Sabtu, 17 Maret 2018

LAPORAN PRAKTIKUM PEKARANGAN DAN BUDIDAYA TANAMAN BUAH


LAPORAN PRAKTIKUM
PEKARANGAN DAN BUDIDAYA TANAMAN BUAH

ACARA II
MENYEMAI BENIH BUAH




Disusun Oleh :



LABORATORIUM HORTIKULTURA
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
ACARA II
MENYEMAI BENIH BUAH

I.     PENDAHULUAN
A.  Latar belakang
Salah satu definisi biji secara botani adalah ovule yang masak yang terdiri dari embrio, integument, dan endosperm. Beberapa biji dilengkapi dengan pericarp misalnya pada chenes, cryopsis dan lemma/palea pada rerumputan. Seed unit adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan biji-biji yang sebenarnya adalah buah misalnya pada serealia dan rerumputan. Seed unit ada pada padi, jagung, gandum dan biji-biji rerumputan.
Perkecambahan biji ataupun benih adalah proses pengaktifan kembali aktifitas pertumbuhan embrio di dalam biji yang terhenti untuk kemudian membentuk bibit. Untuk terjadinya perkecambahan diperlukan syarat internal dan eksternal. Syarat internal adalah pem- bentukan embrio yang sehat dan normal, sedang kan syarat eksternal yang utama : adanya air yang cukup, suhu yang sesuai, cukup oksigen dan adanya cahaya. Dalam pengujian di laboratorium, daya berkecambahnya benih diartikan sebagai mekar dan berkembangnya bagian-bagian penting dari embrio suatu benih yang menunjukkan kemampuannya untuk tumbuh secara normal pada lingkungan yang sesuai.
Menyemai benih merupakan menumbuhkan benih tanaman buah menjadi bibit untuk mengatasi permasalahan kurangnya bibit buah-buahan. Usaha pembibitan tanaman buah-buahan merupakan usaha untuk memenuhi permintaan perkebunan terhadap bibit terutama bibit berlabel. Dengan mencoba menyemai benih buah-buahan tersebut dapat diketahui persemaian yang baik untuk benih buah-buahan. Oleh karena itu, pada praktikum ini akan dilakukan kegiatan “Menyemai Benih Buah”.

B.  Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mengenal dan mempelajari cara membuat persemaian serta menyemai dan menumbuhkan beberapa macam benih buah.
II.      TINJAUAN PUSTAKA
Biji merupakan ovule yang dewasa yang terbentuk satu atau lebih di dalam satu ovary, tapi hanya satu biji terbentuk dalam ovari pada monokotil. Setiap biji minimal terdiri dari dua bagian,yaitu embryo dan kulit biji (Seed coat atau testa). Embryo terbentuk atau berasal dari telur yang dibuahi (zygote) dengan mengalami pembelahan sel di dalam embryo sac. Kulit biji terbentuk dari integumen (satu atau lebih) dari ovule. Pada legume, umumnya terdapat dua lapis kulit biji yaitu lapisan sebelah dalam tipis dan lunak dan lapisan sebelah luar tebal dan keras (Copeland, 1976).
Perkecambahan atau germination adalah merupakan suatu rangkaian peristiwa penting yang terjadi sejak benih mengalami dormansi sampai pada bibit yang sedang tumbuh. Peristiwa perkecambahan ini akan sangat bergantung kepada viabilitas benih, kondisi lingkungan yang cocok, dan pada beberapa jenis tanaman perkecambahan ini juga sangat bergantung kepada usaha pemecahan dormansi pada benih. Faktor-faktor lingkungan yang sangat mempengaruhi perkecambahan adalah suhu dan ketersediaan air yang ada di sekitar lokasi perkecambahan (Harjadi, 1991).
Faktor endogen yang dapat mempengaruhi perkecambahan benih adalah bahwa tiap-tiap benih dari berbagai jenis tanaman memiliki kandungan yang berbeda-beda baik karbohidrat, lipid, hormon, dan bahkan ada beberapa benih yang mengandung senyawa inhibitor. Jumlah karbohidrat sebagai cadangan makanan yang dicerminkan dari ukuran benih, sering kali menjadi salah satu faktor penentu terhadap kemampuan benih untuk berkecambah. Pada benih dari tanaman tertentu, terdapatnya senyawa inhibitor juga dapat menghambat perkecambahan atau bahkan menyebabkan benih mengalami dormansi, sehingga perlu adanya perlakuan-perlakuan khusus untuk merangsang perkecambahan benih tersebut. Sebaliknya dari segi faktor lingkungan (eksogen), seringkali diperlukan syarat-syarat khusus untuk perkecambahan benih dan pertumbuhan bibit. Pada umumnya faktor lingkungan yang sangat dominan untuk perkecambahan dan pertumbuhan bibit terutama adalah kelembaban media tanam dan intensitas cahaya (Irianto, 2012).
Penanganan benih Durian mencakup pencucian secara hati-hati untuk membuang kulit biji yang berlendir dan membuang bagian perikarp yang berupa tanduk. Perlakuan ini akan memperbaiki perkecambahan. Kemudian, benih disemai sewaktu masih segar. Jika diperlukan penyimpanan jangka pendek, benih tidak boleh dibiarkan mengering. Benih yang memilki 40% dari kandungan air aslinya dan disimpan dalam wadah plastik yang kedap, dengan suhu udara 20oC masih mampu berkecambah selama 3 bulan. Dalam kondisi yang memadai perkecambahan dapat diawali setelah 10 hari dan mencapai persentase perkecambahan 80-100% dalam jangka waktu 35-40 hari setelah disemai (Anonim, ? ).
Perbanyakan cara generatif yaitu melalui biji tanaman banyak menghadapi kendala, salah satu kendalanya adalah sifat permeabilitas kulit biji tanaman sehingga menyebabkan adanya sifat dormansi pada biji. Dormansi adalah keadaan dimana sebuah biji dikatakan hidup tetapi tidak dapat berkecambah. Hal ini disebabkan oleh faktor - faktor dalam biji itu sendiri, kemungkinan kulit biji yang kedap air dan udara atau karena adanya zat penghambat perkecambahan (Kamil, 1980 dalam Nurshanti, 2013).
Dormansi biji dapat diatasi dengan perlakuan mekanis dan kimia. Secara mekanis diantaranya yaitu dengan skarifikasi. Skarifikasi mencakup cara-cara seperti mengkikir/menggosok kulit biji dengan kertas amplas, melubangi kulit biji dengan pisau, memecah kulit biji maupun dengan perlakuan goncangan untuk benih-benih yang memiliki sumbat gabus. Dengan perlakuan kimia, tujuannya adalah menjadikan agar kulit biji lebih mudah dimasuki air pada waktu proses imbibisi. Perlakuan perendaman di dalam air panas dengan tujuan memudahkan penyerapan air oleh benih (Sutopo, 2010). Perkecambahan pada biji pohon Judas benih dapat dilakukan dengan perlakuan stratifikasi lembab dingin dan skarifikasi asam. Panjang periode lebih 1 bulan menentukan durasi perendaman dalam asam sulfat yang dibutuhkan untuk  perkecambahan biji maksimal (Pipinis et al., 2011).
III.   METODOLOGI
            Praktikum Budidaya Tanaman Buah Acara II yaitu “Menyemai Benih Buah” dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2017 di Laboratorium Hortikultura, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Bahan yang diperlukan dalam praktikum ini adalah biji pepaya dengan aril dan tanpa aril, biji buah naga, biji nangka dikupas dan tidak dikupas, dan biji tomat dicuci dan tidak dicuci, biji melon dicuci dan tidak dicuci, biji rambutan dan biji dari jambu biji, tanah, dan kertas label. Sedangkan alat yang digunakan antara lain cetok, bak persemaian, dan gembor.
            Langkah kerja yang dilakukan adalah bak persemaian diisi dengan campuran tanah dan pasir 1:1 sebagai media persemaian. Bak-bak persemaian tersebut sebelumnya telah dibuat lubang di bagian dasarnya. Kemudian benih buah disemaikan pada bak persemaian yang telah diisi campuran tanah dan pasir, dengan jarak 5 cm x 5 cm. Setelah benih ditanam, disiram media tanam dengan air dan dapat pula disemprotkan obat-obatan. Penyiraman untuk setiap perlakuan dilakukan seminggu sekali sampai bibit siap disapih (umur 3-4 minggu). Di luar waktu yang ditetapkan untuk perlakuan, penyiraman dilakukan dengan air biasa. Diusahakan banyaknya air penyiraman sama untuk semua bak-bak persemaian. Pemeliharaan persemaian adalah tanggung jawab praktikan. Pengamatan dilakukan terhadap tanaman dalam setiap ulangan. Pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar bibit di akhir pengamatan. Dibuat grafik pertumbuhannya dan dibandingkan antar perlakuan dalam satu jenis komoditas serta dibandingkan antara tanaman semusim dan tahunan.


IV.   HASIL PENGAMATAN
A.  Tinggi tanaman
No.
Komoditas
Tinggi Tanaman
Dicuci/kupas
Tidak dicuci
I
II
III
IV
I
II
III
IV
1
Buah Naga
0
0.12
0.24
0.22
0
0.23
0.37
0.57
2
Melon
0
0.15
0.74
3.04
0
0.17
2.22
3.38
3
Jambu Biji
0
0
0.33
0.51
0
0
0.09
0.25
4
Pepaya
0
0
0
0.57
0
0
0
0.44
5
Nangka
0
0
0.53
5.83
0
0
0.07
4.48
6
Rambutan
0
0
2.78
7.46
0
0
2.05
3.39

B.  Jumlah daun
No.
Komoditas
Jumlah Daun
Dicuci/Dikupas
Tidak dicuci/Tidak dikupas
I
II
III
IV
I
II
III
IV
1
Buah Naga
0
0
0
0
0
0
0
0
2
Melon
0
0
0.55
0.82
0
0.02
0.5
0.82
3
Jambu Biji
0
0
0
0.15
0
0
0.05
0.2
4
Pepaya
0
0
0
0
0
0
0
0.25
5
Nangka
0
0
0
0.45
0
0
0
0.15
6
Rambutan
0
0
0
1.6
0
0
0
0















V.      PEMBAHASAN
Penyemaian benih tanaman buah yaitu kegiatan menindahkan benih buah ke dalam bak perkecambahan yang terdapat media tanah dengan campuran tanah dan pasir 1:1. Tujuan dari persemaian agar memperoleh bibit tanaman yang unggul karena dengan penyemaian tanaman dikondisikan agar dapat beradaptasi dengan lingkungan. Pemindahan/penanaman bibit berupa semai dari persemaian ke lapangan dapat dilakukan setelah semai-semai dari persemaian tersebut sudah kuat (siap ditanam), misalnya untuk Pinus merkusii setelah tinggi semai antara 20-30 cm atau umur semai 8 – 10 bulan. Pengadaan bibit/semai melalui persemaian yang dimulai sejak penaburan benih merupakan cara yang lebih menjamin keberhasilan penanaman di lapangan. Selain pengawasannya mudah, penggunaan benih-benih lebih dapat dihemat dan juga kualitas semai yang akan ditanam di lapangan lebih terjamin bila dibandingkan dengan cara menanam benih langsung di lapangan.
Persemaian (nursery) adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih (atau bahan lain dari tanaman) menjadi bibit/semai yang siap ditanam di lapangan. Kegiatan di persemaian merupakan kegiatan awal di lapangan dari kegiatan penanaman tanaman buah karena itu sangat penting dan merupakan kunci pertama di dalam upaya mencapai keberhasilan penanaman tanaman buah. Penanaman benih ke lapangan dapat dilakukan secara langsung (direct planting) dan secara tidak langsung yang berarti harus disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian. Penanaman secara langsung ke lapangan biasanya dilakukan apabila biji-biji (benih) tersebut berukuran besar dan jumlah persediaannya melimpah. Meskipun ukuran benih besar tetapi kalau jumlahnya terbatas, maka benih tersebut seyogyanya disemaikan terlebih dulu.
Teknik penyemaian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
a.       Bak penyemaian.
Pada bak penyemaian, tidak memerlukan ruang yang luas, mudah, dan hanya diperlukan bak-bak sebagai tempat penyemaian benih.
b.      Lahan penyemaian.
Pada lahan penyemaian dilakukan persiapan yaitu dipilih lahan yang gembur dan sudah mendapat pengairan serta mudah dikeringkan, disamping itu mudah diawasi untuk penyemaian.
Cara penyemaian adalah sebagai berikut tanah dicangkul sedalam 20-30 cm sambil dibersihkan dari rumput-rumput, batu-batu dan sisa pepohonan dan benda keras lainnya. Kemudian tanah dihaluskan sehingga menjadi gembur dan dibuat bedengan. Penyemaian benih dapat dilakukan dengan cara menyebar untuk ukuran biji kecil atau menata biji buah-buahan yang berukuran lebih besar.
Keuntungan dari penyemaian adalah
a.         Pemeliharaan bibit mudah karena tidak perlu memotong tanaman cukup disiram.
b.        Didapat bibit yang bagus dan seragam karena dengan menyemai dapat menyeleksi tanaman atau bibit yang tumbuh.
c.         Tidak diperlukan lahan yang luas karena hanya perlu wadah kecil sudah dapat menyemai benih.
d.        Murah karena hanya dengan biji dan perakaran tanaman hasil semai biji kuat sehingga dapat digunakan sebagai batang bawah tanaman yang akan disambung, dan keuntungan lainnya adalah mudah pemeliharaannya.
Kekurangan dari penyemaian adalah
a.       Diperlukan pekerjaan dan biaya ekstra yang kadang-kadang cukup tinggi.
b.      Pekerjaan pencabutan bibit sering menimbulkan kerusakan pada akar dan menyebabkan kematian bibit.
Bibit dalam polibag dapat dipindahkan ke lahan jika kondisinya sehat dan pertumbuhannya bagus. Hal ini tercermin dari pertumbuhan batang yang kokoh, perakarannya banyak dan kuat, juga adanya helaian daun dekat pucuk tanaman yang telah menebal dan warnanya hijau tua. Penyemaian perlu dilakukan perawatan meliputi untuk bibit dari biji, penyiraman dilakukan secara teratur setiap pagi hari. Sebaiknya persemaian diberi naungan yang tidak terlalu rapat dan menghadap ke arah timur guna mencegah penguapan air yang terlalu cepat. Pemindahan bibit dari kotak persemaian ke polibag biasanya sudah melalui proses seleksi bibit yang unggul dan berkualitas serta mampu beradaptasi dalam lingkungannya.
Dormansi biji dapat diatasi dengan
a.    Perlakuan mekanis.
Secara mekanis diantaranya yaitu dengan skarifikasi. Skarifikasi mencakup cara-cara seperti mengkikir/menggosok kulit biji dengan kertas amplas, melubangi kulit biji dengan pisau, memecah kulit biji maupun dengan perlakuan goncangan untuk benih-benih yang memiliki sumbat gabus.
b.    Perlakuan kimia.
Dengan perlakuan kimia, tujuannya adalah menjadikan agar kulit biji lebih mudah dimasuki air pada waktu proses imbibisi. Perlakuan perendaman di dalam air panas dengan tujuan memudahkan penyerapan air oleh benih.
Pada praktikum ini, perlakuan yang dilakukan yaitu dengan skarifikasi yaitu dengan memotong ataupun menghilangkan bagian biji dan membersihkan lapisan kulit pelindung seperti aril. Contohnya pada sirsak yang dipotong bagian ujungnya, pepaya dan tomat yang dicuci atau dihilangkan arilnya, dan nangka yang dikupas kulitnya.
Dalam menyemai benih buah, ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan persemaian yaitu dalam hal perkecambahan. Faktor yang mempengaruhinya yaitu
1.  Faktor Internal
a. Tingkat Kemasakan Benih
Benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya  tidak mempunyai viabilitas tinggi. Bahkan pada beberarapa jenis tanaman menyebabkan tidak dapat berkecambah. Benih yang belum masak secara fisiologis belum memiliki cadangan makanan yang cukup dan embrio belum sempurna. Contoh benih tomat (Lycopersicon esculentum Mill) yang belum masak dapat berkecambah serta menghasilkan tananaman normal. Tetapi benih tersebut tidak memiliki kekuatan tumbuh dan ketahanan terhadap keadaan yang tidak baik seperti pada benih masak.
b.  Ukuran Benih
Benih yang berukuran besar diduga memiliki cadangan makanan lebih banyak dibandingkan benih yang kecil, serta embrionya juga besar. Makin besar/berat suatu benih maka kandungan kabrbohidrat, protein, lemak dan mineral yang diperlukan untuk perkecambahan semakin banyak pula. Maka benih besar dan berat akan menghasilkan kecambah yang besar pula.
c.  Dormansi
Benih yang mengalami dormansi tidak mau berkecambah meskipun sebenarnya hidup dan kondisi lingkungan optimum (sesuai). Dormansi dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain : impermeabilitas kulit biji terhadap air atau gas, resistensi kulit biji terhadap pengaruh mekanis dan lain-lain. Dormansi benih akan dibahas lebih luas pada bab berikutnya.
d. Penghambat Perkecambahan
Banyak zat-zat yang diketahui dapat menghambat perkecambahan benih, misalnya herbisida, lendir yang melapisi biji tomat. Biji pada buah tomat yang masak tidak akan berkecambah dalam buah, meskipun suhu, kelembaban dan kadar oksigennya sesuai. Apabila biji dikeluarkan dari buah, dikeringkan kemudian ditanam, biji itu akan segera berkecambah. Hal ini disebabkan karena dalam biji tomat mengandung inhibitor yaitu zat dapat menghambat pertumbuhan pada tanaman. Buah tomat (Solanum lycopersicum) mengandung asam absisat (ABA) yang merupakan zat penghambat (inhibitor) perkecambahan. Lendir dalam buah tomat merupakan bagian yang mengandung ABA.
2.  Faktor Luar
a. Air
Syarat penting berlangsungnya perkecambahan yaitu adanya air. Dua faktor penting yang mempengaruhi penyerapan air pada benih yaitu sifat pelindung kulit benih dan jumlah air yang tersedia disekitarnya. Sedangkan jumlah air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis benihnya, dan tingkat pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu. Perkembangan benih tidak akan dimulai bila air belum terserap masuk ke dalam benih hingga 80 - 90 % dan umumnya dibutuhkan kadar air benih sekitar 30 - 55 %. Kondisi media yang terlalu basah akan dapat menghambat aerasi dan merangsang timbulnya penyakit serta busuknya benih karena cendawan atau bakteri.
b.  Temperatur
Temperatur yang paling optimum untuk perkecambahan benih antara 20-35°C. Temperatur antara 0-5°C kebanyakan benih gagal berkecambah atau terjadi kerusakan yang menyebabkan abnormal. Benih jagung memerlukan suhu minimum untuk berkecambah antara 8-10°C, suhu optimum 32-35°C, dan suhu maksimum 40-44°C. Sementara itu benih gandum hitam suhu minimum untuk berkecambah antara    3-5°C, suhu optimum 25-31°C, dan suhu maksimum 30-40°C.
c.  Oksigen
Saat perkecambahan, berlangsung proses respirasi disertai peningkatan pengambilan oksigen, pelepasan karbondioksida, dan air serta energi berupa panas. Terbatasnya oksigen yang dipakai akan mengakibatkan terhambatnya proses perkecambahan benih.
d.  Cahaya
Benih yang dikecambahkan pada keadaan kekurangan cahaya atau gelap dapat mengalami etiolasi.  Etiolasi yaitu terjadinya pemanjangan yang tidak normal pada hipokotil atau epikotil dan kecambah berwarna pucat serta lemah.
e.  Medium
Medium yang baik untuk perkecambahan harus bersifat gembur, mempunyai kemampuan menyimpan air dan bebas dari organisme penyebab penyakit terutama cendawan “damping off”.

Gambar 1. Grafik tinggi tanaman buah naga
Berdasarkan grafik di atas didapatkan bahwa tinggi tanaman nangka baru terlihat pada pengamatan ke 2. Pada minggu pertama, benih nangka baru mengalami perkecambahan dengan dimulai imbibisi benih. Dari perlakuan dikupas dan tidak dikupas, tinggi tanaman yang tidak dicuci lebih tinggi dibandingkan dengan biji yang dikupas. Hal ini bisa terjadi mungkin dikarenakan tanpa pencucian masih terdapat cairan bekas daging buah yang memicu imbibisi dan terjadinya perkecambahan lebih cepat.
Gambar 2. Grafik tinggi tanaman pepaya
Berdasarkan grafik tinggi tanaman pepaya, perlakuan pepaya tanpa aril memiliki pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan pepaya dengan arilnya. Hal ini dikarenakan pepaya  tanpa aril telah dihilangkan bagian yang menghambat sehingga imbibisi bisa lebih baik. Hasil ini berbeda dengan pepaya dengan arilnya, lapisan tipis pelindung benih pepaya akan menghambat masuknya air. Dengan demikian, perlakuan pepaya tanpa aril akan memberikan hasil perkecambahan dan pertumbuhan yang baik untuk dijadikan bibit pepaya.
Gambar 3. Grafik tinggi tanaman melon
Berdasarkan grafik tinggi tanaman melon, perlakuan melon tanpa aril memiliki pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan melon dengan arilnya. Hal ini dikarenakan melon tanpa aril telah dihilangkan bagian yang menghambat sehingga imbibisi bisa lebih baik. Hasil ini berbeda dengan melon dengan arilnya, lapisan tipis pelindung benih melon akan menghambat masuknya air. Dengan demikian, perlakuan melon tanpa aril akan memberikan hasil perkecambahan dan pertumbuahan yang baik untuk dijadikan bibit melon.
Gambar 4. Grafik tinggi tanaman jambu biji
Berdasarkan grafik tinggi tanaman jambu biji, kedua perlakuan baru tumbuh pada pengamatan ke 3. Pada perlakuan jambu biji dicuci, memiliki pertumbuahan yang lebih baik dibandingkan dengan jambu biji tidak dicuci. Hal ini dikarenakan jambu biji yang dicuci, akan mempercepat imbibisi benih sehingga akan mempercepat perkecambahan. Dengan demikian, perlakuan jambu biji dicuci akan memberikan hasil perkecambahan dan pertumbuahn yang baik untuk dijadikan bibit jambu biji.
Gambar 5. Grafik tinggi tanaman nangka
Berdasarkan grafik tinggi tanaman nangka, kedua perlakuan baru tumbuh pada pengamatan ke 3. Pada perlakuan nagka dicuci, memiliki pertumbuahan yang lebih baik dibandingkan dengan nangka tidak dicuci. Hal ini dikarenakan nangka yang dicuci, akan mempercepat imbibisi benih sehingga akan mempercepat perkecambahan. Dengan demikian, perlakuan nangka dicuci akan memberikan hasil perkecambahan dan pertumbuahn yang baik untuk dijadikan bibit nangka.
Gambar 6. Grafik tinggi tanaman rambutan
Berdasarkan grafik tinggi tanaman rambutan, kedua perlakuan baru tumbuh pada pengamatan ke 3. Pada perlakuan rambutan dicuci, memiliki pertumbuahan yang lebih baik dibandingkan dengan rambutan tidak dicuci. Hal ini dikarenakan rambutan yang dicuci, akan mempercepat imbibisi benih sehingga akan mempercepat perkecambahan. Dengan demikian, perlakuan rambutan dicuci akan memberikan hasil perkecambahan dan pertumbuahn yang baik untuk dijadikan bibit rambutan.

Gambar 7. Grafik jumlah daun tanaman buah naga
Gambar 8. Grafik jumlah daun tanaman melon
Berdasarkan grafik jumlah daun melon, kedua perlakuan tidak menunjukkan perbedaan hasil jumlah daun. Hal ini dikarenakan pengamatan yang dilakukan kurang lama karena daun melon akan keluar ketika biji terangkat ke atas dan membentuk daun dalam bijinya. Akan tetapi, pada praktikum ini, daun pada melon belum muncul karena biji belum terlalu terangkat ke atas.
Gambar 9. Grafik jumlah daun tanaman jambu biji
Berdasarkan grafik jumlah daun jambu biji, perlakuan tanpa dicuci menunnujukkan jumlah daun yang lebih besar dibandingkan dengan perlakuan dicuci/dikupas.






VI.   KESIMPULAN
1.    Persemaian adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih (atau bahan lain dari tanaman) menjadi bibit/semai yang siap ditanam di lapangan.
2.    Faktor yang mempengaruhi keberhasilan persemaian yaitu dalam hal perkecambahan. Perkecambahan dipengaruhi oleh faktor internal (tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi, penghambat perkecambahan) dan faktor eksternal (air, temperatur, oksigen, cahaya, medium).
3.    Benih dengan perlakuan skarifikasi seperti tomat dicuci, nangka dikupas, sirsak dipotong, dan pepaya tanpa aril memberikan hasil pertumbuhan bibit yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. ? . Nangka. <http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/nangka.pdf>. Diakses 4 Mei 2014.

Copeland, L.O. 1976. Principles of Seed and Technology. Burgess Publishing Company, Minnesota.

Harjadi, S.S. 1991. Dasar-dasar Agronomi. Gramedia, Jakarta.

Irianto. 2012. Fenofisiologi perkecambahan dan pertumbuhan bibit duku (Lansium domesticum Corr.). Journal Bioplanted 1 : 23-31.

Nurshanti, D.F. 2013. Tanggap perkecambahan benih palem ekor tupai (Wodyetia bifurcate) terhadap lama perendaman dalam air. Jurnal Ilmiah AgrIBA 2 : 216-224.

Pipinis, E., E. Milios, P. Smiris, and C. Gioumousidis. 2011. Effect of acid scarification and cold moist stratification on the germination of Cercis siliquastrum L. seeds. Turk J. Agriculture 35: 259-264.

Sutopo, L. 2010. Teknologi Benih. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar