LAPORAN PRAKTIKUM
PEKARANGAN DAN BUDIDAYA
TANAMAN BUAH
ACARA IV
MENANAM BIBIT TANAMAN
BUAH DALAM POT

Disusun Oleh :
Nama :
Ari Murti Ahmadi
NIM :
13388
Gol :
C3
Asisten :
Aprillia Dwi K.
Novelas Anandayu
Maria Kissadona
LABORATORIUM HORTIKULTURA
DEPARTEMEN BUDIDAYA
PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
ACARA IV
MENANAM BIBIT TANAMAN
BUAH DALAM POT
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Pada
umumnya masyarakat di perkotaan banyak menanam tanaman buah dalam pot
dikarenakan keterbatasan lahan lingkungan perkotaan. Metode tabulampot ini bisa menguntungkan karena bisa memanen hasil tanaman dari pekarangan yang
sempit tersebut dengan menatanya dalam pot. Untuk dapat menumbuhkan dan membuahkan tabulampot
maka jenis tanaman buah yang ditanam dalam pot mempunyai ciri-ciri yaitu
pertumbuhan tanaman relatif, berbuah sepanjang tahun,ukuran buah relatif kecil,
dan letak buah umumnya di ranting.
Tanaman buah yang biasanya ditanam dalam pot adalah jeruk
(keprok, siam dan manis), mangga, belimbing, rambutan sampai ke nangka. Mereka
yang halaman rumahnya terbatas namun ingin punya banyak tanaman, mulai tertarik
untuk mengembangkan tanaman hias dan tanaman buah dalam pot. Tanaman-tanaman
tersebut akan melambung harganya apabila dijual dalam kondisi berbunga atau
berbuah. Keberhasilan dalam membuahkan tabulampot sangat ditentukan oleh
persiapan dalam pemilihan bibit. Bibit tanaman buah dapat diperoleh melalui
perbanyakan generatif maupun vegetatif.
Metode tabulampot menguntungkan masyarakat yang hidup di
daerah perkotaan yang cenderung memiliki lahan yang sempit. Pembudidayaan tanaman buah dalam pot sama hal dengan tanaman buah di kebun
atau tanah. Membutuhkan pemeliharaan sehingga perkembangan tanaman dapat baik. Oleh karena itu, pada praktikum ini akan dilakukan acara “Menanam Bibit Tanaman Buah dalam Pot” dengan tujuan
agar mengetahui cara penanaman tanaman buah dalam pot yang benar dan menumbuhkan tanaman buah
dalam pot yang dapat berbuah sepanjang musim.
B.
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini
sebagai berikut:
1.
Mengenal dan mempelajari
cara – cara menanam bibit tanaman buah dalam pot (tabulampot).
2.
Menumbuhkan bibit tanaman
buah dalam pot.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Tanaman buah
adalah tanaman yang menghasilkan buah yang dimakan (konsumsi) dalam keadaan
segar, baik sebagai buah meja atau bahan terolah dan secara umum tidak tahan
disimpan lama. Buah merupakan produk tanaman hortikultura yang dikenal mudah rusak, sehingga
diperlukan suatu teknologi untuk mempertahankan mutu buah (Syukri, 2008). Tabulampot
adalah miniatur pohon buah yang memiliki media terbatas. Mengingat serba
keterbatasan tersebut, terkadang pertumbuhannya lamban. Bahkan tak kunjung
berbuah karena suplai hara dari medianya sangat kurang. Sebab itu, wajar
kiranya jika tabulampot harus dipupuk, dirangsang atau diperlakukan apa saja
agar bisa tumbuh normal dan berbuah sebagaimana pohon di lahan terbuka (Anonim,
2004).
Srikaya
merupakan tumbuhan yang serbaguna, buahnya dapat dimakan dan merupakan sumber
bahan pengobatan, serta produk industri. Kandungan alkaloid dari srikaya
membuktikan dapat digunakan sebagai antioksidan. Kemudian biji srikaya adalah
salah satu bagian tanaman srikaya yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi
insektisida botanis. Tanaman ini mudah didapat dan banyak ditanam di
kebun-kebun di Indonesia. Biji srikaya mengandung 42-45% lemak, annonain dan
skuamosin (golongan asetogenin) serta bersifat racun kontak dan perut terhadap
serangga (Wardhana et al., 2005).
Dalam
budidaya tanaman buah-buahan dalam pot, kesuburan tanah bukan faktor pengendali
yang amat penting. Artinya kesuburan tanah dapat disesuaikan agar tanaman bisa
berbunga dan berbuah. Sebaliknya, lingkungan tumbuh yang berupa tinggi tempat,
kelembapan udara, suhu dan curah hujan merupakan faktor pengendali yang sangat
menentukan agar tanaman bisa berbunga dan berbuah (Redaksi Trubus, 2000).
Kesalahan
dalam menentukan jenis tanaman buah yang akan dibudidayakan dengan sistem
tabulampot merupakan salah satu penyebab kegagalan dalam proses pembungaan dan
pembuahannya. Apabila telah diketahui habitat dan sysrat tumbuh tanaman buah
tersebut, budidaya dengan sistem tabulampot harus dilakukan sesuai dengan
kebutuhan tanaman sehingga pertumbuhan dan perkembangannya optimal. Artinya,
bila kebutuhan tanaman buah tersebut belum sesuai, langkah terbaik yang harus
dilakukan adalah segera memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi tersebut. atau
bila lokasi penanamannya tidak cocok, segera dipindahkan ke lokasi yang sesuai
dengan habitat asalnya. Sebagai contoh, misalnya tabulampot yang menghendaki
sinar matahari penuh, bila ternyata penempatannya selama ini ditutupi naungan
harus segera dipindahkan ke tempat terbuka sehingga kebutuhannya akan sinar matahari
terpenuhi dengan baik (Endah, 2004).
Tanaman
memiliki mekanisme kompleks untuk merasakan perubahan lingkungan dan merespon
perkembangan untuk memaksimalkan produktivitas. Tanaman berkembang dari meristem, kelompok sel induk yang
terus-menerus menghasilkan organ baru di seluruh siklus hidup. Pertumbuhan
tunas dimulai oleh meristem apikal yang memproduksi primordia daun, serta
jaringan-jaringan batang. Meristem ketiak terdapat pada daun yang menempel pada
batang. Untuk membentuk membentuk tunas lateral maka diperlukan pemangkasan
supaya dominasi pucuk bisa menyebar ke tunas yang berada pada ketiak daun
(Whipple et al., 2011).
Pemangkasan
dapat menjaga keseimbangan antara pertumbuhan cabang dan buah. Jumlah cabang
pada tanaman tomat akan berpengaruh terhadap mutu buah maupun mutu benih.
Cabang tanaman yang sedikit dimungkinkan mutu buah dan benih meningkat.
Asimilat yang terbentuk sepenuhnya dapat disimpan pada buah maupun biji dan
menyebabkan buah maupun biji menjadi lebih besar, sehingga mutu buah maupun
benih meningkat. Sebaliknya apabila jumlah cabang pada tanaman tomat banyak,
maka asimilat banyak dipergunakan untuk pertumbuhan tunas tunas baru, sehingga
asimilat yang tersimpan pada buah maupun biji berkurang dan selanjutnya
rnenyebabkan asimilat yang disimpan pada buah dan biji lebih sedikit. Oleh
karena asimilat yang disimpan pada buah sedikit, dapat mengakibatkan mutu buah
maupun benih menurun (Lewis, 1990 dalam Wartapa et al., 2009).
Pemeliharaan
tanaman buah lebih ditujukan untuk memeliharan kesehatan tanaman secara
keseluruhan dengan melakukan pemangkasan bersamaan dengan pemberian pupuk, dan
umumnya harus dilakukan pasca tanaman menyelesaikan periode berbuah, saat di
mana energi tanaman terkuras habis untuk membesarkan buah, dimulai saat pentil
buah terbentuk hingga buah masak fisiologis. Pemangkasan dilakukan dengan
memangkas habis semua ujung-ujung ranting tempat keluarnya bunga/buah (contoh
mudah adalah pada tanaman mangga, rambutan, dan kelengkeng). Pemangkasan
ujung-ujung ranting akan merangsang keluarnya tunas-tunas baru yang jumlahnnya
akan lebih banyak dari jumlah tunas sebagai ujung ranting. Selain itu akan
memudahkan pemeliharaan dengan mempertahankan tinggi tanaman yang tetap pendek,
tidak tinggi menjulang atau tumbuh terlalu melebar ke arah samping sehingga
menhabiskan banyak tempat untuk menunjang pertumbuhan tanaman secara
keseluruhan. Pangkas habis pula semua tunas air yang muncul serta membuang
semua ranting kering yang mati. Ranting kering ini biasanya menjadi tempat yang
menyenangkan bagi pertumbuhan beberapa jenis hama, khususnya hama penggerek
batang (Dwidjoseputro, 1990).
Pemupukan
bertujuan mengganti dan menyediakan bahan makanan bagi tanaman sekaligus
memperbaki struktur dan produktivitas tanah. Dosis pupuk untuk tanaman srikaya
di setiap daerah berbeda tergantung pada kandungan kimia dan hara tanah. Untuk
mendapatkan hasil maksimum dari budi daya srikaya maka pemupukan harus
dilakukan secara kontinu. Srikaya tidak mampu menyediakan sendiri bahan makanan
untuk pertumbuhannya. Makanan untuk tanaman srikaya dapat disediakan dari air
dan dari udara. Makanan yang berasal dari udara antara lain unsur hydrogen dan
karbon, sedangkan yang diikat dari dalam tanah adalah unsur nitrogen, fosfor,
kalium, magnesium, sulfur, besi, mangan, seng, tembaga, boron, molibdenum, dan
klor. Beberapa unsur pokok utama yang dibutuhkan adalah NPK tersebut. Dalam
satu tahun dilakukkan enam kali pemupukan, yaitu empat kali di musim basah dan
dua kali di musim kering. Pemupukan tersebut dilakukan dengan memberikan pupuk
kandang satu kali, kemudian satu bulan kemudian dipupuk dengan pupuk NPK.
Contoh pupuk NPK adalah 15%N, 15%P, dan 15%K (Lasarus, 2013).
III.
METODOLOGI
Praktikum Budidaya Tanaman Buah
Acara IV yaitu “Menanam Bibit Tanaman Buah dalam Pot” dilaksanakan pada hari Selasa
tanggal 29 Maret 2017 di Laboratorium
Hortikultura, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta. Bahan yang diperlukan dalam praktikum ini adalah bibit
tanaman buah belimbing (Averrhoa
carambola), pot, furadan, tanah dan pupuk. Sedangkan
alat yang digunakan antara lain cerok, gembor dan alat – alat bercocok tanam
lainnya.
Cara kerja yang
dilakukan adalah sebagai berikut media tanam dibuat dari campuran tanah kebun :
pasir : pupuk kandang (1:1:1) atau (2:1:2), kemudian disiram dengan benlate dan
satu sendok NPK (15:15:15). Kemudian dilakukan pengisian ke dalam pot meliputi
dasar pot diisi dengan pecahan genting atau batu bata atau kerikil hingga
mencapai ketinggian ⅓ bagian pot (5 cm). Furadan ditaburkan pada media tanam
secukupnya, media tanam diisikan ke dalam pot sehingga mencapai ketinggian ½
tinggi pot. Bibit tanaman buah yang telah dilepaskan dari keranjang atau
kantong plastik beserta tanahnya diambil, dipotong sebagian akar yang
berlebihan. Kantung plastik dirobek dengan pisau tajam. Bibit ditanam di tengah
pot dengan posisi tegak. Media tanam diisikan hingga wadah tampak penuh (± 1 cm
dari bibir pot), kemudian padatkan pelan-pelan pada bagian pangkal batang
tanaman. Bila perlu supaya posisi bibit tetap tegak dan tidak goyah, diberi
pengapit di kanan kiri bibit. Setelah itu diberi perlakuan satu diberi pupuk
dan satunya tidak diberi pupuk. Kemudian tabulampot disiram dengan air hingga
medianya cukup casah dan lembab. Tabulampot diletakkan di tempat teduh selama
beberapa waktu hingga tampak segar. Setelah tabulampot tumbuh kuat dan bertunas
pindahkan ke tempat yang diinginkan. Bibit dipelihara dengan penyiraman secara
rutin. Penyiraman dilakukan dengan gembor sehingga air dapat jatuh secara
lembut. Bila sudah ada akar yang keluar melalui lubang pot, penyiraman bisa
segera dihentikan. Pengamatan dilakukan terhadap variabel pertumbuhan setiap
minggu sekali selama satu setengah sampai dua bulan.
IV.
HASIL
PENGAMATAN
Tabel 1. Tinggi Tanaman
Buah Dalam Pot Per-Komoditas
No.
|
Komoditas
|
Tinggi Tanaman (cm)
|
||
I
|
II
|
III
|
||
1
|
Srikaya
|
140
|
160
|
160
|
2
|
Jambu Biji
|
50
|
50
|
50
|
3
|
Belimbing
|
103
|
117
|
126
|
4
|
Jeruk Purut
|
155.25
|
162.25
|
162.25
|
5
|
Mangga
|
132.5
|
132.5
|
137.5
|
Tabel 2. Jumlah Daun Tanaman Buah
Dalam Pot Per-Komoditas
No.
|
Komoditas
|
Jumlah Daun
|
||
I
|
II
|
III
|
||
1
|
Srikaya
|
104
|
117
|
101
|
2
|
Jambu Biji
|
49
|
3
|
0
|
3
|
Belimbing
|
62.5
|
70
|
37
|
4
|
Jeruk Purut
|
205.5
|
205.5
|
205.5
|
5
|
Mangga
|
38.5
|
38.5
|
59
|
Tabel 3. Jumlah Cabang Tanaman Buah
Dalam Pot Per-Komoditas
No.
|
Komoditas
|
Jumlah Cabang
|
||
I
|
II
|
III
|
||
1
|
Srikaya
|
8
|
9
|
9
|
2
|
Jambu Biji
|
3
|
7
|
8
|
3
|
Belimbing
|
7.5
|
8
|
9
|
4
|
Jeruk Purut
|
28.5
|
28.5
|
28.5
|
5
|
Mangga
|
2
|
2
|
3.5
|
V. PEMBAHASAN
Tanaman Buah dalam Pot atau Tabulampot,
yaitu tanaman buah yang ditanam di dalam pot dan dapat menghasilkan buah. Tabulampot
adalah istilah yang baru sekitar sepuluh tahun terakhir muncul di masyarakat. Tanaman
buah yang lazim ditanam dalam pot adalah jeruk (keprok, siam dan manis),
mangga, belimbing, rambutan sampai ke nangka. Teknik ini mulai berkembang pada
tahun 80-an. Pada saat polybag belum ditemukan, petani penangkar bibit biasanya
memindahkan benih yang sudah disemai ke dalam keranjang agar tidak rusak
pada saat dibawa. Pada saat itu petani beberapa penangkar tanaman buah
seringkali mengalami kerugian ketika bibit tanaman buah yang ditangkarkan tidak
juga laku, sementara bibit semakin tumbuh besar. Agar bibit tanaman yang tak
laku tersebut tidak berkembang menjadi pohon, mereka memindahkan bibit tersebut
ke dalam pot atau drum bekas. Awalnya tidak ada yang istimewa dalam perawatan,
diluar dugaan ternyata tanaman menjadi cepat berbuah bahkan lebih sering dari
tanaman yang ditanam langsung di tanah. Hal yang kemudian terus dikembangkan
menjadi teknik tabulampot. Tabulampot yang menggunakan media pot sebagai
media tanam untuk buah-buahan ini merupakan solusi bagi mereka yang memiliki
lahan terbatas namun membutuhkan tanaman buah disekitar rumah mereka, baik
untuk memenuhi kebutuhan, psikologis, maupun kesehatan.
Budidaya tanaman buah dalam pot (tabulampot) banyak disukai
karena memiliki beberapa kelebihan / keuntungan terutama bagi penghobi tanaman
buah yang tinggal di daerah perkotaan, diantaranya :
a.
Pemanfaatan lahan atau halaman sempit.
b.
Mudah dipindah-pindah tanpa merusak tanaman.
c. Pertumbuhan
dan perkembangan tanaman tidak akan merusak bangunan di sekitarnya.
d. Sumber
gizi dan vitamin bagi keluarga.
e.
Berfungsi sebagai tanaman hias.
f.
Dapat diatur masa berbunga dan berbuah.
Merawat
tabulampot kadang membutuhkan seni tersendiri dan pemahaman lebih terhadap
jenis tanaman, karena masing-masing tanaman memiliki karakteristik berbeda.
Jadi perlakuannya juga berbeda.
Banyak jenis tanaman buah yang dapat dijadikan tabulampot, dalam memilih
dan memeliharanya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Jenis
bibit tanaman buah.
Banyak
jenis tanaman yang bisa dijadikan tabulampot antara lain anggur, belimbing, jambu biji, jambu air,
jeruk (keprok, nipis, manis, purut, siam dan sitrun), durian, kedondong,
mangga, rambutan dan sawo. Ada
dua cara mendapatkan bibit tanaman yaitu generatif (dari biji) dan vegetatif
(stek, cangkok, okulasi, sambung, kultur jaringan). Untuk tabulampot dipilih bibit
berasal dari pembiakan vegetatif karena cepat berbuah dan kualitas buah
terjamin. Ciri dari bibit cangkok biasanya batang pendek tetapi percabangannya
banyak. Ciri dari bibit okulasi adalah adanya bekas luka tempelan dan bekas
pangkasan pada batang utamanya. Ciri dari bibit sambung adalah adanya bekas
luka sambungan berbentuk V.
2. Agroklimat
(tanah dan iklim).
Tanah
(media tanam) secara umum adalah campuran tanah subur, pupuk kandang dan pasir
dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Sebagian tanaman memerlukan media tanam dengan
campuran yang salah satu bagiannya lebih banyak. Tanah yang dipakai adalah tanah subur dengan ciri berwarna hitam
gelap, fungsinya untuk tempat tumbuh dan berdiri kokohnya tanaman. Pupuk
kandang yang umum dipakai adalah kotoran sapi. Pakailah pupuk kandang yang
sudah masak, dengan ciri tidak basah, tidak panas dan remah (kalau digenggam
hancur). Fungsi pupuk kandang
adalah sebagai sumber makanan bagi tanaman dan sebagai pengikat air, agar media
tidak cepat kering. Pasir yang dipakai adalah pasir sungai dan disaring agar
besar butirannya rata. Fungsi pasir ini untuk mempermudah mengalirnya kelebihan
air dalam media tanam dan mengurangi mengerasnya media tanam. Fungsi pasir ini
dapat diganti dengan serbuk gergaji atau sekam padi, tetapi bahan ini cepat
lapuk, kelebihannya bobot yang ringan, memudahkan memindah tabulampot.
Faktor
iklim yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah suhu, kelembaban, curah
hujan dan banyaknya sinar matahari. Curah hujan dan sinar matahari dapat diatur
dengan pemberian naungan dan pengaturan penyiraman. Suhu dan kelembaban hanya
dapat diatur dengan penggunaan rumah kaca, tanpa rumah kaca berarti harus
menyesuaikan dengan kedua faktor tersebut. Suhu dan kelembaban udara sangat
tergantung pada ketinggian tempat dari permukaan laut. Dipilih tanam yang dapat
tumbuh dan berbunga pada iklim yang sesuai dengan daerah kita.
3. Pot.
Pot dipilih yang ringan agar mudah
memindah-mindahkannya, kuat agar tahan lama dan serasi dengan ukuran serta
bentuk tanamannya. Pot harus berlubang di dasarnya agar bisa membuang kelebihan
air siraman. Pot sebaiknya mempunyai kaki agar terlihat tetesan air buangan
untuk mengontrol kelancaran drainase dan mencegah tembusnya akar tanaman
langsung ke tanah.
4. Penanaman
Penanaman sangat menentukan dalam
pertumbuhan nantinya. Penanaman sebaiknya dilakukan pada saat suhu udara tidak
tinggi, yaitu pagi atau sore hari, sehingga tanaman gampang beradaptasi dengan
lingkungan barunya.
5. Perawatan atau pemeliharaan tanaman
Perawatan
atau pemeliharaan tanaman buah dalam
pot terdiri dari:
·
Penyiraman, dilakukan apabila media tanam mulai kering, 1 atau 2 kali sehari
tergantung suhu udara. Siramlah tanaman sampai terlihat air keluar pada lubang
drainase pot. Penggemburan dilakukan apabila media tanam sudah mulai mengeras.
Lakukan dengan hati-hati jangan sampai merusak akar.
·
Pemupukan, dilakukan untuk menambah kesuburan media tanam. Pupuk yang umum
dipakai adalah Urea (menyuburkan daun, mempercepat pertumbuhan), TSP
(mempercepat pertumbuhan akar, merangsang pembungaan) dan KCl (memperkokoh
batang, mencegah rontoknya bunga dan buah, memperkuat tanaman terhadap serangan
hama). Untuk lebih praktis, pakailah pupuk lengkap yang disemprotkan di daun
dengan cara pemakaian yang biasanya sudah tertera pada kemasan.
·
Pemangkasan, dilakukan untuk membentuk tajuk tanaman agar bagus dan
memperbanyak cabang dan ranting, sehingga memungkinkan jumlah bunga dan buah
lebih banyak. Pemangkasan juga untuk membuang cabang-cabang yang tidak
produktif atau cabang liar.
·
Pembungaan, dapat dirangsang dengan 2 cara yaitu memanipulasi lingkungan dan
menggunakan perangsang kimia. Memanipulasi lingkungan adalah mengkondisikan
lingkungannya seperti di alam dimana biasanya musim buah diawali dengan musim
kering dan disusul dengan musim hujan. Tanaman dikurangi penyiramannya seminimal
mungkin sampai beberapa hari, kemudian disiram bersamaan dengan pemberian pupuk
untuk merangsang keluarnya bunga. Merangsang pembungaan dengan bahan kimia
adalah penggunaan retardan (penghambat pertumbuhan vegetatif), sehingga
cadangan makanannya dipaksa untuk dijadikan bunga dan buah. Retardan yang
sering digunakan antara lain paklobutrazol.
·
Pengendalian hama dan penyakit tanaman ada 3
cara, yaitu fisik (dengan menggunakan alat, api atau tangan untuk mematikan
hama/penyakit tanaman), kimia (menggunakan obatkimia yang biasanya
disemprotkan) dan biologi (dengan menggunakan musuh/pemangsa alami dari
hama/penyakit). Untuk tanaman dalam pot, pengendalian hama/penyakit tanaman
lebih praktis dengan cara fisik.
6. Pergantian
media tanam dan pot
Pergantian
media tanam dan pot dilakukan apabila media tanam sudah sangat padat dengan
akar tanaman dan pertumbuhan tanaman sangat lambat. Pada saat pergantian media
tanam juga dilakukan pemangkasan akar, sehingga terbentuk rambut akar (ujung
akar) baru yang berfungsi menyerap unsur hara dalam media tanam. Bersamaan
dengan itu juga dilakukan pemangkasan tajuk/daun untuk mengimbangi pemangkasan
akarnya. Pergantian pot biasanya dilakukan bersamaan dengan pergantian media
tanam. Pergantian pot dilakukan untuk mengganti pot yang rusak atau mengganti
ukuran yang lebih besar, karena tanamannya bertambah besar.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, didapatkan grafik sebagai
berikut:

Gambar
1. Grafik tinggi tanaman tabulampot
Berdasarkan
grafik tinggi tanaman di atas, didapatkan bahwa pertumbuhan tanaman memiliki
laju yang positif, dimana tanaman
belimbing menunjukkan pertambahan tinggi tanamannya dalam 3 minggu pengamatan. Hal
ini menunjukkan bahwa pemindahan tanaman berjalan dengan
benar sehingga absorbs air dan unsur hara dapat berjalanj dengan baik, sehingga
proses metabolism tanaman berjalan dengan normal. Hal ini
dikarenkan akar yang telah dipindah ke pot akan mencari unsur hara sehingga
tanaman akan meresponnya dengan pertumbuhan yang lebih cepat. Hal tersebut diperlancar dengan pemberian pupuk yang
akanakan memberikan hasil pertumbuhan lain seperti jumlah
cabang dan jumlah daun. Hal ini berbeda dengan tanaman yang tanpa dipupuk karena
pertumbuhan hanya sedikit dan tidak secepat dengan perlakuan dipupuk. Akar
tanaman tanpa dipupuk akan mencari lebih jauh unsur hara sehingga akar akan
memanjang. Dengan demikian, hasil tinggi tanaman ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa tanaman yang dipupuk akan memiliki pertumbuhan dan
perkembangan yang baik.

Gambar
2. Histogram jumlah daun tabulampot
Berdasarkan
histogram jumlah daun tanaman buah belimbing,
terdapat penyimpangan jumlah daun yaitu terdapat
penurunan dari minggu kedua menuju minggu ketiga. Hal ini dapat terjadi mungkin dikarenakan pemilihan
bibit yang kurang bagus. Perubahan kenampakan tanaman baru terlihat pada
pengamatan kedua dimana daun tanaman menguning dan layu. Secara perlakuan,
tanaman diberi perlakuan perawatan yang sama, yaitu penyiraman dan pemupukan.
Selain itu tidak diketahui ada beberapa hama dan penyakit.

Gambar
3. Histogram jumlah cabang tabulampot
Berdasarkan
histogram jumlah cabang tabulampot,
jumlah cabang yang diamati relative stagnan. Hal ini
dikarenakan tanaman yang dipindahkan sudah relative besar danpertambahan cabang
tanaman tahunan membutuhkan waktu yang relative lebih lama, sehingga
seolah-olah tidak terjadi pertambahan jumlah cabang.
VI.
KESIMPULAN
1. Cara
menanam bibit tanaman buah dalam pot yaitu dengan memasukkan polibag ke dalam
pot yang telah diberi media yang sesuai.
2. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam menanam tanaman buah dalam pot antara lain jenis
bibit, agroklimat, pot, penanaman, pemeliharaan, dan pergantian media tanam dan
pot.
3. Pertumbuhan
bibit mengalami kemajuan dengan terbentuknya banyak cabang, bunga, dan buah
setelah dilakukan pindah tanam ke dalam pot dan diberi pupuk.
4. Hasil
pemberian pupuk berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam
tabulampot.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2004. Agar
tabulampot seaduhai bonsai. Agrobis 595: 37.
Dwidjoseputro.
1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Endah, J. 2004.
Membuat Tabulampot Rajin Berbuah. PT Agromedia Pustaka, Tangerang.
Lasarus. 2013.
Penyiraman dan pemupukan tanaman srikaya. <http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/penyiraman-dan-pemupukan-tanaman-srikaya>.
Diakses 2 Mei 2017.
Redaksi Trubus.
2000. Kunci Membuahkan Tabulampot. Penerbit Swadaya, Jakarta.
Syukri, A. B.
2008. Agroteknologi Tanaman Buah-buahan. USU press, Medan.
Wardhana, A.H., A.
Husein dan J. Manurung. 2005. Efektifitas ekstrak biji srikaya (Annona squamosa L) dengan pelarut air, metanol
dan heksan terhadap mortalitas larva caplak Boophilus
microplus secara in vitro. JITV 10 : 134-142.
Wartapa, A.,Y.
Effendi, dan Sukardi. 2009. Pengaturan jumlah cabang utama dan penjarangan buah
terhadap hasil dan mutu benih tomat varietas Kaliurang (Lycopersicum esculentunt Mill.). Jumal Ilmu-iltnu Pertanian 5:
150-163.
Whipple, C.Y.,
T.H. Kebrom, A.L. Weber, F.Yang, D. Hall, R.Meeley, R.Schmidt, J.Doebley, T. P.
Brutnell, and D. P. Jackson. 2011. Promotes apical dominance in maize and
responds to shade signals in the grasses. Proceedings of the National Academy
of Sciences 108: 506-512.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar