Senin, 19 Maret 2018


LAPORAN PRAKTIKUM
PEKARANGAN DAN BUDIDAYA TANAMAN BUAH

ACARA VII
MENGENAL BEBERAPA VARIETAS TANAMAN BUAH


Disusun Oleh :
Nama               : Ari Murti Ahmadi
NIM                : 13388
Gol                  : C3
Asisten            : Aprillia Dwi K
  Novelas Anandayu
  Maria Kissadona

LABORATORIUM HORTIKULTURA
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017

ACARA VII
MENGENAL BEBERAPA VARIETAS TANAMAN BUAH

I.     PENDAHULUAN
A.  Latar belakang
Beraneka macamnya jenis tanaman buah di Indonesia menyebabkan petani bahkan para hobiis kesulitan menentukan varietas dalam satu jenis buah. Kesamaan bentuk daun dan kenampakan ragaannya menyebabkan terjadinya kekeliruan pemilihan jenis varietas buah tertentu. Untuk itu diperlukan pengetahuan yang baik mengenai perbedaan masing-masing vaietas dalam satu jenis tanaman buah. Pada rambutan misalnya, ada banyak sekali varietas rambutan yang dikenal di Indonesia seperti binjai dan rapiah. Hanya orang-orang tertentu saja yang dapat membedakan masing-masing varietas ini.
Buah-buahan hasil produksi Indonesia dan luar negeri banyak sekali macamnya. Karena macamnya sangat banyak, bahkan satu spesies dapat memiliki beberapa varietas yang berbeda keunggulannya satu sama lain, petani dan para pembudidaya pemula atau hobiis buah-buahan sering kesulitan dalam mengidentifikasi varietas suatu macam buah. Hanya orang tertentu saja yang sudah berpengalaman yang dapat membedakan kenampakan suatu varietas bibit buah-buahan unggul.
Pengenalan varietas tanaman buah-buahan dapat melalui kenampakan perbedaan bentuk misalnya bentuk daun, bentuk batang, permukaan batang, permukaan daun, tipe daun, tata letak daun dan lain-lain. Misalnya mangga manalagi dengan mangga arumanis walaupun satu spesies namun kenampakan masing-masing tanaman buah mangga berbeda, mangga manalagi memiliki tipe tepi daun rata, bisa jadi tipe tepi daun mangga arumanis bergelombang. Permukaan batang halus dan tanaman lain dalam satu spesies ada yang berbulu dan ada yang tidak berbulu. Dengan demikian, pengetahuan mengenai morfologi dari tanaman buah diharapkan tidak terjadi kekeliruan varietas yang diinginkan untuk ditanam.

B.  Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah dapat membedakan dan menjelaskan varietas-varietas penting tanaman buah.

II.      TINJAUAN PUSTAKA
Varietas Tanaman adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan (BPATP, 2004). Peningkatan produktivitas melalui penggunaan varietas unggul dapat dilakukan dengan melakukan optimasi di beberapa kegiatan, diantaranya yaitu optimasi standar mutu bibit, optimasi potensi produksi varietas, penataan komposisi dan dinamisasi varietas. Selain itu, optimasi masa tanam dan kesesuaian varietas, program sertifikasi bibit dan kebun bibit, serta optimasi pada kegiatan tebang muat dan angkut (Sugiyarta, 2005).
Identifikasi keragaman dengan cara karakterisasi akan menghasilkan data berisi informasi tentang sifat-sifat dari karakter morfologis (warna bunga, bentuk daun, dan sebagainya) dan agronomis (umur panen, tinggi tanaman, produksi, dan sebagainya). Karakterisasi morfologi lebih utama dilakukan daripada karakterisasi molekuler karena mudah dilakukan dan nampak secara jelas. Penanda morfologi yang digunakan merupakan penanda yang didasarkan pada hereditas Mendel yang sederhana, seperti bentuk, warna, ukuran, dan berat. Karakter morfologi (fenotipe) bisa digunakan sebagai indikator yang signifikan untuk gen yang spesifik dan penanda gen dalam kromosom karena sifat-sifat yang mempengaruhi morfologi dapat diturunkan (Sofro, 1994).
Informasi keragaman tanaman maupun jenis varietas tanaman yang ada masih terbatas. Informasi tersebut penting agar dapat dilakukan konservasi representasi keragaman yang ada sebagai bahan dasar pemuliaan tanaman untuk pengembangan varietas unggul baru. Konservasi plasma nutfah suatu tanaman juga diperlukan untuk mencegah terjadinya erosi genetik akibat berbagai tindakan manusia di lokasi tumbuh plasma nutfah tanaman tersebut (Soenarsih et al., 2012).
Tanaman mangga ialah tanaman buah tahunan berupa pohon yang berasal dari negara India. Tanaman ini kemudian menyebar ke wilayah Asia Tenggara termasuk Malaysia dan Indonesia. Tanaman mangga berasal dari famili Anarcadiaceae, genus Mangifera, species Mangifera indica. Genus dari keluarga Anacardiaceae yang berasal dari Asia Tenggara tercatat ada 62 spesies enam belas spesies diantaranya memiliki buah yang dapat dimakan, tetapi hanya spesies Mangifera caesia, Jack., Mangifera foetida, Lous., Mangifera odorata, Grift., dan Mangifera indica, L. yang biasa dimakan. Diantara keempat spesies mangga yang dapat dimakan tersebut, yang memiliki jenis paling banyak adalah Mangifera indica, L. sebagian dari mangga tersebut terpenting memiliki aroma yang cukup kuat (Broto dan Sabari, 2003).
Mangga (Mangifera indica L.) termasuk family Anacardiaceae banyak dijumpai di daerah Asia Tenggara terutama di kepulauan Melanesia. Tanaman ini telah dibudidayakan sejak 4000 tahun silam (Candole, 1984). Tanaman ini merupakan jenis tanaman komersial di Asia Tenggara dan Asia Selatan seperti, Filipina, Indonesia, Malaysia, Thailand India, dan Pakistan. Tiga jenis buahbuahan yang mendapat prioritas untuk dikembangkan oleh pemerintah sebagai primadona hortikultur di Indonesia adalah pisang, jeruk dan mangga. Adapun jenis-jenis yang dimaksud adalah jenis yang termasuk tumbuhan asli (Setijati dkk., 1987 ).
Mangga merupakan salah satu jenis buah-buahan di Indonesia yang mempunyai nilai ekonomi tinggi (Rismunandar, 1983). Dalam upaya pengembangan hortikultura, Departemen Pertanian RI mengembangan suatu proyek terpadu pada komoditi mangga di beberapa sentra tanaman mangga di Jawa Barat (Mahendra et al.,2002). Adapun salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan income penduduk pada daerah sebaran mangga secara agrobisnis melalui peningkatan produksi, penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran. salah satu daerah persebaran mangga lainnya yang juga berpotensi untuk dikembangkan adalah Jawa Timur (Said, 2002).













III.   METODOLOGI
            Praktikum Budidaya Tanaman Buah acara VII yaitu “Mengenal beberapa Varietas Tanaman Buah” dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 8 April 2017 berlangsung di beberapa tempat di kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta. Bahan yang diperlukan dalam praktikum ini adalah tanaman buah mangga (Mangifera indica L.). Sedangkan alat yang digunakan adalah kamera dan  alat-alat tulis.
Cara kerja yang dilakukan adalah tanaman dideskripsikan bagian-bagiannya, antara lain warna batang dan permukaan batang, lebar dan panjang daun dewasa, warna permukaan atas dan bawah daun, tipe daun, tata letak daun, bentuk helaian daun, tipe pangkal daun, tipe ujung daun, tipe pertulangan daun, tipe tepi daun, permukaan bawah dan atas daun, dan orientasi daun. Diamati bagian tertentu yang paling membedakan antar varietas.


IV.   HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
  1. Mangga Gadung
Mangga ini banyak ditemukan di sentral produksi mangga di Jawa Timur, yaitu di Probolinggo. Jenis mangga ini cukup populer di kalangan penggemar buah mangga. Rasanya yang manis seperti mangga arumanis merupakan salah satu keistimewaannya. Bentuk buahnya pun mirip dengan mangga arumanis, yaitu bulat panjang, berlekuk, dan berparuh jelas. Kulit buahnya berwarna hijau – meskipun_ buah sudah tua – dengan bintik-bintik kelenjar berwarna keputihan. Daging buah tebal dan berwarna kuning kemerahan. Rasanya manis segar dan aromanya harum. Ukuran buahnya termasuk agak besar, berat rata-rata 400-450 g.
Buah mangga dipanen setelah tua benar. Cirinya, bagian pangkal buah telah membengkak rata dan warnanya mulai menguning. Pemungutan buah yang belum tua benar menyebabkan rasanya agak asam dan kelat (mutu rendah). Umur buah dipanen kira-kira 4-5 bulan (110-150 hari) sejak bunga mekar (anthesis). Pemetikan harus hati-hati, tidak boleh jatuh, dan getahnya tidak boleh mengenai buah mangga tersebut. Umumnya, tanaman mangga berbunga pada bulan Juli-Agustus. Buah matang dapat dipanen pada bulan September-Desember. Buah harus dibersihkan dari kutu, jelaga, dan getah yang menempel. Adapun morfologi tanaman dan buah mangga gadung adalah sebagai berikut:
Tinggi tanaman     : 13 m
Bentuk daun         : Lanset
Ukuran daun         : Panjang 17,2 – 29,0 cm; Lebar 4,4 – 7,5 cm
Bentuk bunga        : Bintang
Waktu panen         : September – November
Bentuk buah          : Jorong
Ukuran buah         : Panjang 11,46 – 14,68 cm;
Lebar buah            : 7,64 – 9,63 cm
Tebal daging         : 2,20 – 2,68 cm
Tipe paruh             : Tumpul
Warna daging         : Kuning Oranye (Yellow Orange Group RHS 23 A)
Rasa daging buah : Manis
Aroma buah          : Lemah
Bentuk biji            : Lonjong berlekuk
Warna biji              : Putih kekuningan (Yellow White Group RHS158 D)
  1. Mangga Apel
Rasa buahnya yang masam ketika masih muda menjadi ciri khas jenis mangga ini, bentuk buahnya yang mirip apel pada umumnya karena ada semburat warna merah dan hijau layaknya buah apel.  Mangga Apel adalah mangga yang manis rasanya, bentuknya bulat seperti apel kulitnya rada kemerah merahan dan ada juga yang full merahnya. Aromanya harum dan mengundang selera untuk menikmatinya. Mangga Apel adalah mangga yang manis rasanya, bentuknya bulat seperti apel kulitnya rada kemerah merahan dan ada juga yang full merahnya. Aromanya harum dan mengundang selera untuk menikmatinya.
Mangga apel termasuk sangat jarang ditemui di Indonesia. Hanya ada beberapa masyarakat yang membudidayakan tanaman mangga apel. Dikatakan mangga apel karena bentuk buah dan warnanya yang menyerupai apel ketika sudah matang. Warna buah mangga apel yang matang berwarna merah kekuning-kuningan dengan aroma yang sangat kuat. Ketika masih muda, buah ini mempunyai rasa yang sangat masam dibandingkan dengan mangga jenis lainnya. Namun ketika sudah matang, buah ini memiliki rasa yang manis dan aromanya yang sangat kuat. Karakter morfologinya dapat dilihat pada daftar di bawah ini:
Bentuk buah          : Bulat seperti apel
Kulit buah                         : Berwarna hijau kemerahan bila masak
Daging buah          : Putih kekuningan bila masak;
Rasa                      : Agak masam
Seratnya                : Sedikit
Tekstur daging      : Buah padat
Kadar air               : Sedikit 
Keanekaragaman kultivar mangga di setiap daerah persebaran berbeda, misalnya kultivar mangga di Jawa Timur, misalnya: Madiun, Kediri, Tulungagung, dan Ngawi berbeda dengan di Jawa Barat. Pada saat ini, erosi genetika berjalan sangat cepat yang juga terjadi pada tanaman mangga. Hal ini disebabkan oleh beberapa kasus, misalnya penurunan populasi tanaman mangga karena daerah persebarannya dibangun menjadi kota dan pemukiman. Kultivar impor dijual dengan harga lebih murah dibandingkan kultivar lokal, dan masyarakat hanya membudidayakan mangga yang mempunyai nilai ekonomi tinggi misalnya mangga gadung, manalagi, dan lain-lain, sehingga mangga yang nilai ekonominya lebih rendah karena rasanya kurang enak misalnya mangga kopyor, kapuk dan lain-lain mulai ditinggalkan pembudidayaannya. Untuk menanggulangi erosi genetika tersebut, dilakukan beberapa upaya antara lain pelestarian plasma nutfah mangga secara ex situ seperti di Pasuruan dan Subang, serta gerakan penghijauan dengan menanam mangga di pekarangan seperti di Nganjuk.
Daging buah mangga muda mengandung asam, vitamin C dan Ca yang berbeda-beda kadarnya pada setiap kultivar (Yuniarti dan Suhardi, 1989). Sedangkan daging buah mangga yang telah matang pada 100 gr bahan mengandung kalsium 9 mg, fosfor 3 mg, besi 0,2 mg, retinol 1900, thiamin 0,06 mg, dan asam askorbat 41 mg (Lakitan, 1995). Di Thailand, pengawetan buah mangga dalam kaleng, sari buah mangga dan manisan mangga telah dilakukan dan merupakan industri besar dengan produk yang diekspor ke luar negeri. Hal ini sangat bermanfaat untuk memperoleh buah mangga di luar musim (Amiarsi dkk., 1989) serta sangat diperlukan mengingat pada musim buah mangga, produksi buah melimpah hingga busuk tanpa dimanfaatkan. Beberapa industri buah mangga yang telah dikembangkan di Indonesia antara lain sirup, manisan dan jus dalam kemasan sachet. Untuk membantu usaha dalam skala kecil dan menengah serta memajukan keterampilan petani perlu adanya kerjasama dengan pihak lain seperti Lembaga Penelitian dan Perguruan Tinggi, seperti program IPTEKDA dimana petani dapat mengadopsi teknologi pasca panen yang lebih bernilai tambah.





















V.  KESIMPULAN
Buah mangga gadung dan mangga apel mempunyai karakter sendiri-sendiri, dimana bentuk dan aroma buah adalah hal yang paling bisa dibedakan antara keduanya. Buah mangga apel mempunyai bentuk yang lebih bulat dan aroma yang lebih kuat dibandingkan dengan buah mangga gadung.
























DAFTAR PUSTAKA

Broto, W. dan Sabari S.D. 2003. Pengaruh perendaman buah dalam larutan CaCl2 dan Ca(NO3)2 pada beberapa tingkat kevakuman terhadap pematangan mangga gedong. Penelitian Hortikultura 3 (4): 51-55.

Candole, A.D. 1984. Origin of Cultivated Plant. London: Vegal Paul Trench and Co.

Halimoon, N. and M.H.A.Hasan. 2010. Determination and evaluation of antioxidative activity in red dragon fruit (Hylocereus undatus) and green kiwi fruit (Actinidia deliciosa). American Journal of Applied Sciences 7 : 1432-1438.

Rismunandar, 1983. Membudidayakan Tanaman Buah-Buahan. Bandung: Penerbit SInar Baru.

Said, E.G. 2002. Mengembangkan pelaku dan manajemen agribisnis/ agroindustri nasional. Sosialisasi dan Pelatihan P-KSP, Kabupaten Pasir, Propinsi KalimantanTimur. Bapeda Kabupaten Pasir, Tanah Grogot, 12 Agustus 2002.

Setijati, D. Sastrapradja, dan M.A. Rifai. 1987. Mengenal Nusantara Melalui Kekayan Floranya. Bogor: Komisi Pelestarian Plasma Nutfah Nasional.

Soenarsih, S., Sudarsono, B. Djoefrie, dan Y. Wahyu. 2012. Keragaman spesies pala (Myristica spp.) Maluku Utara berdasarkan penanda morfologi dan agronomi. Jurnal Littri 18: 1 – 9.

Sofro, A.S.M. 1994. Keanekaragaman Genetik. Andi Offset, Yogyakarta.

Sugiyarsa, E. 2005. Perilaku Varietas Unggul dan Peranannya Dalam Peningkatan Produksi dan Produktivitas Gula. Badan Litbang Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar