Tanaman Mahkota dewa
(Phaleria macrocarpa) merupakan salah satu tanaman obat asli Indonesia, habitat
asalnya di tanah Papua dan kemudian masuk ke Keraton Mangkunegara Solo dan
Keraton Yogyakarta yang digunakan untuk keperluan pengobatan. Bagian tanaman
yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan
adalah daun, kulit, daging, cangkang dan biji (Harmanto, 2001). Teknologi
budidaya mahkota dewa secara intensif hingga saat ini belum ada. Hal ini di
sebabkan keberadaanya belum dikenal sacara luas oleh masyarakat. Secara umum
mahkota dewa dapat dibudidayakan dengan mudah dan dapat tumbuh baik di daerah
dataran rendah hingga dataran tinggi. Perbanyakan mahkota dewa dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu secara generatif dan vegetatif. Secara generatif
menggunakan biji sedangkan secara vegetatif contohnya dengan pencangkokan.
Perbanyakan dengan biji merupakan cara yang paling banyak dilakukan karena
memang paling mudah. Agar tanaman
mahkota dewa dapat tumbuh dengan baik maka harus diperhatikan kelembapan medianya, penyiramannya, dan
pemberian pupuk kandang atau kompos.
Mahkota dewa merupakan
tanaman jenis pohon yang berkembang dan tumbuh sepanjang tahun, pohonnya mampu
mencapai ketinggian 3-4m.Batang bergetah terdiri dari kulit yang berwarna
coklat kehijauan dan batang kayu berwarna putih, dan berakar tunjang. Daun mahkota dewa berbentuk lonjong , lansing,
memanjang & hujungnya runcing, tepi daun rata, permukaan daun licin dan
tidak berbulu. Bunga mahkota dewa berwarna putih dan berbau harum. Bunga
tersebut berukuran kecil menyerupai bunga cengkih. Buah mahkota dewa terdiri
dari kulit, daging, cangkang & biji. Buah berbentuk bulat, diameter 3-5cm,
permukaan licin, beralur, ketika muda warnanya hijau dan merah setelah masak.
Daging buah berwarna putih, berserat dan berair. Cangkang buah merupakan kulit
dari biji yang juga termasuk bahagian yang sering di manfaatkan sebagai obat.
Biji merupakan bagian tanaman paling beracun. Bentuknya bulat lonjong
berdiameter sekitar 1cm & berwarna coklat, bahagian dalam berwarna putih.
Cara Membudidayakan dan
Syarat tumbuh Tanaman Mahkota Dewa
Pohon Mahkota Dewa
dibudidayakan sebagai tanaman hias / tanaman peneduh. Pohonnya kecil dengan
tinggi mencapai 1,5 - 3 meter, merupakan tanaman perdu, mempunyai buah yang
menarik karena warnanya merah menyala, menempel dari batang utama hingga ke
ranting-rantingnya.Tak sedikit yang mencoba menanamnya di pekarangan rumah.
Bahkan, ada yang memanfaatkan peluang usaha untuk membudidayakan dan
mengolahnya menjadi produk ramuan obat tradisional atau jamu dengan berbagai
bentuk.
Masa produksi 10 - 20
tahun. Buah mahkota dewa berbentuk bulat, dengan ukuran bervariasi mulai
sebesar bola pingpong sampai buah apel. Bagian tanaman yang biasa digunakan
sebagai bahan obat adalah daun dan buahnya. Tanaman mahkota dewa biasa tumbuh
di ketinggian 10 - 1.200 m dpl (di atas permukaan laut) dengan lokasi optimal
10 - 1.000 m dpl.
Budidaya mahkota dewa
dapat menggunakan bahan tanam generatif atau vegetatif. Cara generatif, artinya
budidaya mahkota dewa memanfaatkan bibit berupa biji buah mahkota dewa itu
sendiri. Sedangkan dengan cara vegetatif, artinya dengan cara mencangkok bagian
pohon mahkota dewa. Secara umum, yang paling banyak digunakan adalah cara yang
pertama yakni melalui bibit biji. Namun mengingat cangkokan lebih cepat
berbuah, tak jarang juga yang memilih cara vegetatif. Medium tanam mahkota dewa
bisa di pot maupun ditanam secara langsung di tanah. Namun, pilihan terbaik
mungkin ditanam langsung mengingat akarnya yang tunggang.
Memilih Bibit
Jika memilih cara
vegetatif, maka langkahnya cukup sederhana. Pilihlah pohon yang hendak
dicangkok. Dalam memilih pohon, perhatikan tempilan pohon, intensitasnya dalam
berbuah dan hal lainnya. Sama halnya jika Anda memilih cara generatif, bibit
penting untuk diseleksi. Sebab bibit yang baik pasti akan memberikan hasil yang
juga baik. Mengingat tamanan mahkota dewa tidak memiliki siklus musim dalam
berbuah, maka bibit terbaik adalah tanaman yang berbuah lebih produktif dan
memiliki kualitas buah yang lebih baik.
Pengolahan Tanah,
Penanaman, Pemupukan
Setelah bibit tersedia,
hal lain yang penting diperhatikan adalah pengolahan medium tanam. Sebelum
menanam bibit, perhatikan kesuburan tanah. Ada baiknya digemburkan terlebih
dahulu dengan cara diberi pupuk dasar.
Takaran pupuk kandang yang diberikan adalah 20ton/ha. Selain
tanah, lubang tanam juga penting untuk diperhatikan. Sebagai tanaman keras, mahkota dewa membutuhkan
membutuhkan lubang tanam. Lubang tanam digali (30x 30x30 ) cm. Tanah galian
ditumpuk terpisah antara tanah lapisan atas dan tanah lapisan bawah. Penting untuk membiarkan
lubang tanam terbuka selama seminggu agar terkena udara luar dan terpapar sinar
matahari. Media penanaman bisa juga menggunakan pot berukuran diameter 30 cm
dan tinggi 40 cm, bisa terbuat dari tanah, plastik, kayu atau kaleng. Media
tanam dalam pot sebaiknya campuran tanah, kompos, pasir/sekam dengan
perbandingan 1 : 1 : 1.
Setelah bibit dan medium
tanam telah siap, selanjutnya adalah langkah penanaman. Sebenarnya, hal yang
paling menguntungkan dari budidaya mahkota dewa adalah tidak adanya siklus
musim baik itu tanam maupun berbuah. Jadi tidak ada waktu khusus jika ingin
menanam mahkota dewa. Setelah proses penanaman, yang perlu Anda perhatikan
selanjutnya adalah pemeliharaan berupa pemupukan, penyiraman, dan penyiangan
dari gulma dan juga pembasmian hama.
Penyiraman,Pemupukan,
Penyiangan
Dalam budidaya mahkota
dewa, penting untuk memperhatikan perawatan seperti pemupukan. Pada dasarnya,
pupuk yang dianjurkan adalah pupuk organik berbahan alami. Anorganik tidak
dianjurkan sebab residu kimianya akan mempengaruhi buah padahal buah mahkota
dewa merupakan bahan obat herbal. Tentu kandungan kimia akan mempengaruhi
kualitas pengobatan. Hal lain yang penting adalah proses penyiraman. Selama
hidupnya, tanaman mahkota dewa digolongkan sebagai tanaman yang konsumsi airnya
cukup tinggi. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan masalah hama juga
gulma. Lakukan proses penyiangan secara frekuentif untuk melawan gulma
sepanjang tahun. Sedangkan untuk hama, umumnya yang sering menyerang mahkota
dewa adalah belalang, ulat buah, dan juga kutu putih. Pakailah pestisida
organik untuk mengusir hama tersebut.
Tanaman ini membutuhkan
banyak air selama hidupnya. Oleh karena itu perlu adanya aliran irigasi yang
baik pada lahan pertanaman. Tanaman berbunga pertama kali yang menjadi buah
pada umur 10-12 bulan.
Panen
Langkah terakhir dalam
proses budidaya mahkota dewa adalah masa panen. Buah akan matang dan siap
dipanen dalam waktu 2 bulan. Buah mahkota dewa yang siap panen berwarna merah
terang dan memiliki bau manis layaknya gula pasir. Setelah dipetik, untuk
meningkatkan nilai jual, Anda bisa melakukan beberapa proses seperti
penyortiran, pencucian, pemotongan daging buah, pengeringan dan lain-lain. Namun,
dalam kondisi tertentu, Anda juga bisa menjual buah mahkota dewa dalam keadaan
segar.
Tempat tumbuh
Mahkota dewa dijumpai
tumbuh liar di daerah hutan dengan ketinggian 10 - 1200 mdpl dengan curah hujan
100 - 2500 mm/tahun. Tanaman yang berasal dari Papua ini akan tumbuh optimal
jika ditanaman pada ketinggian 10 - 1000 mdpl.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar