Selasa, 12 April 2016

ACARA IV
STRUKTUR TANAH

ABSTRAKSI
Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah Acara IV “Struktur Tanah” dilaksanakan pada tanggal 05 Maret 2013 di Laboratorium Tanah Umum, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tujuan percobaan ini yaitu untuk menetapkan kerapatan bongkah tanah (BV) dan partikel tanah (BJ) serta untuk menetapkan porositas total tanah (n). Struktur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang sangat menentukan kemampuan tanah untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Dalam menetapkan BV suatu tanah  digunakan metode lilin, yaitu dengan membuat selaput lilin secara sempurna diseluruh permukaan bongkah kemudian menimbang dan menghitung volumenya sehingga dapat diketahui nisbah antara berat bongkah yang terselimuti lilin dengan volumenya. Pada  penetapan nilai BV digunakan tanah bongkah sedangkan saat penentuan nilai BJ digunakan tanah kering udara dengan diameter 2mm dan metode yang dipakai yaitu metode piknometer. Dari hasil pengamatan diperoleh urutan tanah yang mempunyai berat volume yang terbesar hingga terkecil adalah Vertisol (1,93 gr/cm3) > Rendzina (1,5739 gr/cm3) > Alfisol (1,493 gr/cm3 ) > Ultisol (1,395 gr/cm3) > Entisol (1,25 gr/cm3). Sedangkan urutan tanah dari yang mempunyai Berat Jenis yang terbesar hingga yang terkecil adalah Alfisol (2,43 gr/cm3) > Entisol (2,172 gr/cm3) > Ultisol  ( 1,962 gr/cm3) > Vertisol (1,942 gr/cm3) > Rendzina (1,674 gr/cm3). Dan urutan nilai porositas total tanah dari yang terbesar hingga yang terkecil adalah Entisol  (42,45 %) ˃ Alfisol (38,5 %) ˃ Ultisol (28,9 %) ˃ Rendzina(0,5 %) ˃ Vertisol (0,5 %).





I.       PENGANTAR


            Struktur tanah merupakan salah satu fisik tanah yang tersusun dari zarah-zarah tanah yang  saling berikatan membentuk agregat dengan bantuan bahan sedimentasi seperti humus, kapus, oksida besi, dan sekresi dari tumbuhan dan jasad mikro. Tanpa adanya bahan sedimentasi struktur tanah tidak akan terbentuk sehingga komposisi dari bahan sedimentasi tersebut harus sesuai agar bisa menghasilkan struktur tanah yang paling baik. Struktur tanah juga dipengaruhi oleh perubahan iklim, aktivitas biologi, pengolahan tanah, dan kepekaan tanah terhadap gaya-gaya perusak fifiokimia dan mekanis. Metode yang digunakan adalah metode subyektif dan kuantitatif seperti metode lilin, ring sample, air raksa, dan piknometer.
            Dalam kehidupan sehari-hari istilah struktur tanah sering diartikan sebagai indikasi tingkat kelonggaran pada partikel tanah. Bila suatu tanah mempunyai ikatan partikel yang sarang maka orang biasa menyebut struktur longgar karena udara yang ada dalam tanah cukup banyak , dan sebaliknya bila merupakan struktur tanah yang mampat maka disebut struktur mampat karena udara dalam pori tanah sedikit. Pori-pori tanah yang kecil sangat berguna untuk menyimpan lengas tersedia bagi tanaman sedangkan pori-pori yang besar bermanfaat untuk aerasi dan infiltrasi.
            Tipe dari struktur tanah dapat diketahui dengan cara menentukan nilai dari berat bongkah tanah (BV), berat partikel tanah (BJ), dan nilai porositas total tanah (n). Besarnya nilai BV pada tanah sangat bervariasi dan tergantung pada komposisi dan proporsi fraksi penyusun tanah. Semakin tinggi nilai BV maka semakin mampat tanah tersebut dan sebaliknya semakin rendah nilai BV maka struktur tanah semakin longgar. Pada tanah mineral disebut bertekstur kasar apabila nilai BV antara 1,0-1,3 g/cm3 dan bertekstur halus antara 1,3-1,8 g/cm3. Dan berat partikel tanah (BJ) nilainya harus lebih besar dari BV karena berkaitan dengan nilai porositas total tanah yang akan menentukan jenis struktur tanah. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menetapkan kerapatan bongkah tanah (BV), menetapkan kerapatan partikel tanah (BJ) dan menetapkan porositas total tanah (n)




Struktur adalah istilah lapangan yang tegas melukiskan secara garis besar keseluruhan agregasi atau susunan butir-butir tanah (Buckman and Brady, 1982). Struktur menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-partikel tanah primer (pasir, debu dan liat) sampai dengan partikel-partikel tanah sekunder atau agregat. Struktur merubah pengaruh tekstur dengan memperhatikan hubungan kelembaban dan udara (Foth, 1988).
Struktur tanah yang baik adalah yang kandungan udara dan airnya dalam jumlah cukup dan seimbang. Hal semacam ini hanya terdapat pada struktur yang ruang pori-porinya besar dengan perbandingan yang sama antara pori-pori makro serta tahan terhadap pukulan tetes-tetes air hujan. Dikatan pula bahwa struktur yang baik bila perbandingan sama antara padatan, air dan udara. (Arnaud, 1972).
Struktur tanah dapat dibagi ke dalam tiga bentuk yang sangat luas, yaitu berbutir tunggal, massif dan beragregat. Apabila keseluruhan partikel tanah saling lepas satu sama lain, struktur tanahnya dikatakan berbutir tunggal. Dalam pustaka lama  disebut sebagai tanah yang tidak bertekstur atau bertekstur lepas. Sebaliknya apabila partikel-partikel tanah saling berikatan kuat, maka struktur tanahnya disebut massif (Indranada, 1986).
Struktur terbentuk lewat proses flokulasi yang merupakan proses elektrokinesis. Berat volume (BV) adalah berat tanah dibagi ” volume tanah ” yang terdiri atas bagian padatan, bagian air dan bagian udara dengan satuan g/cm3. Nilai BV digunakan untuk menafsir kepadatan tanah dan porositas tanah (indikator pengamatan perkembanagn akar dan aerosi tanah). Nilai BV tanah mineral berkisar antara 1,0-1,3 g/cm3 (bertekstur halus), sedang untuk tanah yang bertekstur kasar berkisar antara 1,3-1,8 g/cm3. Berat Jenis (BJ) tanah merupakan berat (g/cm3) dari fraksi padatan tanah tanpa keberadaan pori. Pada umumnya nilai BJ ini relatif tidak banyak variasi, besaran 2,65 g/cm3 biasa dijumpai pada berbagai jenis tanah, keculai bila tanah tersebut mengandung cukup banyak bahan organik (lebih kecil), atau tanah yang mengandung banyak hidroksida besi dan aluminium (lebih tinggi) (Maas,1996).
Tanah yang didominasi pasir (> 85%) dan sedikit liat (> 15%) termasuk tanah yang mempunyai kelas tekstur pasir (sand). Tanah-tanah yang didominasi fraksi pasir juga disebut tanah pasiran atau tanah bertekstur ringan/kasar. Sebaliknya apabila tanah didominasi fraksi liat (> 55%) maka tanah tersebut mempunyai struktur liat (clay) atau bertekstur berat/halus. Sedangkan untuk tanah-tanah yang mempunyai kandungan fraksi pasir, debu, dan liat yang setimbang, maka tanah tersebut mempunyai tekstur lempung (loam), yaitu tekstur tanah yang mendekati kondisi ideal untuk pertumbuhan tanaman (Winarso, 2005).
Struktur tanah erat kaitannya dengan pertumbuhan tanaman. Pada struktur tanah terdapat berbagai macam komponen yang dapat mempengaruhi tumbuhnya suatu tanaman. Tanah mengandung berbagai macam unsur-unsur makro maupun mikro yang berguna bagi tanaman. Dengan struktur tanah yang mantap (terdapat bahan organik yang cukup, mikroorganisme yang menguntungkan satu sama lain dan pori-pori tanah cukup baik), maka aerasi (pertukaran O2, CO2, maupun gas-gas lainnya di dalam tanah) akan mampu mencukupi kebutuhan tanaman terhadap unsur-unsur tersebut. Sehingga tanaman mampu melakukan proses metabolisme dengan baik. Pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi oleh agregat tanah (daya ikat antara partikel-partikel dalam tanah) (Anonim,2010).

II.                METODOLOGI
Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah Acara IV “Struktur Tanah” dilaksanakan pada tanggal 05 Maret 2013 di Laboratorium Tanah Umum, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ada dua praktikum yan dilakukan pada acara ini yaitu penetapan kerapatan bongkah tanah (BV) dan kerapatan partikel tanah (BJ).  Pada penetapan kerapatan bongkah tanah (BV) bahan yang yaitu contoh tanah bongkah kering udara sedangkan alat yang digunakan yaitu cawan pemanas lilin, lampu spritus, penumpu kaki tiga, gelas ukur, pipet ukur dan termometer. Pada penetapan kerapatan parikel tanah (n) bahan yang digunakan berupa tanah kering udara Ø 2 mm serta alat berupa piknometer, timbangan, termometer dan kawat pengaduk halus.
Metode yang digunakan untuk menentukan nilai Berat Volume (BV) adalah metode lilin. Prinsip kerja dari metode ini adalah dengan membuat selaput lilin secara sempurna diseluruh permukaan bongkah kemudian menimbang dan menghitung volumenya sehingga dapat diketahui nisbah antara berat bongkah yang terselimuti lilin dengan volumenya. Sedangkan metode yang digunakan untuk menentukan nilai BJ adalah metode piknometri. Prinsip kerja dari metode ini adalah dengan memasukkan tanah beserta air kedalam air, diaduk-aduk, didiamkan selama 1 jam dan kemudian ditimbang dan diukur suhu suspensinya sehingga dapat diketahui nisbah antara berat tanah kering mutlak dengan volume partikel tanah total. Rumus yang digunakan untuk penetapan kerapatan bongkah tanah (BV) dan kerapatan partikel tanah (BJ) yaitu
BV =
atau
BV =     g/cm3
BJ =
atau
BJ =   g/cm3


III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1 Nilai BV,BJ dan n tanah
Tanah
BV
BJ
n
Entisol
1,25 g/cm3
2,15 g/cm3
41,86%
Alfisol
1,493 g/cm3
2,43 g/cm3
38,5%
Ultisol
1,395 g/cm3
1,962 g/cm3
28,9%
Rendzina
1,5739 g/cm3
1,674 g/cm3
6%
Vertisol
1,93 g/cm3
1,942 g/cm3
0,5%

Perhitungan nilai BV, BJ dan n pada tanah Ultisol :
a1= 5,08gr       a2=5,725gr      p1=30ml p2=30ml       KL=10,15%
b1=5,290gr      b2=5,927gr      q=33,5ml p=34ml
BV 1 :                       87x5,098
           (100+10,15)(0,87(33,5-30)-(5,290-5,098))
                = 443,526
                   361,0717
                =1,411gr/cm3

BV 2 :                        87x5,725
                  (100+10,15)(0,87(34-30)-(5,297-5,725))
                = 498,075
                   361,0717
                = 1,379 gr/cm3
BV rata-rata = BV1+BV2
                                    2
                        = 1,411+1,379
                                  2
                        = 1,395 gr/cm3
A= 26,635gr          b=52,373gr           c=87,156gr d=73,334gr      t1= 28,5ºC              t2= 28ºC
BJ1=0,996            BJ2=0,996            KL=9,635%
BJ=         100(52,373-26,635) 0,996.0,996
                (100+9,635)(0,996(73,334-26,634)-0,996(87,156-52,373))
=  100(52,373-26,635) 0,996.0,996
(100+9,635)(0,996(46,699)-0,996(34,783))
= 2553,251
    1301,148
=1,962 gr/cm3

n = (1-BV/BJ) x 100%
   = (1-1,395/1,962) x 100%
   = 28,9 %
   Pada percobaan acara 4,yaitu “Struktur Tanah” yang akan menetapkan nilai kerapatan bongkah tanah (BV) dan kerapatan butir tanah (BJ) yang kemudian dapat menentukan porositas tanah. Ketiga unsur tersebut sangat erat hubungannya dengan kesuburan tanah. Struktur tanah merupakan penggabungan atas partikel-partikel primer (pasir, debu dan lempung) membentuk unit-unit struktur yang lebih besar (agregat). Antara satu agregat dengan agregat lainnya dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah.
   Struktur tanah banyak berpengaruh pada gerakan air, pemindah panas, aerasi, kerapatan dan gumpalan. Oleh karena itu, tata air, pernafasan akar tanaman, dan penetasi akar banyak ditentukan oleh struktur tanah. Struktur tanah dapat diubah sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan tanaman (tekstur sifatnya tetap), tetapi struktur tanah cenderung berhubungan dengan tekstur.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur tanah,yaitu bahan organik, aktivitas makhluk hidup, tekstur, perakaran dan organisme. Bahan organik berperan sebagai perekat atau lem. Aktivitas makhluk hidup membuat tanah menjadi gembur yang berakibat pada melemahnya struktur tanah. Tekstur menunjukkan perbandingan relatif pasir, debu, dan lempung juga kasar atau tidaknya suatu tanah. Perakaran yang kuat dapat mengubah struktur dari tanah, yang semula gumpalan menjadi gumpal bersudut. Organisme membuat tanah menjadi gembur yang berakibat pada struktur tanah yang menjadi lemah.
            Kerapatan bongkah tanah yang dalam istilah asing disebut bulk density  adalah berat bongkah tiap satu satuan volume total bongkah tanah dan dinyatakan dalam g.cm-3. Metode yang digunakan untuk menetapkan nilai BV adalah metode lilin. Prinsip kerja metode lilin yaitu membuat selaput lilin secara sempurna diseluruh permukaan bongkah kemudian menimbang dan menghitung volumenya sehingga dapat diketahui nilai nisbah antara berat bongkah yang berselimut lilin dengan volumenya. Kelebihan dari metode lilin adalah mudah dilakukan untuk menentukan nilai BV. Sedangkan kelemahan dari metode lilin adalah kurang mencerminkan kondisi tanah yang mewakilinya.
Semakin tinggi nilai BV maka tanah semakin padat yang berarti air semakin sulit untuk meresap kedalam tanah dan masuk ke akar tanaman. Sebaliknya, semakin rendah nilai BV maka struktur tanah semakin longgar. Tanah mineral yang memiliki nilai BV antara 1,0-1,3 g/cm3 adalah tanah yang memiliki tekstur kasar, antara 1,3-1,8 g/ cm3 adalah tanah bertekstur halus, dan apabila nilai BV mencapai >2,0 g/ cm3 maka tanah tersebut sangat padat.
            Kerapatan butir tanah yang dalam bahasa inggris disebut particle density merupakan perbandingan relatif antara berat padatan tanah dengan volume padatan (tanpa volume pori tanah) yang dinyatakan dalam g/ cm3. Untuk menetapkan nilai BJ digunakan metode piknometer, karena yang digunakan adalah volume padatan tanpa volume pori maka tanah yang digunakan bukan yang berbentuk bongkah, melainkan tanah dengan diameter 2mm. Nilai BJ pada umumnya berkisar antara 2,5-2,75 g/ cm3. Jika tanah mengandung banyak mineral, maka nilai BJ tanah dapat mencapai >2,75 g/ cm3, sedangkan untuk tanah organik nilai BJ  berkisar antara 1,2-1,5 g/cm3.
   Porositas tanah merupakan ruang volume seluruh pori-pori makro dan mikro dalam tanah yang dinyatakan dalam persentase volume tanah di lapangan. Tanah dengan struktur mampat, porositas totalnya akan rendah, tetapi bila strukturnya remah maka porositasnya tinggi. Faktor yang mempengaruhi nilai porositas total tanah yaitu distribusi ukuran partikel, jenis mineral tanah yang terkandung, serta kandungan bahan organik.
            Berdasarkan hasil percobaan, tanah-tanah yang di uji memiliki nilai BV,BJ, dan Porositas Tanah sebagai berikut, Tanah Entisol memiliki nilai BV= 1,25 g/cm3, BJ= 2,15 g/cm3, dan n= 41,86%. Tanah Alfisol memiliki nilai BV= 1,493 g/cm3, BJ= 2,43 g/cm3, n= 38,5%. Tanah Ultisol memiliki nilai BV= 1,395 g/cm3, BJ= 1,962 g/cm3, dan n= 28,9%. Tanah Rendzina memiliki nilai BV= 1,5739 g/cm3, BJ= 1,674 g/cm3, dan n= 6%. Tanah Vertisol memiliki nilai BV= 1,93 g/cm3, BJ= 1,942 g/cm3, dan n= 0,5%.
            Tanah Entisol mempunyai nilai BV 1,25 g/cm3 , BJ 2,15 g/cm3 , dan n 41,86%. Dari nilai BV yang rendah Entisol memiliki struktur tunggal dan bertekstur kasar. Mayoritas tanah Entisol tersusun dari fraksi pasir dan memiliki konsistensi lepas-lepas. Terdapat selisih yang besar antara nilai BV dan BJ. Berdasarkan nilai tersebut tanah Entisol merupakan tanah yang banyak mengandung bahan organik. Struktur remah pada tanah entisol memiliki bentuk bulat dan semua sumbu panjangnya dengan muka tidak beraturan, agregatnya disebut granular poros. Dari nilai porositasnya, dapat diketahui porositas tanah Entisol cukup tinggi, sehingga lalu lintas air dan udara berjalan secara efisien.
            Tanah Alfisol mempunyai nilai BV 1,493 g/cm3 , BJ 2,43 g/cm3 , dan n 38,5%. Umumnya tanah Alfisol bertekstur lempung, horizon argilik, dengan pepohonan merupakan vegetasi alaminya. Berdasarkan  nilai BJ, tanah Alfisol termasuk tanah mineral yang memiliki kandungan bahan organik yang cukup tinggi. Dari nilai BV Alfisol merupakan tanah bertekstur halus. Porositas tanahnya  cukup , sehingga cocok untuk lahan pertanian.
            Tanah Ultisol mempunyai nilai BV 1,395 g/cm3 , BJ 1,962 g/cm3 , dan n 28,9%. Berdasarkan nilai BV Ultisol merupakan tanah yang mempunyai tekstur halus, padat,dengan struktur gumpal. Dari nilai BJ yang rendah dapat diketahui Ultisol mengandung bahan organik yang cukup tinggi. Dari porositas tanahnya, tanah Ultisol memiliki kandungan liat yang tinggi. Dalam pengolahannya tanah ultisol memerlukan proses aerasi agar infiltrasinya berjalan dengan baik sehingga mendukung pertumbuhan akar tanaman.
            Tanah Rendzina mempunyai nilai BV 1,5739 g/cm3 , BJ 1,674 g/cm3 , dan n 6%. Berdasarkan nilai BV Rendzina merupakan tanah yang bertekstur halus. Dari nilai BJ Rendzina mengandung bahan organik yang cukup tinggi. Dari nilai porositas tanah yang rendah, dapat diketahui tanah Rendzina mempunyai struktur mampat sehingga kadar lengasnya cukup tinggi. Untuk meningkatkan porositas tanah diperlukan penambahan bahan organik, hal ini dilakukan dalam upaya mendukung akar tanaman agar dapat tumbuh dengan baik.
            Tanah Vertisol mempunyai nilai BV 1,93 g/cm3 ,BJ 1,942 g/cm3 , dan n 0,5 %. Berdasarkan nilai BV Vertisol merupakan tanah yang padat. Dari nilai BJ Vertisol mengandung banyak bahan organik sehingga cocok untuk lahan pertanian. Porositas tanahnya begitu rendah menunjukkan bahwa tanah ini mempunyai struktur mampat.
            Data-data yang telah didapatkan dari praktikum dibandingkan dengan data-data dari penelitian orang lain. Untuk tanah Entisol dari data hasil percobaan di dapat nilai BV 1,25 g/cm3 , BJ 2,15 g/cm3 , dan n 41,86%. Sedangkan menurut Nugrohotomo dkk nilai BV 1,17 g/cm3 ,BJ 2,45 g/cm3 , dan n 60,7 %. Untuk nilai BJ dan BV perbedaan antara data hasil percobaan dengan data di jurnal tidak begitu jauh. Namun, untuk porositas tanahnya terdapat perbedaan yang cukup besar yaitu dengan selisih 18,84% (Nugrohotomo dkk,2002).
            Tanah Alfisol hasil percobaan mempunyai nilai BV 1,493 g/cm3 , BJ 2,43 g/cm3 , dan n 38,5%. Sedangkan menurut Sabdoval et al(2011) nilai BV 1,61 g/cm3 ,BJ 2,639 g/cm3 , dan n 39%. Untuk nilai BV, BJ, dan n antara data hasil percobaan dengan data yang diperoleh Sabdoval et al hanya memiliki sedikit perbedaan (Sabdoval et al.,2011).
            Tanah Ultisol hasil percobaan mempunyai nilai BV 1,395 g/cm3 , BJ 1,962 g/cm3 , dan n 28,9%. Sedangkan menurut Mahi dkk (1996) didapat nilai BV 1,11-1,36 g/cm3 dan n 48,7-58,11%.  Antara data hasil percobaan dengan data di jurnal nilai BV nya tidak jauh berbeda,sedangkan untuk porositas tanahnya memiliki perbedaan yang cukup besar (Mahi dkk,1996).
            Tanah Rendzina hasil percobaan mempunyai nilai  n 6%. Sedangkan menurut Mitkova dan Josif nilai porositas tanahnya 49%. Perbedaan nilai data hasil percobaan dengan data jurnal cukup tinggi (Mitkova dan Josif,2001).
            Tanah Vertisol hasil percobaan mempunyai nilai BV 1,93 g/cm3 ,BJ 1,942 g/cm3 , dan n 0,5 %. Sedangkan Agusman (2006) nilai BV 1,44-2,04 g/cm3 , BJ 2,25-2,92 g/cm3 , dan n 32,7 %. Antara data hasil percobaan dengan data dari jurnal , nilai BV dan BJ tidak jauh berbeda. Namun, porositas tanahnya mempunyai perbedaan yang sangat signifikan (Agusman,2006).
            Hasil BV,BJ, dan porositas tanah pada jurnal dengan hasil percobaan mempunyai nilai yang berbeda-beda. Struktur dari tanah yang sejenis memiliki nilai BV,BJ, dan porositas yang berbeda pada tiap lapisannya. Selain itu, faktor-faktor pembentuk struktur tanah seperti bahan organik, aktivitas makhluk hidup, perakaran,dan organisme juga mempengaruhi adanya perbedaan nilai tersebut.           
Pemahaman mengenai struktur tanah dalam bidang pertanian berguna untuk menganalisa peluang pertumbuhan tanaman dan ketahanan hidup tanaman apabila tumbuh di tanah tersebut. Dengan diketahuinya struktur suatu jenis tanah  maka dapat dianalisa kesuburan tanah, kandungan mineral dan organic tanah, kemampuannya untuk menyimpan air, udara serta kemungkinan untuk tererosi. Analisa ini diperlukan untuk menentukan perlakuan pada suatu jenis tanah untuk memperoleh hasil pertanian yang optimal.


IV. KESIMPULAN
Urutan BV dari yang terbesar hingga yang terkecil adalah sebagai berikut Vertisol (1,9395gr/cm3) > Rendzina (1,5739 gr/cm3) > Alfisol (1,493 gr/cm3) Ultisol(1,395 gr/cm3) > Entisol (1,2595 gr/cm3). Urutan nilai BJ dari yang terbesar hingga terbesar hingga terkecil adalah sebagai berikut Alfisol ( 2,43 gr/cm3) > Entisol (2,172 gr/cm3) > Ultisol (1,962 gr/cm3) > Vertisol (1,942 gr/cm3) > Rendzina ( 1,644 gr/cm3) . Sedangkan urutan nilai porositas tanah dengan urutan dari yang terbesar hingga yang terkecil adalah Entisol (42,45%) > Alfisol (38,5%) > Ultisol ( 28,9 %) > Rendzina (6%) > Vertisol (0,5%).

V. PENGHARGAAN
            Laporan sementara Dasar-dasar Ilmu Tanah Acara IV  “Struktur Tanah” ini telah dapat diselesaikan tepat waktu. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih  kepada:
1.      Ir. Suci Handayani, MP. selaku coordinator dan penanggungjawab praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah.
2.      Hanim Fathmana, selaku koordinator asisten praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah.
3.      Rosyida Ismi Barroroh, selaku asisten golongan/kelompok A2/III.
4.      Seluruh kakak asisten praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah tahun 2013 yang telah membimbing selama kegiatan praktikum.
5.      Teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian laporan sementara Dasar-dasar Ilmu Tanah.

DAFTAR PUSTAKA

Agusman,A.2006. Karakterisasi tanah-tanah berwarna hitam hingga merah di atas formasi             karst Kabupaten Gunung Kidul. Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta
Anonim.2010. Hubungan Tekstur dan Struktur Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman.             http://sisemutkota.blogspot.com/2010/12/hubungan-tekstur-dan-struktur-    tanah.html.
            Diakses pada tanggal 10 Maret 2013
Arnaud,R.J. 1972. Capacity of  cherozemic soil. Journal of Soil Science: 124-126
Buckman, H. and Brady N. 1982. The Nature and Properties of Soils ( Ilmu Tanah, alih                            bahasa : Soegiman). Bhratara Karya Aksara. Jakarta
Indranada, H.K. 1986.  Pengaruh Kesuburan Tanah. Bina Aksara. Jakarta
Maas, A. 1996. Ilmu Tanah dan Pupuk. Akademi Penyuluh Pertanian. Yogyakarta
Mahi,A.K., M. Utomo,dan T. Syam.1996. Evaluasi kesesuaian lahan untuk pengembangan            daerah hulu das blau tahura wan abdurrachman. Jurnal Tanah Tropika 3:66-73
Mitkova,T.and Josif M.2001.Soils of the Republic Macedonia : present situation and future          prospects. Europian Soil Bureau.Macedonia
Nugrohotomo, Prapto Yudoyono, dan Abdul Syukur.2001.Upaya peningkatan hasil benih padi    (Oryza sativa L) pada berbagai taraf genangan air dan tekanan vermikompas di lahan            sawah irigasi Entisol. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian 135-149
Sabdoval,M.A., J.E Celis, and P. Morales.2011. Structural remediation of an alfisol by means       of sewage studge amendments in association with yellow serradela (Ornithopus          comprassus L). Jurnal soil Science and Plant Nutrition 11:68-78
Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah. Gava Media. Yogyakarta
Foth, P. 1988. Basics of soil science (Dasar-Dasar Ilmu tanah, alih bahasa: Endang, Dwi Retno, Rahayuning). Gadjah Mada University Press. Yoyakarta





Tidak ada komentar:

Posting Komentar