Senin, 19 Maret 2018


LAPORAN PRAKTIKUM
PEKARANGAN DAN BUDIDAYA TANAMAN BUAH

ACARA V
PEMELIHARAAN TANAMAN BUAH DALAM POT



Disusun Oleh :
Nama               : Ari Murti Ahmadi
NIM                : 13388
Gol                  : C3
Asisten            : Aprillia Dwi K.
  Novelas Anandayu
  Maria Kissadona



LABORATORIUM HORTIKULTURA
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017


ACARA V
PEMELIHARAAN TANAMAN BUAH DALAM POT

I.     PENDAHULUAN
A.  Latar belakang
Pada umumnya masyarakat di perkotaan banyak menanam tanaman buah dalam pot dikarenakan keterbatasan lahan lingkungan perkotaan. Metode tabulampot ini bisa menguntungkan karena bisa memanen hasil tanaman dari pekarangan yang sempit tersebut dengan menatanya dalam pot. Untuk dapat menumbuhkan dan membuahkan tabulampot maka jenis tanaman buah yang ditanam dalam pot mempunyai ciri-ciri yaitu pertumbuhan tanaman relatif, berbuah sepanjang tahun,ukuran buah relatif kecil, dan letak buah umumnya di ranting. Kini tabulampot, di tengah semakin sempitnya lahan perkotaan, bukan hanya sebagai tanaman penghasil buah yang digemaari dan trendy, tetapi juga merupakan tanaman hias yang dapat memberikan keindahan, bahkan bisa menjadi karya seni yang bernilai tinggi.
Apabila media dan perawatannya baik, tanaman buah dalam pot mulai berbunga dan berbuah umur 1-2 tahun. Namun, panen cukup banyak terjadi mulai umur 3-4 tahun. Pemupukan perlu dilakukan untuk menyediakan hara atau memberi energi pada tanaman supaya tanaman tumbuh sehat, sempurna, cepat berbuah, jumlah buah lebat, dan tinggi mutunya. Upaya untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi srikaya, antara lain adalah dengan menerapkan perbaikan teknologi budidaya dan penanganan pascapanen yang memadai.
Budidaya tanaman buah dalam pot sama hal dengan tanaman buah di kebun atau tanah. Membutuhkan pemeliharaan sehingga perkembangan tanaman dapat baik. Pemeliharaan tanaman buah dapat pot dapat meliputi memupuk, menyiram, mengganti pot, menyiangi, mengendalikan hama dan penyakit dan lainnya. Oleh karena itu, pada praktikum ini akan dilakukan acara “ Pemeliharaan Tanaman Buah dalam Pot” untuk  mempelajari cara-cara memelihara tanaman buah dalam pot sehingga tanaman buah dapat berbunga dan berbuah.

B.  Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah
a.       Mengenal dan mempelajari cara-cara memelihara tanaman buah dalam pot.
b.      Mahasiswa dapat menumbuhkan dan memelihara tanaman buah dalam pot yang telah dewasa sehingga tanaman buah dapat berbunga dan berbuah.
II.  TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman buah adalah tanaman yang menghasilkan buah yang dimakan (konsumsi) dalam keadaan segar, baik sebagai buah meja atau bahan terolah dan secara umum tidak tahan disimpan lama. Buah merupakan produk tanaman hortikultura yang dikenal mudah rusak, sehingga diperlukan suatu teknologi untuk mempertahankan mutu buah (Syukri, 2008). Tabulampot adalah miniatur pohon buah yang memiliki media terbatas. Mengingat serba keterbatasan tersebut, terkadang pertumbuhannya lamban. Bahkan tak kunjung berbuah karena suplai hara dari medianya sangat kurang. Sebab itu, wajar kiranya jika tabulampot harus dipupuk, dirangsang atau diperlakukan apa saja agar bisa tumbuh normal dan berbuah sebagaimana pohon di lahan terbuka (Anonim, 2004).
Tanaman memiliki mekanisme kompleks untuk merasakan perubahan lingkungan dan merespon perkembangan untuk memaksimalkan produktivitas. Tanaman berkembang dari  meristem, kelompok sel induk yang terus-menerus menghasilkan organ baru di seluruh siklus hidup. Pertumbuhan tunas dimulai oleh meristem apikal yang memproduksi primordia daun, serta jaringan-jaringan batang. Meristem ketiak terdapat pada daun yang menempel pada batang. Untuk membentuk membentuk tunas lateral maka diperlukan pemangkasan supaya dominasi pucuk bisa menyebar ke tunas yang berada pada ketiak daun (Whipple et al., 2011).
Pemangkasan dapat menjaga keseimbangan antara pertumbuhan cabang dan buah. Jumlah cabang pada tanaman tomat akan berpengaruh terhadap mutu buah maupun mutu benih. Cabang tanaman yang sedikit dimungkinkan mutu buah dan benih meningkat. Asimilat yang terbentuk sepenuhnya dapat disimpan pada buah maupun biji dan menyebabkan buah maupun biji menjadi lebih besar, sehingga mutu buah maupun benih meningkat. Sebaliknya apabila jumlah cabang pada tanaman tomat banyak, maka asimilat banyak dipergunakan untuk pertumbuhan tunas tunas baru, sehingga asimilat yang tersimpan pada buah maupun biji berkurang dan selanjutnya rnenyebabkan asimilat yang disimpan pada buah dan biji lebih sedikit. Oleh karena asimilat yang disimpan pada buah sedikit, dapat mengakibatkan mutu buah maupun benih menurun (Lewis, 1990 dalam Wartapa et al., 2009).
Pemeliharaan tanaman buah lebih ditujukan untuk memeliharan kesehatan tanaman secara keseluruhan dengan melakukan pemangkasan bersamaan dengan pemberian pupuk, dan umumnya harus dilakukan pasca tanaman menyelesaikan periode berbuah, saat di mana energi tanaman terkuras habis untuk membesarkan buah, dimulai saat pentil buah terbentuk hingga buah masak fisiologis. Pemangkasan dilakukan dengan memangkas habis semua ujung-ujung ranting tempat keluarnya bunga/buah (contoh mudah adalah pada tanaman mangga, rambutan, dan kelengkeng). Pemangkasan ujung-ujung ranting akan merangsang keluarnya tunas-tunas baru yang jumlahnnya akan lebih banyak dari jumlah tunas sebagai ujung ranting. Selain itu akan memudahkan pemeliharaan dengan mempertahankan tinggi tanaman yang tetap pendek, tidak tinggi menjulang atau tumbuh terlalu melebar ke arah samping sehingga menhabiskan banyak tempat untuk menunjang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. Pangkas habis pula semua tunas air yang muncul serta membuang semua ranting kering yang mati. Ranting kering ini biasanya menjadi tempat yang menyenangkan bagi pertumbuhan beberapa jenis hama, khususnya hama penggerek batang (Dwidjoseputro, 1990).
Pemupukan bertujuan mengganti dan menyediakan bahan makanan bagi tanaman sekaligus memperbaki struktur dan produktivitas tanah. Dosis pupuk untuk tanaman srikaya di setiap daerah berbeda tergantung pada kandungan kimia dan hara tanah. Untuk mendapatkan hasil maksimum dari budi daya srikaya maka pemupukan harus dilakukan secara kontinu. Srikaya tidak mampu menyediakan sendiri bahan makanan untuk pertumbuhannya. Makanan untuk tanaman srikaya dapat disediakan dari air dan dari udara. Makanan yang berasal dari udara antara lain unsur hydrogen dan karbon, sedangkan yang diikat dari dalam tanah adalah unsur nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, sulfur, besi, mangan, seng, tembaga, boron, molibdenum, dan klor. Beberapa unsur pokok utama yang dibutuhkan adalah NPK tersebut. Dalam satu tahun dilakukkan enam kali pemupukan, yaitu empat kali di musim basah dan dua kali di musim kering. Pemupukan tersebut dilakukan dengan memberikan pupuk kandang satu kali, kemudian satu bulan kemudian dipupuk dengan pupuk NPK. Contoh pupuk NPK adalah 15%N, 15%P, dan 15%K (Lasarus, 2013).
Srikaya merupakan tumbuhan yang serbaguna, buahnya dapat dimakan dan merupakan sumber bahan pengobatan, serta produk industri. Kandungan alkaloid dari srikaya membuktikan dapat digunakan sebagai antioksidan. Kemudian biji srikaya adalah salah satu bagian tanaman srikaya yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi insektisida botanis. Tanaman ini mudah didapat dan banyak ditanam di kebun-kebun di Indonesia. Biji srikaya mengandung 42-45% lemak, annonain dan skuamosin (golongan asetogenin) serta bersifat racun kontak dan perut terhadap serangga (Wardhana et al., 2005).
III.   METODOLOGI
            Praktikum Pekarangan dan Budidaya Tanaman Buah Acara V yaitu “Pemeliharaan Tanaman Buah dalam Pot” dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 29 Maret 2017 di Laboratorium Hortikultura, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Bahan yang diperlukan dalam praktikum ini adalah tanaman pada acara 4, pupuk Urea, TSP, dan KCl atau pupuk mejemuk NPK (15:15:15), pupuk kendang, furadan dan byfolan. Sedangkan alat yang digunakan antara lain cetok, gembor dan alat – alat bercocok tanam lainnya.
      Cara kerja yang dilakukan adalah dibagi dua yaitu pemupukan tanaman buah dan pembongkaran atau penggantian pot. Pupuk diberikan pada tanaman buah dalam pot yang berumur 2 minggu setelah tanam. Pupuk yang diberikan berupa campuran urea, TSP dan KCL (2:1:1) 20 g tiap pot. Cara pemberian pupuk adalah pupuk diberikan di bawah tajuk mengelilingi tanaman dalam pot pada kedalaman 10-15 cm, kemudian disiram air bersih. Pemupukan diulangi lagi setelah satu bulan. Pengamatan meliputi jumlah cabang setiap 2 minggu sekali, tinggi tanaman setiap seminggu sekali, jumlah daun seminggu sekali, visual. Penggantian pot dilakukan dengan pot dibongkar, media dalam potr disiram dengan air secukupnya. Kemudian tanaman buah beserta media dan akar-akarnya dikeluarkan dari pot dengan cara dicabut bila tanaman buah mudah dicabut. Penggantian pot, disiapkan pot dengan ukuran yang lebih besar dari pot lama. Diisi dasar pot dengan kerikil atau pecahan batu bata setinggi ± 5 cm, kemudian pot diisi dengan media yang berupa tanah kebun dengan pupuk kandang (1:1) yang telah diberi furadan 10 gr atau disiram benlate (2 gr/l air). Campuran media tanam tersebut diisikan ke dalam pot sampai 1/3 bagian pot. Tanaman sebelum dimasukkan dalam pot baru sebagian disisi, kemudian tanaman beserta tanah dan akarnya dimasukkan ke dalam pot. Campuran media tanam dimasukkan ke dalam pot sampai pot tampak penuh (± 1 cm dari bibir pot), kemudian media dipadatkan pelan-pelan pada bagian pangkal batang tanaman. Siram tabulampot dengan air bersih hingga medianya cukup basah dan lembab. Setelah tanaman berumur 2 minggu setelah dipindah di dalam pot, baru diberikan pupuk susulan berupa campuran pupuk urea, TSP dan KCl (2:1:1) sebanyak 20 g setiap pot. Pengamatan visual dilakukan dengan pembandingan antara sebelum dengan sesudahnya diganti pot. Pengamatan dilakukan terhadap jumlah bunga dan buah (jika telah terbentuk). Penyiraman dilakukan setiap hari. Penyiraman dilakukan dengan gembor supaya air jatuhnya lembut. Oleh karena itu media tanam perlu digemburkan seperlunya setiap sebulan sekali. Pencegahan hama penyakit dapat dilakukan dengan penjagaan kebersihan tanaman dan lingkungan serta penggunaan bibit unggul.
IV.             HASIL PENGAMATAN

Tabel 1. Tinggi Tanaman Pemeliharaan Per-Komoditas
No.
Komoditas
Tinggi Tanaman (cm)
I
II
III
1
Srikaya
50
68.5
69.5
2
Manggis
50
50
50
3
Sawo 1
104
108
120
4
Jambu Biji
110
114
120
5
Sawo 2
108
119
121
6
Sawo 3
117
131
138
7
Nona
105
105
115
8
Duku
121
121
121

Tabel 2. Jumlah Daun Tanaman Pemeliharaan Per-Komoditas
No.
Komoditas
Jumlah Daun
I
II
III
1
Srikaya
22
24
22
2
Manggis
16
16
16
3
Sawo 1
52
86
93
4
Jambu Biji
127
124
61
5
Sawo 2
65
98
116
6
Sawo 3
54
75
103
7
Nona
132
132
60
8
Duku
30
30
24

Tabel 3. Jumlah Cabang Tanaman Pemeliharaan Pot Per-Komoditas
No.
Komoditas
Jumlah Cabang
I
II
III
1
Srikaya
1
1
1
2
Manggis
3
3
3
3
Sawo 1
1
3
5
4
Jambu Biji
5
15
15
5
Sawo 2
3
4
4
6
Sawo 3
3
3
3
7
Nona
2
2
2
8
Duku
0
0
0






V.      PEMBAHASAN
Apabila media dan perawatannya baik, tanaman buah dalam pot mulai berbunga dan berbuah umur 1-2 tahun. Namun, panen cukup banyak terjadi mulai umur 3-4 tahun. Pemupukan perlu dilakukan untuk menyediakan hara atau memberi energi pada tanaman supaya tanaman tumbuh sehat, sempurna, cepat berbuah, jumlah buah lebat, dan tinggi mutunya. Upaya untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi srikaya, antara lain adalah dengan menerapkan perbaikan teknologi budidaya dan penanganan pascapanen yang memadai.
Dalam budidaya tanaman buah dalam pot perlu teknik pemeliharaan agar tanaman buah dalan pot dapat cepat berbunga dan berbuah. Perlakuan yang dilaksanakan pada praktikum ini yaitu antara lain:
a.    Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap sore dan pagi hari. Tanaman yang kekurangan air akan kering dan tidak tumbuh normal, perkembangan bunga dan buah terganggu. Penyiraman dilakukan tidak berlebihan, apabila berlebihan dan menimbulkan genangan dapat memicu munculnya busuk akar.
b.    Pemupukan
Pemupukan dilakukan bersamaan dengan penanaman tanaman buah srikaya dalam pot. Hal ini bertujuan untuk menambah hara tanah dalam pot. Pupuk yang baik digunakan untuk tanaman buah dalam pot adalah pupuk organik misalnya pupuk kompos, pupuk kandang atau pupuk bokashi yang menggunakan teknologi mikroorganisme 4 (EM4) atau simbal. Pupuk organik memiliki keuntungan rasa buah akan berbeda yaitu lebih manis. Agar buah tidak mudah rontok menggunakan pupuk KCL sebanyak satu sendok teh atau sendok makan tergantung besar kecilnya pohon. Pupuk yang mengandung unsur nitrogen (N) dapat meningkatkan laju pertumbuhan tanaman budidaya, unsur P dalam pupuk dapat merangsang perakaran, bunga, dan buah sehingga tanaman dapat cepat berbuah. Unsur K dalam pupuk berguna untuk memperkokoh batang, mencegah kerontokan daun atau bunga, ketahanan terhadap penyakit atau hama.
c.    Pengawasan hama dan penyakit atau penyiangan gulma
Pengawasan terhadap hama dan penyakit penting dilakukan untuk mencegah serangan hama yang dapat menimbulkan kerugian atau kegagalan panen tanaman buah dalam pot. Pengawasan dapat dilakukan setiap hari atau seminggu sekali. Pengendalian hama dan penyakit apabila tanaman buah dalam pot telah terserang dapat menggunakan musuh alami atau perangkap yang menggunakan feromon. Penyiangan gulma dapat dilakukan agar gulma tidak menganggu pertumbuhan tanaman buah dalam pot.
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh setelah dilakukan pemeliharaan, tanaman srikaya dalam pot mulai menunjukkan perubahan positif. Dengan adanya pemeliharaan seperti penyiraman, penyiangan gulma dan pemupukan menjadikan tanah menjadi lebih subur dan pertumbuhan tanaman srikaya semakin  baik, dapat dilihat dari semakin bertambah jumlah cabang, daun serta tinggi tanaman. Hal ini menunjukkan hasil fotosintesis yang diedarkan oleh pembuluh floem tepat sasaran (source to sink). Karena tanaman srikaya adalah tanaman tahunan, sehingga belum bisa berbuah ataupun berbunga selama praktikum ini karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencapai fase generatifnya.
Dalam budidaya tanaman belimbing, biasanya petani melakukan pemeliharaan dengan cara antara lain:
1.    Penjarangan dan penyulaman
Penjarangan bertujuan untuk mencegah kematian srikaya agar tidak menghabiskan energinya untuk proses pembuahan. Penjarangan dilakukan bersamaan dengan proses pengguguran bunga, begitu gugur bunga selesai maka besoknya arus dilakukan penjarangan. Penyulaman dilakukan apabila tanaman terlihat mati ketika 1 bulan setelah tanam.
2.    Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk menghindari persaingan antara tanaman dan rumput di sekeliling selama pertumbuhan. Penyiangan dilakukan  ketika rumput di sekitar tanaman sudah mencapai tinggi 10 cm  dengan diameter 1 m dari pohon srikaya.
3.    Pemupukan
Jenis pupuk  yang digunakan antara lain pupuk kandang, kompos, pupuk hijau serta pupuk buatan. Setelah 3 bulan ditanam, srikaya membutuhkan pemupukan susulan NPK (15:15:15) 200 gr per pohon.
4.    Pengairan dan penyiraman
Srikaya membutuhkan banyak air pada pertumbuhannya. Bibit srikaya yang baru ditanam membutuhkan penyiraman satu kali sehari, setelah tanaman berumur satu bulan air tanaman dapat dikurangi sekitar 3 kali seminggu.
5.    Waktu penyemprotan pestisida
Untuk mendapatkan pertumbuhan bibit yang baik, setiap 2 minggu sekali bibit disemprot zat pengatur tumbuh Ationik dengan dosis 1 cc/liter air ditambah dengan Metalik dengan dosis 0,5 cc/liter air. Hal ini dilakukan untuk merangsang pertumbuhan tanaman agar lebih sempurna. Jenis insektisida yang digunakan adalah Basudin untuk pencegahan serangga
6.    Pemeliharaan khusus lain yaitu perontokan daun
Perontokan daun pada tanaman muda / bibit akan merangsang tumbuhnya cabang dan tunas baru, dengan demikian akan didapatkan banyak tunas / cabang dikemudian hari. Perontokan daun dilakukan dengan cara memotong daun dan disisakan sebagian tangkai daun. Sisa tangkai daun ini nantinya akan rontok dan akan tumbuh tunas yang merupakan cikal bakal tajuk baru. Selang 2 – 3 minggu, pada bekas daun yang dirontokkan akan keluar tunas baru berikut calon bunga.
Berdasarkan grafik tinggi tanaman di atas, didapatkan bahwa pertumbuhan tanaman memiliki laju yang positif, dimana tanaman belimbing menunjukkan pertambahan tinggi tanamannya dalam 3 minggu pengamatan. Hal ini menunjukkan bahwa pemindahan tanaman berjalan dengan benar sehingga absorbs air dan unsur hara dapat berjalanj dengan baik, sehingga proses metabolism tanaman berjalan dengan normal. Hal ini dikarenkan akar yang telah dipindah ke pot akan mencari unsur hara sehingga tanaman akan meresponnya dengan pertumbuhan yang lebih cepat. Hal tersebut diperlancar dengan pemberian pupuk yang akanakan memberikan hasil pertumbuhan lain seperti jumlah cabang dan jumlah daun. Hal ini berbeda dengan tanaman yang tanpa dipupuk karena pertumbuhan hanya sedikit dan tidak secepat dengan perlakuan dipupuk. Akar tanaman tanpa dipupuk akan mencari lebih jauh unsur hara sehingga akar akan memanjang. Dengan demikian, hasil tinggi tanaman ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa tanaman yang dipupuk akan memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang baik.
Berdasarkan histogram jumlah daun tanaman buah belimbing, terdapat penyimpangan jumlah daun yaitu terdapat penurunan dari minggu kedua menuju minggu ketiga. Hal ini dapat terjadi mungkin dikarenakan pemilihan bibit yang kurang bagus. Perubahan kenampakan tanaman baru terlihat pada pengamatan kedua dimana daun tanaman menguning dan layu. Secara perlakuan, tanaman diberi perlakuan perawatan yang sama, yaitu penyiraman dan pemupukan. Selain itu tidak diketahui ada beberapa hama dan penyakit.
Berdasarkan histogram jumlah cabang tabulampot, jumlah cabang yang diamati relative stagnan. Hal ini dikarenakan tanaman yang dipindahkan sudah relative besar danpertambahan cabang tanaman tahunan membutuhkan waktu yang relative lebih lama, sehingga seolah-olah tidak terjadi pertambahan jumlah cabang.


VI.   KESIMPULAN
1.      Pemeliharaan tanaman buah dapat berupa penyiraman, pemupukan, pemangkasan, penyiangan, dan pengendalian OPT.
2.      Tanaman yang dipangkas bermanfaat untuk membantu terbentuknya bunga dan buah serta pertumbuhan tunas lateral (cabang).
3.      Pemeliharaan seperti penyiraman, penyiangan gulma dan pemupukan menjadikan tanah menjadi lebih subur dan pertumbuhan tanaman srikaya semakin  baik, dapat dilihat dari semakin bertambah jumlah cabang, daun serta tinggi tanaman.
4.      Pemeliharaan khusus dari tanaman srikaya yaitu perontokkan daun yang bertujuan untuk memacu keluar tunas baru berikut calon bunga.



DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2004. Agar tabulampot seaduhai bonsai. Agrobis 595: 37.

Dwidjoseputro. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Lasarus. 2013. Penyiraman dan pemupukan tanaman srikaya. <http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/penyiraman-dan-pemupukan-tanaman-srikaya>.  Diakses 2 Mei 2017.

Syukri, A. B. 2008. Agroteknologi Tanaman Buah-buahan. USU press, Medan.

Wardhana, A.H., A. Husein dan J. Manurung. 2005. Efektifitas ekstrak biji srikaya (Annona squamosa L) dengan pelarut air, metanol dan heksan terhadap mortalitas larva caplak Boophilus microplus secara in vitro. JITV 10 : 134-142.

Wartapa, A.,Y. Effendi, dan Sukardi. 2009. Pengaturan jumlah cabang utama dan penjarangan buah terhadap hasil dan mutu benih tomat varietas Kaliurang (Lycopersicum esculentunt Mill.). Jumal Ilmu-iltnu Pertanian 5: 150-163.

Whipple, C.Y., T.H. Kebrom, A.L. Weber, F.Yang, D. Hall, R.Meeley, R.Schmidt, J.Doebley, T. P. Brutnell, and D. P. Jackson. 2011. Promotes apical dominance in maize and responds to shade signals in the grasses. Proceedings of the National Academy of Sciences 108: 506-512.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar