Karaktaresistik tanah
andisol
Tanah andisol merupakan
tanah yang berkembang dari bahan-bahan letusan gunung berapi dan dikenal
sebagai tanah yang paling subur dibanding dengan jenis tanah yang lainnya.
Menurut Yulia, (2015) tanah andisol ini biasanya dapat ditemukan pada
ketinggian antara 700 sampai 2500 m dpl, di kawasan pegunungan dengan tekstur
yang sangat beragam. Tanah ini bisa berbentuk tanah liat dan tanah lempung
dengan tekstur yang kasar serta mengandung banyak zat organik yang terdapat
pada lapisan tengan dan atas, sedangkan pada bagian bawah kandungan unsur
haranya cenderung sedikit.
Tanah andisol ini
terbentuk akibat erupsi dari gunung berapi. Salah satu zat padat yang
mempengaruhi terbentuknya tanah andisol adalah pasir dan abu vulkanik segar.
Pasir dan abu vulkanik segar ini melapisi permukaan tanah dan lapisan atas
tanah yang ditutupi oleh abu vulkanik lambat laun akan melapuk. Abu vulkanik
yang terdeposisi di atas permukaan tanah akan mengalami proses pelapukan
kimiawi dengan bantuan asam-asam organik dan air yang terdapat di dalam tanah. Peristiwa ini akan menyebabkan terjadinya
perubahan kimiawi dari abu vulkanik tersebut dan terhadap tanah yang terdapat
di lapisan bawahnya.
Abu vulkanik bersifat
mengganggu tanaman pada lahan yang ditutupinya. Namun begitu dalam abu vulkanik
terkandung berbagai unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh tanaman seperti
Ca, Mg, K, Na, P, S, Fe, dan Mn. Abu tersebut kemudian akan melapuk dan
mengeluarkan hara-hara esensial yang ada didalamnya, sehingga menjadi tersedia
untuk tanaman. Dengan demikian abu vulkanik merupakan penyedia cadangan hara
esensial bagi tanaman (Yulia, 2015).
Menurut Kaunang (2008)
tanah andosol mempinyai ketebalan kurang lebih 50 cm, berwarna coklat keabu-abuan
gelap sampai hitam. Kandungan debu tinggi, namun profil dapat didominasi oleh pasir halus,
porositas tanah tinggi dan sering adanya bulk density (BD) rendah dapat terjadi
adanya horison (B) transisi yang berwarna kecoklatan, tapi translokasi liat
tidak banyak. Rendahnya bulk densiti andisol
sebagian disebabkan oleh tingginya bahan organik dan rendahnya partikel densiti
yaitu 1,4 – 1,8 g/cm3. Bulk densiti adalah bobot massa tanah kondisi lapangan
yang dikering ovenkan per satuan volume. Nilai bulk densiti tanah berbanding
lurus dengan tingkat kekasaran partikel-partikel tanah, makin kasar akan makin
berat. Tanah yang bertekstur liat dan berstruktur granular mempunyai bulk
densiti antara 1,0-1,3 g/cm3 sedangkan yang bertekstur kasar antara 1,3-1,8
g/cm3. Semakin tinggi bulk densiti semakin sulit ditembus air atau ditembus
oleh akar tanaman dan memiliki porositas yang rendah (Hanafiah, 2005).
Adapun karakteristik dari
tanah andisol yaitu (Rahmat, 2009)
a)
memiliki ketebalan solum
tanah agak tebal (100-225 cm),
b) berwarna
hitam, kelabu sampai coklat tua,
c) teksturnya
debu, lempung berdebu sampai lempung,
d) strukturnya
remah,
e) kapasitas
tukar kation sekitar 20-30 me/100g,
f) kandungan
C dan N tinggi tetapi rasio C/N rendah, kandungan kalium (K) sedang, kandungan
fosfor (P) rendah,
g)
serta tanahnya asam
sampai netral (pH 5-7).
Tanah Andisol mengandung
unsur hara yang cukup tinggi. Unsur hara tersebut berasal dari abu letusan
gunung sehingga tanah jenis ini sangat baik untuk ditanami. Tidak jarang daerah yang terkena musibah gunung
meletus, justru tanahnya akan lebih subur daripada sebelumnya. Selain unsur
hara, zat lain yang terkandung dalam tanah andisol ini adalah zat-zat organik.
Zat yang terkandung didalamnya sebagian
besar adalah abu vulkanik dari letusan gunung. Sifat tanah andisol
umumnya peka terhadap erosi dan memiliki produktivitas yang sedang hingga
tinggi sehingga penggunaannya baik terutama untuk tanaman sayuran, kopi, hortikultura,
teh, kina dan pinus (Darmawijaya, 1990).
Hanafiah, K.A, 2005. Dasar-Dasar Ilmu
Tanah. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Kaunang Dj. 2008. Andisols (Andosol).
Soil Environment 6 (2): 109-113.
Rukmana, Rahmat. 2009. Budidaya
Bawang Putih. Kanisius, Yogyakarta.
Darmawijaya. 1990. Klasifikasi Tanah.
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Yulia. 2015. Persebaran Tanah Andosol di
Indonesia – Kelebihan dan Kekurangannya. < http://ilmugeografi.com/>.
Dikases pada 1 Desember 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar