Selasa, 12 April 2016



ACARA VIII
REAKSI TANAH (pH TANAH)

ABSTRAK
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah acara VIII tentang reaksi tanah (pH tanah) dilaksanakan pada hari selasa, 19 maret 2013 di Laboratorium Tanah Umum, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Praktikum ini bertujuan untuk menetapkan pH H2O tanah dan pH KCl tanah. Reaksi tanah merupakan sifat tanah yang penting untuk diamati karena berpengaruh terhadap serangkaian proses-proses kimiawi dalam tanah, antara lain proses pembentukan mineral lempung, reaksi kimia, dan biokimia tanah serta status hara dalam tanah. Berdasarkan banyaknya ion H+ yang terdapat dalam larutan tanah, dikenal dua macam pH yaitu pH aktual dengan bahan pendesak H2O dan pH potensial dengan bahan pendesak KCl. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini aadalah pH meter, cepuk pH, gelas ukur, timbangan danpengaduk. Sedangkan bahan yang digunakan adalah contoh tanah kering yang terdiri atas lima jenis yaitu entisol, alfisol, ultisol, rendzina dan vertisol dengan diameter 2 mm, aquadest dan larutan KCN 1 N. Pada percobaan ini digunakan metode gelas (elektrometri) yaitu dengan menggunakan pH meter (glass electrode) yang langsung mengkonversi ion H+ menjadi nilai pH tanah. Dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa pH aktual tanah entisol 6,125; alfisol 6,6; ultisol 5,575; rendzina 7,075; dan vertisol 6,11. Sedangkan untuk pH potensial tanah entisol 5,05; alfisol 5,65; ultisol 4,735; rendzina 5,755 dan vertisol 7,32.






I.  PENGANTAR
            pH tanah atau yang sering disebut dengan keasaman tanah merupakan sifat-sifat kimia tanah yang merupakan keseimbangan asam-basa dalam larutan tanah. Nilai pH tanah sangat beragam, tergantung pada jenis tanah yang ada. Faktor-faktor yang mempengaruhi keragaman pH tanah adalah bahan induk, iklim, bahan organik dan perlakuan manusia. Masalah yang melatarbelakangi acara ini adalah apabila tanah ditanami terus menerus akan menyebabkan merosotnya kadar bahn organik tanah. Penurunan kadar bahan organik tanah ini lebuh dari 40% sehingga sudah berbahaya karena menyebabkan produksi menurun. Mengingat peran bahan organik tanah, tanah tidak saja di pertahankan tapi juga harus ditingkatkan kesuburannya. Salah satunya adalah dengan menjaga reaksi tanah (pH tanah) agar tetap netral, karena pabila netral maka semua unsur hara akan tersedia cukup untuk tanah. Untuk mengetahui pH tanah ada dua cara yakni dengan metode kalorimetri dan elektrometri.kolorimetri merupakan metode penetapan pH tanah dengan menggunakan indikator warna kertas pH, pH stick dan pH universal. Sedangkan cara elektrometri yaitu dengan menggunakan pH meter (glass electrode). Praktikum ini bertujuan untuk menentukan pH H2O tanah dan pH KCl tanah.
            pH tanah adalah satu dari ukuran sifat tanah yang paling sering dan umum digunakan dan kemungkinan dapat juga mengetahui karakteristik kimiawi tanah. pH tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman memalui dua cara, yaitu melalui pengaruh langsung ion hidrogen dan pengaruh tidak langsung, yakni ketersediaan unsur hara tertentu dan adanya unsur hara beracun (United Nations Development Programme, 2004). 
            Keberadaan pH tanah dipengaruhi oleh sifat tanah dan ciri tanah yang komplit tetapi yang paling menonjol diantaranya adalah kejenuhan basa, sifat misel (koloid) dan macam kation yang terjerap. Sifat misel yang berbeda dalam mendisosiasikan ion H terjerap menyebabkan pH tanah berbeda dan koloid yang berbeda meskipun kejenuhan basanya sama. pH tanah dapat diubah diantaranya dengan penambahan bahan organik sehingga nilai pH dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanah. Perubahan ini mungkin menaikan atau menurunkan pH. Namun  pada kenyatannya pH tidak dapat diubah dengan mudah. Hambatannya adalah buffer yang merupakan campuran dari asam-basa dengan garamnya (Jima, 2000).

            Faktor-faktor yang mempengaruhi keragaman pH tanah yaitu
1.  Bahan induk
     Bahan induk umumnya mendorong terbentukny tanah bereaksi masam, sebaliknya bahan
     induk basis mendorong terbentuknya tanah basis.
2.  Iklim
     Iklim basah umumnya mendorong tanah menjadi asam, sedangkan tanah kering
     Mendorong tanah menjadi basa.
3.  Bahan organik
     Tanah organik mempunyai pH rendah, akibatnya banyak asam-asam organik hail proses
     Humifikasi.
4.  Perlakuan manusia
     Pengaruh nyata akibat perlakuan manusia umumnya berupa penggunaan pupuk ataupun
     Bahan amelioran lainnya.
            Kemasaman dan kebebasan tanah di dayai oleh macam kation yang terserap pada muka zaraah-zarah koloid. Kation-kation utama yang terserap ialah Al3, H, Na, K, Ca dan Mg. Ketika lebih banyak ion Al3+ dan H+ yang terserap maka pH tanah menurun. Ketika ion basa lebih banyak terserap maka pH tanah meningkat (Coleman and Thomas, 1967).
            Reaksi akar dan jasad penghuni tanah serta perombakan bahan organik menghasilka CO2. Penggabungan CO2 (termasuk yang berasal dari udara) dengan air menghasilkan asam karbinat. Perombakan bahan organik juga menghasilkan asam-asam organik. Hidrolis Al membentuk ion Al3+ terhidrat yang merupakan donor proton (ion H+ ) daan dengan demikian dapat vmemasamkan tanah. Peran seperti juga dijalankan oleh ion-ion logam lain bermuatan tiga atau lebih yang terhidrat (Tan, 1994).
            Penentuan pH tanah dapat dikerjakan secara elektrometrik dan kalorimetrik, baik di dalam laboratorium maupun di lapangan. Prinsip penentuan secara elektometrik adalah menggunakan glass electrode yang langsung mengkonversi konsentrasi ion H+ menjadi nilai pH tanah. Sedangkan prinsip penentuan secara kolorimetik adalah mengukur warna larutan tanah di bandingkan dengan warna standart yang telah diketahui nilai pH nya. Elektrometrik reaksi tanah ditentukan dengan pH meter Beckman, sedangkan kolorimetrik dapat dikerjakan dengan kertas pH, pasta pH dan larutan pH universal (Anonim, 2008).
pH tanah merupakan indikator pelapukan tanah, kandungan mineral dalam batuan induk, lama waktu dan intensitas pelapukan terutama pelindihan kation-kation basa dari tanah. Faktor yang membepnagruhi pH tanah adalah tipe vegetasi, jumlah curah hujan, drainase, tanah internal, dan aktivitas manusia (Anonim, 2007). PH larutan sangat penting karena larutan tanah mengandung unsar hara seperti N, P dn K. Jika pH larutan tanah meningkat hingga diatas 5,5 maka Nitrogen (dalam bentuk nitrat) menjadi tersedia bagi tanaman. Di sisi lain, fosfor akan tersedia bagi tanaman pada PH antara 6,0-7,0 (Siradz, 2006).



III.  METODOLOGI
            Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah acara VIII  yang berjudul ‘Reaksi Tanah (pH Tanah)’ dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 19 Maret 2013 di Laboratorium Ilmu Tanah Umum, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah contoh tanah kering udara halus Ø 2 mm, aquadest, larutan KCl 1 N, alat pH meter untuk mengukur besarnya pH , cepuk pH, gelas ukur dan timbangan.
            Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode elektrode. Metode ini menggunakan pH meter. Prinsip cara uji derajat keasaman (pH) dengan menggunakan alat pH meter adalah sebuah Metode pengukuran pH berdasarkan pengukuran aktifitas ion hidrogen secara potensiometri/elektrometri dengan menggunakan pH meter.(Anonim, 2010).


III.  HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 8.1 pH aktual dan pH potensial
  TANAH
           KCl (potensial)
            H2O (aktual)
Entisol
Alfisol
Ultisol
Rendzina
Vertisol
 
6,055
5,63
4,735
5,755
7,32

6,125
6,6
5,575
7,075
6,11

  
            Salah satu sifat kimia tanah yang penting diamati adalah pH tanah (reaksi tanah) karena berpengaruh pada proses pembentukan lempung, reaksi kimia dan status hara dalam tanah. Dalam tanah masa ion H lebih banyak daripada ion OH dan dalam tanah basa ion OH lebih banyak dibandingkan ion H. Rekasi tanah adalah parameter tanah yang dikendalikan kuat oleh sifat-sifat eleektrokimia koloid-koloid tanah.
            Nilai pH tanah dipengaruhi oleh bahan induk, iklim, bahan organik dan perllakuan manusia. Bahan induk masam umumnya mendorong terbentuknya tanah bereaksi masam dan sebaliknya bahan induk basis akan membentuk tanah agak netral sampai basis. Pengaruh iklim basah umunya akan mendorong berkembangnya tanah masam, sedangkan di daerah iklim kering banyak dijumpai tanah bereaksi basis. Bahan organik mempunyai nilai pH yang rendah akibat banyaknya asam-asam organik hasil proses humifikasi. Sedangkan pengaruh manusia dapat mendorong perubahan pH tanah, namun pengaruhnya tidak setajam pengaruh  faktor lainnya. Pengaruh nyata akibat perlakuan manusia umumnya berupa penggunaan pupuk ataupun bahan amelioran  lainnya. Bila pupuk yang digunakan dalam kurun waktu yang lama mempunyai sifat fisiologis masam maka akan cenderung menurunkan pH tanah, dan sebaliknya bila sering menggunakan bahan amelioran yang bersifat basis (kapur) maka terjadi proses peningkatan pH tanah.
Pada praktikum yang dilakukan, diperoleh hasil pH untuk masing-masing jenis tanah, yaitu: Entisol, pada tanah ini diperoleh hasil pH aktual 6,125 dan pH potensial 6,055. Ini menunjukkan bahwa pH aktual dan pH potensial bersifat agak masam karena tanah ini merupakan tanah muda karena tahan terhadap pelapukan. Tanah ini terbentuk dari endapan bahan tanah  yang mengalami ‘banjir’ sehingga terbawa air dan terendapkan sehingga menyebabkan sifat-sifat bahannya tergantung asal bahan yang diangkut, maka tanah entisol memiliki kadar pH rendah  karena hujan yang membawa tanah ini dapat mempengaruhi keasaman tanah. kemudian untuk tanah alfisol diperoleh hasil pH aktual 6,6 dan pH potensial 5,63 yang salah satunya yaitu untuk pH aktual termasuk netral dan pH potensialnya termasuk agak asam. Alfisol merupakan tanah minerla ynag pH nya relatif tinggi. Tanah ini memiliki tekstur halus karenma memiliki fraksi lempung pasiran dan mengandung aair dan basa. Penyimpangan yang terjadi dimungkinkan karena kesalahan praktikan maupun bahan yang diambil dari tempat tingkat pencucian lahan tinggi. Ultisol diperoleh nilai pH aktual 5,575 dan pH potensial 4,375. Nilai pH aktual lebih besar daripada pH potensial, maka pH ini di dominasi oleh muatan positif. Tanah ultisol merupakan tanah mineral yang mengalami pelapukan dan perkembangan tanah lanjut sehingga terjadi pelindian unsur basa dan bahan organik. pH potensial tanah ultisol termasuk pH terendah pada praktikum ini. Selanjutnya tanah rendzina yang memiliki pH aktual 7,075 dan pH potensial 5,755. pH aktual tanah ini termasuk netral dan pH potensial termasuk agak masam menurut tabel harkat pH tanah. tanah rendzina berbahan induk berupa kapur sehingga seharusnya tanah ini bersifat basa. Namun berdasarkan hasil pengamatan, tanah ini bersifat agak masam, hal ini disebabkan adanya pencucuian tingkat lanjut yang disebabkan pengaruh air hujan. Dan yang terakhir adalah untuk tanah vertisol didapat nilai pH aktual 6,11 dan pH potensial 7,32. pH aktual termasuk netral dan pH potensial termasuk netral juga menurut tabel harkat pH tanah. Menurut ilmu kimia tanah, pH netral adalah pH yang menciptakan kondisi optimum ketersediaan unsur hara tanah. tanah vertisol termasuk jenis tanah mineral.
Jenis tanah Entisol, jika ditambahkan air aquadest didapatkan hasil pH 6,125. Sedangkan  jika ditambahkan larutan KCl, disapatkan hasil pH 5,055. Tanah yang termasuk ordo Entisol merupakan tanah-tanah yang masih sangat muda yaitu baru dalam tingkat permulaan dalam perkembangan. Tanah Entisol berasal dari bahan induk aluvium, tekstur beraneka ragam, kesuburan sedang hingga tinggi dan mempunyai pH bermacam-macam (Hardjawiguna, 2008). Dari hasil pengamatan, maka dapat diketahui bahwa tanah Entisol mempunyai pH asam.
Jenis tanah Alfisol, jika ditambahkan larutan KCl, maka didapatkan pH 5,63 sedangkan jika ditambahkan Aquadest, maka mempunyai pH yang lebih tinggi yaitu 6 ,6. Tanah ini terbentuk dari batuan kapur keras (limestone) dan tuff Vulkanis bersifat basa dengan kandungan bahan organik rendah. Tanah ini mempunyai kecenderungan basa sampai netral. Tanah Alfisol mempunyai kejenuhan basa kurang dari 35% (Coleman, 1976).
Tanah Ultisol memiliki pH 4,735 pada larutan KCl dan memiliki pH yang sedikit naik jika dalam larutan aquadest, yaitu sebesar 5,755. Tanah Ultisol bersifat masam. Tanah ini telah berkembang lanjut. Tanah Ultisol telah terfeolindir sehingga kandungan bahan organiknya kecil (Prasetyo, 2009).
Pada jenis tanah Rendzina, jika di tambahkan larutan KCl, maka di dapatkan pH sebesar 5,755. Sedangkan penambahan aquadest menyebabkan pH tanah Rendzina menjadi naik sebesar 7,075. Tanah Rendzina merupakan tanah dengan epipedon mollik (warna gelap, kandungan bahan organik lebih dari 1% dan kejenuhan basa 50%) (Prihastanti, 2010).
Tanah Vertisol memiliki pH 7,32 jika di tambahkan ke dalam larutan KCl dan sebesar 6,11 jika di tambahkan ke dalam larutan aquadest. Vertisol memiliki kandungan lempung montmorilonit yang tinggi. Lempung mempunyai tingkat kejenuhan basa, sehingga Vertisol cenderung basa. Tanah Vertisol terbentuk dari bahan induk batuan napal yang banyak mengandung kapur (Ca2+) sehingga bersifat besar (Prihastanti, 2010).
pH berhubungan erat dengan kesuburan tanah dan unsur hara  yang ada pada tanah. unsur-unsur hara tersebut mempengaruhi tingkat kesuburan tanah. tanah yang kaya bahan organik cenderung netral dan sedikit basa. Tanaman akan optimal menyerap unsur hara pada pH netral tanah (6,5). Tanaman yang berbeda pada kondisi yang tidak sesuai dengan sifat tanah tanaman akan tumbuh secara tidak optimal. Kesesuaian pH tanah dan jenis tanaman dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena tanah sebagai tempat penyedia bahan atau unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Metode yang digunakan untuk mencari nilai pH adalah kolorimetri dan elektrometri. Kolorimetri merupakan cara penentuan nilai pH  dengan menggunakan indikator warna (lakmus,kertas pH dan pH stick). Penentuan ini dibandingkan dengan warna larutan tanah dengan warna standart yang telah diketahui pH nya. Sedangkan dengan elektrometri yaitu dengan menggunakan pH meter yang langsung mengkonversi konsentrasi ion H menjadi nilai pH tanah. Pada praktikum kali ini menggunakan metode elektrometri karena lebih akurat dan cepat . pH yang ditentukan pada praktikum ini adalah pH potensial dan pH aktual. pH potensialadalah ion H+ yang terkandung di dalam larutan tanah dan pada kompleks jerapan. Bahan pendesaknya adalah KCl. pH aktual adalah ion H+ yang terdapat didalam larutan tanah. bahan pendesak adalah H2O.
            Kondisi pH tanah terlalu masam untuk menaikkan dapat ditambah bahan amelioran yang dapat berupa bahan organik seperti abu vulkan, kapur tanah, mineral dan pupuk kandang. Pada tanaman yang pH nya basa dapat diturunkan dengan menambahkan belerang yang bersifat asam. pH atanah bermanfaat dalam pertanian. Laju dekomposisi mineral tanah dan bahan organik dipengaruhi oleh reaksi asam basa dalam tanah. Terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung. Pengaruh tidak langsungnya terhadap tanaman adalah melalui pengeruhnya terhadap kelarutan dan ketersediaan hara. Kemudian pengaruh langsungnya adalah ion H+ mempunyai pengaruh meracun terhadap tanaman jika terdapat dalam konsentrasi tinggi.




IV.  KESIMPULAN
            Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pH KCl atau pH potensial tanah entisol 6,055; alfisol 5,63; ultisol 4,735; rendzina 5,755 dan vertisol 7,32. Sedangkan pH HO atau pH aktual tanah entisol 6,125; alfisol 6,6; ultisol 5,575; rendzina 7,075 dan vertisol 6,11.

























V.  PENGHARGAAN
            Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan sementara ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terimakasih pada pihak-pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan laporan sementara ini, antara lain kepada:
            1.  Ir. Suci Handayani, M.P. selaku koordinator Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah
            2.  Para asisten Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah yang telah memberikan bimbingan
                 sehingga praktikum dapat berjalan dengan lancar
            3.  Pihak-pihak yang telah membantu kami, baik dalam pelaksanaan praktikum
                 maupun dalam pembuatan laporan sementara ini
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan sementara ini masih jauh dari sempurna. Kami mohon maaf apabila dalam laporan sementara ini terdapat kesalahan. Semoga laporan sementara yang telah kami susun ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
                                                                                    Yogyakarta, 6 April 2013
                                                                                                            Penyusun,
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Reaksi Tanah. <http://www.RudyetTopicities.com>. Diakses pada 22 Maret 2013.

Anonim. 2010. Uji pH tanah dengan pH meter. <http://inspeksisanitasi.blogspot.com/2010/07/uji-ph-dengan-ph-meter.html>. Diakses pada 5 April 2013.

Coleman, N.T., and G.W. Thomas. 1976. Basic chemistry of soil activity. Jurnal Agronomi 12: 1-11.

Hardjawigena. 2008. Kajian sifat fisik dan kimia tanah dan hubungannya dengan produksi kelapa sawit (Elaesis guinensis) di kebun kelapa  sawit PTPN II. Jurnal Litbang Pertanian 20: 17-24.

Jima, J.W. 2000. Penggunaan batas-batas atterberg sebagai dasar untuk memperbaiki kualitas Tanah. Jurnal Online 2: 93-95.   

Prasetyo, B. H, dan D.A Suriadikata. 2006. Karakteristik, potensi dan teknologi pengelolaan tanah Ultisol untuk pengembangan pertanian lahan kering di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian 25: 39-47.

Prihastanti, E. 2010. Pembibitan jarak pagar (Jatropha cuncias L.) pada jenis tanah dan penambahan kompos yang berbeda. Buletin Anatomi dan Fisiologi 18: 1-7.

Siradz, S. A. 2006. Degradasi lahan persawahan akibat produksi biomassa di DI-Jogjakarta. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 6:47-51
Ton,K.H. 1994. Environmental Soil Science. Marcel Dekker, Inc. New York. United Nations Development Programme. 2004. Sharing Innovations Experience. One United             Plaza. New York.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar