Selasa, 26 April 2016

PASCA PANEN ACARA 10

PAPER
PASCA PANEN HORTIKULTURA
MENGHAMBAT KERUSAKAN KOMODITAS HORTIKULTURA DENGAN PENYINARAN UV-C
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8amFKgUtR4JeJtfdoVkf56TVuFdlRM9W0SLnqCalMx9WyOgHUMRXQvqPv7a1ni1VBt649VATNZIWmEs7XHDZGyvYxupSq2_XLiByhV0fehZWvCOBiHEqURq7CmMlt32UI-VFGjK0LaRgy/s1600/r4we.jpeg

Oleh:
Nama           : Andrew Budiherlando
Gol              : C2/A
Asisten         : 1. Bella Vyatrisa
                       2. Nurul Kumala Dewi
LABORATORIUM HORTIKULTURA
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2016
Menghambat Kerusakan Komoditas Hortikultura dengan Penyinaran UV-C
      
Indonesia merupakan wilayah tropis dan beriklim basah.Daerah tropis memungkinkan tumbuhnya berbagai macam tumbuhan seperti buah,yaitu durian,duku,rambutan,dan kelengkeng. Salah satu permasalahan di Indonesia dalam persaingan pasar buah-buahan adalah kualitas mutu buah yang belum sesuai selera konsumen.Hanya ada sedikit jenis buah yang menempati pasar swalayan atau pasar dunia.Hal tersebut disebabkan penanganan pasca panen yang belum baik sehingga menyebabkan mutu buah menjadi tidak sesuai kriteria(Sunarjono,2008).
Pengertian Hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa Latin hortus, yang berarti tanaman kebun dan cultura/colere, berarti budidaya, sehingga dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun. Istilah hortikultura digunakan pada jenis tanaman yang dibudidayakan. Bidang kerja hortikultura meliputi pembenihan, pembibitan, kultur jaringan, produksi tanaman, hama dan penyakit, panen, pengemasan dan distribusi. Hortikultura merupakan salah satu metode budidaya pertanian modern.
Hortikultura merupakan cabang dari ilmu agronomi. Berbeda dengan agronomi, hortikultura memfokuskan pada budidaya tanaman buah (pomologi/frutikultur), tanaman bunga (florikultura), tanaman sayuran (olerikultura), tanaman herbal (biofarmaka), dan taman (lansekap). Salah satu ciri khas produk hortikultura adalah perisabel atau mudah rusak karena segar.
Hortikultura merupakan perpaduan antara ilmu, teknologi, seni, dan ekonomi. Praktek pertanian hortikultura modern berkembang berdasarkan pengembangan ilmu yang menghasilkan teknologi untuk memproduksi dan menangani komoditas hortikultura yang ditujukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi maupun kesenangan pribadi.
Kehilangan hasil tanaman buah dan sayuran dapat berupa penurunan kuantitas maupun kualitas. Penurunan kuantitas terjadi seperti penurunan bobot dan hilangnya produk, baik sebagian ataupun seluruhnya, yang disebabkan oleh kerusakan atau pembusukan. Kehilangan hasil karena penurunan kuantitas relatif mudah diamati. Bentuk kehilangan hasil yang relatif sulit diamati adalah menurunnya kualitas, seperti kerusakan tekstur, aroma, atau nilai gizi. Bentuk kehilangan yang lain adalah kehilangan daya tumbuh dan penurunan nilai jual yang disebabkan oleh turunnya harga. Kehilangan hasil dapat terjadi di lapangan atau di kebun, di tempat pengepakan, tempat penyimpanan, selama pengangkutan, di pasar besar atau pasar eceran. Kehilangan tersebut dapat terjadi karena fasilitas yang kurang memadai, pengetahuan  yang terbatas, manajemen yang tidak baik, pasar yang tidak berfungsi, atau penanganan oleh petani yang kurang hati-hati(Santoso dan Madya,2013).
Penggunaan sinar UV-C sudah banyak mendapatkan izin untuk digunakan di berbagai negara. Penggunaan sinar UV-C pada intensitas rendah(254 nm) dapat menghambat perkembangan patogen dan mengurangi kerusakan yang terdapat pada sayuran dan buah-buahan setelah panen(Ben-Yehoshua,2003cit.Valero dan Serrano,2010).
Radiasi sinar UV-C(240 nm-280 nm) dapat digunakan dalam penanganan pasca panen produk hortikultura. Pada intensitas yang rendah,irradiasi UV-C dapat merangsang reaksi yang bermanfaat pada organ biologi (Shama,2007 cit.Yahia,2011). Sinar UV-C dapat memperpanjang masa hidup setelah panen serta dapat menjaga kualitas buah di daerah tropis. Hal tersebut dapat menunda proses deteriorasi, penuaan,dan pematangan pada buah(Gonzalez-Aguilar et al.,2001;2007 cit. Yahia,2011). Perlakuan UV-C dapat meningkatkan biosintesis flavonoid sehingga proses deteriorasi dapat dicegah dan kualitas hasil tanaman setelah panen dapat terjaga(Gonzalez-Aguilar et al.,2001 cit.Yahia,2011).Sinar UV-C dapat merangsang atau menghambat sintesis senyawa bioaktif tergantung pada perbedaan kapasitas antioksidan pada buah(Gonzalez-Aguilar et al.,2007 cit. Yahia,2011).Alothman et al (2009) dalam Yahia(2011) menemukan bahwa pencahayaan UV-C dapat meningkatkan fenol dan flavonoid pada jambu biji dan pisang setelah diberi perlakuan tersebut selama 30 menit. Akan tetapi,pada komoditas anggur mengalami penurunan kualitas dengan perlakuan tersebut.Pada mangga,perlakuan pencahayaan dengan sinar UV-C dapat menurunkan kandungan vitamin C. Berdasarkan penelitian Terry dan Joyce(2004) dalam Yahia(2011) menunjukkan bahwa anggur,pisang mas,dan jambu biji meningkat antioksidan,polifenol,dan flavonoidnya karena irradiasi sinar UV-C.
Pencahayaan UV-C dapat mengurangi jamur pada bawang Bombay(Lu et al.,1987 cit.Narayanasamy,2006).dan ubi(Stevens et al.,1990 cit.Narayanasamy,2006).Sinar tersebut dapat mencegah adanya patogen yang ada setelah panen pada komoditas.Hal tersebut dapat dibuktikan dengan beberapa komoditas seperti apel, jeruk, lemon, anggur, strawberry, tomat, wortel, dan buncis(Narayanasamy,2006).
Susut berat buah tomat yang diberi penyinaran UV-C sampai dengan 10 menit lebih rendah dibanding kontrol. Penurunan susut berat tomat akibat penyinaran UV-C dipengaruhi oleh permeabilitas jaringan buah. Ruang antar sel kulit buah tomat yang diberi penyinaran UV-C sampai 10 menit lebih rapat sehingga kehilangan air yang terjadi lebih sedikit dibanding kontrol. persentase susut berat yang paling besar terdapat pada buah yang diberi penyinaran lampu UV-C selama 20 menit. Hal ini diduga karena buah yang diberi penyinaran UV-C selama 20 menit mengakibatkan kerusakan membran. Pada penelitian ini penyinaran UV-C selama 20 menit memiliki koefisien kematangan buah yang paling rendah yaitu 4,30. Menurut Maharaj et al (2010),pemberian penyinaran UV-C diduga dapat menghambat perombakan pigmen klorofil sehingga dapat menunda munculnya warna merah pada tomat. Semakin lama penyinaran UV-C maka pematangan buah semakin dihambat. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa penyinaran UV-C selama 20 menit akan mempercepat penurunan nilai kualitas visual tomat. Hal ini dikarenakan pada dosis penyinaran UV-C selama 20 menit, susut berat buahnya relatif tinggi dan terdapat bercak coklat dipermukaan kulitnya sehingga buah lebih cepat mengalami kemunduran kualitas dibanding control. Berdasarkan penelitian ini, semakin lama waktu penyinaran UV-C maka kandungan total asam tertitrasi buah semakin tinggi. waktu penyinaran UV-C tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan vitamin C buah tomat. Hal ini karena vitamin C mudah sekali terdegradasi, baik oleh temperatur, cahaya maupun udara sekitar sehingga kadar vitamin C berkurang. Pada penyinaran UV-C selama 10 menit kekerasan buah tomat dapat dipertahankan lebih lama. Penyinaran UV-C mengakibatkan bercak coklat pada kulit buah tomat. Buah tomat tanpa penyinaran UV-C (kontrol) pada permukaan kulit buahnya tidak terdapat bercak coklat. Jumlah buah yang mempunyai bercak coklat paling banyak terdapat pada penyinaran UV-C selama 20 menit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, semakin tinggi dosis penyinaran UV-C maka jumlah buah yang mempunyai bercak coklat semakin banyak(Setyaning,2012).
Perlakuan UV-C pada jarak 15 cm pada mangga dapat memberikan keuntungan maupun kerugian.Hal tersebut tergantung pada lama penyinaran yang dilakukan.Perlakuan dengan UV-C selama 10 menit secara signifikan dapat menunda pelunakan buah mangga yang disimpan pada suhu 5°C. Perlakuan UV-C secara signifikan dapat  mengurangi pembusukan pada buah mangga.Perlakuan tersebut juga dapat menekan pertumbuhan mikroba yang merugikan.Buah mangga yang diberi perlakuan  dengan UV-C selama 10 menit  memiliki penampilan yang lebih baik dan lebih kencang daripada perlakuan selama 20 menit dan kontrol. Konsentrasi spermidine meningkat pada fase awal dalam buah mangga dengan radiasi UV-C selama 20 menit(Gonzalez-Aguilar et al.,2001).

Daftar Pustaka
Gonzalez-Aguilar,G.A., C. Y. Wang,J. G. Buta,dan D. T. Krizek.2001. Use of UV-C irradiation to prevent decay and maintain postharvest quality of ripe `Tommy Atkins' mangoes. International Journal of Food Science and Technology 36: 767-773.
Narayanasamy,P.2006.Postharvest Pathogens and Disease Management.John Wiley dan Sons,Inc,New Jersey.
Santoso,M.B.dan Widyaiswara Madya.2013.Penanganan Pasca Panen Hortikultura.< http://bbppbinuang.info/news11-penanganan-pasca-panen-hortikultura.html>.Diakses tanggal 29 Maret 2015.
Setyaning,U.,Endang S.,dan Sri T.2012.Pengaruh lama penyinaran terhadap mutu dan umur simpan tomat(Lycopersicon esculentum Mill.).Skripsi.
Sunarjono,Hendro.2008.Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penebar Swadaya,Depok.
Valero,D.dan Maria S.2010 Postharvest Biology and Technology for Preserving Fruit Quality.CRC Press,Boca Raton.
Yahia,E.M.,2011.Postharvest biology and technology of tropical and subtropical fruits.Woodhead Publishing Series in Food Science,Technology and Nutrition 1: 60-62.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar