LAPORAN PRAKTIKUM
PEKARANGAN DAN BUDIDAYA
TANAMAN BUAH
ACARA V
PEMELIHARAAN TANAMAN BUAH
DALAM POT

Disusun Oleh :
Nama :
Ari Murti Ahmadi
NIM :
13388
Gol :
C3
Asisten :
Aprillia Dwi K.
Novelas Anandayu
Maria Kissadona
LABORATORIUM HORTIKULTURA
DEPARTEMEN BUDIDAYA
PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
ACARA V
PEMELIHARAAN TANAMAN BUAH
DALAM POT
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Pada
umumnya masyarakat di perkotaan banyak menanam tanaman buah dalam pot
dikarenakan keterbatasan lahan lingkungan perkotaan. Metode tabulampot ini bisa
menguntungkan karena bisa memanen
hasil tanaman dari pekarangan yang
sempit tersebut dengan menatanya dalam pot.
Untuk dapat menumbuhkan dan membuahkan tabulampot maka jenis tanaman buah yang
ditanam dalam pot mempunyai ciri-ciri yaitu pertumbuhan tanaman relatif,
berbuah sepanjang tahun,ukuran buah relatif kecil, dan letak buah umumnya di
ranting. Kini tabulampot,
di tengah semakin sempitnya lahan perkotaan, bukan hanya sebagai tanaman
penghasil buah yang digemaari dan trendy, tetapi juga merupakan tanaman hias
yang dapat memberikan keindahan, bahkan bisa menjadi karya seni yang bernilai
tinggi.
Apabila
media dan perawatannya baik, tanaman buah dalam pot mulai berbunga dan berbuah
umur 1-2 tahun. Namun, panen cukup banyak terjadi mulai umur 3-4 tahun.
Pemupukan perlu dilakukan untuk menyediakan hara atau memberi energi pada
tanaman supaya tanaman tumbuh sehat, sempurna, cepat berbuah, jumlah buah
lebat, dan tinggi mutunya. Upaya untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas
produksi srikaya, antara lain adalah dengan menerapkan perbaikan teknologi
budidaya dan penanganan pascapanen yang memadai.
Budidaya
tanaman buah dalam pot sama hal dengan tanaman buah di kebun atau tanah.
Membutuhkan pemeliharaan sehingga perkembangan tanaman dapat baik. Pemeliharaan tanaman buah dapat pot dapat meliputi
memupuk, menyiram, mengganti pot, menyiangi, mengendalikan hama dan penyakit
dan lainnya. Oleh karena itu,
pada praktikum ini akan dilakukan acara “ Pemeliharaan Tanaman Buah dalam Pot”
untuk mempelajari cara-cara
memelihara tanaman buah dalam pot sehingga tanaman buah dapat berbunga dan
berbuah.
B.
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah
a. Mengenal
dan mempelajari cara-cara memelihara tanaman buah dalam pot.
b. Mahasiswa
dapat menumbuhkan dan memelihara tanaman buah dalam pot yang telah dewasa
sehingga tanaman buah dapat berbunga dan berbuah.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman buah
adalah tanaman yang menghasilkan buah yang dimakan (konsumsi) dalam keadaan
segar, baik sebagai buah meja atau bahan terolah dan secara umum tidak tahan
disimpan lama. Buah merupakan produk tanaman hortikultura yang dikenal mudah rusak, sehingga
diperlukan suatu teknologi untuk mempertahankan mutu buah (Syukri, 2008). Tabulampot
adalah miniatur pohon buah yang memiliki media terbatas. Mengingat serba
keterbatasan tersebut, terkadang pertumbuhannya lamban. Bahkan tak kunjung
berbuah karena suplai hara dari medianya sangat kurang. Sebab itu, wajar
kiranya jika tabulampot harus dipupuk, dirangsang atau diperlakukan apa saja
agar bisa tumbuh normal dan berbuah sebagaimana pohon di lahan terbuka (Anonim,
2004).
Tanaman
memiliki mekanisme kompleks untuk merasakan perubahan lingkungan dan merespon
perkembangan untuk memaksimalkan produktivitas. Tanaman berkembang dari meristem, kelompok sel induk yang
terus-menerus menghasilkan organ baru di seluruh siklus hidup. Pertumbuhan
tunas dimulai oleh meristem apikal yang memproduksi primordia daun, serta
jaringan-jaringan batang. Meristem ketiak terdapat pada daun yang menempel pada
batang. Untuk membentuk membentuk tunas lateral maka diperlukan pemangkasan
supaya dominasi pucuk bisa menyebar ke tunas yang berada pada ketiak daun
(Whipple et al., 2011).
Pemangkasan
dapat menjaga keseimbangan antara pertumbuhan cabang dan buah. Jumlah cabang
pada tanaman tomat akan berpengaruh terhadap mutu buah maupun mutu benih.
Cabang tanaman yang sedikit dimungkinkan mutu buah dan benih meningkat.
Asimilat yang terbentuk sepenuhnya dapat disimpan pada buah maupun biji dan
menyebabkan buah maupun biji menjadi lebih besar, sehingga mutu buah maupun
benih meningkat. Sebaliknya apabila jumlah cabang pada tanaman tomat banyak, maka
asimilat banyak dipergunakan untuk pertumbuhan tunas tunas baru, sehingga
asimilat yang tersimpan pada buah maupun biji berkurang dan selanjutnya
rnenyebabkan asimilat yang disimpan pada buah dan biji lebih sedikit. Oleh
karena asimilat yang disimpan pada buah sedikit, dapat mengakibatkan mutu buah
maupun benih menurun (Lewis, 1990 dalam Wartapa et al., 2009).
Pemeliharaan
tanaman buah lebih ditujukan untuk memeliharan kesehatan tanaman secara
keseluruhan dengan melakukan pemangkasan bersamaan dengan pemberian pupuk, dan
umumnya harus dilakukan pasca tanaman menyelesaikan periode berbuah, saat di
mana energi tanaman terkuras habis untuk membesarkan buah, dimulai saat pentil
buah terbentuk hingga buah masak fisiologis. Pemangkasan dilakukan dengan
memangkas habis semua ujung-ujung ranting tempat keluarnya bunga/buah (contoh
mudah adalah pada tanaman mangga, rambutan, dan kelengkeng). Pemangkasan
ujung-ujung ranting akan merangsang keluarnya tunas-tunas baru yang jumlahnnya
akan lebih banyak dari jumlah tunas sebagai ujung ranting. Selain itu akan
memudahkan pemeliharaan dengan mempertahankan tinggi tanaman yang tetap pendek,
tidak tinggi menjulang atau tumbuh terlalu melebar ke arah samping sehingga
menhabiskan banyak tempat untuk menunjang pertumbuhan tanaman secara
keseluruhan. Pangkas habis pula semua tunas air yang muncul serta membuang
semua ranting kering yang mati. Ranting kering ini biasanya menjadi tempat yang
menyenangkan bagi pertumbuhan beberapa jenis hama, khususnya hama penggerek
batang (Dwidjoseputro, 1990).
Pemupukan
bertujuan mengganti dan menyediakan bahan makanan bagi tanaman sekaligus
memperbaki struktur dan produktivitas tanah. Dosis pupuk untuk tanaman srikaya
di setiap daerah berbeda tergantung pada kandungan kimia dan hara tanah. Untuk
mendapatkan hasil maksimum dari budi daya srikaya maka pemupukan harus
dilakukan secara kontinu. Srikaya tidak mampu menyediakan sendiri bahan makanan
untuk pertumbuhannya. Makanan untuk tanaman srikaya dapat disediakan dari air
dan dari udara. Makanan yang berasal dari udara antara lain unsur hydrogen dan
karbon, sedangkan yang diikat dari dalam tanah adalah unsur nitrogen, fosfor,
kalium, magnesium, sulfur, besi, mangan, seng, tembaga, boron, molibdenum, dan
klor. Beberapa unsur pokok utama yang dibutuhkan adalah NPK tersebut. Dalam
satu tahun dilakukkan enam kali pemupukan, yaitu empat kali di musim basah dan
dua kali di musim kering. Pemupukan tersebut dilakukan dengan memberikan pupuk
kandang satu kali, kemudian satu bulan kemudian dipupuk dengan pupuk NPK.
Contoh pupuk NPK adalah 15%N, 15%P, dan 15%K (Lasarus, 2013).
Srikaya
merupakan tumbuhan yang serbaguna, buahnya dapat dimakan dan merupakan sumber
bahan pengobatan, serta produk industri. Kandungan alkaloid dari srikaya
membuktikan dapat digunakan sebagai antioksidan. Kemudian biji srikaya adalah
salah satu bagian tanaman srikaya yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi
insektisida botanis. Tanaman ini mudah didapat dan banyak ditanam di
kebun-kebun di Indonesia. Biji srikaya mengandung 42-45% lemak, annonain dan
skuamosin (golongan asetogenin) serta bersifat racun kontak dan perut terhadap
serangga (Wardhana et al., 2005).
III.
METODOLOGI
Praktikum Pekarangan dan Budidaya
Tanaman Buah Acara V yaitu “Pemeliharaan Tanaman Buah dalam Pot” dilaksanakan
pada hari Selasa tanggal 29 Maret
2017 di Laboratorium
Hortikultura, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta. Bahan yang diperlukan dalam praktikum ini adalah
tanaman pada acara 4, pupuk Urea, TSP, dan KCl atau pupuk mejemuk NPK
(15:15:15), pupuk kendang, furadan dan byfolan. Sedangkan alat yang digunakan
antara lain cetok, gembor dan alat – alat bercocok tanam lainnya.
Cara kerja yang dilakukan adalah
dibagi dua yaitu pemupukan tanaman buah dan pembongkaran atau penggantian pot.
Pupuk diberikan pada tanaman buah dalam pot yang berumur 2 minggu setelah
tanam. Pupuk yang diberikan berupa campuran urea, TSP dan KCL (2:1:1) 20 g tiap
pot. Cara pemberian pupuk adalah pupuk diberikan di bawah tajuk mengelilingi
tanaman dalam pot pada kedalaman 10-15 cm, kemudian disiram air bersih.
Pemupukan diulangi lagi setelah satu bulan. Pengamatan meliputi jumlah cabang
setiap 2 minggu sekali, tinggi tanaman setiap seminggu sekali, jumlah daun
seminggu sekali, visual. Penggantian pot dilakukan dengan pot dibongkar, media
dalam potr disiram dengan air secukupnya. Kemudian tanaman buah beserta media
dan akar-akarnya dikeluarkan dari pot dengan cara dicabut bila tanaman buah
mudah dicabut. Penggantian pot, disiapkan pot dengan ukuran yang lebih besar
dari pot lama. Diisi dasar pot dengan kerikil atau pecahan batu bata setinggi ±
5 cm, kemudian pot diisi dengan media yang berupa tanah kebun dengan pupuk
kandang (1:1) yang telah diberi furadan 10 gr atau disiram benlate (2 gr/l
air). Campuran media tanam tersebut
diisikan ke dalam pot sampai 1/3 bagian pot. Tanaman sebelum dimasukkan dalam
pot baru sebagian disisi, kemudian tanaman beserta tanah dan akarnya dimasukkan
ke dalam pot. Campuran media tanam dimasukkan ke dalam pot sampai pot tampak
penuh (± 1 cm dari bibir pot), kemudian media dipadatkan pelan-pelan pada
bagian pangkal batang tanaman. Siram tabulampot dengan air bersih hingga
medianya cukup basah dan lembab. Setelah tanaman berumur 2 minggu setelah
dipindah di dalam pot, baru diberikan pupuk susulan berupa campuran pupuk urea,
TSP dan KCl (2:1:1) sebanyak 20 g setiap pot. Pengamatan visual dilakukan
dengan pembandingan antara sebelum dengan sesudahnya diganti pot. Pengamatan
dilakukan terhadap jumlah bunga dan buah (jika telah terbentuk). Penyiraman
dilakukan setiap hari. Penyiraman dilakukan dengan gembor supaya air jatuhnya
lembut. Oleh karena itu media tanam perlu digemburkan seperlunya setiap sebulan
sekali. Pencegahan hama penyakit dapat dilakukan dengan penjagaan kebersihan
tanaman dan lingkungan serta penggunaan bibit unggul.
IV.
HASIL PENGAMATAN
Tabel
1. Tinggi Tanaman Pemeliharaan Per-Komoditas
No.
|
Komoditas
|
Tinggi Tanaman (cm)
|
||
I
|
II
|
III
|
||
1
|
Srikaya
|
50
|
68.5
|
69.5
|
2
|
Manggis
|
50
|
50
|
50
|
3
|
Sawo 1
|
104
|
108
|
120
|
4
|
Jambu Biji
|
110
|
114
|
120
|
5
|
Sawo 2
|
108
|
119
|
121
|
6
|
Sawo 3
|
117
|
131
|
138
|
7
|
Nona
|
105
|
105
|
115
|
8
|
Duku
|
121
|
121
|
121
|
Tabel 2. Jumlah Daun Tanaman
Pemeliharaan Per-Komoditas
No.
|
Komoditas
|
Jumlah Daun
|
||
I
|
II
|
III
|
||
1
|
Srikaya
|
22
|
24
|
22
|
2
|
Manggis
|
16
|
16
|
16
|
3
|
Sawo 1
|
52
|
86
|
93
|
4
|
Jambu Biji
|
127
|
124
|
61
|
5
|
Sawo 2
|
65
|
98
|
116
|
6
|
Sawo 3
|
54
|
75
|
103
|
7
|
Nona
|
132
|
132
|
60
|
8
|
Duku
|
30
|
30
|
24
|
Tabel 3. Jumlah Cabang Tanaman
Pemeliharaan Pot Per-Komoditas
No.
|
Komoditas
|
Jumlah Cabang
|
||
I
|
II
|
III
|
||
1
|
Srikaya
|
1
|
1
|
1
|
2
|
Manggis
|
3
|
3
|
3
|
3
|
Sawo 1
|
1
|
3
|
5
|
4
|
Jambu Biji
|
5
|
15
|
15
|
5
|
Sawo 2
|
3
|
4
|
4
|
6
|
Sawo 3
|
3
|
3
|
3
|
7
|
Nona
|
2
|
2
|
2
|
8
|
Duku
|
0
|
0
|
0
|
V.
PEMBAHASAN
Apabila media dan
perawatannya baik, tanaman buah dalam pot mulai berbunga dan berbuah umur 1-2
tahun. Namun, panen cukup banyak terjadi mulai umur 3-4 tahun. Pemupukan perlu
dilakukan untuk menyediakan hara atau memberi energi pada tanaman supaya tanaman
tumbuh sehat, sempurna, cepat berbuah, jumlah buah lebat, dan tinggi mutunya. Upaya
untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi srikaya, antara lain adalah
dengan menerapkan perbaikan teknologi budidaya dan penanganan pascapanen yang
memadai.
Dalam budidaya tanaman buah dalam pot perlu teknik pemeliharaan agar tanaman buah
dalan pot dapat cepat berbunga dan berbuah. Perlakuan yang dilaksanakan pada praktikum ini yaitu antara lain:
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan
setiap sore dan pagi hari. Tanaman yang kekurangan air akan kering dan tidak
tumbuh normal, perkembangan bunga dan buah terganggu. Penyiraman dilakukan
tidak berlebihan, apabila berlebihan dan menimbulkan genangan dapat memicu
munculnya busuk akar.
b. Pemupukan
Pemupukan dilakukan bersamaan dengan
penanaman tanaman buah srikaya dalam pot. Hal ini bertujuan untuk menambah hara
tanah dalam pot. Pupuk yang baik digunakan untuk tanaman buah dalam pot adalah
pupuk organik misalnya pupuk kompos, pupuk kandang atau pupuk bokashi yang
menggunakan teknologi mikroorganisme 4 (EM4) atau simbal. Pupuk organik
memiliki keuntungan rasa buah akan berbeda yaitu lebih manis. Agar buah tidak
mudah rontok menggunakan pupuk KCL sebanyak satu sendok teh atau sendok makan
tergantung besar kecilnya pohon. Pupuk yang mengandung unsur nitrogen (N) dapat
meningkatkan laju pertumbuhan tanaman budidaya, unsur P dalam pupuk dapat
merangsang perakaran, bunga, dan buah sehingga tanaman dapat cepat berbuah.
Unsur K dalam pupuk berguna untuk memperkokoh batang, mencegah kerontokan daun
atau bunga, ketahanan terhadap penyakit atau hama.
c. Pengawasan hama dan penyakit atau penyiangan gulma
Pengawasan terhadap
hama dan penyakit penting dilakukan untuk mencegah serangan hama yang dapat
menimbulkan kerugian atau kegagalan panen tanaman buah dalam pot. Pengawasan
dapat dilakukan setiap hari atau seminggu sekali. Pengendalian hama dan
penyakit apabila tanaman buah dalam pot telah terserang dapat menggunakan musuh
alami atau perangkap yang menggunakan feromon. Penyiangan gulma dapat dilakukan
agar gulma tidak menganggu pertumbuhan tanaman buah dalam pot.
Berdasarkan hasil
pengamatan yang diperoleh setelah dilakukan pemeliharaan, tanaman srikaya dalam
pot mulai menunjukkan perubahan positif. Dengan adanya pemeliharaan seperti
penyiraman, penyiangan gulma dan pemupukan menjadikan tanah menjadi lebih subur
dan pertumbuhan tanaman srikaya semakin
baik, dapat dilihat dari semakin bertambah jumlah cabang, daun serta
tinggi tanaman. Hal ini menunjukkan hasil fotosintesis yang diedarkan oleh
pembuluh floem tepat sasaran (source to
sink). Karena tanaman srikaya adalah tanaman tahunan, sehingga belum bisa
berbuah ataupun berbunga selama praktikum ini karena membutuhkan waktu yang
cukup lama untuk mencapai fase generatifnya.
Dalam budidaya tanaman belimbing, biasanya petani melakukan pemeliharaan dengan cara
antara lain:
1. Penjarangan dan penyulaman
Penjarangan bertujuan untuk
mencegah kematian srikaya agar tidak menghabiskan energinya untuk proses
pembuahan. Penjarangan dilakukan bersamaan dengan proses pengguguran bunga,
begitu gugur bunga selesai maka besoknya arus dilakukan penjarangan. Penyulaman
dilakukan apabila tanaman terlihat mati ketika 1 bulan setelah tanam.
2. Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk
menghindari persaingan antara tanaman dan rumput di sekeliling
selama pertumbuhan. Penyiangan dilakukan ketika rumput di sekitar tanaman sudah
mencapai tinggi 10 cm dengan diameter 1 m dari pohon srikaya.
3. Pemupukan
Jenis pupuk yang digunakan antara lain pupuk kandang,
kompos, pupuk hijau serta pupuk buatan. Setelah 3 bulan ditanam, srikaya
membutuhkan pemupukan susulan NPK (15:15:15) 200 gr per pohon.
4. Pengairan dan penyiraman
Srikaya membutuhkan banyak air
pada pertumbuhannya. Bibit srikaya yang baru ditanam membutuhkan penyiraman
satu kali sehari, setelah tanaman berumur satu bulan air tanaman dapat
dikurangi sekitar 3 kali seminggu.
5. Waktu penyemprotan pestisida
Untuk mendapatkan pertumbuhan
bibit yang baik, setiap 2 minggu sekali bibit disemprot zat pengatur tumbuh
Ationik dengan dosis 1 cc/liter air ditambah dengan Metalik dengan dosis 0,5
cc/liter air. Hal ini dilakukan untuk merangsang pertumbuhan tanaman agar lebih
sempurna. Jenis insektisida yang digunakan adalah Basudin untuk pencegahan
serangga
6. Pemeliharaan khusus lain yaitu perontokan daun
Perontokan daun pada tanaman
muda / bibit akan merangsang tumbuhnya cabang dan tunas baru, dengan demikian
akan didapatkan banyak tunas / cabang dikemudian hari. Perontokan daun
dilakukan dengan cara memotong daun dan disisakan sebagian tangkai daun. Sisa
tangkai daun ini nantinya akan rontok dan akan tumbuh tunas yang merupakan
cikal bakal tajuk baru. Selang 2 – 3 minggu, pada bekas daun yang dirontokkan akan keluar tunas
baru berikut calon bunga.

Berdasarkan
grafik tinggi tanaman di atas, didapatkan bahwa pertumbuhan tanaman memiliki
laju yang positif, dimana tanaman
belimbing menunjukkan pertambahan tinggi tanamannya dalam 3 minggu pengamatan. Hal
ini menunjukkan bahwa pemindahan tanaman berjalan dengan
benar sehingga absorbs air dan unsur hara dapat berjalanj dengan baik, sehingga
proses metabolism tanaman berjalan dengan normal. Hal ini
dikarenkan akar yang telah dipindah ke pot akan mencari unsur hara sehingga
tanaman akan meresponnya dengan pertumbuhan yang lebih cepat. Hal tersebut diperlancar dengan pemberian pupuk yang
akanakan memberikan hasil pertumbuhan lain seperti jumlah
cabang dan jumlah daun. Hal ini berbeda dengan tanaman yang tanpa dipupuk karena
pertumbuhan hanya sedikit dan tidak secepat dengan perlakuan dipupuk. Akar
tanaman tanpa dipupuk akan mencari lebih jauh unsur hara sehingga akar akan
memanjang. Dengan demikian, hasil tinggi tanaman ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa tanaman yang dipupuk akan memiliki pertumbuhan dan
perkembangan yang baik.

Berdasarkan
histogram jumlah daun tanaman buah belimbing,
terdapat penyimpangan jumlah daun yaitu terdapat
penurunan dari minggu kedua menuju minggu ketiga. Hal ini dapat terjadi mungkin dikarenakan pemilihan
bibit yang kurang bagus. Perubahan kenampakan tanaman baru terlihat pada
pengamatan kedua dimana daun tanaman menguning dan layu. Secara perlakuan,
tanaman diberi perlakuan perawatan yang sama, yaitu penyiraman dan pemupukan.
Selain itu tidak diketahui ada beberapa hama dan penyakit.

Berdasarkan
histogram jumlah cabang tabulampot,
jumlah cabang yang diamati relative stagnan. Hal ini
dikarenakan tanaman yang dipindahkan sudah relative besar danpertambahan cabang
tanaman tahunan membutuhkan waktu yang relative lebih lama, sehingga
seolah-olah tidak terjadi pertambahan jumlah cabang.
VI.
KESIMPULAN
1. Pemeliharaan
tanaman buah dapat berupa penyiraman, pemupukan, pemangkasan, penyiangan, dan
pengendalian OPT.
2. Tanaman
yang dipangkas bermanfaat untuk membantu terbentuknya bunga dan buah serta
pertumbuhan tunas lateral (cabang).
3. Pemeliharaan
seperti penyiraman, penyiangan gulma dan pemupukan menjadikan tanah menjadi
lebih subur dan pertumbuhan tanaman srikaya semakin baik, dapat dilihat dari semakin bertambah
jumlah cabang, daun serta tinggi tanaman.
4.
Pemeliharaan
khusus
dari tanaman srikaya yaitu perontokkan daun yang bertujuan untuk memacu keluar tunas
baru berikut calon bunga.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2004. Agar
tabulampot seaduhai bonsai. Agrobis 595: 37.
Dwidjoseputro.
1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Lasarus. 2013.
Penyiraman dan pemupukan tanaman srikaya. <http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/penyiraman-dan-pemupukan-tanaman-srikaya>.
Diakses 2 Mei 2017.
Syukri, A. B.
2008. Agroteknologi Tanaman Buah-buahan. USU press, Medan.
Wardhana, A.H., A.
Husein dan J. Manurung. 2005. Efektifitas ekstrak biji srikaya (Annona squamosa L) dengan pelarut air, metanol
dan heksan terhadap mortalitas larva caplak Boophilus
microplus secara in vitro. JITV 10 : 134-142.
Wartapa, A.,Y.
Effendi, dan Sukardi. 2009. Pengaturan jumlah cabang utama dan penjarangan buah
terhadap hasil dan mutu benih tomat varietas Kaliurang (Lycopersicum esculentunt Mill.). Jumal Ilmu-iltnu Pertanian 5:
150-163.
Whipple, C.Y.,
T.H. Kebrom, A.L. Weber, F.Yang, D. Hall, R.Meeley, R.Schmidt, J.Doebley, T. P.
Brutnell, and D. P. Jackson. 2011. Promotes apical dominance in maize and
responds to shade signals in the grasses. Proceedings of the National Academy
of Sciences 108: 506-512.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar