Selasa, 20 Februari 2018

Karaktaresistik tanah andisol


Karaktaresistik tanah andisol
Tanah andisol merupakan tanah yang berkembang dari bahan-bahan letusan gunung berapi dan dikenal sebagai tanah yang paling subur dibanding dengan jenis tanah yang lainnya. Menurut Yulia, (2015) tanah andisol ini biasanya dapat ditemukan pada ketinggian antara 700 sampai 2500 m dpl, di kawasan pegunungan dengan tekstur yang sangat beragam. Tanah ini bisa berbentuk tanah liat dan tanah lempung dengan tekstur yang kasar serta mengandung banyak zat organik yang terdapat pada lapisan tengan dan atas, sedangkan pada bagian bawah kandungan unsur haranya cenderung sedikit.
Tanah andisol ini terbentuk akibat erupsi dari gunung berapi. Salah satu zat padat yang mempengaruhi terbentuknya tanah andisol adalah pasir dan abu vulkanik segar. Pasir dan abu vulkanik segar ini melapisi permukaan tanah dan lapisan atas tanah yang ditutupi oleh abu vulkanik lambat laun akan melapuk. Abu vulkanik yang terdeposisi di atas permukaan tanah akan mengalami proses pelapukan kimiawi dengan bantuan asam-asam organik dan air yang terdapat di dalam tanah. Peristiwa ini akan menyebabkan terjadinya perubahan kimiawi dari abu vulkanik tersebut dan terhadap tanah yang terdapat di lapisan bawahnya.
Abu vulkanik bersifat mengganggu tanaman pada lahan yang ditutupinya. Namun begitu dalam abu vulkanik terkandung berbagai unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh tanaman seperti Ca, Mg, K, Na, P, S, Fe, dan Mn. Abu tersebut kemudian akan melapuk dan mengeluarkan hara-hara esensial yang ada didalamnya, sehingga menjadi tersedia untuk tanaman. Dengan demikian abu vulkanik merupakan penyedia cadangan hara esensial bagi tanaman (Yulia, 2015).
Menurut Kaunang (2008) tanah andosol mempinyai ketebalan kurang lebih 50 cm, berwarna coklat keabu-abuan gelap sampai hitam. Kandungan debu tinggi, namun  profil dapat didominasi oleh pasir halus, porositas tanah tinggi dan sering adanya bulk density (BD) rendah dapat terjadi adanya horison (B) transisi yang berwarna kecoklatan, tapi translokasi liat tidak  banyak. Rendahnya bulk densiti andisol sebagian disebabkan oleh tingginya bahan organik dan rendahnya partikel densiti yaitu 1,4 – 1,8 g/cm3. Bulk densiti adalah bobot massa tanah kondisi lapangan yang dikering ovenkan per satuan volume. Nilai bulk densiti tanah berbanding lurus dengan tingkat kekasaran partikel-partikel tanah, makin kasar akan makin berat. Tanah yang bertekstur liat dan berstruktur granular mempunyai bulk densiti antara 1,0-1,3 g/cm3 sedangkan yang bertekstur kasar antara 1,3-1,8 g/cm3. Semakin tinggi bulk densiti semakin sulit ditembus air atau ditembus oleh akar tanaman dan memiliki porositas yang rendah (Hanafiah, 2005).
Adapun karakteristik dari tanah andisol yaitu (Rahmat, 2009)
a)      memiliki ketebalan solum tanah agak tebal (100-225 cm), 
b)      berwarna hitam, kelabu sampai coklat tua,
c)      teksturnya debu, lempung  berdebu sampai lempung,
d)     strukturnya remah,
e)      kapasitas tukar kation sekitar 20-30 me/100g,
f)       kandungan C dan N tinggi tetapi rasio C/N rendah, kandungan kalium (K) sedang, kandungan fosfor (P) rendah,
g)      serta tanahnya asam sampai netral (pH 5-7).
Tanah Andisol mengandung unsur hara yang cukup tinggi. Unsur hara tersebut berasal dari abu letusan gunung sehingga tanah jenis ini sangat baik untuk ditanami. Tidak  jarang daerah yang terkena musibah gunung meletus, justru tanahnya akan lebih subur daripada sebelumnya. Selain unsur hara, zat lain yang terkandung dalam tanah andisol ini adalah zat-zat organik. Zat yang terkandung didalamnya sebagian  besar adalah abu vulkanik dari letusan gunung. Sifat tanah andisol umumnya peka terhadap erosi dan memiliki produktivitas yang sedang hingga tinggi sehingga penggunaannya baik terutama untuk tanaman sayuran, kopi, hortikultura, teh, kina dan pinus (Darmawijaya, 1990).

Hanafiah, K.A, 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Kaunang Dj. 2008. Andisols (Andosol). Soil Environment 6 (2): 109-113.
Rukmana, Rahmat. 2009. Budidaya Bawang  Putih. Kanisius, Yogyakarta.
Darmawijaya. 1990. Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Yulia. 2015. Persebaran Tanah Andosol di Indonesia – Kelebihan dan Kekurangannya. < http://ilmugeografi.com/>. Dikases pada 1 Desember 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar