Selasa, 26 April 2016

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PENGELOLAAN AIR UNTUK PERTANIAN ACARA V CROPWAT


Description: Description: C:\Users\hapsaribka\Pictures\Logo+UGM++.jpg
Disusun Oleh:
                                              
                                              
                                              
                                              
                                              
                                                           
                                               Golongan/kelompok  :
                                               Asisten Praktikum      :


LABORATORIUM AGROHIDROLOGI
DEPARTEMEN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
ACARA V
CROPWAT

ABSTRAK
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 11 Maret 2016 di Laboratorium Agrohidrologi, Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Tujuan dari praktikum acara 5 ini adalah untuk dapat menggunakan program komputer CropWat untuk menentukan kebutuhan air tanaman dan kebutuhan irigasi. Alat yang digunakan adalah 1 unit komputer prosesor 486 atau lebih cepat, RAM 4Mb dengan sistem operasi (OS) Windows 3.1, 3.11, 95 atau 98; dan 1 unit printer. Adapun bahan yang digunakan adalah data iklim selama satu tahun dengan data bulanan yang lengkap; data tanaman; dan Software CropWat for Windows. Dengan menggunakan Cropwat, kebutuhan air tanaman dan kebutuhan irigasi dapat ditentukan dengan melihat histogram CWR, dan data CWR yang ditampilkan. Kelebihan dari versi Cropwat 8.0 dengan versi sebelumnya adalah pada versi 8.0 telah ada 38 komoditas, sedangkan pada Cropwat 7.0 hanya terdapat 30 jenis tanaman yang berbeda. Jenis tanaman yang dipilih adalah jagung, kacang tanah, dan mangga. Jagung dan kacang tanah dapat ditumpangsarikan, sedangkan tanaman mangga sebagai tanaman tahunan dapat ditanam di sekeliling lahan. Berdasarkan hasil analisis dengan aplikasi Cropwat, pada bulan Maret dibutuhkan irigasi sebanyak 0.3 mm/bulan, bulan Mei sebanyak 2.8 mm/bulan, bulan Juni 18.3 sebanyak mm/bulan, bulan Juli sebanyak 23.7 mm/bulan, bulan Agustus sebanyak 22.6 mm/bulan, bulan September sebanyak 24.4 mm/bulan, dan bulan Oktober sebanyak 3.1 mm/bulan.
Kata kunci: cropwat, kebutuhan air tanaman, kebutuhan irigasi

I.                   PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Air merupakan unsur yang sangat penting bagi kehidupan tanaman. Air yang dibutuhkan tanaman  ialah air yang terdapat di dalam tanah yang ditahan oleh partikel tanah. Kebutuhan air tanaman atau kebutuhan air irigasi adalah suatu gambaran besarnya kebutuhan air untuk keperluan tanaman mulai dari pembibitan hingga tanaman siap panen. Kebutuhan air harus dipertimbangkan sesuai dengan jenis tanaman, jenis tanah, ketersediaan media tanam, sifat- sifat tanah, cara pemberiaan air, pengelolaan tanah, iklim, waktu tanaman bulanan, pemakaian air konsumtif, dan perkolasi. Kebutuhan air tanaman dan irigasi sangat penting diketahui guna menentukan jadwal irigasi yang akan diberikan pada lahan tersebut. Jadwal irigasi ditentukan oleh jenis tanaman yang ditanam pada lahan tersebut serta data iklim yang ada di daerah tersebut.
Terdapat berbagai macam jenis perangkat lunak computer dalam bidang teknik tanah dan air yang telah disusun oleh berbagai lembaga untuk bermacam – macam keperluan, termasuk untuk menentukan kebutuhan air dan irigasi tanaman. Salah satu perangkat lunak dalam bidang irigasi adalah CropWat yang disusun oleh FAO. CropWat merupakan suatu program komputer yang berguna untuk menghitung kebutuhan air tanaman dan kebutuhan air irigasi berdasarkan data iklim dan data tanaman. Program ini dapat membantu dalam menentukan perhitungan standar untuk desain dan manajemen skema irigasi. Untuk mempermudah penentuan pola tanam dan skema irigasi pada suatu lahan di wilayah dan waktu tertentu. Selanjutnya pola tanam dan skema irigasi akan menentukan kebutuhan air tanaman dan kebutuhan air irigasi yang ada. Penggunaan program CropWat akan mempermudah dan mendukung kegiatan tersebut. Data iklim yang digunakan biasanya data iklim selama satu tahun. Dikarenakan menggunakan data iklim tersebut, maka penentuan pola tanam dengan menggunakan CropWat disebut juga dengan penentuan pola tanam secara tidak langsung.
B.       Tujuan
Dapat menggunakan program komputer CropWat untuk menentukan kebutuhan air tanaman dan kebutuhan irigasi.















II.                TINJAUAN PUSTAKA
Air merupakan salah satu unsur terbesar bagi tanaman. Air yang dibutuhkan tanaman ialah air yang terdapat di dalam tanah yang ditahan oleh butir-butir tanah, selain itu juga air hujan atau air irigasi. Air yang dibutuhkan tidak hanya banyaknya, tetapi juga pembagiannya yang merata. Tanpa pembagian yang merata, kehidupan tanaman tidak akan stabil (Aak, 1883). Kebutuhan air tanaman adalah banyaknya yang dibutuhkan tanaman untuk membentuk jaringan tanaman, diuapkan, perkolasi, dan pengolahan tanah. Kebutuhan air irigasi tanaman ditentukan oleh faktor-faktor seperti pengolahan tanah, penggunaan konsumtif tanaman, perkolasi, pergantian lapisan air, dan hujan efektif.
Air irigasi sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman. Di daerah tropik walaupun pada musim hujan sering terjadi suatu periode kering sampai tiga minggu. Pada situasi tersebut diperlukan air irigasi untuk menjamin pertumbuhan tanaman yang baik. Perbedaan jumlah kebutuhan air irigasi setiap musim tanam tidak terlepas dari faktor iklim dan curah hujan. Semakin tinggi curah hujan dan jumlah evapotranspirasi kecil, maka jumlah kebutuhan air irigasi akan semakin sedikit, begitu sebaliknya (Yanti, 2015).
Kegiatan budidaya tanaman di Indonesia saat ini masih bergantung pada air hujan. Menyiasati hal tersebut, pengelolaan air harus diusahakan secara optimal, yaitu tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat sasaran sehingga upaya peningkatan produktivitas maupun perluasan areal tanam dan peningkatan intensitas pertanaman dapat dilakukan secara efisien. Pengelolaan air perlu disesuaikan dengan sumber daya fisik alam (tanah, iklim, sumber air) dan biologi dengan memanfaatkan berbagai disiplin ilmu untuk membawa air ke perakaran tanaman sehingga mampu meningkatkan produksi. Sasaran dari pengelolaan air yaitu (1) efisiensi penggunaan air dan produksi tanaman yang tinggi, (2) efisiensi biaya penggunaan air, (3) pemerataan penggunaan air atas dasar sifat keberadaan air yang selalu ada tapi terbatas dan tidak menentu kejadian serta jumlahnya, dan (4) tercapainya keberlanjutan sistem penggunaan sumber daya air yang hemat lingkungan (Aqil et al.,2008).
Dalam perencanaan pengairan, yang perlu mendapat perhatian ialah kebutuhan air atau evapotranspirasi tanaman. Evapotranspirasi (ET) adalah jumlah air air total yang dikembalikan lagi ke atmosfer dari permukaan tanah, badan air, dan vegetasi oleh adanya pengaruh faktor-faktor iklim dan fisiologis vegetasi. ET merupakan gabungan antara evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah proses penguapan yaitu perubahan dari zat cair menjadi uap air atau gas dari semua bentuk permukaa kecuali vegetasi. Transpirasi adalah perjalanan air dalam jaringan vegetasi (proses fisiologis) dari akar tanaman ke permukaan daun dan akhirnya menguap ke atmosfer. Besarnya laju transpirasi kurang lebih sama dengan laju evaporasi apabila pori-pori daun (stomata) terbuka. Proses pembukaan pori-pori daun tampaknya dikendalikan oleh besarnya pembukaan diameter pori-pori daun. Ketika daun menutup, proses transpirasi tetap berlangsung tetapi dengan laju yang sangat lambat (Wanielista, 1990 cit. Asdak, 1995).
CropWat for Windows v.4.3 merupakan software aplikasi untuk perencanaan dan pengelolaan irigasi yang dikembangkan oleh beberapa ilmuan. Fungsi utamanya yaitu untuk menghitung evapotranspirasi acuan, kebutuhan air dan irigasi tanaman, membuat dan mengembangkan jadwal irigasi serta skema pasokan air pada kondisi manajemen yang bervariasi, serta untuk memperkirakan produksi pada lahan kering dan tadah hujan. CropWat merupakan metode yang perlu dipertimbangkan untuk mendukung pembuatan keputusan terkait dengan perencanaan dan manajemen irigasi, rencana jadwal irigasi, serta perkiraan produksi pada kondisi air irigasi yang melimpah dan defisit (Stancalie et al.,2010).  Menurut Kinasih et al. (2015), CropWat 8.0 merupakan program komputer untuk perhitungan kebutuhan air tanaman dan kebutuhan air irigasi berdasarkan data iklim, tanaman, dan tanah. Permodelan menggunakan CropWat dapat menakar dengan tepat penurunan lahan akibat tekanan air dan dampak iklim yang membuat model ini menjadi sarana terbaik untuk perencanaan dan manajemen irigasi.
CropWat v.5.6 merupakan pengembangan dari versi sebelumnya termasuk dalam metode penentuan evapotranspirasi tanaman yang mengacu pada pendekatan Penman- Monteith sebagai rekomendasi dari ahli konsultasi FAO yang berdiri pada bulan Mei 1990 di Roma. CropWat v.5.7 ialah pengembangan dari CropWat v.5.6 yang dilengkapi dengan fasilitas yang terhubung dengan program Climwat yang berupa database dari sumber data klimat dari 3261 stasiun 144 negara-negara di seluruh Asia, Afrika, Timur Tengah, Eropa Selatan, Amerika Tengah dan Amerika Selatan (Smith, 1992).
Fungsi utama CropWat yaitu untuk menghitung evapotranspirasi acuan, kebutuhan air dan irigasi tanaman, membuat dan mengembangkan jadwal irigasi serta skema pasokan air pada kondisi manajemen yang bervariasi, serta untuk memperkirakan produksi pada lahan kering dan tadah hujan. CropWat merupakan metode yang perlu dipertimbangkan untuk mendukung pembuatan keputusan terkait dengan perencanaan dan manajemen irigasi, rencana jadwal irigasi, serta perkiraan produksi pada kondisi air irigasi yang melimpah dan defisit (Stancalie et al.,2010). CropWat praktis digunakan untuk pengembangan jadwal irigasi dan sebagai evaluasi curah hujan dan pelaksanaan irigasi berdasarkan dari kadar kelengasan tanah tiap harinya dengan menggunakan berbagai variasi pilihan untuk kebutuhan air dan kondisi manajemen irigasi (Smith, 2002).





















III.    METODOLOGI
Praktikum Acara V yang berjudul  Cropwat dilaksanakan pada hari Jum’at, 11 Maret 2016 di Laboratorim Agrohidrologi, Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu data iklim bulanan selama satu tahun, data tanaman, dan software CropWat for Windows. Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain satu unit prosessor 486 atau yang lebih cepat, RAM 4 Mb dengan sistem operasi (OS) Windows 3.1, 3.11, 95, atau 98
Cara kerja pada praktikum ini adalah dengan menganalisa data iklim yang ada untuk menentukan nilai evapotranspirasi standar (Eto). Setelah itu dapat menentukan kebutuhan air irigasi dengan periode irigasi tertentu. Untuk dapat memasukkan data iklim dapat memilih input dataclimateenter/modify. Lalu akan muncul suatu bar data klimat bulanan. Pada bar tersebut pilih calculate Eto untuk menghitung Eto pada bulan yang diinginkan. Untuk melanjutkan ke bulan yang selanjutnya, dapat dipilih Next>. Setelah selesai data dapat disimpan dengan mengklik save atau dapat juga disimpan dalam bentuk file teks dengan mengklik report. Setelah semua selesai pilih OK. Untuk memasukkan data Eto akan secara otomatis muncul bar data Eto bulanan dengan cara memilih menu input data climate enter/modify. Retrieve berfungsi untuk mengambil file Eto. Save berfungsi untuk menyimpan data dalam bentuk file *.pnm. Report berfungsi menyimpan file dalam bentuk file teks. Setelah itu dapat memilih OK. Untuk memasukkan data curah hujan dengan memilih menu input data → rainfall → enter/modify dan akan muncul bar data curah hujan bulanan. Untuk memasukkan data koefisien tanaman dengan cara memilih menu input data → crops → crops coefficient → enter/modify maka akan muncul bar data tanaman. Untuk memasukkan data pola tanaman dapat memilih menu input data → crops → crops pattern → enter/modify dan akan muncul bar perencanaan pola tanam. Terdapat pilihan number of staggered blocks yang menyatakan jumlah petak yang akan ditanami dan jarak antara penanaman antara 1 blok dengan blok lainnya diisikan pada time interval between planting of blocks. Untuk mengisi data tanah dapat dipilih menu input data → soil → enter/modify maka akan muncul bar data tanah. Untuk mengambil data iklim, Eto, tanaman, dan tanah dari file dapat memilih input data kemudian jenis data dan yang terakhir pilih retrieve. Setelah semua data masuk, maka jika jendela data status di maximize akan muncul bar status data. Untuk dapat melihat tabel data dapat memilih menu tables, kemudian pilih jenis tabel yang akan dilihat. Tabel yang dapat dilihat antara lain, tabel iklim Eto, tabel kebutuhan air tanaman, dan tabel jadwal irigasi. Untuk melihat grafik dapat dipilih menu graph kemudian pilih jenis grafik yang akan ditampilkan. Jenis grafik tersebut adalah grafik iklim dan Eto, grafik curah hujan, grafik pola penanaman, grafik kebutuhan air tanaman, dan grafik jadwal irigasi. Untuk menentukan metode perhitungan dapat memilih menu schedule → criteria. Digunakan untuk mengubah metode perhitungan standar yang telah digunakan dalam program ini baik dalam pembuatan tabel maupun grafik. Metode perhitungan ini dapat diubah adalah Eto, curah hujan, curah hujan efektif, dan penjadwalan irigasi.


IV.             HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Pola Tanam dan Kebutuhan Irigasi Hasil Analisis Cropwat

Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
Precipitation deficit












1. MANGO            
0
0
0
0
0
6.4
38.5
75.3
81.2
10.2
0
0
2. Groudnut         
0
0
0
0
3.3
22.9
28
0
0
0
0
0
3. MAIZE  (Grain)   
0
0
0.8
0
4.7
24
6.8
0
0
0
0
0













Net scheme irr.req.












in mm/day
0
0
0
0
0.1
0.6
0.8
0.7
0.8
0.1
0
0
in mm/month
0
0
0.3
0
2.8
18.3
23.7
22.6
24.4
3.1
0
0
in l/s/h
0
0
0
0
0.01
0.07
0.09
0.08
0.09
0.01
0
0













Irrigated area
0
0
35
0
70
100
100
30
30
30
0
0
(% of total area)

























Irr.req. for actual area
0
0
0
0
0.02
0.07
0.09
0.28
0.31
0.04
0
0
(l/s/h)













Eto station       : Dieng-Plateau
Rain station     : Dieng-Plateau





V.                PEMBAHASAN
Cropwat merupakan sebuah perangkat lunak yang dapat memudahkan penentuan kebutuhan air dan kebutuhan irigasi dari suatu pola tanam yang dirancang dalam satu periode tanam tertentu. CROPWAT adalah decision support system yang dikembangkan oleh Divisi Land and Water Development FAO berdasarkan metode Penman-Monteith, untuk merencanakan dan mengatur irigasi. CROPWAT dimaksudkan sebagai alat yang praktis untuk menghitung laju evapotranspirasi standar, kebutuhan air tanaman dan pengaturan irigasi tanaman (Marica, 2000 cit. Manik dkk., 2012).
Pada praktikum ini stasiun klimatologi yang dipilih pada program Cropwat 8.0 adalah Dieng-Plateau. Pemilihan stasiun ini disebabkan letak stasiun tersebut yang memiliki jarak terdekat dari Provinsi DIY. Pada program ini terdapat 38 jenis tanaman yang dapat dianalisis tingkat kebutuhan air tanaman dan kebutuhan irigasi. Pada praktikum ini dipilih 3 tanaman yaitu, tanaman mangga, kacang tanah, dan jagung untuk pola tanam tumpangsari. Jagung dan kacang tanah dapat ditumpangsarikan, sedangkan tanaman mangga sebagai tanaman tahunan dapat ditanam di sekeliling lahan.
Untuk nilai evapotranspirasi tanaman acuan atau evapotranspirasi tanaman standar dihitung dengan metode Penmann pada aplikasi Cropwat 8.0 atau dengan konvensional. Untuk menghitung nilai evapotranspirasi tanaman acuan diperlukan penginputan data klimatologi pada daerah lokasi penelitian. Data tersebut didapat dari aplikasi Climwat 2.0 yakni data dari stasiun klimatologi Dieng-Plateau yaitu data iklim dengan file berekstensi *.pen dan data curah hujan dengan file berekstensi *.cli. Data iklim yang diperlukan adalah data suhu (maksimum dan minimum), kelembaban, lama penyinaran, radiasi, dan curah hujan. Aplikasi Cropwat 8.0 dapat menghitung evapotranspirasi acuan, evapotranspirasi tanaman, kebutuhan air irigasi, jadwal pemberian air irigasi untuk seluruh daerah irigasi dengan berbagai pola tanam tertentu yang telah dirancang. Bahkan, pada pola tanam tersebut, dapat pula ditentukan proposi masing-masing tanaman (dalam presentase) yang diinginkan.
Setelah mendapatkan nilai ETo maka nilai ETc dapat dihitung dengan menginput nilai Kc (koefisien tanaman). Melalui penggunaan aplikasi Cropwat 8.0 dapat memberikan evapotranspirasi yang lebih cepat dan akurat, sedangkan dengan menggunakan metode konvensional hasil didapat setelah menggambar pada millimeter blok. Ini merupakan salah satu kemudahan yang didapat dengan menggunakan aplikasi Cropwat 8.0.
Setiap tanaman memiliki kebutuhan air yang berbeda-beda. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor internal yaitu genetika tanaman itu sendiri dan faktor eksternal yaitu anasir-anasir iklim. Anasir yang diperlukan adalah curah hujan, panjang penyinaran, suhu, kelembaban udara, serta kecepatan angin selama satu tahun. Selain itu, kegiatan budidaya dalam hal ini irigasi dan drainasi yang tepat akan menentukan pertumbuhan dari tananan tersebut. Berikut akan dibahas beberapa anasir iklim yang berkaitan dengan kebutuhan air tanaman dan irigasi dari aplikasi Cropwat 8.0.
Gambar 1. Suhu minimum, suhu maksimum dan ETo
Berdasarkan grafik di atas menunjukkan hasil garis berwarna orange menunjukkan suhu maksimum bulanan, serta untuk yang berwarna biru menunjukkan suhu minimum. Pada suhu tertinggi terjadi pada bulan November, suhu mencapai 20 0C. Sedangkan, untuk suhu minimum terjadi pada bulan Agustus dengan suhu sekitar 2,6 0C. Meningkatnya   suhu,   akan diikuti peningkatan evapotranspirasi.  Grafik di atas menunjukkan hasil yang serupa. Evapotranspirasi maksimum terjadi paling tinggi pada bulan Oktober sebesar 3,32 mm/hari dan November sebesar 3,21 mm/hari, sedangkan evapotranspirasi terendah terjadi pada bulan Mei sebesar 2,62 mm/hari.
 Evapotranspirasi merupakan penguapan total dari permukaan air, daratan, dan tumbuhan. Pada bulan Oktober dan November terjadi evapotranspirasi yang maksimum, hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah air yang hilang dalam bentuk uap dari seluruh permukaan termasuk vegetasi sangat tinggi. Banyaknya air yang menguap menunjukkan tingginya kehilangan air, maka dibutuhkan sistem irigasi yang baik kebutuhan air untuk metabolisme tanaman tetap terpenuhi.
Gambar 2. Kelembaban dan ETo
Pada grafik di atas, kelembaban ditunjukkan oleh garis berwarna ungu, dari grafik terlihat bahwa kelembaban tertinggi terjadi pada bulan Maret dan April sebesar 89%  dan kelembaban terendah terjadi pada bulan September sebesar 79%. Pada umumnya pada daerah Dieng memiliki kelembaban yang tinggi. Kelembaban udara berbanding terbalik dengan suhu udara sehingga apabila kelembaban udara rendah atau dengan kata lain suhu udara tinggi, evapotranspirasi yang terjadi akan tinggi. Hal ini ditunjukkan pada grafik di atas dengan garis merah muda bahwa pada bulan Oktober sebesar 3,32 mm/hari dan November sebesar 3,21 mm/hari saat kelembaban udara mencapai titik paling rendah sepanjang tahun.
Kelembaban udara yang dimaksud adalah kadar uap air di udara. Kelembaban dibutuhkan oleh tubuh tanaman agar iklim mikro pada sekitar tanaman tidak kering sehingga evapotranspirasi yang terjadi cenderung rendah. Tanaman memiliki kesesuaian yang berbeda-beda terhadap kelembaban udara tertentu. Dengan demikian sangat penting untuk memperhatikan syarat tumbuh suatu tanaman dan disesuaikan dengan anasir iklim di lingkungan tersebut. Kelembaban udara pun berkaitan dengan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) apabila kelembaban udara tinggi akan menyebabkan tumbuhnya jamur dan apabila kelembabannya rendah akan menyebabkan munculnya hama atau gulma yang dapat mengganggu tanaman.
Gambar 3. Panjang Penyinaran, Radiasi Matahari, dan Eto
Pada gambar 3 di atas terlihat garis berwarna kuning menunjukkan panjang penyinaran, garis berwarna merah muda terang menunjukkan radiasi matahari, dan garis berwarna merah muda gelap menunjukkan Eto. Berdasarkan grafik diperoleh hasil bahwa radiasi matahari tertinggi terjadi pada bulan Oktober dan untuk radiasi matahari terendah terjadi pada bulan Mei-Juni. Radiasi matahari juga merupakan faktor yang berpengaruh dalam evapotranspirasi. Secara   umum, besarnya evapotranspirasi akan meningkat ketika suhu, radiasi panas matahari, dan kecepatan angin bertambah besar. Panjang penyinaran paling tinggi terjadi pada bulan Agustus sebesar 7,2 jam dan paling rendah terjadi pada bulan Januari sebesar 3,8 jam. Panjang penyinaran dengan radiasi matahari memiliki hubungan yang sama terhadap evapotranspirasi. Pengaruh penyinaran matahari akan mempercepat transpirasi dari tanaman dikarenakan paparan sinar yang menyebabkan tanaman cenderung akan menguapakan air lebih cepat dan dalam jumlah yang banyak. Menguapnya air tersebut merupakan bagian dari sirkulasi   perjalanan   air   dari bawah (perakaran) ke atas (daun) yang akan dipercepat saat  radiasi matahari dan panjang penyinaran terhadap vegetasi meningkat.

Gambar 4. Curah Hujan dan Curah Hujan Efektif Bulanan
Hujan merupakan satu-satunya sumber air alami dunia, sehingga hujan memiliki peran paling besar dalam pemenuhan kebutuhan air tanaman. Selisih dari curah hujan atau air tersedia dengan kebutuhan air tanaman dapat diatasi oleh irigasi atau drainase. Irigasi dilakukan ketika kebutuhan air tanaman lebih banyak dibandingkan curah hujan, sedangkan drainase dilakukan ketika air berlebih. Data curah hujan dalam suatu periode yang panjang dapat digunakan untuk melakukan perencanaan pola tanam (tumpangsari atau tumpanggilir). Tidak semua air hujan yang jatuh ke tanah dapat dimanfaatkan oleh tanaman, karena tanaman memiliki kebutuhan air tertentu pada masing-masing fase pertumbuhan. Selain itu, air hujan dari kejadian presipitasi dapat hilang karena limpasan permukaan (run off), atau karena perkolasi yang dalam jauh di luar daerah akar tanaman. Histogram di atas menunjukkan bahwa curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus. Curah hujan efektif adalah curah hujan yang digunakan tanaman untuk pertumbuhan (Ansori, et al., 2013). Curah hujan tersebut dihitung dari curah hujan rata-rata rancangan probabilitas 80%. Curah hujan efektif inilah yang akan memenuhi kebutuhan konsumtif air tanaman.

Gambar 5. Kebutuhan Air Tanaman Mangga
Pada gambar 5 histogram berwarna hijau menunjukkan kebutuhan air tanaman mangga dan histogram berwarna biru menunjukkan kebutuhan air untuk irigasi. Mangga merupakan salah satu tanaman tahunan, pada histogram di atas menunjukan bahwa kebutuhan air tanaman tertinggi selama satu tahun pada bulan September sampai November. Kebutuhan air tanaman adalah banyaknya air yang dibutuhkan untuk menggantikan kehilangan air melalui evapotranspirasi pada tanaman. Dengan mengetahui kebutuhan air tanaman maka kita dapat memprediksi banyaknya air tanaman yang hilang pada tanaman sehingga dapat dilakukan perencanaan pengelolaan air melalui irigasi atau drainase. Irigasi perlu dilakukan dari bulan Juni hingga bulan Oktober mengikuti kebutuhan air untuk irigasi tanaman mangga.
Gambar 6. Kebutuhan Air Tanaman Kacang Tanah
Pada gambar 6 histogram berwarna hijau menunjukkan kebutuhan air tanaman mangga dan histogram berwarna biru menunjukkan kebutuhan air untuk irigasi. Kacang tanah merupakan salah satu tanaman semusim yang sesuai jika ditumpangsarikan dengan tanaman jagung. Pada histogram di atas menunjukan bahwa kebutuhan air tanaman tertinggi selama satu musim adalah pada bulan Juni. Menurut hasil analisis Cropwat 8.0 penanaman kacang tanah dapat dilakukan pada bulan Maret dengan syarat irigasi perlu dilakukan pada bulan Maret dan Mei hingga bulan Agustus mengikuti kebutuhan air untuk irigasi tanaman kacang tanah. 
Gambar 7. Kebutuhan Air Tanaman Jagung
Pada gambar 7 histogram berwarna hijau menunjukkan kebutuhan air tanaman mangga dan histogram berwarna biru menunjukkan kebutuhan air untuk irigasi. Jagung merupakan salah satu tanaman semusim yang sesuai jika ditumpangsarikan dengan tanaman kacang tanah. Pada histogram di atas menunjukan bahwa kebutuhan air tanaman tertinggi selama satu musim adalah pada bulan Juni. Menurut hasil analisis Cropwat 8.0 penanaman kacang tanah dapat dilakukan pada bulan Maret dengan syarat irigasi perlu dilakukan pada bulan Maret dan Mei hingga awal bulan Agustus mengikuti kebutuhan air untuk irigasi tanaman kacang tanah.

Gambar 8. Jadwal Irigasi Tanaman Mangga
TAM merupakan total lengas tersedia, yaitu perbedaan lengas tanah antara kapasitas lapang dan titik layu yang dinyatakan dengan satuan mm/m (mm air per m kedalaman tanah) ditunjukkan dengan garis warna hijau. Initial Soil Moisture Depletion (%TAM) menunjukkan tingkat kekeringan tanah pada awal tanam. Keadaan lengas tanah yang tidak stabil, diperlukan perlakuan khusus seperti adanya jadwal irigasi. RAM (Readily Available Moisture) adalah jumlah air tersedia yang dapat digunakan oleh tanaman. Lengas tersedia yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman stagnan dari hari pertama setelah tanam sampai selama satu tahun yaitu sebesar 350 mm. Sedangkan nilai TAM berada pada nilai lebih dari 550 mm.
Gambar 9. Jadwal Irigasi Tanaman Kacang Tanah
Lengas tersedia yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman mengalami kenaikan sampai 60 hst, kemudian stabil pada nilai 100 mm. Sedangkan nilai TAM pada grafik tersebut menunjukkan nilai yang selalu lebih besar dibandingkan nilai RAM.
Gambar 10. Jadwal Irigasi Tanaman Jagung
Lengas tersedia yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman mengalami kenaikan sampai 55 hst, kemudian stabil pada nilai 160 mm. Setelah 90 hst nilai RAM mengalami kenaikan hingga nilai 230 mm. Sedangkan nilai TAM pada grafik tersebut menunjukkan nilai yang selalu lebih besar dibandingkan nilai RAM.
Jumlah air irigasi yang diberikan pada 3 tanaman yaitu mangga, kacang tanah, dan jagung dapat dilihat pada Tabel 1 pada hasil pengamatan. Pada bulan Maret dibutuhkan irigasi sebanyak 0.3 mm/bulan, bulan Mei sebanyak 2.8 mm/bulan, bulan Juni 18.3 sebanyak mm/bulan, bulan Juli sebanyak 23.7 mm/bulan, bulan Agustus sebanyak 22.6 mm/bulan, bulan September sebanyak 24.4 mm/bulan, dan bulan Oktober sebanyak 3.1 mm/bulan. Pada kisaran bulan tersebut diperlukan irigasi untuk memenuhi kebutuhan air ketiga tanaman tersebut dengan luar area irigasi bulan Maret seluas 35%, bulan Mei seluas 70%, bulan Juni seluas 100%, bulan Juli seluas 100%, bulan Agustus seluas 30%, bulan September seluas 30%, dan bulan Oktober seluas 30% dari total luas lahan yang diusahakan ketiga tanaman tersebut. Keperluan irigasi tersebut dapat dilihat pada tabel 1 pada bagian irrigated area dalam % dari total area.
Metode Cropwat mudah digunakan dibandingkan dengan metode konvensional. Metode konvensional membutuhkan lebih banyak waktu untuk menghitung secara manual data-data yang tersedia agar dapat mengetahui hasil yang diinginkan. Dengan adanya Cropwat, menghitung kebutuhan air tanaman menjadi lebih praktis. Selain itu, dengan menggunakan metode Cropwat telah cukup banyak database tanaman yang dapat diketahui kebutuhan airnya secara tepat dan teliti. Aplikasi ini dapat menentukan waktu penanaman, jadwal irigasi, dan kebutuhan air tanaman setiap bulannya. Keunggulan Cropwat 8.0 lainnya yaitu mudah digunakan, sangat praktis karena juga sangat cepat dalam mengolah data dan menyajikan hasil yang diinginkan dalam grafik maupun histogram. Program ini merupakan cara perhitungan yang paling efektif karena program ini mempunya human error yang paling kecil. Namun disamping banyaknya kelebihan Cropwat 8.0 seperti yang dijelaskan di atas, metode ini juga mempunyai kelemahan yaitu hasil data yang hanya berkisar dua angka di belakang koma sehingga nilai yang dihasilkan sangat bergantung pada pembulatan yang dilakukan. Kelebihan dari versi Cropwat 8.0 dengan versi sebelumnya adalah pada versi 8.0 telah ada 38 komoditas, sedangkan pada Cropwat 7.0 hanya terdapat 30 jenis tanaman yang berbeda.


























VI.   KESIMPULAN
1.        Dengan menggunakan Cropwat, kebutuhan air tanaman dan kebutuhan irigasi dapat ditentukan dengan melihat histogram CWR, dan data CWR yang ditampilkan. Kelebihan dari versi Cropwat 8.0 dengan versi sebelumnya adalah pada versi 8.0 telah ada 38 komoditas, sedangkan pada Cropwat 7.0 hanya terdapat 30 jenis tanaman yang berbeda.
2.        Berdasarkan hasil analisis dengan aplikasi Cropwat, jagung dan kacang tanah dapat ditumpangsarikan, sedangkan tanaman mangga sebagai tanaman tahunan dapat ditanam di sekeliling lahan.
3.        Berdasarkan hasil analisis dengan aplikasi Cropwat, pada bulan Maret dibutuhkan irigasi sebanyak 0.3 mm/bulan, bulan Mei sebanyak 2.8 mm/bulan, bulan Juni 18.3 sebanyak mm/bulan, bulan Juli sebanyak 23.7 mm/bulan, bulan Agustus sebanyak 22.6 mm/bulan, bulan September sebanyak 24.4 mm/bulan, dan bulan Oktober sebanyak 3.1 mm/bulan.














DAFTAR PUSTAKA
Aak. 1983. Dasar-dasar Bercocok Tanam. Kanisius. Yogyakarta.
Ansori, A., Ariyanto, A., dan Syahroni. 2013. Kajian efektifitas dan efisiensi jaringan irigasi terhadap kebutuhan air pada tanaman padi (studi kasus irigasi Kaiti Samo Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu). Jurnal Mahasiswa Fakultas Teknik 1(1):1-6.
Asdak,C.1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Aqil, M., I. U. Firmansyah, M. Akil. 2008. Pengelolaan Air Tanaman Jagung. <http://balitsereal.litbang.pertanian.go.id> Diakses pada tanggal 17 Maret 2016.
Kinasih, M., R. Wirosoedarmo, B. Rahadi. 2015. Analisis ketersediaan air terhadap potensi budidaya kedelai (Glycine max (L) Merril) di Daerah Irigasi Siman. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2(2): 57-62.
Manik, T. M., Rosadi, R. B., dan Karyanto, A. 2012. Evaluasi metode Penman-Monteith dalam menduga laju evapotranspirasi standar (et0) di dataran rendah Propinsi Lampung, Indonesia. Jurnal Keteknikan Pertanian 26(2): 121-128.
Smith, M. 1992. CropWat: a Computer Program for Irrigation Planning and Management. Food and Agricultural Organization of The United Nations. Rome.
Smith, M. 2002. CropWat: a Computer Program for Irrigation Planning and Management. Food and Agricultural Organization of The United Nations. Bangladesh.
Stancalie, F., A. Marica, L. Toulios. 2010. Using earth observation data and cropwat model to estimate the actual crop evapotranspiration. Physics and Chemistry of The Earth 35(1): 25-30.
Yanti, D. Dan F. N. Pratama. 2015. Pendayagunaan irigasi air tanah menunjang budidaya pertanian secara produktif pada lahan tadah hujan. Jurnal Teknologi Pertanian Andalas 19(2): 10-17.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar