Senin, 19 Februari 2018

Mahkota Dewa



Tanaman Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) merupakan salah satu tanaman obat asli Indonesia, habitat asalnya di tanah Papua dan kemudian masuk ke Keraton Mangkunegara Solo dan Keraton Yogyakarta yang digunakan untuk keperluan pengobatan. Bagian tanaman yang dapat  dimanfaatkan untuk pengobatan adalah daun, kulit, daging, cangkang dan biji (Harmanto, 2001). Teknologi budidaya mahkota dewa secara intensif hingga saat ini belum ada. Hal ini di sebabkan keberadaanya belum dikenal sacara luas oleh masyarakat. Secara umum mahkota dewa dapat dibudidayakan dengan mudah dan dapat tumbuh baik di daerah dataran rendah hingga dataran tinggi. Perbanyakan mahkota dewa dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara generatif dan vegetatif. Secara generatif menggunakan biji sedangkan secara vegetatif contohnya dengan pencangkokan. Perbanyakan dengan biji merupakan cara yang paling banyak dilakukan karena memang paling mudah.  Agar tanaman mahkota dewa dapat tumbuh dengan baik maka harus diperhatikan  kelembapan medianya, penyiramannya, dan pemberian pupuk kandang atau kompos.
Mahkota dewa merupakan tanaman jenis pohon yang berkembang dan tumbuh sepanjang tahun, pohonnya mampu mencapai ketinggian 3-4m.Batang bergetah terdiri dari kulit yang berwarna coklat kehijauan dan batang kayu berwarna putih, dan berakar tunjang. Daun  mahkota dewa berbentuk lonjong , lansing, memanjang & hujungnya runcing, tepi daun rata, permukaan daun licin dan tidak berbulu. Bunga mahkota dewa berwarna putih dan berbau harum. Bunga tersebut berukuran kecil menyerupai bunga cengkih. Buah mahkota dewa terdiri dari kulit, daging, cangkang & biji. Buah berbentuk bulat, diameter 3-5cm, permukaan licin, beralur, ketika muda warnanya hijau dan merah setelah masak. Daging buah berwarna putih, berserat dan berair. Cangkang buah merupakan kulit dari biji yang juga termasuk bahagian yang sering di manfaatkan sebagai obat. Biji merupakan bagian tanaman paling beracun. Bentuknya bulat lonjong berdiameter sekitar 1cm & berwarna coklat, bahagian dalam berwarna putih.
Cara Membudidayakan dan Syarat tumbuh Tanaman Mahkota Dewa
Pohon Mahkota Dewa dibudidayakan sebagai tanaman hias / tanaman peneduh. Pohonnya kecil dengan tinggi mencapai 1,5 - 3 meter, merupakan tanaman perdu, mempunyai buah yang menarik karena warnanya merah menyala, menempel dari batang utama hingga ke ranting-rantingnya.Tak sedikit yang mencoba menanamnya di pekarangan rumah. Bahkan, ada yang memanfaatkan peluang usaha untuk membudidayakan dan mengolahnya menjadi produk ramuan obat tradisional atau jamu dengan berbagai bentuk.
Masa produksi 10 - 20 tahun. Buah mahkota dewa berbentuk bulat, dengan ukuran bervariasi mulai sebesar bola pingpong sampai buah apel. Bagian tanaman yang biasa digunakan sebagai bahan obat adalah daun dan buahnya. Tanaman mahkota dewa biasa tumbuh di ketinggian 10 - 1.200 m dpl (di atas permukaan laut) dengan lokasi optimal 10 - 1.000 m dpl.
Budidaya mahkota dewa dapat menggunakan bahan tanam generatif atau vegetatif. Cara generatif, artinya budidaya mahkota dewa memanfaatkan bibit berupa biji buah mahkota dewa itu sendiri. Sedangkan dengan cara vegetatif, artinya dengan cara mencangkok bagian pohon mahkota dewa. Secara umum, yang paling banyak digunakan adalah cara yang pertama yakni melalui bibit biji. Namun mengingat cangkokan lebih cepat berbuah, tak jarang juga yang memilih cara vegetatif. Medium tanam mahkota dewa bisa di pot maupun ditanam secara langsung di tanah. Namun, pilihan terbaik mungkin ditanam langsung mengingat akarnya yang tunggang.
Memilih Bibit
Jika memilih cara vegetatif, maka langkahnya cukup sederhana. Pilihlah pohon yang hendak dicangkok. Dalam memilih pohon, perhatikan tempilan pohon, intensitasnya dalam berbuah dan hal lainnya. Sama halnya jika Anda memilih cara generatif, bibit penting untuk diseleksi. Sebab bibit yang baik pasti akan memberikan hasil yang juga baik. Mengingat tamanan mahkota dewa tidak memiliki siklus musim dalam berbuah, maka bibit terbaik adalah tanaman yang berbuah lebih produktif dan memiliki kualitas buah yang lebih baik.
Pengolahan Tanah, Penanaman, Pemupukan
Setelah bibit tersedia, hal lain yang penting diperhatikan adalah pengolahan medium tanam. Sebelum menanam bibit, perhatikan kesuburan tanah. Ada baiknya digemburkan terlebih dahulu dengan cara diberi pupuk dasar. Takaran pupuk kandang yang diberikan adalah 20ton/ha. Selain tanah, lubang tanam juga penting untuk diperhatikan. Sebagai tanaman keras, mahkota dewa membutuhkan membutuhkan lubang tanam. Lubang tanam digali (30x 30x30 ) cm. Tanah galian ditumpuk terpisah antara tanah lapisan atas dan tanah lapisan bawah.  Penting untuk membiarkan lubang tanam terbuka selama seminggu agar terkena udara luar dan terpapar sinar matahari. Media penanaman bisa juga menggunakan pot berukuran diameter 30 cm dan tinggi 40 cm, bisa terbuat dari tanah, plastik, kayu atau kaleng. Media tanam dalam pot sebaiknya campuran tanah, kompos, pasir/sekam dengan perbandingan 1 : 1 : 1.
Setelah bibit dan medium tanam telah siap, selanjutnya adalah langkah penanaman. Sebenarnya, hal yang paling menguntungkan dari budidaya mahkota dewa adalah tidak adanya siklus musim baik itu tanam maupun berbuah. Jadi tidak ada waktu khusus jika ingin menanam mahkota dewa. Setelah proses penanaman, yang perlu Anda perhatikan selanjutnya adalah pemeliharaan berupa pemupukan, penyiraman, dan penyiangan dari gulma dan juga pembasmian hama.
Penyiraman,Pemupukan, Penyiangan
Dalam budidaya mahkota dewa, penting untuk memperhatikan perawatan seperti pemupukan. Pada dasarnya, pupuk yang dianjurkan adalah pupuk organik berbahan alami. Anorganik tidak dianjurkan sebab residu kimianya akan mempengaruhi buah padahal buah mahkota dewa merupakan bahan obat herbal. Tentu kandungan kimia akan mempengaruhi kualitas pengobatan. Hal lain yang penting adalah proses penyiraman. Selama hidupnya, tanaman mahkota dewa digolongkan sebagai tanaman yang konsumsi airnya cukup tinggi. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan masalah hama juga gulma. Lakukan proses penyiangan secara frekuentif untuk melawan gulma sepanjang tahun. Sedangkan untuk hama, umumnya yang sering menyerang mahkota dewa adalah belalang, ulat buah, dan juga kutu putih. Pakailah pestisida organik untuk mengusir hama tersebut.
Tanaman ini membutuhkan banyak air selama hidupnya. Oleh karena itu perlu adanya aliran irigasi yang baik pada lahan pertanaman. Tanaman berbunga pertama kali yang menjadi buah pada umur 10-12 bulan.
Panen
Langkah terakhir dalam proses budidaya mahkota dewa adalah masa panen. Buah akan matang dan siap dipanen dalam waktu 2 bulan. Buah mahkota dewa yang siap panen berwarna merah terang dan memiliki bau manis layaknya gula pasir. Setelah dipetik, untuk meningkatkan nilai jual, Anda bisa melakukan beberapa proses seperti penyortiran, pencucian, pemotongan daging buah, pengeringan dan lain-lain. Namun, dalam kondisi tertentu, Anda juga bisa menjual buah mahkota dewa dalam keadaan segar.
Tempat tumbuh
Mahkota dewa dijumpai tumbuh liar di daerah hutan dengan ketinggian 10 - 1200 mdpl dengan curah hujan 100 - 2500 mm/tahun. Tanaman yang berasal dari Papua ini akan tumbuh optimal jika ditanaman pada ketinggian 10 - 1000 mdpl.
   


Tidak ada komentar:

Posting Komentar