ACARA IV
STRUKTUR TANAH
ABSTRAKSI
Praktikum
Dasar-dasar Ilmu Tanah Acara IV “Struktur Tanah” dilaksanakan pada tanggal 05
Maret 2013 di Laboratorium Tanah Umum, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tujuan percobaan ini yaitu untuk
menetapkan kerapatan bongkah tanah (BV) dan partikel tanah (BJ) serta untuk
menetapkan porositas total tanah (n). Struktur tanah merupakan salah satu sifat
tanah yang sangat menentukan kemampuan tanah untuk menunjang pertumbuhan
tanaman. Dalam menetapkan BV suatu tanah digunakan metode
lilin, yaitu dengan membuat selaput lilin secara sempurna diseluruh permukaan
bongkah kemudian menimbang dan menghitung volumenya sehingga dapat diketahui
nisbah antara berat bongkah yang terselimuti lilin dengan volumenya. Pada penetapan nilai BV digunakan tanah bongkah sedangkan
saat penentuan nilai BJ digunakan tanah kering udara dengan diameter 2mm dan
metode yang dipakai yaitu metode piknometer. Dari hasil pengamatan
diperoleh urutan tanah yang mempunyai berat volume yang terbesar hingga
terkecil adalah Vertisol (1,93 gr/cm3) > Rendzina (1,5739 gr/cm3)
> Alfisol (1,493 gr/cm3 ) > Ultisol (1,395 gr/cm3)
> Entisol (1,25 gr/cm3). Sedangkan urutan tanah dari yang
mempunyai Berat Jenis yang terbesar hingga yang terkecil adalah Alfisol (2,43
gr/cm3) > Entisol (2,172 gr/cm3) > Ultisol ( 1,962 gr/cm3) > Vertisol (1,942
gr/cm3) > Rendzina (1,674 gr/cm3). Dan urutan nilai porositas total tanah dari yang
terbesar hingga yang terkecil adalah Entisol
(42,45 %) ˃ Alfisol (38,5 %) ˃ Ultisol (28,9 %) ˃ Rendzina(0,5 %) ˃ Vertisol (0,5 %).
I.
PENGANTAR
Struktur tanah merupakan salah satu
fisik tanah yang tersusun dari zarah-zarah tanah yang saling berikatan membentuk agregat dengan
bantuan bahan sedimentasi seperti humus, kapus, oksida besi, dan sekresi dari
tumbuhan dan jasad mikro. Tanpa adanya bahan sedimentasi struktur tanah tidak
akan terbentuk sehingga komposisi dari bahan sedimentasi tersebut harus sesuai
agar bisa menghasilkan struktur tanah yang paling baik. Struktur tanah juga
dipengaruhi oleh perubahan iklim, aktivitas biologi, pengolahan tanah, dan
kepekaan tanah terhadap gaya-gaya perusak fifiokimia dan mekanis. Metode yang
digunakan adalah metode subyektif dan kuantitatif seperti metode lilin, ring
sample, air raksa, dan piknometer.
Dalam kehidupan
sehari-hari istilah struktur tanah sering diartikan sebagai indikasi tingkat
kelonggaran pada partikel tanah. Bila suatu tanah mempunyai ikatan partikel
yang sarang maka orang biasa menyebut struktur longgar karena udara yang ada
dalam tanah cukup banyak , dan sebaliknya bila merupakan struktur tanah yang
mampat maka disebut struktur mampat karena udara dalam pori tanah sedikit.
Pori-pori tanah yang kecil sangat berguna untuk menyimpan lengas tersedia bagi
tanaman sedangkan pori-pori yang besar bermanfaat untuk aerasi dan infiltrasi.
Tipe dari struktur tanah dapat
diketahui dengan cara menentukan nilai dari berat bongkah tanah (BV), berat
partikel tanah (BJ), dan nilai porositas total tanah (n). Besarnya nilai BV
pada tanah sangat bervariasi dan tergantung pada komposisi dan proporsi fraksi
penyusun tanah. Semakin tinggi nilai BV maka semakin mampat tanah tersebut dan
sebaliknya semakin rendah nilai BV maka struktur tanah semakin longgar. Pada
tanah mineral disebut bertekstur kasar apabila nilai BV antara 1,0-1,3 g/cm3
dan bertekstur halus antara 1,3-1,8 g/cm3. Dan berat partikel tanah
(BJ) nilainya harus lebih besar dari BV karena berkaitan dengan nilai porositas
total tanah yang akan menentukan jenis struktur tanah. Tujuan dari praktikum
ini yaitu untuk menetapkan kerapatan bongkah tanah (BV),
menetapkan kerapatan partikel tanah (BJ)
dan menetapkan porositas total
tanah (n)
Struktur
adalah istilah lapangan yang tegas melukiskan secara garis besar keseluruhan
agregasi atau susunan butir-butir tanah (Buckman and Brady, 1982). Struktur
menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-partikel tanah primer (pasir, debu
dan liat) sampai dengan partikel-partikel tanah sekunder atau agregat. Struktur
merubah pengaruh tekstur dengan memperhatikan hubungan kelembaban dan udara
(Foth, 1988).
Struktur tanah yang baik adalah yang kandungan udara dan
airnya dalam jumlah cukup dan seimbang. Hal semacam ini hanya terdapat pada
struktur yang ruang pori-porinya besar dengan perbandingan yang sama antara
pori-pori makro serta tahan terhadap pukulan tetes-tetes air hujan. Dikatan
pula bahwa struktur yang baik bila perbandingan sama antara padatan, air dan
udara. (Arnaud,
1972).
Struktur tanah dapat dibagi ke dalam
tiga bentuk yang sangat luas, yaitu berbutir tunggal, massif dan beragregat.
Apabila keseluruhan partikel tanah saling lepas satu sama lain, struktur
tanahnya dikatakan berbutir tunggal. Dalam pustaka lama disebut sebagai tanah yang tidak bertekstur
atau bertekstur lepas. Sebaliknya apabila partikel-partikel tanah saling
berikatan kuat, maka struktur tanahnya disebut massif (Indranada, 1986).
Struktur terbentuk lewat proses flokulasi yang merupakan
proses elektrokinesis. Berat volume (BV) adalah berat tanah dibagi ” volume
tanah ” yang terdiri atas bagian padatan, bagian air dan bagian udara dengan
satuan g/cm3. Nilai BV digunakan untuk menafsir kepadatan tanah dan
porositas tanah (indikator pengamatan perkembanagn akar dan aerosi tanah).
Nilai BV tanah mineral berkisar antara 1,0-1,3 g/cm3 (bertekstur
halus), sedang untuk tanah yang bertekstur kasar berkisar antara 1,3-1,8 g/cm3.
Berat Jenis (BJ) tanah merupakan berat (g/cm3) dari fraksi padatan
tanah tanpa keberadaan pori. Pada umumnya nilai BJ ini relatif tidak banyak
variasi, besaran 2,65 g/cm3 biasa dijumpai pada berbagai jenis
tanah, keculai bila tanah tersebut mengandung cukup banyak bahan organik (lebih
kecil), atau tanah yang mengandung banyak hidroksida besi dan aluminium (lebih
tinggi) (Maas,1996).
Tanah yang didominasi pasir (> 85%) dan sedikit
liat (> 15%) termasuk tanah yang mempunyai kelas tekstur pasir (sand).
Tanah-tanah yang didominasi fraksi pasir juga disebut tanah pasiran atau tanah
bertekstur ringan/kasar. Sebaliknya apabila tanah didominasi fraksi liat (>
55%) maka tanah tersebut mempunyai struktur liat (clay) atau bertekstur
berat/halus. Sedangkan untuk tanah-tanah yang mempunyai kandungan fraksi pasir,
debu, dan liat yang setimbang, maka tanah tersebut mempunyai tekstur lempung
(loam), yaitu tekstur tanah yang mendekati kondisi ideal untuk pertumbuhan
tanaman (Winarso, 2005).
Struktur
tanah erat kaitannya dengan pertumbuhan tanaman. Pada struktur tanah terdapat
berbagai macam komponen yang dapat mempengaruhi tumbuhnya suatu tanaman. Tanah
mengandung berbagai macam unsur-unsur makro maupun mikro yang berguna bagi
tanaman. Dengan struktur tanah yang mantap (terdapat bahan organik yang cukup,
mikroorganisme yang menguntungkan satu sama lain dan pori-pori tanah cukup
baik), maka aerasi (pertukaran O2, CO2, maupun gas-gas
lainnya di dalam tanah) akan mampu mencukupi kebutuhan tanaman terhadap
unsur-unsur tersebut. Sehingga tanaman mampu melakukan proses metabolisme
dengan baik. Pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi oleh agregat tanah (daya ikat
antara partikel-partikel dalam tanah) (Anonim,2010).
II.
METODOLOGI
Praktikum
Dasar-dasar
Ilmu Tanah Acara IV “Struktur Tanah” dilaksanakan pada tanggal 05 Maret 2013 di Laboratorium Tanah Umum, Jurusan
Tanah,
Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ada dua praktikum yan dilakukan pada acara ini yaitu
penetapan kerapatan bongkah tanah (BV) dan kerapatan partikel tanah (BJ). Pada penetapan kerapatan bongkah tanah (BV) bahan
yang yaitu contoh tanah bongkah kering udara sedangkan alat yang digunakan yaitu
cawan pemanas lilin, lampu spritus, penumpu kaki tiga, gelas ukur, pipet ukur
dan termometer. Pada penetapan kerapatan parikel tanah (n) bahan yang digunakan
berupa tanah kering udara Ø 2 mm serta alat berupa piknometer, timbangan,
termometer dan kawat pengaduk halus.
Metode
yang digunakan untuk menentukan nilai Berat Volume (BV) adalah metode lilin.
Prinsip kerja dari metode ini adalah dengan membuat selaput lilin secara
sempurna diseluruh permukaan bongkah kemudian menimbang dan menghitung volumenya
sehingga dapat diketahui nisbah antara berat bongkah yang terselimuti lilin
dengan volumenya. Sedangkan metode yang digunakan untuk menentukan nilai BJ
adalah metode piknometri. Prinsip kerja dari metode ini adalah dengan
memasukkan tanah beserta air kedalam air, diaduk-aduk, didiamkan selama 1 jam
dan kemudian ditimbang dan diukur suhu suspensinya sehingga dapat diketahui
nisbah antara berat tanah kering mutlak dengan volume partikel tanah total. Rumus yang digunakan untuk penetapan kerapatan bongkah tanah
(BV) dan kerapatan partikel tanah (BJ) yaitu
BV =
atau
BV = g/cm3
BJ =
atau
BJ = g/cm3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1 Nilai BV,BJ dan n tanah
Tanah
|
BV
|
BJ
|
n
|
Entisol
|
1,25 g/cm3
|
2,15 g/cm3
|
41,86%
|
Alfisol
|
1,493 g/cm3
|
2,43 g/cm3
|
38,5%
|
Ultisol
|
1,395 g/cm3
|
1,962 g/cm3
|
28,9%
|
Rendzina
|
1,5739 g/cm3
|
1,674 g/cm3
|
6%
|
Vertisol
|
1,93 g/cm3
|
1,942 g/cm3
|
0,5%
|
Perhitungan
nilai BV, BJ dan n pada tanah Ultisol :
a1=
5,08gr a2=5,725gr p1=30ml p2=30ml KL=10,15%
b1=5,290gr b2=5,927gr q=33,5ml p=34ml
BV 1 : 87x5,098
(100+10,15)(0,87(33,5-30)-(5,290-5,098))
= 443,526
361,0717
=1,411gr/cm3
BV 2 : 87x5,725
(100+10,15)(0,87(34-30)-(5,297-5,725))
= 498,075
361,0717
= 1,379 gr/cm3
BV rata-rata = BV1+BV2
2
=
1,411+1,379
2
= 1,395 gr/cm3
A=
26,635gr b=52,373gr c=87,156gr d=73,334gr t1= 28,5ºC t2=
28ºC
BJ1=0,996 BJ2=0,996 KL=9,635%
BJ= 100(52,373-26,635) 0,996.0,996
(100+9,635)(0,996(73,334-26,634)-0,996(87,156-52,373))
= 100(52,373-26,635) 0,996.0,996
(100+9,635)(0,996(46,699)-0,996(34,783))
= 2553,251
1301,148
=1,962
gr/cm3
n
= (1-BV/BJ) x 100%
= (1-1,395/1,962) x 100%
= 28,9 %
Pada
percobaan acara 4,yaitu “Struktur Tanah” yang akan menetapkan nilai kerapatan
bongkah tanah (BV) dan kerapatan butir tanah (BJ) yang kemudian dapat
menentukan porositas tanah. Ketiga unsur tersebut sangat erat hubungannya
dengan kesuburan tanah. Struktur tanah merupakan penggabungan atas partikel-partikel
primer (pasir, debu dan lempung) membentuk unit-unit struktur yang lebih besar
(agregat). Antara satu agregat
dengan agregat lainnya dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah.
Struktur tanah banyak berpengaruh pada
gerakan air, pemindah panas, aerasi, kerapatan dan gumpalan. Oleh karena itu, tata air, pernafasan akar tanaman, dan
penetasi akar banyak ditentukan oleh struktur tanah. Struktur tanah dapat
diubah sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan tanaman (tekstur sifatnya tetap),
tetapi struktur tanah cenderung berhubungan dengan tekstur.
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi struktur tanah,yaitu bahan organik, aktivitas
makhluk hidup, tekstur, perakaran dan organisme. Bahan organik berperan sebagai
perekat atau lem. Aktivitas makhluk hidup membuat tanah menjadi gembur yang
berakibat pada melemahnya struktur tanah. Tekstur menunjukkan perbandingan
relatif pasir, debu, dan lempung juga kasar atau tidaknya suatu tanah.
Perakaran yang kuat dapat mengubah struktur dari tanah, yang semula gumpalan
menjadi gumpal bersudut. Organisme membuat tanah menjadi gembur yang berakibat
pada struktur tanah yang menjadi lemah.
Kerapatan bongkah tanah yang dalam
istilah asing disebut bulk density adalah berat bongkah tiap satu satuan volume
total bongkah tanah dan dinyatakan dalam g.cm-3. Metode yang
digunakan untuk menetapkan nilai BV adalah metode lilin. Prinsip kerja metode
lilin yaitu membuat selaput lilin secara sempurna diseluruh permukaan bongkah
kemudian menimbang dan menghitung volumenya sehingga dapat diketahui nilai
nisbah antara berat bongkah yang berselimut lilin dengan volumenya. Kelebihan
dari metode lilin adalah mudah dilakukan untuk menentukan nilai BV. Sedangkan
kelemahan dari metode lilin adalah kurang mencerminkan kondisi tanah yang
mewakilinya.
Semakin
tinggi nilai BV maka tanah semakin padat yang berarti air semakin sulit untuk
meresap kedalam tanah dan masuk ke akar tanaman. Sebaliknya, semakin rendah
nilai BV maka struktur tanah semakin longgar. Tanah mineral yang memiliki nilai
BV antara 1,0-1,3 g/cm3 adalah tanah yang memiliki tekstur kasar,
antara 1,3-1,8 g/ cm3 adalah tanah bertekstur halus, dan apabila
nilai BV mencapai >2,0 g/ cm3 maka tanah tersebut sangat padat.
Kerapatan butir tanah yang dalam
bahasa inggris disebut particle density merupakan
perbandingan relatif antara berat padatan tanah dengan volume padatan (tanpa
volume pori tanah) yang dinyatakan dalam g/ cm3. Untuk menetapkan
nilai BJ digunakan metode piknometer, karena yang digunakan adalah volume
padatan tanpa volume pori maka tanah yang digunakan bukan yang berbentuk
bongkah, melainkan tanah dengan diameter 2mm. Nilai BJ pada umumnya berkisar
antara 2,5-2,75 g/ cm3. Jika tanah mengandung banyak mineral, maka
nilai BJ tanah dapat mencapai >2,75 g/ cm3, sedangkan untuk tanah
organik nilai BJ berkisar antara 1,2-1,5
g/cm3.
Porositas tanah merupakan ruang volume
seluruh pori-pori makro dan mikro dalam tanah yang dinyatakan dalam persentase
volume tanah di lapangan. Tanah
dengan struktur mampat, porositas totalnya akan rendah, tetapi bila strukturnya
remah maka porositasnya tinggi. Faktor yang mempengaruhi nilai
porositas total tanah yaitu distribusi ukuran partikel, jenis mineral tanah
yang terkandung, serta kandungan bahan organik.
Berdasarkan hasil percobaan,
tanah-tanah yang di uji memiliki nilai BV,BJ, dan Porositas Tanah sebagai
berikut, Tanah Entisol memiliki nilai BV= 1,25 g/cm3, BJ= 2,15 g/cm3,
dan n= 41,86%. Tanah Alfisol memiliki nilai BV= 1,493 g/cm3, BJ=
2,43 g/cm3, n= 38,5%. Tanah Ultisol memiliki nilai BV= 1,395 g/cm3,
BJ= 1,962 g/cm3, dan n= 28,9%. Tanah Rendzina memiliki nilai BV=
1,5739 g/cm3, BJ= 1,674 g/cm3, dan n= 6%. Tanah Vertisol
memiliki nilai BV= 1,93 g/cm3, BJ= 1,942 g/cm3, dan n= 0,5%.
Tanah Entisol mempunyai nilai BV
1,25 g/cm3 , BJ 2,15 g/cm3 , dan n 41,86%. Dari nilai BV yang
rendah Entisol memiliki struktur tunggal dan bertekstur kasar. Mayoritas tanah
Entisol tersusun dari fraksi pasir dan memiliki konsistensi lepas-lepas. Terdapat
selisih yang besar antara nilai BV dan BJ. Berdasarkan nilai tersebut tanah
Entisol merupakan tanah yang banyak mengandung bahan organik. Struktur remah
pada tanah entisol memiliki bentuk bulat dan semua sumbu panjangnya dengan muka
tidak beraturan, agregatnya disebut granular poros. Dari nilai porositasnya,
dapat diketahui porositas tanah Entisol cukup tinggi, sehingga lalu lintas air
dan udara berjalan secara efisien.
Tanah Alfisol mempunyai nilai BV
1,493 g/cm3 , BJ 2,43 g/cm3 , dan n 38,5%. Umumnya tanah
Alfisol bertekstur lempung, horizon argilik, dengan pepohonan merupakan
vegetasi alaminya. Berdasarkan nilai BJ,
tanah Alfisol termasuk tanah mineral yang memiliki kandungan bahan organik yang
cukup tinggi. Dari nilai BV Alfisol merupakan tanah bertekstur halus. Porositas
tanahnya cukup , sehingga cocok untuk
lahan pertanian.
Tanah Ultisol mempunyai nilai BV
1,395 g/cm3 , BJ 1,962 g/cm3 , dan n 28,9%. Berdasarkan
nilai BV Ultisol merupakan tanah yang mempunyai tekstur halus, padat,dengan
struktur gumpal. Dari nilai BJ yang rendah dapat diketahui Ultisol mengandung
bahan organik yang cukup tinggi. Dari porositas tanahnya, tanah Ultisol
memiliki kandungan liat yang tinggi. Dalam pengolahannya tanah ultisol memerlukan proses aerasi agar infiltrasinya
berjalan dengan baik sehingga mendukung pertumbuhan akar tanaman.
Tanah Rendzina mempunyai nilai BV
1,5739 g/cm3 , BJ 1,674 g/cm3 , dan n 6%. Berdasarkan
nilai BV Rendzina merupakan tanah yang bertekstur halus. Dari nilai BJ Rendzina
mengandung bahan organik yang cukup tinggi. Dari nilai porositas tanah yang
rendah, dapat diketahui tanah Rendzina mempunyai struktur mampat sehingga kadar
lengasnya cukup tinggi. Untuk meningkatkan porositas tanah diperlukan
penambahan bahan organik, hal ini dilakukan dalam upaya mendukung akar tanaman
agar dapat tumbuh dengan baik.
Tanah Vertisol mempunyai nilai BV
1,93 g/cm3 ,BJ 1,942 g/cm3 , dan n 0,5 %. Berdasarkan
nilai BV Vertisol merupakan tanah yang padat. Dari nilai BJ Vertisol mengandung
banyak bahan organik sehingga cocok untuk lahan pertanian. Porositas tanahnya
begitu rendah menunjukkan bahwa tanah ini mempunyai struktur mampat.
Data-data yang telah didapatkan dari
praktikum dibandingkan dengan data-data dari penelitian orang lain. Untuk tanah
Entisol dari data hasil percobaan di dapat nilai BV 1,25 g/cm3 , BJ
2,15 g/cm3 , dan n 41,86%. Sedangkan menurut Nugrohotomo dkk nilai
BV 1,17 g/cm3 ,BJ 2,45 g/cm3 , dan n 60,7 %. Untuk nilai
BJ dan BV perbedaan antara data hasil percobaan dengan data di jurnal tidak begitu
jauh. Namun, untuk porositas tanahnya terdapat perbedaan yang cukup besar yaitu
dengan selisih 18,84% (Nugrohotomo dkk,2002).
Tanah Alfisol hasil percobaan
mempunyai nilai BV 1,493 g/cm3 , BJ 2,43 g/cm3 , dan n
38,5%. Sedangkan menurut Sabdoval et al(2011)
nilai BV 1,61 g/cm3 ,BJ 2,639 g/cm3 , dan n 39%. Untuk
nilai BV, BJ, dan n antara data hasil percobaan dengan data yang diperoleh
Sabdoval et al hanya memiliki sedikit
perbedaan (Sabdoval et al.,2011).
Tanah Ultisol hasil percobaan
mempunyai nilai BV 1,395 g/cm3 , BJ 1,962 g/cm3 , dan n
28,9%. Sedangkan menurut Mahi dkk (1996) didapat nilai BV 1,11-1,36 g/cm3 dan
n 48,7-58,11%. Antara data hasil
percobaan dengan data di jurnal nilai BV nya tidak jauh berbeda,sedangkan untuk
porositas tanahnya memiliki perbedaan yang cukup besar (Mahi dkk,1996).
Tanah Rendzina hasil percobaan
mempunyai nilai n 6%. Sedangkan menurut Mitkova
dan Josif nilai porositas tanahnya 49%. Perbedaan nilai data hasil percobaan
dengan data jurnal cukup tinggi (Mitkova dan Josif,2001).
Tanah Vertisol hasil percobaan
mempunyai nilai BV 1,93 g/cm3 ,BJ 1,942 g/cm3 , dan n 0,5
%. Sedangkan Agusman (2006) nilai BV 1,44-2,04 g/cm3 , BJ 2,25-2,92
g/cm3 , dan n 32,7 %. Antara data hasil percobaan dengan data dari
jurnal , nilai BV dan BJ tidak jauh berbeda. Namun, porositas tanahnya
mempunyai perbedaan yang sangat signifikan (Agusman,2006).
Hasil BV,BJ, dan porositas tanah
pada jurnal dengan hasil percobaan mempunyai nilai yang berbeda-beda. Struktur
dari tanah yang sejenis memiliki nilai BV,BJ, dan porositas yang berbeda pada
tiap lapisannya. Selain itu, faktor-faktor pembentuk struktur tanah seperti
bahan organik, aktivitas makhluk hidup, perakaran,dan organisme juga
mempengaruhi adanya perbedaan nilai tersebut.
Pemahaman mengenai struktur tanah dalam bidang
pertanian berguna untuk menganalisa peluang pertumbuhan tanaman dan ketahanan
hidup tanaman apabila tumbuh di tanah tersebut. Dengan diketahuinya struktur
suatu jenis tanah maka dapat dianalisa
kesuburan tanah, kandungan mineral dan organic tanah, kemampuannya untuk
menyimpan air, udara serta kemungkinan untuk tererosi. Analisa ini diperlukan
untuk menentukan perlakuan pada suatu jenis tanah untuk memperoleh hasil
pertanian yang optimal.
IV. KESIMPULAN
Urutan
BV dari yang terbesar hingga yang terkecil adalah sebagai berikut Vertisol
(1,9395gr/cm3) > Rendzina (1,5739 gr/cm3) > Alfisol
(1,493 gr/cm3) Ultisol(1,395 gr/cm3) > Entisol (1,2595
gr/cm3). Urutan nilai BJ dari yang terbesar hingga terbesar hingga
terkecil adalah sebagai berikut Alfisol ( 2,43 gr/cm3) > Entisol
(2,172 gr/cm3) > Ultisol (1,962 gr/cm3) > Vertisol
(1,942 gr/cm3) > Rendzina ( 1,644 gr/cm3) . Sedangkan
urutan nilai porositas tanah dengan urutan dari yang terbesar hingga yang
terkecil adalah Entisol (42,45%) > Alfisol (38,5%) > Ultisol ( 28,9 %)
> Rendzina (6%) > Vertisol (0,5%).
V. PENGHARGAAN
Laporan
sementara Dasar-dasar Ilmu Tanah Acara IV
“Struktur Tanah” ini telah dapat diselesaikan tepat waktu. Pada
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
kepada:
1.
Ir. Suci Handayani, MP.
selaku coordinator dan penanggungjawab praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah.
2.
Hanim Fathmana, selaku
koordinator asisten praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah.
3.
Rosyida Ismi Barroroh,
selaku asisten golongan/kelompok A2/III.
4.
Seluruh kakak asisten
praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah tahun 2013 yang telah membimbing selama
kegiatan praktikum.
5.
Teman-teman yang telah
membantu dalam penyelesaian laporan sementara Dasar-dasar Ilmu Tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Agusman,A.2006.
Karakterisasi tanah-tanah berwarna hitam hingga merah di atas formasi karst Kabupaten Gunung Kidul.
Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta
Anonim.2010.
Hubungan Tekstur dan Struktur Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman. http://sisemutkota.blogspot.com/2010/12/hubungan-tekstur-dan-struktur- tanah.html.
Diakses pada tanggal 10 Maret 2013
Arnaud,R.J. 1972. Capacity
of cherozemic soil. Journal of Soil Science: 124-126
Buckman,
H. and Brady N. 1982. The Nature and Properties of Soils ( Ilmu Tanah,
alih bahasa : Soegiman). Bhratara Karya
Aksara. Jakarta
Indranada, H.K. 1986.
Pengaruh Kesuburan Tanah. Bina Aksara. Jakarta
Maas, A. 1996. Ilmu Tanah dan Pupuk. Akademi
Penyuluh Pertanian. Yogyakarta
Mahi,A.K., M. Utomo,dan T. Syam.1996. Evaluasi kesesuaian lahan
untuk pengembangan daerah hulu
das blau tahura wan abdurrachman. Jurnal Tanah Tropika 3:66-73
Mitkova,T.and Josif M.2001.Soils of the Republic Macedonia :
present situation and future prospects.
Europian Soil Bureau.Macedonia
Nugrohotomo,
Prapto Yudoyono, dan Abdul Syukur.2001.Upaya peningkatan hasil benih padi (Oryza
sativa L) pada berbagai taraf genangan air dan tekanan vermikompas di lahan
sawah irigasi Entisol. Jurnal
Ilmu-ilmu Pertanian 135-149
Sabdoval,M.A.,
J.E Celis, and P. Morales.2011. Structural remediation of an alfisol by means of sewage studge amendments in association
with yellow serradela (Ornithopus comprassus L). Jurnal soil Science
and Plant Nutrition 11:68-78
Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah. Gava Media. Yogyakarta
Foth, P. 1988. Basics of soil science
(Dasar-Dasar Ilmu tanah, alih bahasa: Endang, Dwi Retno, Rahayuning). Gadjah
Mada University Press. Yoyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar