Aplikasi pemuliaan tanaman tidak
dapat lepas dari pengaruh lingkungan yang ada, karena tanaman dalam
pertumbuhannya merupakan fungsi dari genotipe dan lingkungan (Allard, 1960).
Penampilan tanaman tergantung kepada genotipe, lingkungan dimana tanaman tersebut
tumbuh dan interaksi antara genotipe dan lingkungan. Respon tanaman yang
spesifik terhadap lingkungan yang beragam mengakibatkan adanya interaksi antara
genotipe dan lingkungan (G x L), pengaruh interaksi yang besar secara langsung
akan mengurangi kontribusi dari genetik dalam penampilan akhir (Gomez dan Gomez
1985). Oleh karena itu, pengembangan tanaman diarahkan untuk mendapatkan
varietas yang dapat beradaptasi luas dengan kondisi lingkungan yang beragam
(Pfeiffer et al., 1995). Dewasa ini, pengembangan tanaman sudah mulai diarahkan
pada tanaman yang spesifik lokasi.
Beberapa metode untuk menjelaskan
dan menginterpretasikan tanggap genotipe terhadap variasi lingkungan telah
banyak dikembangkan. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode
additive main effect multiplicative interaction (AMMI), seperti yang dilakukan
oleh Sumertajaya (1998) dan Kusumaningsih (2004). Analisis dengan metode
tersebut menggabungkan pengaruh aditif pada analisis ragam dan pengaruh
multiplikatif pada analisis komponen utama (Mattjik dan Sumertajaya, 2002).
Analisis AMMI dapat menjelaskan
interaksi galur dengan lokasi. Dalam menyajikan pola tebaran titik-titik
genotipe dengan kedudukan relatifnya pada lokasi maka hasil penguraian nilai
singular diplotkan antara satu komponen genotipe dengan komponen lokasi secara
simultan. Penyajian dalam bentuk plot yang demikian disebut biplot. Biplot AMMI
meringkas pola hubungan antar galur, antar lingkungan, dan antara galur dan
lingkungan. Biplot tersebut menyajikan nilai komponen utama pertama dan rataan.
Biplot antara nilai komponen utama kedua dan nilai komponen utama pertama bisa
ditambahkan jika komponen utama kedua tersebut nyata (Mattjik dan Sumertajaya,
2002). Dengan demikian analisis AMMI dapat meningkatkan keakuratan dugaan
respon interaksi galur dengan lingkungan.
Tahapan analisis AMMI yang dilakukan
adalah :
1. Menyusun
matriks pengaruh interaksi dalam bentuk matriks Ig x l
2. Melakukan
penguraian bilinear terhadap matriks Igxl melalui SVD (singular value
decomposition)
3. Menentukan
banyaknya Komponen Utama I (KUI) nyata melalui postdictive success
4. Membuat
biplot AMMI
Suatu galur dianggap stabil jika
posisinya berada dekat dengan sumbu utama. Galur dianggap spesifik pada lokasi
tertentu dapat dilihat melalui posisi masing-masing galur terhadap garis
lokasi.
Menurut Vargas et al. (1998) interaksi
genotipe dan lingkungan yang nyata akan mempengaruhi ekspresi tanaman. Ini
artinya genotipe yang sama akan memberikan respon produksi yang berbeda pada
lingkungan yang berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar