(Oryza sativa) dan benih kedelai (Glycine max). Adapun alat-alat yang
digunakan yaitu seed devider, meja kemurnian, pinset, cawan petri,
magnifier, dan timbangan elektrik.
Cara
kerja dalam pengujian kemurnian benih adalah contoh kerja dari contoh
kirim diambil dengan menggunakan seed
devider dengan
metode simplo dan duplo. Contoh kerja diperiksa sedikit demi sedikit
di atas meja kemurnian dengan teliti dan dipisahkan ke dalam
komponen-komponen benih menurut benih murni, biji tanaman lain (BTL),
campuran varietas lain (CVL), dan kotoran benih (KB). Berat
masing-masing komponen tersebut ditimbang dan persentasenya terhadap
berat contoh benih dihitung. Adapun
rumus yang digunakan antara lain:
Selanjutnya
persentase benih murni dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Kemudian
hasil perhitungan yang diperoleh diisikan ke dalam table yang telah
disiapkan.
- HASIL DAN PEMBAHASAN
- Hasil
Tabel
1. Hasil pengamatan padi dan kedelai
Nomor
Contoh Kerja
|
Berat
Contoh Kerja (g)
|
Berat
Komponen (g)
|
Persentase
Komponen (%)
|
|||||
CVL
|
BTL
|
KB
|
BM
|
CVL
|
BTL
|
KB
|
||
Kedelai
1
|
500
|
1,54
|
1,58
|
7,69
|
98,02
|
0,13
|
0,31
|
1,54
|
Kedelai
2
|
500
|
0,3
|
3,64
|
9,57
|
94,6
|
0,12
|
1,456
|
3,828
|
Kedelai
3
|
500
|
0,06
|
3,39
|
1,73
|
98,96
|
0,012
|
0,78
|
0,35
|
Kedelai
4
|
500
|
0,093
|
2,04
|
4,53
|
98,5
|
0,186
|
0,408
|
0,906
|
Padi
1
|
62,5
|
1,63
|
0,96
|
2,04
|
93,19
|
2,61
|
1,54
|
3,26
|
Padi
2
|
62,5
|
0,89
|
0,18
|
1,35
|
96,14
|
1,42
|
0,28
|
2,16
|
Padi
3
|
62,5
|
0,74
|
0,12
|
0,95
|
97,11
|
1,18
|
0,19
|
1,52
|
Padi
4
|
62,5
|
5,33
|
0,09
|
1,79
|
88,464
|
8,528
|
0,144
|
2,864
|
- Pembahasan
Benih
merupakan faktor penting dalam budidaya pertanian dan seluruh
kegiatan pertanian. Sehingga kualitas benih sangat penting untuk
kegiatan penanaman. Untuk mengetahui kualitas benih salah satunya
adalah dengan pengujian kemurnian benih. Pengujian benih bertujuan
untuk mengetahui komposisi dari contoh yang diuji yang mencerminkan
komposisi kelompok benih darimana contoh tersebut diambil dengan
cara-cara yang sudah ditetapkan.
Pada
pemurnian benih bertujuan untuk membuang benih spesies lain yang
berbeda dengan spesies yang diproduksi dan bahan-bahan pengotor dan
memilih benih murni dari benih-benih yang kecil, berwarna tidak
normal,dan benih-benih yang tidak sehat lainnya. Pemurnian benih
tidak dapat dilakukan dengan sembarangan karena masing-masing
kelompok benih mempunyai masalah yang harus dianalisis dan dipecahkan
dengan menggunakan perangkat mesin dengan cara yang benar.
Prinsip
kerja pengambilan contoh kerja adalah dengan mengambil benih dari
beberapa bagian dari suatu kelompok benih kemudian dicampur menjadi
satu. Untuk mendapatkan contoh kerja dari contoh benih yang dibagi
menjadi dua sama banyak dengan menggunakan alat seed devider. Prinsip
kerja seed devider adalah terdapat klep yang dapat dibuka dan ditutup
sehingga bila dibuka benih akan terbagi menjadi 2 dengan jumlah
sampel benih yang sama banyak. Diambil contoh benih sebanyak 1000
gram lalu dimasukkan dalam seed devider, maka akan didapat dua bagian
yang sama banyak. Sampel benih tersebut kemudian ditampung dalam bak
penampung yang telah tersedia dibawah corong pemisah. Dalam
pengambilan contoh kerja untuk kemurnian benih ada dua metode yang
dapat dilakukan yaitu dengan metode simplo yang dilakukan dengan
sekali pengambilan contoh kerja atau contoh kerja yang diambil dari
satu aliran dan duplo yang dilakukan dengan dua kali pengambilan
contoh kerja atau contoh kerja atau contoh kerja yang diambil dari
satu aliran.
Metode
simplo digunakan pada pengambilan contoh kerja benih padi. Dari
contoh kirim sebanyak 1000 gram dihasilkan satu contoh kerja yaitu
62,5 gram. Sedangkan metode duplo digunakan pada pengambilan contoh
kerja benih kedelai. Dari contoh kirim sebanyak 1000 gram dihasilkan
dua contoh kerja yaitu duplo 1 dan duplo 2 dengan berat masing-masing
250 gram.
Benih
padi dan benih kedelai yang digunakan harus memiliki kadar kemurnian
yang standar. Standar mutu kemurnian setiap kelas benih kedelai
sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
55/PERMENTAN/SR.120/12/2009 adalah kemurnian benih pada benih dasar
dan benih pokok minimal 98%, benih sebar minimal 97%. Kotoran benih
pada benih dasar dan benih pokok maksimal 2%, serta pada benih sebar
maksimal 3%. Untuk campuran varietas lain pada benih dasar maksimal
0,1%, pada benih pokok 0,2%, dan pada benih sebar maksimal 0,5%.
Standar kemurnian benih padi adalah untuk kelas benih dasar lebih
dari 99%, benih pokok lebih dari 99%, dan benih sebar lebih dari
98%. Campuran varietas lain pada benih dasar 0%, benih pokok maksimal
0,2%, dan benih sebar 0,5%. Kotoran benih pada benih dasar maksimal
1%, benih pokok maksimal 1%, dan benih sebar maksimal 2%.
Berdasarkan
standar mutunya kemurnian, benih dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu
:
1. Benih Penjenis,
BS (Breeder
Seed,
BS), diproduksi dan diawasi oleh pemulia tanaman atau instansi
sebagai sumber perbanyakan benih dasar (BD). Benih Penjenis biasanya
ditandai dengan label putih.
2. Benih Dasar, BD
(Foundation
Seed,
FS), merupakan keturunan pertama dari benih penjenis (BS) yang
diproduksi, diawasi, dan disertifikasi oleh BPSB sehingga dapat
terpelihara kemurniannya. Benih dasar ditandai dengan label putih.
3. Benih Pokok, BP
(Stock
Seed,
SS), merupakan keturunan pertama dari benih dasar (BD) atau keturunan
kedua dari benih penjenis (BS) yang diproduksi dan dipelihara
sedemikian rupa sehingga identitas dan tingkat kemurniannya
terpelihara dan memenuhi standar mutu yang ditetapkan. Benih Pokok
ditandai dengan ciri label ungu.
4. Benih Sebar, BR
(Extention
Seed,
ES), merupakan benih yang berasal dari turunan pertama benih pokok
(BP), keturunan kedua benih dasar (BD) yang diproduksi dan dipelihara
dengan baik sehingga identitas dan tingkat kemurniannya memenuhi
standar mutu yang diterapkan. Benih sebar ditandai dengan label biru.
Berdasarkan
hasil yang diperoleh pada praktikum ini dapat diketahui bahwa dari
Tabel 1. pada benih kedelai 1 dengan berat contoh kerja 500 gram,
diperoleh berat komponen campuran varietas lain 1,54 gram, biji
tanaman lain 1,58 gram, dan kotoran benih 7,69 gram. Persentase
komponen pada benih kedelai 1 diperoleh benih murni sebesar 98,02%,
campuran varietas lain 0,13%, biji tanaman lain 0,31%, serta kotoran
benih sebesar 1,54%. Pada benih kedelai 2 dengan berat contoh kerja
500 gram, diperoleh berat komponen campuran varietas lain 0,3 gram,
biji tanaman lain 3,64 gram, dan kotoran benih 9,57 gram. Persentase
komponen pada benih kedelai 2 diperoleh benih murni sebesar 94,6%,
campuran varietas lain 0,12%, biji tanaman lain 1,456%, serta kotoran
benih sebesar 3,828%. Pada benih kedelai 3 dengan berat contoh kerja
500 gram, diperoleh berat komponen campuran varietas lain 0,06 gram,
biji tanaman lain 3,39 gram, dan kotoran benih 1,73 gram. Persentase
komponen pada benih kedelai 3 diperoleh benih murni sebesar 98,96%,
campuran varietas lain 0,012%, biji tanaman lain 0,78%, serta kotoran
benih sebesar 0,35%. Pada benih kedelai 4 dengan berat contoh kerja
500 gram, diperoleh berat komponen campuran varietas lain 0,093 gram,
biji tanaman lain 2,04 gram, dan kotoran benih 4,53 gram. Persentase
komponen pada benih kedelai 4 diperoleh benih murni sebesar 98,5%,
campuran varietas lain 0,186%, biji tanaman lain 0,408%, serta
kotoran benih sebesar 0,906%.
Dari
tabel 1. dapat diketahui bahwa hasil yang diperoleh pada benih padi,
yaitu pada benih padi 1 dengan berat contoh kerja 62,5 gram diperoleh
berat komponen campuran varietas lain yaitu 1,63 gram, biji tanaman
lain 0,96 gram, dan kotoran benih 2,04 gram. Pada benih padi 1
diperoleh persentase komponen benih murni yaitu sebesar 93,19%,
campuran varietas lain 2,61%, biji tanaman lain 1,54%, serta kotoran
benih sebesar 3,26%. Pada benih padi 2 dengan berat contoh kerja 62,5
gram diperoleh berat komponen campuran varietas lain yaitu 0,89 gram,
biji tanaman lain 0,18 gram, dan kotoran benih 1,35 gram. Persentase
komponen benih murni pada benih padi 2 yaitu sebesar 96,14%, campuran
varietas lain 1,42%, biji tanaman lain 0,28%, serta kotoran benih
sebesar 2,16%. Pada benih padi 3 dengan berat contoh kerja 62,5 gram
diperoleh berat komponen campuran varietas lain yaitu 0,74 gram, biji
tanaman lain 0,12 gram, dan kotoran benih 0,95 gram. Persentase
komponen benih murni pada benih padi 3 yaitu sebesar 97,11%, campuran
varietas lain 1,18%, biji tanaman lain 0,19%, serta kotoran benih
sebesar 1,52%. Pada benih padi 4 dengan berat contoh kerja 62,5 gram
diperoleh berat komponen campuran varietas lain yaitu 5,33 gram, biji
tanaman lain 0,09 gram, dan kotoran benih 1,79 gram. Persentase
komponen benih murni pada benih padi 4 yaitu sebesar 88,464%,
campuran varietas lain 8,528%, biji tanaman lain 0,144%, serta
kotoran benih sebesar 2,864%.
Berdasarkan
persentase komponen-komponen yang diperoleh tersebut, benih padi
kedelai 1, benih padi kedelai 2, benih padi kedelai 3, benih padi
kedelai 4, dapat dinyatakan sebagai benih………………………
Benih-benih
yang termasuk dalam kategori murni merupakan benih-benih dengan
kriteria sebagai berikut:
a. biji muda, biji
belah, dan biji rusak.
b. pecahan biji
dengan ukuran lebih besar dari setengah ukuran biji aslinya.
c. biji-biji yang
terserang penyakit.
d. biji yang mulai
berkecambah.
Benih-benih
yang termasuk ke dalam kategori benih varietas lain/ campuran
varietas lain adalah benih-benih tanaman pertanian yang tidak
termasuk jenis atau varietas yang namanya tercantum dalam label. Jika
berbeda spesies, maka digolongkan ke dalam benih tanaman lain. Yang
termasuk dalam kategori kotoran benih meliputi biji-biji dan bahan
semacam biji dari tanaman pertanian dan rerumputan serta bahan-bahan
lain yang bukan biji, seperti :
a. bahan
semacam biji dari tanaman pertanian.
b. pecahan biji
dengan ukuran setengah atau kurang dari ukuran asli, biji tanpa
kulit, dan biji terserang penyakit sehingga berubah bentuknya.
c. bahan-bahan
bagian biji, seperti biji rusak tanpa lembaga.
e. bahan
lain bukan dari biji, seperti tanah, pasir, jerami, cendawan, dan
lain-lain.
- KESIMPULAN
- Prinsip kerja pengambilan contoh kerja adalah dengan mengambil benih dari beberapa bagian dari suatu kelompok benih kemudian dicampur menjadi satu. Untuk mendapatkan contoh kerja dari contoh benih yang dibagi menjadi dua sama banyak dengan menggunakan alat seed devider yang menggunakan merode simplo untuk benih padi, dan metode duplo untuk benih kedelai.
- Pengujian kemurnian benih dilakukan untuk memisahkan contoh kerja benih ke dalam komponen-komponen benih murni, campuran varietas lain, biji tanaman lain, dan kotoran benih.
DAFTAR PUSTAKA
Justice, O. L. dan
Louis N. B. 1990. Prinsip Praktikum Penyimpanan Benih. Penerbit CV.
Rajawali, Jakarta.
Kartasapoetra, A. G.
1986. Tehnologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. Bina
Aksara, Jakarta.
Sadjad, S. 1993.
Dari Benih Kepada Benih. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Siregar, A. Z. 2005.
Comparative anatomy and morphology of embryos and seedling of maize,
oats, and wheat. Journal Cultura 40: 77-83.
Suharto, E. 2003.
Struktur biji, sifat fisik biji, dan karakteristik benih kemiri
(Aleurrites
molluccana)
provenan Karang Dapo. Jurnal Akta Agrosia 6: 23-29.
Sund dan Delouce.
2008. Relation of specific gravity to vigor and viability in rice
seed. Proceeding of the AOSA 52 : 168.
Sutopo, L. 1984.
Teknologi benih. Penerbit CV. Rajawali, Jakarta.
________. 2002.
Teknologi Benih. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar