LAPORAN PRAKTIKUM
PEKARANGAN DAN BUDIDAYA TANAMAN BUAH
ACARA VII
MENGENAL BEBERAPA VARIETAS TANAMAN BUAH

Disusun Oleh :
Nama
: Ari Murti Ahmadi
NIM
: 13388
Gol : C3
Asisten
: Aprillia Dwi K
Novelas Anandayu
Maria Kissadona
LABORATORIUM HORTIKULTURA
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
ACARA VII
MENGENAL BEBERAPA VARIETAS TANAMAN BUAH
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Beraneka macamnya jenis
tanaman buah di Indonesia menyebabkan petani bahkan para hobiis kesulitan
menentukan varietas dalam satu jenis buah. Kesamaan bentuk daun dan kenampakan
ragaannya menyebabkan terjadinya kekeliruan pemilihan jenis varietas buah
tertentu. Untuk itu diperlukan pengetahuan yang baik mengenai perbedaan
masing-masing vaietas dalam satu jenis tanaman buah. Pada rambutan misalnya,
ada banyak sekali varietas rambutan yang dikenal di Indonesia seperti binjai
dan rapiah. Hanya orang-orang tertentu saja yang dapat membedakan masing-masing
varietas ini.
Buah-buahan hasil produksi
Indonesia dan luar negeri banyak sekali macamnya. Karena macamnya sangat
banyak, bahkan satu spesies dapat memiliki beberapa varietas yang berbeda
keunggulannya satu sama lain, petani dan para pembudidaya pemula atau hobiis
buah-buahan sering kesulitan dalam mengidentifikasi varietas suatu macam buah.
Hanya orang tertentu saja yang sudah berpengalaman yang dapat membedakan
kenampakan suatu varietas bibit buah-buahan unggul.
Pengenalan varietas tanaman
buah-buahan dapat melalui kenampakan perbedaan bentuk misalnya bentuk daun,
bentuk batang, permukaan batang, permukaan daun, tipe daun, tata letak daun dan
lain-lain. Misalnya mangga manalagi dengan mangga arumanis walaupun satu
spesies namun kenampakan masing-masing tanaman buah mangga berbeda, mangga manalagi
memiliki tipe tepi daun rata, bisa jadi tipe tepi daun mangga arumanis
bergelombang. Permukaan batang halus dan tanaman lain dalam satu spesies ada
yang berbulu dan ada yang tidak berbulu. Dengan demikian, pengetahuan mengenai
morfologi dari tanaman buah diharapkan tidak terjadi kekeliruan varietas yang
diinginkan untuk ditanam.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini
adalah dapat membedakan dan menjelaskan varietas-varietas penting tanaman buah.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Varietas
Tanaman adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai
oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi
karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan dari jenis
atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan
apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan (BPATP, 2004). Peningkatan
produktivitas melalui penggunaan varietas unggul dapat dilakukan dengan
melakukan optimasi di beberapa kegiatan, diantaranya yaitu optimasi standar
mutu bibit, optimasi potensi produksi varietas, penataan komposisi dan
dinamisasi varietas. Selain itu, optimasi masa tanam dan kesesuaian varietas,
program sertifikasi bibit dan kebun bibit, serta optimasi pada kegiatan tebang
muat dan angkut (Sugiyarta, 2005).
Identifikasi
keragaman dengan cara karakterisasi akan menghasilkan data berisi informasi tentang
sifat-sifat dari karakter morfologis (warna bunga, bentuk daun, dan sebagainya)
dan agronomis (umur panen, tinggi tanaman, produksi, dan sebagainya). Karakterisasi
morfologi lebih utama dilakukan daripada karakterisasi molekuler karena mudah
dilakukan dan nampak secara jelas. Penanda morfologi yang digunakan merupakan penanda
yang didasarkan pada hereditas Mendel yang sederhana, seperti bentuk, warna,
ukuran, dan berat. Karakter morfologi (fenotipe) bisa digunakan sebagai indikator
yang signifikan untuk gen yang spesifik dan penanda gen dalam kromosom karena
sifat-sifat yang mempengaruhi morfologi dapat diturunkan (Sofro, 1994).
Informasi
keragaman tanaman maupun jenis varietas tanaman yang ada masih terbatas. Informasi
tersebut penting agar dapat dilakukan konservasi representasi keragaman yang
ada sebagai bahan dasar pemuliaan tanaman untuk pengembangan varietas unggul baru.
Konservasi plasma nutfah suatu tanaman juga diperlukan untuk mencegah
terjadinya erosi genetik akibat berbagai tindakan manusia di lokasi tumbuh
plasma nutfah tanaman tersebut (Soenarsih et
al., 2012).
Tanaman
mangga ialah tanaman buah tahunan berupa pohon yang berasal dari negara India.
Tanaman ini kemudian menyebar ke wilayah Asia Tenggara termasuk Malaysia dan
Indonesia. Tanaman mangga berasal dari famili Anarcadiaceae, genus Mangifera,
species Mangifera indica. Genus dari keluarga Anacardiaceae yang
berasal dari Asia Tenggara tercatat ada 62 spesies enam belas spesies
diantaranya memiliki buah yang dapat dimakan, tetapi hanya spesies Mangifera
caesia, Jack., Mangifera foetida, Lous., Mangifera odorata,
Grift., dan Mangifera indica, L. yang biasa dimakan. Diantara keempat
spesies mangga yang dapat dimakan tersebut, yang memiliki jenis paling banyak
adalah Mangifera indica, L. sebagian dari mangga tersebut terpenting
memiliki aroma yang cukup kuat (Broto dan Sabari, 2003).
Mangga
(Mangifera indica L.) termasuk family Anacardiaceae banyak dijumpai di
daerah Asia Tenggara terutama di kepulauan Melanesia. Tanaman ini telah
dibudidayakan sejak 4000 tahun silam (Candole, 1984). Tanaman ini merupakan
jenis tanaman komersial di Asia Tenggara dan Asia Selatan seperti, Filipina,
Indonesia, Malaysia, Thailand India, dan Pakistan. Tiga jenis buahbuahan yang
mendapat prioritas untuk dikembangkan oleh pemerintah sebagai primadona
hortikultur di Indonesia adalah pisang, jeruk dan mangga. Adapun jenis-jenis
yang dimaksud adalah jenis yang termasuk tumbuhan asli (Setijati dkk., 1987 ).
Mangga
merupakan salah satu jenis buah-buahan di Indonesia yang mempunyai nilai
ekonomi tinggi (Rismunandar, 1983). Dalam upaya pengembangan hortikultura,
Departemen Pertanian RI mengembangan suatu proyek terpadu pada komoditi mangga
di beberapa sentra tanaman mangga di Jawa Barat (Mahendra et al.,2002).
Adapun salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan income penduduk
pada daerah sebaran mangga secara agrobisnis melalui peningkatan produksi,
penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran. salah satu daerah persebaran
mangga lainnya yang juga berpotensi untuk dikembangkan adalah Jawa Timur (Said,
2002).
III.
METODOLOGI
Praktikum Budidaya Tanaman Buah acara VII yaitu “Mengenal
beberapa Varietas Tanaman Buah” dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 8 April
2017 berlangsung di beberapa tempat di kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Bahan yang diperlukan dalam praktikum ini adalah tanaman buah mangga (Mangifera indica L.). Sedangkan alat yang digunakan adalah kamera dan alat-alat tulis.
Cara kerja yang dilakukan adalah tanaman dideskripsikan bagian-bagiannya,
antara lain warna batang dan permukaan batang, lebar dan panjang daun dewasa,
warna permukaan atas dan bawah daun, tipe daun, tata letak daun, bentuk helaian
daun, tipe pangkal daun, tipe ujung daun, tipe pertulangan daun, tipe tepi
daun, permukaan bawah dan atas daun, dan orientasi daun. Diamati bagian
tertentu yang paling membedakan antar varietas.
IV.
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
- Mangga Gadung
![]() |
![]() |
Mangga ini
banyak ditemukan di sentral produksi mangga di Jawa Timur, yaitu di
Probolinggo. Jenis mangga ini cukup populer di kalangan penggemar buah mangga.
Rasanya yang manis seperti mangga arumanis merupakan salah satu
keistimewaannya. Bentuk buahnya pun mirip dengan mangga arumanis, yaitu bulat
panjang, berlekuk, dan berparuh jelas. Kulit buahnya berwarna hijau – meskipun_
buah sudah tua – dengan bintik-bintik kelenjar berwarna keputihan. Daging buah
tebal dan berwarna kuning kemerahan. Rasanya manis segar dan aromanya harum.
Ukuran buahnya termasuk agak besar, berat rata-rata 400-450 g.
Buah mangga
dipanen setelah tua benar. Cirinya, bagian pangkal buah telah membengkak rata
dan warnanya mulai menguning. Pemungutan buah yang belum tua benar menyebabkan
rasanya agak asam dan kelat (mutu rendah). Umur buah dipanen kira-kira 4-5
bulan (110-150 hari) sejak bunga mekar (anthesis). Pemetikan harus hati-hati,
tidak boleh jatuh, dan getahnya tidak boleh mengenai buah mangga tersebut.
Umumnya, tanaman mangga berbunga pada bulan Juli-Agustus. Buah matang dapat
dipanen pada bulan September-Desember. Buah harus dibersihkan dari kutu,
jelaga, dan getah yang menempel. Adapun morfologi tanaman dan buah mangga
gadung adalah sebagai berikut:
Tinggi tanaman : 13 m
Bentuk daun : Lanset
Ukuran daun : Panjang 17,2 – 29,0 cm; Lebar 4,4 –
7,5 cm
Bentuk bunga : Bintang
Waktu panen : September – November
Bentuk buah : Jorong
Ukuran buah : Panjang 11,46 – 14,68 cm;
Lebar buah : 7,64 – 9,63 cm
Tebal daging : 2,20 – 2,68 cm
Tipe paruh : Tumpul
Warna daging :
Kuning Oranye (Yellow Orange Group RHS 23 A)
Rasa daging buah : Manis
Aroma buah : Lemah
Bentuk biji : Lonjong berlekuk
Warna biji : Putih kekuningan (Yellow White
Group RHS158 D)
- Mangga Apel
![]() |
![]() |
Rasa buahnya yang masam ketika masih muda menjadi ciri khas jenis
mangga ini, bentuk buahnya yang mirip apel pada umumnya karena ada semburat
warna merah dan hijau layaknya buah apel. Mangga Apel adalah mangga yang
manis rasanya, bentuknya bulat seperti apel kulitnya rada kemerah merahan dan ada
juga yang full merahnya. Aromanya harum dan mengundang selera untuk
menikmatinya. Mangga Apel adalah mangga yang manis rasanya, bentuknya bulat
seperti apel kulitnya rada kemerah merahan dan ada juga yang full merahnya.
Aromanya harum dan mengundang selera untuk menikmatinya.
Mangga apel termasuk sangat jarang ditemui di Indonesia. Hanya ada
beberapa masyarakat yang membudidayakan tanaman mangga apel. Dikatakan mangga
apel karena bentuk buah dan warnanya yang menyerupai apel ketika sudah matang.
Warna buah mangga apel yang matang berwarna merah kekuning-kuningan dengan
aroma yang sangat kuat. Ketika masih muda, buah ini mempunyai rasa yang sangat
masam dibandingkan dengan mangga jenis lainnya. Namun ketika sudah matang, buah
ini memiliki rasa yang manis dan aromanya yang sangat kuat. Karakter
morfologinya dapat dilihat pada daftar di bawah ini:
Bentuk buah : Bulat seperti apel
Kulit buah : Berwarna hijau
kemerahan bila masak
Daging buah : Putih kekuningan bila masak;
Rasa : Agak masam
Seratnya :
Sedikit
Tekstur daging : Buah padat
Kadar air : Sedikit
Keanekaragaman kultivar
mangga di setiap daerah persebaran berbeda, misalnya kultivar mangga di Jawa
Timur, misalnya: Madiun, Kediri, Tulungagung, dan Ngawi berbeda dengan di Jawa
Barat. Pada saat ini, erosi genetika berjalan sangat cepat yang juga terjadi
pada tanaman mangga. Hal ini disebabkan oleh beberapa kasus, misalnya penurunan
populasi tanaman mangga karena daerah persebarannya dibangun menjadi kota dan
pemukiman. Kultivar impor dijual dengan harga lebih murah dibandingkan kultivar
lokal, dan masyarakat hanya membudidayakan mangga yang mempunyai nilai ekonomi
tinggi misalnya mangga gadung, manalagi, dan lain-lain, sehingga mangga yang
nilai ekonominya lebih rendah karena rasanya kurang enak misalnya mangga
kopyor, kapuk dan lain-lain mulai ditinggalkan pembudidayaannya. Untuk
menanggulangi erosi genetika tersebut, dilakukan beberapa upaya antara lain
pelestarian plasma nutfah mangga secara ex situ seperti di Pasuruan dan
Subang, serta gerakan penghijauan dengan menanam mangga di pekarangan seperti
di Nganjuk.
Daging buah mangga muda
mengandung asam, vitamin C dan Ca yang berbeda-beda kadarnya pada setiap
kultivar (Yuniarti dan Suhardi, 1989). Sedangkan daging buah mangga yang telah
matang pada 100 gr bahan mengandung kalsium 9 mg, fosfor 3 mg, besi 0,2 mg,
retinol 1900, thiamin 0,06 mg, dan asam askorbat 41 mg (Lakitan, 1995). Di
Thailand, pengawetan buah mangga dalam kaleng, sari buah mangga dan manisan
mangga telah dilakukan dan merupakan industri besar dengan produk yang diekspor
ke luar negeri. Hal ini sangat bermanfaat untuk memperoleh buah mangga di luar
musim (Amiarsi dkk., 1989) serta sangat diperlukan mengingat pada musim buah
mangga, produksi buah melimpah hingga busuk tanpa dimanfaatkan. Beberapa
industri buah mangga yang telah dikembangkan di Indonesia antara lain sirup,
manisan dan jus dalam kemasan sachet. Untuk membantu usaha dalam skala kecil
dan menengah serta memajukan keterampilan petani perlu adanya kerjasama dengan
pihak lain seperti Lembaga Penelitian dan Perguruan Tinggi, seperti program
IPTEKDA dimana petani dapat mengadopsi teknologi pasca panen yang lebih
bernilai tambah.
V. KESIMPULAN
Buah
mangga gadung dan mangga apel mempunyai karakter sendiri-sendiri, dimana bentuk
dan aroma buah adalah hal yang paling bisa dibedakan antara keduanya. Buah
mangga apel mempunyai bentuk yang lebih bulat dan aroma yang lebih kuat
dibandingkan dengan buah mangga gadung.
DAFTAR PUSTAKA
BPATP. 2004. Terminologi dalam perlindungan varietas
tanaman. <http://bpatp.litbang.deptan.go.id/index.php?option=comcontent&view=article&id=116:terminologi-dalam-perlindungan-varietas-tanaman&catid=48:pvt&Itemid=63>. Diakses
tangggal 4 Mei 2014.
Broto, W. dan Sabari S.D. 2003. Pengaruh
perendaman buah dalam larutan CaCl2 dan Ca(NO3)2 pada beberapa tingkat
kevakuman terhadap pematangan mangga gedong. Penelitian Hortikultura 3
(4): 51-55.
Candole, A.D. 1984. Origin
of Cultivated Plant. London: Vegal Paul Trench and Co.
Halimoon, N. and M.H.A.Hasan. 2010. Determination and evaluation of antioxidative
activity in red dragon fruit (Hylocereus
undatus) and green kiwi fruit (Actinidia
deliciosa). American Journal of Applied Sciences 7 : 1432-1438.
Rismunandar, 1983. Membudidayakan Tanaman
Buah-Buahan. Bandung: Penerbit SInar Baru.
Said, E.G. 2002. Mengembangkan pelaku dan
manajemen agribisnis/ agroindustri nasional. Sosialisasi dan Pelatihan
P-KSP, Kabupaten Pasir, Propinsi KalimantanTimur. Bapeda Kabupaten Pasir,
Tanah Grogot, 12 Agustus 2002.
Setijati, D. Sastrapradja, dan M.A. Rifai.
1987. Mengenal Nusantara Melalui Kekayan Floranya. Bogor: Komisi
Pelestarian Plasma Nutfah Nasional.
Soenarsih, S., Sudarsono, B. Djoefrie, dan Y. Wahyu. 2012. Keragaman
spesies pala (Myristica spp.) Maluku
Utara berdasarkan penanda morfologi dan agronomi. Jurnal Littri 18: 1 – 9.
Sofro, A.S.M. 1994. Keanekaragaman Genetik. Andi Offset, Yogyakarta.
Sugiyarsa, E. 2005. Perilaku Varietas Unggul dan Peranannya Dalam
Peningkatan Produksi dan Produktivitas Gula. Badan Litbang Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Jawa Timur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar